Pre ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. W DENGAN Asuhan Keperawatan Pada An. W Dengan Open Fraktur Radius Ulna 1/3 Distal Sinistra Di RSO Prof. Dr. R Soeharso Surakarta.

Asuhan Keperawatan Pada An. W Dengan Open Fraktur Radius Ulna 13 Distal Sinistra Di RSO Prof. DR. R Soeharso Surakarta Amalia Fauziah 5 adanya tumor, oedema, krepitasi patahretak tulang. Auskultasi, adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan melalui pendengaran. Biasanya menggunakan alat yang disebut dengan stetoskop. Hal- hal yang didengarkan adalah : bunyi jantung, suara nafas, dan bising usus. Perkusi, adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan mengetuk bagian tubuh menggunakan tangan atau alat bantu untuk mengetahui reflek seseorang. Pemeriksaan Penunjang, sebuah proses dari seorang ahli medis memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit. Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang akan membantu dalam penegakkan diagnosis dan perencanaan perawatan pasien. ANALISA DATA Dalam penelitian ini peneliti menganalisa data dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, dan pengamatan, maka langkah berikutnya adalah mengadakan reduksi data dari hasil pengakajian yang kemudian akan dibandingkan antara teori dengan kenyataan yang ada pada asuhan keperawatan pada An. W dengan Open Fraktur Radius Ulna 13 Distal Sinistra RS Orthopedi Prof. DR. Soeharso Surakarta. Keabsahan Data Penulis mengamati dengan melakukan pengamatan yang diteliti, rinci dan terus menerus selama proses pengkajian berlangsung yang diikuti dengan kegiatan wawancara secara intensif terhadap tim medis, subjek klien agar data yang dihasilkan valid. Dengan penggunaan metode pengambilan data seperti diatas, penulis berkeyakinan data yang diperoleh merupakan data yang valid dan bisa dipertanggungjawabkan. Karena pengambilan data dilakukan dengan cara inspeksi pemeriksaan langsung dan melakukan studi dokumentasi keperawatan yang telah disahkan dari pihak Rumah Sakit. HASIL PENELITIAN Pengkajian dilakukan pada tanggal 17 Juli 2012 jam 15.45 WIB diperoleh data : Identitas pasien. NamaInisial : An. W; Umur : 13 tahun; Agama : Islam; Alamat : Semanggi, Ps. Kliwon, Surakarta; Pekerjaan : Pelajar dan Nomor Rekam Medik 22.05.04; Penanggung jawab : Tn.J; Umur : 49 tahun Ayah; Agama : Islam . Riwayat kesehatan pasien. Keluhan utama : Nyeri tangan kiri; Riwayat penyakit dahulu : Klien tidak mempunyai riwayat jatuhkecelakaan sebelumnya, klien baru mengalami patah tulang pertama kali. Klien tidak memiliki riwayat DM, asma dan penyakit menular; Riwayat penyakit sekarang : tanggal 17 Juli 2012 jam 09.30 klien di bawa ke Instalasi Gawat Darurat RSO Prof. DR. R Soeharso Surakarta dengan keluhan nyeri pada tangan kiri setelah terjatuh saat bermain sepak bola di sekolahnya, kemudian oleh guru klien di bawa ke RS. Sejak itu klien mengeluh nyeri pada tangan kiri yang terasa semakin nyeri apalagi kalau digerakkan, klien juga mengeluh terdapat luka pada tangannya. Guru sekolah klien lalu membawa klien ke RSO Prof. Dr. R Soeharso Surakarta kemudian klien dinyatakan mengalami patah tulang terbuka pada tangan kirinya dan harus dioperasi.

