Asuhan Keperawatan Pada An. D dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Oksigenisasi Di Lingkungan IX Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas
Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi
pada An.D dengan Infeksi Saluran Pernafasan Atas
(ISPA) di lingkungan VII Kelurahan Harjosari
II Kec. Medan amplas
Karya Tulis Ilmiah (KTI)
Disusun dalam Rangka Menyelesaikan
Program Studi DIII Keperawatan
OLEH
DODI HARDIAN
122500061
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWAT UNIVERSITAS
SUMATERA UTARA
2015
(2)
(3)
(4)
(5)
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala Puji bagi Allah SWT Rabb semesta alam, yang Maha Menciptakan, Menghidupkan dan Mematikan, yang Rahmat-Nya meliputi langit dan bumi, dunia dan akhirat dan kepada-Nyalah semua akan kembali. Shalawat serta salam mudah-mudahan terlimpah kepada Nabiullah Muhammad SAW, yang membawa umat manusia dari alam gelap gulita ke alam yang terang benderang.
Tak lupa pula penulis mensyukuri segala Rahmat dan Karunia yang telah dilimpahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul ”Asuhan Keperawatan Pada An. D dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Oksigenisasi Di Lingkungan IX Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas”.
Karya Tulis Ilmiah ini disusun dalam rangka menyelesaikan pendidikan Diploma III Keperawatan pada Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak menghadapi hambatan, tetapi berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Untuk itu perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat. 1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan USU,
yang telah menyediakan sarana dan prasarana selama pendidikan di Fakultas Keperawatan USU .
2. Ibu Nur Afi Darti, SKp, M.Kep selaku ketua prodi yang telah banyak membantu kami selama pendidikan diploma baik yang tampak maupun yang tidak kami ketahui, terimakasih banyak bu.
3. Ibu Farida Linda Sari Siregar,S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku dosen pembimbing yang begitu banyak memberikan sumbangsih pemikiran, saran, nasehat dan dengan penuh kesabaran dan ketelatenan selama proses bimbingan di dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Bapak Mula Tarigan SKp.,M.Kes selaku dosen penguji yang begitu banyak memberikan masukan dan saran demi kelengkapan Karya Tulis Ilmiah ini. 5. Bapak & Ibu Dosen beserta Staf Pengajar fakultas keperawatan USU yang
(6)
iv
pendidikan di Fakutas Keperawatan USU.
6. Spesial buat ayahanda Kadi dan ibunda tercinta Nurmi dan saudara- saudaraku tersayang, serta semua keluarga yang tidak sempat dituliskan namanya dalamlembaran ini terimakasih banyak telah memberikan do’a, support, kasih sayang serta dukungan moril yang tak terhitung nilainya sehingga penulis dapat menyelesaikan studinya.
Semoga tuhan yang Maha Esa memberikan balasan yang setimpal atas segala bantuan yang diberikan. Akhir kata penulis berharap semoga Karya Tulis ini dapat bermanfaat bagi masyarakat umumnya dan tenaga keperawatan khususnya dalam memberikan Asuhan Keperawatan. Akhirnya penulis memohon kepada Allah SWT semoga apa yang telah diperbuat bernilai ibadah disisi-Nya.
Medan, Juli 2015
(7)
v DAFTAR ISI
Halaman Pernyataan Orisinalitas ... i
Lembar Pengesahan ... ii
Kata Pengantar ... iii
Daftar Isi ... v
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Tujuan ... 2
C. Manfaat ... 3
BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Oksigenasi 1. Pengkajian ... 4
2. Analisa Data ... 7
3. Rumusan Masalah ... 8
4. Perencanaan... 8
B. Asuhan Keperawatan Kasus 1. Pengkajian ... 11
2. Analisa data ... 23
3. Rumusan masalah ... 25
4. Diagnosa keperawatan ... 25
5. Perencanaan... 26
6. Implementasi ... 32
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 39
B. Saran ... 40
(8)
(9)
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan
untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh mempertahankan hidup dan aktivitas
berbagai organ atau sel. Sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan oksigenasi
yaitu saluran pernapasan bagian atas, bagian bawah dan paru (Hidayat, 2006).
Infeksi saluran napas akut (ISPA) merupakan penyebab terpenting morbiditas dan
mortalitas pada anak. Kelompok usia 6-23 bulan adalah kelompok umur paling
rentan untuk mengalami ISPA (Wantania, 2008).
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit saluran
pernapasan yang bersifat akut dengan berbagai macam gejala. Penyakit ini
disebabkan oleh berbagai sebab seperti virus, bakteri, dan jamur. Tanda dan gejala
diantaranya adalah sakit tenggorok, batuk, alergi, dan diare (Widoyono, 2011).
Oksigen (02) merupakan salah satu komponen gas dan unsur vital dalam
proses metabolisme, untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel
tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup udara ruangan
dalam setiap kali bernafas. Penyampaian O2 ke jaringan tubuh ditentukan oleh
interaksi sistem Respirasi, kardiovaskuler dan keadaan hematologis (Harahap,
2004).
Kebutuhan dasar manusia menurut Maslow dibagi menjadi lima tingkatan,
diantaranya adalah kebutuhan fisiologis, keselamatan dan keamanan, cinta dan
rasa memiliki, harga diri, dan aktualisasi diri. Dari kelima tingkatan tersebut
(10)
2
satu kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi adalah kebutuhan oksigenasi
(Potter dan Perry, 2007).
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dikenal sebagai salah satu
penyebab kematian utama pada bayi dan anak balita di negara berkembang. ISPA
menyebabkan empat dari 15 juta kematian pada anak berusia di bawah lima tahun
pada setiap tahunnya, sebanyak dua per tiga kematian tersebut adalah bayi.
Hampir empat juta orang meninggal akibat ISPA setiap tahun, 98% nya
disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan bawah. Tingkat mortalitas akibat ISPA
pada bayi, anak dan orang lanjut usia tergolong tinggi terutama di negara-negara
dengan pendapatan per kapita rendah dan menengah (WHO, 2007).
Berdasarkan data yang diperoleh pada bulan maret sampai April 2015 di
Lingkungan VII Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas diperoleh
bahwa sebanyak 66 % (20 orang) anak menderita penyakit ISPA atau batuk pilek
(Data Kelompok Komunitas, 2015).
Berdasarkan kasus latar belakang di atas penulis tertarik untuk menyusun
Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan
Oksigenasi Pada An. D dengan Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA)
Kelurahan Harjosari II”.
B. Tujuan
Tujuan umum
Memaham konsep asuhan keperawatan anak dengan masalah Infeksi
Saluran Pernafasan Atas (ISPA).
(11)
3
1. Melaksanakan tentang pengkajian keperawatan anak dengan masalah
Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA)
2. Melaksanakan asuhan keperawatan anak dengan masalah Oksigenisasi:
Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA)
C. Manfaat
Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:
1. Bagi kegiatan belajar mengajar
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber kepustaan bagi
pendidikan untuk dapat berkontribusi dalam pengembangan ilmu
pengetahuan khususnya Oksigenisasi: Infeksi Saluran Pernafasan Atas
(ISPA).
2. Bagi praktik keperawatan
Membantu meningkatkan kesehatan pada anak dalam upaya
pencegahan dan perawatan khususnya oksigenisasi : Infeksi Saluran
Pernafasan Atas (ISPA).
3. Bagi kebutuhan klien
Membantu meningkatkan kesehatan anak dalam upaya pencegahan
dan perawatan Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA).
4. Bagi keluarga dan masyarakat
Menjadi pedoman bagi keluarga untuk mengatasi gangguan
(12)
4 BAB II
PENGELOLAAN KASUS
A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan
Dasar Oksigenasi
1. Pengkajian
Menurut Potter dan Perry (2005), pengkajian keperawatan tentang fungsi kardiopulmonar klien harus mencakup data yang dikumpulkan dari sumber-sumber berikut:
a. Riwayat keperawatan fungsi kardiopulmonal norma klien dan fungsi kardiopulmonal saat ini, kerusakan fungsi sirkulasi dan fungsi pernapasan pada masa lalu, serta tindakan klien yang digunakan untuk mengoptimalkan oksigenasi.
b. Pemeriksaan fisik status kardiopulmonal klien, termasuk inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi.
c. Peninjauan kembali hasil pemeriksaan laboratorium dan hasil pemeriksaan diagnostik, termasuk hitung darah lengkap, elektrokardiogram (EKG), dan pemeriksaan fungsi pulmonary, sputum, dan oksigenasi, seperti arteri gas darah (AGD) atau oksimetri nadi.