A. Pre

Operasi Pengkajian pre operasi di dapatkan hasil, Keadaan umum : baik, Tanda-tanda vital: TD: 130100 mmHg; RR: 20 xmenit; N: 102 xmenit; S: 36,5 0C. Klien tiba di ruang persiapan operasi pukul 15.45 WIB, kemudian perawat mengganti baju klien dengan baju operasi dan memakaikan topi operasi. Perawat memberikan injeksi cefazolin 1 gram per drip RL 20 tpm. Klien terlihat tegang dan gelisah, klien bertanya kira- kira operasi akan berlangsung berapa lama. Klien juga bertanya apa nanti akan di bius total. Klien mengatakan tangan kiri terasa nyeri apalagi kalau digerakkan P: nyeri gerak, Q: seperti tertusuk-tusuk, R: tangan kiri, S: 8, T: terus menerus. Kondisi tangan kiri terpasang balut, klien berhati-hati dan membatasi pergerakan tangan kirinya. Asuhan Keperawatan Pada An. W Dengan Open Fraktur Radius Ulna 13 Distal Sinistra Di RSO Prof. DR. R Soeharso Surakarta Amalia Fauziah 6 Setelah infus RL+cefazolin 1 gram habis kemudian perawat mengganti infus klien dengan venofundin 500ml. Pada pukul 16.10 WIB klien dipindahkan ke bed untuk dibawa ke kamar operasi. Ekspresi klien meringis kesakitan pada saat bergeser ke bed yang lain. Diagnosa Keperawatan 1. Ansietas cemas berhubungan dengan prosedur pembedahan. 2. Nyeri akut berhubungan dengan fraktur tulang, kerusakan jaringan lunak. Intervensi Keperawatan Tujuan diagnosa keperawatan yang ke-1 diharapkan adalah klien mampu mengontrol cemas dan mempunyai mekanisme koping yang positif setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x30 menit dengan kriteria hasil, klien mengidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukkan tehnik untuk mengontrol cemas, klien mengatakan lebih tenang, ekspresi klien tenang dan rileks, vital sign dalam batas normal TD: 110-12070-80mmHg, N: 60- 100 xmenit, RR: 16-22xmenit, S: 36- 37,5 0C dan postur tubuh, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan berkurangnya kecemasan. Rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan adalah kaji penyebab dan tingkat kecemasan klien, berikan support system dan motivasi klien, berikan lingkungan yang nyaman, ukur TTV, jelaskan prosedur dan tindakan dengan singkat dan jelas, dan ajarkan teknik relaksasi progresif atau nafas dalam. Tujuan diagnosa keperawatan yang ke-2 diharapkan adalah setelah diberikan asuhan keperawatan selama 1x30 menit, nyeri berkurang dengan kriteria hasil klien mengatakan nyeri berkurang, skala nyeri menurun menjadi rentang 4-6, klien lebih tenang, ekspresi klien lebih rileks, tanda-tanda vital dalam rentang normal: TD: 110-12070-80 mmHg, RR: 16-22 xmenit, N: 60-100 xmenit, S: 36-37,5 0C. Rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan adalah lakukan pendekatan pada klien dan ajak bercakap-cakap, kaji lokasi, intensitas, frekuensi dan tipe nyeri, observasi tanda-tanda vital, immobilisasi bagian yang sakit, ajarkan relaksasi nafas dalam, dan kolaboratif pemberian analgetik. Implementasi Keperawatan Implementasi keperawatan dilakukan jam 15.45 WIB, memberikan tindakan mengkaji penyebab dan tingkat kecemasan klien diagnosa 1. Respon klien, klien bertanya kira-kira operasi berlangsung berapa lama. Klien mengatakan baru pertama kali menjalani operasi, dan klien mengatakan takut akan menjalani operasi. Klien pucat, tegang dan sering melihat lingkungan sekitar. Pada jam 15.47 WIB, menjaga ketenangan ruangan