A. Riwayat Kesehatan
Menurut Potter dan Perry (2005), riwayat keperawatan harus berfokus pada kemampuan klien dalam memenuhi kebutuhan oksigen. Riwayat keperawatan untuk mengkaji fungsi jantung meliputi:
a. Keletihan
Keletihan merupakan sensasi subjektif, yaitu klien melaporkan bahwa ia kehilangan daya tahan.
b. Dispenia
Dispenia merupakan tanda klinis hipoksia dan termanifestasi dengan sesak napas.
(13)
5
c. Batuk
Batuk merupakan pengeluaran udara dari paru-paru yang tibat-tiba dan dapat di dengar.
d. Mengi
Mengi ditandai dengan bunyi music yang bernada tinggi, yang disebabkan gerakan udara berkecepatan tinggi.
e. Nyeri
Nyeri dada perlu dievaluasi dengan seksama dengan memperhatikan lokasi, durasi, radiasi, dan frekuensi nyeri.
f. Pemaparan geografi atau pemaparan lingkungan
Pemaparan lingkungan pada banyak substansi yang di inhalasi sangat erat kaitannya dengan penyakit pernapasan.
g. Infeksi pernapasan
Riwayat keperawatan harus berisi informasi tentang frekuensi dan durasi infeksi saluran pernapasan.
h. Faktor resiko
Perawat juga harus memeriksa faktor resiko lingkungan dan faktor resiko keluarga, seperti riwayat keluarga dengan kanker paru atau penyakit kardiovaskuler.
i. Obat-oabatan
Komponen terakhir riwayat keperawatan harus memuat uraian obat-obatan yang klien pergunakan.
B. Pemeriksaan Fisik
Menurut Potter dan Perry (2005), pemeriksaan fisik dilakukan untuk mengkaji tingkat oksigenisasi jaringan klien yang meliputi evaluasi keseluruhan system kardiopulmonar.
(14)
6
Tabel 1. Inspeksi Status Kardiopulmonar Kelainan Penyebab
Mata
Xantelasma (lesi lipid kuning di kelopak mata)
Arkus kornea (cincin buram agak keputihan disekeliling sambungan kornea dan sclera) Konjungtiva pucat
Konjungtiva pada sianosis Terdapat petekia di konjungtiva
Mulut dan Bibir
Membran mukosa yang sianosis Bernapas dengan mulut
Vena di leher
Distensi Hidung Pernapasan hidung Dada Retraksi Tidak simetris Kulit Sianosis perifer Sianosis pusat
Turgor kulit yang berkurang
Edema ependen
Hiperlipidemia
Hiperlipidemia pada dewasa muda dan dewasa pertengahan, merupakan temuan normal pada lansia yang mengalami arkus senilius
Anemia Hipoksemia
Embolus lemak atau endokarditis akibat bakteri
Penurunan oksigenasi
Dikaitkan dengan penyakit paru kronik
Dikaitkan dengan gagal jantung kanan
Megap-megap (air hunger), dispenia
Peningkatan kerja pernapasan, dispenia
Cedera dinding dada
(15)
7
Edema periobital
Ujung Jari dan Bantalan Kuku
Sianosis
Hemoragi pada tulang metacarpal (seplinter
hemorrhages)
Jari tabuh (clubbing)
aliran darah Hipoksemia
Dehidrasi (temuan normal pada lansia sebagai akibat penurunan elastisitas kulit)
Dikaitkan dengan gagal jantung kiri dan gagal jantung kanan
Dikaitkan dengan penyakit ginjal
Penurunan curah jantung atau hipoksia
Endokarditis akibat bakteri
Hipoksemia kronik
C.Pemeriksaan Diagnostik
Menurut Potter dan Perry (2005), pemeriksaan untuk menentukan keadekuatan system konduksi jantung, yaitu:
a. Elektrokardiogram (EKG) b. Monitor Holter
c. Pemeriksaan stress latihan d. Pemeriksaan Elektrofisiologis e. Ekokardiografi
f. Skintigrafi
g. Katerisasi jantung dan angiografi
2. Analisa Data
Berdasarkan pengkajian yang didapatkan, kemungkinan data yang ditemukan dalam kebutuhan nyeri dikelompokkan menjadi data subjektif dan data objektif.
Menurut Wilkinson dan Ahern (2011), batasan karakteristik dalam data subjektif pada kebutuhan dasar ketidakefektifan pola napas seperti
(16)
8
dispnea, dan napas pendek. Selain data subjektif, batasan karakteristik data juga ditemukan dalam data objektif seperti perubahan ekskursi dada, mengambil posisi tiga titik tumpul (tripoid), bradipnea, penurunan tekanan inspirasi-ekspirasi, penurunan ventilasi semenit, penurunan kapasitas vital, napas cuping hidung, dan kecepatan respirasi.
Menurut Wilkinson dan Ahern (2011), batasan karakteristik dalam data subjektif pada kebutuhan dasar ketidakefektifan pembersihan jalan napas seperti dispnea. Selain data subjektif, batasan karakteristik data juga ditemukan dalam data objektif seperti suara napas tambahan, perubahan pada irama dan frekuensi pernapasan, batuk tidak ada atau tidak efektif, sianosis, kesulitan untuk berbicaran penurunan suara napas, gelisah, dan sputum berlebihan.
3. Rumusan Masalah
Berdasarkan pengkajian dan analisa data yang didapat, ditemukan alternatif diagnosa yang disarankan antara lain ( Wilkinson dan Ahern, 2011):
a. Ketidak efektifan jalan nafas
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh c. Peningkatan suhu tubuh (hipertermi)
4. Perencanaan
NIC Ketidak efektifan jalan nafas
• Auskultasi suara nafas setelah perawatan untuk mencatat hasil
• Auskultasi suara pernafasan, catat area yang mengalami penurunan ventilasi dan adanya suara tambahan
• Monitor kemampuan pasien untuk batuk dengan efektif
• Catat karakteristik, dan durasi batuk
• Monitor adanya dispnea dan kejadian yang meningkatkan dan memperburuk keadaan pasien
• Kaji dispenea, takipnea dan Bunyi pernapasan abnormal
• Kaji ulang Fungsi pernapasan : bunyi napas, kecepatan, irama, kedalaman
(17)
9
• Berikan pasien posisi semi fowler atau fowler NIC Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
• Ajarkan orang tua dan anak tetang pentingnya memilih kudapan yang sehat, bukan makanan yang tinggi gula, garam atau lemak
• Ajarkan orang tua mengenai nutrisi yang diperlukan pada masing masing perkembangan
• Jangan membiasakan waktu makan menjadi arena berperang antara orang tua dan anak
• Berikan makanan dalam porsi sedikit tapi sering NIC Peningkatan suhu tubuh (hipertermi)
• Ajarkan keluarga dalam mengukur suhu untuk mencegah dan mengenali secara dini hipertermi
• Lepaskan pakaian yang berlebihan dan tutupi pasien dengan selimut saja
• Gunakan waslap dingin di aksila, kening, tengkuk dan lipat paha
• Ajarkan pasien dan keluarga cara menggunakan thermometer
• Ajarkan orang tua agar tidak memberikan aspirin untuk demam pada anak-anak dibawah usia 18 thun
• Ajarkan orang tua bahwa tidak perlu selalu mengobati semua jenis demam pada anak-anak. Sebagai pedoman, demam pada anak yang tidak memiliki riwayat kejang tidak perlu diobati, kecuali mencapai suhu lebih dari 40 oC
• Kompres hangat dapat digunakan untuk mengatasi demam, tetapi dapat meningkatkan rasa tidak nyaman anak dan dapat menyebabkan anak menangis dan gelisah dan menghambat efek pendinginan dari kompres tersebut
(18)
10
B. Asuhan Keperawatan Kasus
Pada tanggal 19 Mei 2015 dilakukan pengkajian pasien terhadap pasien di dapatkan data yaitu : An.D dengan usia 6 tahun , agama islam, tinggal di lingkungan VII kecamatan medan Amplas.
Dari pengakuan orang tuanya An.D keluhan yang di rasakan An.D adalah demam, flu dan batuk –batuk riwayat sekarang yang di rasakan pasien adalah demam dan sesak nafas dan Ny. D mengatakan ia membawa anak nya ke bidan terdekat.
Pemeriksaan fisik pada An.D di temukan keadaan An.D kesadaran composmentis, dengan suhu tubuh 38 dan sesak nafas dan Ny. D mengatakan ia membawa anak nya ke bidan terdekat.
Pemeriksaan fisik pada An.D di temukan keadaan An.D kesadaran
composmentis, dengann suhu tubuh 38OC, nadi 75X/menit, pernafasan
30X/menit, tinggi badan 110 CM, dann berat badan 16,7 Kg. pemeriksaan head to toe, di dapatkan bentuk kepala oval, ubun ubun normal, kulit kepala bersih dan tidak ada kotoran. Penyebaran dan keadan rambut merata dan tidak berbau. An.D berkulit sawo matang dan struktur wajah oval. Mata lengkap dan simetris. Tulang hidung An. G simetris, lubang hidung simetris ada kotoran namun dalam batas normal. Bentuk telinga An. D normal dan simetris ukuran telinga normal,lubang telinga bersih,ketajaman telinga baik dan tajam. Keadaan bibir An. D pucat, pertumbuhan gigi merata tidak ada sariawan, keadaan lidah bersih dan normal, fungsi pengecapan baik.