diagnosa 1. Respon, ruangan tenang tidak ada kegaduhan. Pada jam 15.50 WIB, menjelaskan prosedur tindakan dengan singkat dan jelas dan mengajak klien bercakap–cakap tentang kota asal klien, awal sakit, keluarga yang mengantar menemani klien di RS, jumlah keluarga klien, dan memberikan support system motivasi klien diagnosa 2. Respon klien, klien mengatakan klien berasal dari Semanggi, Ps. Kliwon, Surakarta, klien mengatakan ± jam 09.00 klien terjatuh di sekolah saat bermain sepak bola, sejak itu klien mengeluh nyeri pada tangan kiri yang terasa semakin nyeri apalagi kalau digerakkan, klien mengatakan ke RS bersama gurunya dan kemudian kelurganya menyusul, klien kooperatif, klien mampu bercerita dan ekspresi rileks. Pada jam 15.53 WIB mengkaji lokasi, intensitas, frekuensi dan tipe nyeri diagnosa 2. Respon klien, klien mengatakan tangan kiri terasa nyeri apalagi kalau digerakkan P: nyeri gerak, Q: seperti tertusuk-tusuk, R: tangan kiri, S: 8, T: terus menerus, klien meringis kesakitan saat menggerakkan kaki kirinya. Pada jam 15.55 WIB, mengajarkan relaksasi nafas dalam. Respon klien, klien kooperatif mempraktekan relaksasi nafas dalam. Pada jam 15.57 WIB, berkolaboratif dalam pemberian cefazolin 1 gr diagnosa 2. Respon, Cefazolin 1 gram masuk per drip RL 20 tpm. Asuhan Keperawatan Pada An. W Dengan Open Fraktur Radius Ulna 13 Distal Sinistra Di RSO Prof. DR. R Soeharso Surakarta Amalia Fauziah 7 Evaluasi Keperawatan Evaluasi dilakukan pada hari itu juga jam 15.58 WIB dengan diperoleh data subyektif diagnosa 1: klien mengatakan cemas berkurang dan siap untuk operasi, klien mengatakan sudah lebih tenang. Data obyektif diagnosa 1: klien kooperatif mempraktekan relaksasi nafas dalam, ruangan tenang tidak ada kegaduhan, ekspresi klien lebih tenang dan rileks. Untuk perawat, berdasarkan hasil evaluasi yang diperoleh di atas, implementasi terhadap diagnosa 1 yang telah dilakukan sudah memberikan pengaruh terhadap kecemasan klien. Masalah teratasi, dan intervensi di pertahankan: ajurkan klien melakukan tehnik relaksasi bila cemas muncul, menganjurkan klien selalu berdoa menurut agamanya. Hasil evaluasi diagnosa 2 pada jam 15.59 WIB diperoleh data subyektif: klien mengatakan tangan kiri terasa nyeri kalau digerakkan. Saat ini nyeri berkurang kalau tidak digerakkan P: nyeri gerak, Q: seperti tertusuk-tusuk, R: tangan kiri, S: 6, T: intermitten, klien mengatakan klien berasal dari Semanggi, Ps. Kliwon, Surakarta, klien mengatakan di bawa ke RS karena terjatuh di sekolah saat bermain sepak bola. Sejak itu klien mengeluh nyeri pada tangan kiri yang terasa semakin nyeri apalagi kalau digerakkan, klien mengatakan ke RS bersama gurunya. Sedangkan untuk data obyektif: klien mampu bercerita, ekspresi klien lebih rileks tenang, Cefazolin 1 gram masuk per drip RL 20 tpm, klien kooperatif untuk immobilisasi bagian yang sakit, klien kooperatif mempraktekan relaksasi nafas dalam, tanda-tanda vital hasilnya: TD: 130100 mmHg, RR: 20 xmenit, N: 102 xmenit, dan S: 36,5 0C,. Untuk perawat, berdasarkan hasil evaluasi yang diperoleh di atas, implementasi terhadap diagnosa 2 yang telah dilakukan sudah memberikan pengaruh terhadap nyeri klien. Masalah teratasi sebagian, dan intervensi dilanjutkan dengan memberikan intervensi: ukur TTV setiap 15 menit dan berikan analgetik ketorolac 30 mg8 jam.

B. Intra Operasi