Pemeriksaan payudara dan ketiak, bentuk payudara simetreis kiri dan kanan,warna aerola coklat. Frekuensi pernafasan An. D 30X/ menit dengan irama teratur. Pemeriksaan paru, perkusi dullness normal,auskultasi bunyi nafas ronchi basah. Pemeriksaan abdomen , bentuk simetris peristaltic An.D 15X/menit.
Pada pengkajian pola kebiasaan sehari-hari di temukan frekuensi makan 3X sehari nafsu makan kurang baik. Perawatan diri/personal hygine , An. D agak sedikit kotor, kebersihan kuku dan tangan baik. Pola eliminasi untuk BAB 2X/hari dan pola BAK nya 5-7 X/hari.
(19)
11
PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1. PENGKAJIAN
I. BIODATA
IDENTITAS PASIEN
Nama : An. D
Jenis Kelamin : Laki- Laki
Umur : 6 Tahun
Status Perkawinan : -
Agama : Islam
Pendidikan : Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD)
Alamat : di Lingkungan VII Kelurahan Harjosari II Kec.
Medan : Amplas
Tanggal Pengkajian : 18 Mei - 22 Mei 2015
II.KELUHAN UTAMA :
Ny. D mengatakan An. D mengalami demam, flu, Batuk-batuk lebih kurang 1
minggu, sesak nafas, dan anak An. D selera makan menurun. Tanpak Ny.D
kurang informasi mengenai tanda dan gejala ispa.
III.RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
An. An. D Demam suhu badan 38OC, flu , batuk-batuk udah 1 minggu,
sesak nafas
A. Provocative / palliative
1. Apa penyebabnya : Ny. D mengatakan anaknya
(20)
12
2. Hal – hal yang memperbaiki keadaan : Ny. D mengatakan bahwa
anaknya demam sesak nafas dan batuk-batukia membawa anaknya ke
bidan, puskesmas terdekat.
B. Quantity / Quality
1. Bagaimana dirasakan : An. D mengatakan
batuk-batuk, dan sesak nafas dan dadanya terasa sakit
2. Bagaimana dilihat : An. D tanpak sesak nafas
C. Region
1. Dimana Lokasinya : lokasi sakitnya pada saat
nafas pada bagian dada.
2. Apakah menyebar : An. D mengatakan sakitnya
tidak menyebar hanya dibagian dada saja dirsakan.
D. Severyty : An. D. mengatakan sesak
nafasnya sedikit sakit pada saat batuk-batuk
E. Time : An. D mengatakan pada saat
hendak tidur malam batuk-batuk dan sesak nafas.
IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
A. Penyakit yang pernah dialami : Penyakit yang pernah
dialami An. D mengatakan hanya Demam dan Batuk-batuk
B. Pengobatan/tindakan yang dilakukan : Pengobatan yang diberikan
pada saat anaknya sakit yaitu dibawa kebidan dan ke puskesmas terdekat.
C. Pernah dirawat/dioperasi : Ny. D mengatakan anaknya
(21)
13
D. Lama dirawat : Ny. D mengatakan anaknya
tidak pernah dirawat di rumah sakit
E. Alergi : Ny. D mengatakan
anakanya tidak mempunya alergi makanan, maupun alergi obat-obatan
atau pun alergi polusi udara.
F. Imunisasi : Ny, D mengatakan anaknya
mendapat imunisasi lengkap yaitu imunisasi yang diberikan BCG : 0
bulan, DPT : 2 bulan, Polio : 3 bulan, dan Campak : 9 bulan
V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
A. Orang tua
Ny. D mengatakan kesehatan keluarga hanya menderita demam biasa dan
flu juga batuk-batuk.
B. Saudara kandung
Ny. D mengatakan bahwa saudara kandung pasien kesehatannya sangat
baik dan lincah seperti anak yang lainnya.
C. Penyakit keturunan yang ada
Ny. D mengatakan tidak mempunya penyakit keturunan yang sangat
berbahaya atau yang mengancam kesehatan.
D. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Ny. D mengatakan tidak mepunyai keluarga yang mengalami gangguan
jiwa
Jika ada, hubungan keluarga : Tidak ada
Gejala : Tidak ada
(22)
14
E. Anggota keluarga yang meninggal
Ny. D mengatakan belum ada keluarga mereka yang meninggal.
F. Penyebab meninggal
Tidak ada
VI. HUBUNGAN SOSIAL
- Orang yang berarti : An. D mengatakan orang yang berarti
dalam kehidupannya yaitu ibu dan ayahnya serta abang nya.
- Hubungan dengan keluarga : Pasien mengatakan hubungan dengan
keluarganya sangat baik terutama dengan sepupunya yang selalu bermain
dengannya.
- Hubungan dengan orang lain : Pasien mengatakan hubungan dengan
temannya baik dan tidak ada masalah apapun.
- Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : Pasien mengatakan
tidak ada hambatan saat berteman, bermain dan bercengkrama dengan
orang lain, semua baik – baik saja
VII. PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan Umum
Komposmetis atau kesadaran penuh
B. Tanda-tanda vital
- Suhu tubuh : 38 oC
- Nadi : 75 X/ menit
- Pernapasan : 30 x/ Menit
(23)
15 - Berat badan : 16,7 Kg
C. Pemeriksaan head To toe
Kepala dan rambut
- Bentuk : oval
- Ubun – ubun : baik dan normal, tidak ada cekungan dan
tidak ada tanda dehidrasi.
- Kulit kepala : bersih, tidak ada kotoran.
Rambut
- Penyebaran dan keadaan rambut : lebat dan merata, rambut panjang
dan halus.
- Bau : tidak ada bau pada
rambut dan kulit kepala.
- Warna wulit : sawo matang
Wajah
- Warna kulit : sawo matang
- Struktur wajah : oval
Mata
- Kelengkapan dan kesimetrisan : lengkap dan simetris kiri dan kanan
- Palpebra : tidak ada perdarahan
- Konjungtiva dan sklera : anemia (-) dan tidak ikterik
- Pupil : isokor, bila ada cahaya pupil mengecil.
- Cornea dan iris : cornea hitam, iris tidak dikaji
- Visus : tidak dilakukan pengkajian.
(24)
16 Hidung
- Tulang hidung dan posisi sputum nasi : normal simetris, tidak ada
kelainan.
- Lubang Hidung : lengkap dan simetris, kotoran ada namun dalam
batas normal.
- Cuping Hidung : ada pernapasan cuping hidung.
Telinga
- Bentuk telinga : simetris kiri dan kanan
- Ukuran telinga : normal
- Lubang telinga : bulat dan bersih, ada serumen namun dalam batas
normal.
- Ketajaman pendengaran : baik dan tajam, diuji dengan cara memanggil
nama pasien dengan pelan dan menggosok tangan perawat apakah
pasien dapat mendengar atau tidak.
Mulut dan faring
- Keadaan bibir : pucat, tidak pecah – pecah, tidak ada
sianosis.
- Keadaan gusi dan gigi : baik, tidak ada perdarahan dan tidak ada
sariawan, pertumbuhan gigi merata.
- Keadaan lidah : bersih, normal, kekuatan otot lidah baik
dan fungsi pengecapan baik. pengujian dilakukan dengan merasakan
gula.
(25)
17 Leher
- Posisi Trachea : kedudukan trachea normal, tidak ada massa
ataupun nyeri tekan.
- Thyroid : tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid
- Suara :suara jelas, tidak ada gangguan komunikasi.
- Kelenjar limfe : tidak dilakukan pemeriksaan.
- Vena jugularis : teraba, kuat, teratur.
- Denyut nadi karotis : teraba, kuat, teratur.
Pemeriksaan Integrumen
- Kebersihan : baik dan bersih, tidak ada bercak hitam.
- Kehangatan : hangat, suhu tubuh 38o C
- Warna : sawo matang dan tidak pucat
- Turgor : kembali cepat, tidak ada tanda dehidrasi.
- Kelembaban : lembab
- Kelainan pada kulit : tidak ada kelainan pada kulit
Pemeriksaan payudara dan ketiak
- Ukuran dan bentuk : simetris kiri dan kanan
- Warna payudara dan aerola : warna payudara sawo matang
dengan aerola coklat
- Kondisi payudara dan putting : normal
- Prodiksi Asi : -
- Aksila dan clavikula : tidak ada kelainan namun klavikula
(26)
18 Pemeriksaan thoraks / dada
- Inspeksi thoraks : bentuk dada normal,
- Pernapasan : 30 x/i
- Tanda Kesulitan Bernafas :
Pemeriksaan Paru
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan
- Perkusi : dullnes dan normal
- Auskultasi : bunyi nafas ronci basah
Pemeriksaan Jantung
- Inspeksi : tidak ada pembengkakan jantung, tidak
ada pulsasi.
- Palpasi : tidak ada pulsasi
- Perkusi : dullnes
- Auskultasi : bunyi jantung lub – dub (S1,S2 )
Pemeriksaan Abdomen
- Inspeksi : bentuk simetris, soepel, terlihat pulsasi
aorta abdominalis.
- Auskultasi : bunyi peristalti usus 15 x/menit, tidak ada
bunyi bruit pada aorta abdominalis.
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada daerah
(27)
19
asites, permukaan hepar regular, dengan pinggir tajam,dan ukuran
normal.
- Perkusi : tymphani
Pemeriksaan kelamin dan sekitarnya
- Genitalia : tidak dilakukan pemeriksaan
- Anus Dan Perineum : tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan Muskuloskeletal / Ekstremitas :
- Kesimstrisan otot : simetris antara kiri dan kanan.
- Edema : tidak edema
- Kekuatan otot : tidak dilakukan pemeriksaan.
- Kelainan pada ekstremitas dan kuku : tidak ada kelainan.
Pemeriksaan Neurologi
- N I : normosmia.
- N II & III : pupil isokor.
- N III, IV,VI : gerakan bola mata normal
- N V : motorik dan sensorik tidak dijumpai kelainan
- N VII : sudut mulut simetris
- N VIII : pendengaran baik
- N IX, X : ulkus faring terangkat simetris
- N XI : mengangkat kedua bahu simetris
(28)
20 Fungsi Motorik dan Sensorik :
a. Fungsi motorik halus
No Kemampuan Umur pencapaian
1. Menggenggam 4 bulan
2. Menggigit mainan 5 bulan
3. Menunjuk mainan 7 bulan
4. Mengambil mainan 7 bulan
5. Duduk 8 bulan
6. Coret – coret 11 bulan
b. Fungsi motorik kasar
No Kemampuan Umur pencapaian
1. Refleks menggenggam benda yang menyentuh telapak tangan.
1 bulan
2. Menegakkan kepala saat Ditelungkupkan
3 bulan
3. Tengkurap. 3 bulan
4. Berguling ke kanan dan ke Kiri
4 bulan
5. Melempar benda yang Dipegang
6 bulan
6. Merangkak ke segala arah. 8 bulan
7. Duduk tanpa bantuan. 8 bulan
8. Berdiri dengan bantuan. Bertepuk tangan
(29)
21
c. Kemampuan bahasa anak
No Kemampuan Umur pencapaian
1. Menangis 0 bulan
2. Mengoceh 3 bulan
3. Tertawa 4 bulan
4. Berbicara 2 kata 12 bulan
- Refleks :
- Bisep : kiri (+), kanan (+)
- Trisep : kiri (+), kanan (+)
- Tendon achilles : kiri (+), kanan (+)
- Patella : kiri (+), kanan (+)
VIII.POLA KEBIASAAN SEHARI – HARI
A. Pola makan dan minum
- Frekwensi makan / hari : 3x / hari
- Nafsu / selera makan : kurang baik
- Nyeri ulu hati : -
- Alergi : -
- Mual dan muntah : -
- Waktu pemberian makan : pagi 08.00 wib, siang 12.00 wib, malam
20.00 wib.
(30)
22
- Waktu pemberian cairan / minum : pada saat selesai makan dan ketika
pasien haus
- Masalah makan dan minum : -
B. Perawatan Diri / Personal Hygiene
- Kebersihan tubuh : sedikit kotor
- Kebersihan gigi dan mulut : kuning namun tidak berbau
- Kebersihan kuku kaki dan tangan : baik
C. Pola Kegiatan / Aktivitas
- Pasien mandi 2x sehari, makan 3 x/hari, BAB 2 x/hari, BAK 5-7
- x/hari, os menggati pakaian dibantu oleh orang tuanya.
- Pasien tidak pernah beribadah selama dirumah sakit
D. Pola eliminasi 1. BAB
- Pola BAB : 2x/hari
- Karakter feses : lembek
- Riwayat perdarahan : -
- BAB terakhir : 1 hari yang lalu
- Diare : -
- Penggunaan laktasif : -
2. BAK
- Pola BAK : 5-7 x/hari
- Karakter urine : cair dan berwarna kuning
- Nyeri / rasa terbakar / kesulitan BAK : -
(31)
23 - Penggunaa diuretik : -
- Upaya mengatasi masalah : -
2.ANALISA DATA
No Data Penyebab Masalah
Keperawatan
1. DS : Ny. D mengatakan anaknya
- Sesak nafas
- Demam
- Flu
- Tidak selera makan
- Batuk-batuk Do : Sesak nafas Rr 30 x/menit Bunyi nafas ronchi Pasien rewel Suara nafas ronchi
Bakteri/jamur Invasi saluran pernapasan atas Terjadi proses peradangan Akumulasi secret dibronkhus eksudat sputum Batuk Ketidak efektifan jalan nafa Ketidak efektifan jalan nafas.
2. Ds: Ny.D mengatakan anaknya
tidak selera makan selama sakit
- Penurunan berat
badan 2 kg
- Makan tidak selera
- Menolak makan
Mucus brongkus Anoraksia Intake Ketidak seimbnagn nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
(32)
24
Do: Klien tanpak lemah
- Gelisah
- Bising usus
hiperaktif
- Kurangnya minat
terhadap makan.
3. DS: Ny. D mengatakan
anaknya demam
- Batuk
- Flu
- Tidak selera makan
DS : T: 38 oC
• Kenaikan suhu tubuh diatas rentang normal
• Kulit kemerahan
• Pertambahan rr
• Takikardi
• Kulit teraba panas/ hangat
Infeksi saluran
pernapasan atas
peradangan
peningkatan suhu tubuh
hipertermi
(33)
25 3.RUMUSAN MASALH KEPERAWATAN
1. Ketidak efektifan jalan nafas
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3. Peningkatan suhu tubuh (hipertermi)
4. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidak efektifan jalan nafas berhungan dengan infeksi paru ditandai dengan
pasien sesak nafas
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
batuk produktif dan kurangnya minat terhadap makanan
3. Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan peningkatan
(34)
26 5.PERENCANAAN KEPERAWATAN Hari/tangg al No.D x Perencanaan keperawatan Senin 18 Mei 2015
I Tujuan dan Kriteria Hasil :
Mempertahankan jalan napas, mengeluarkan sekret tanpa bantuan, menunjukkan perilaku untuk memperbaiki bersihan jalan napas.
Rencana Tindakan Rasional
• Auskultasi suara nafas setelah perawatan untuk mencatat hasil
• Auskultasi suara pernafasan, catat
area yang mengalami
penurunan ventilasi dan adanya suara tambahan
• Monitor kemampuan pasien untuk batuk dengan efektif
• Catat karakteristik, dan durasi batuk
• Monitor adanya dispnea dan kejadian yang meningkatkan dan memperburuk keadaan pasien
• Kaji dispenea,
• Mendengarka n adanya kelainan bunyi nafas • Mendengarka n tanda-tanda kelainan pernafasan area • Kemampuan batuk efektif untuk mengurangi sesak dan dipsnoe • Mencatat waktu batuk untuk mengetahui adanya • Mendengarka n bunyi nafas
(35)
27
takipnea dan Bunyi pernapasan
abnormal
• Kaji ulang Fungsi pernapasan : bunyi napas, kecepatan, irama, kedalaman
• Berikan pasien posisi semi fowler atau fowler
yang abnormal
• Penurunan bunyi napas indikasiatelak tasis, ronki indikasi akumulasi secret/ ketidak mampuan membersihkan jalan napas sehingga otot aksesori
digunakan dan kerja
pernapasan meningkat.
• Meningkatkan ekspansi paru, ventilasi maksimal membuka area atelektasis dan meningkatkan gerakan sekret agar mudah dikeluarkan
(36)
28
Hari/tanggal No.Dx Perencanaan Keperawatan Senin
18 Mei 2015
II Tujuan kriteria hasil : Memperlihatkan status gizi: asupan makanan dan cairan, yang dibuktikan oleh indicator yang adekuat
NOC NIC
• Selera makan; keinginan untuk makan ketika dalam keadaan sakit atau sedang menjalani
pengobatan
• Status gizi: asupan gizi; keadekuatan pola asupan zat gizi yang biasanya
• Sesuaikan cara berkomunikasi
saudara dengan tahap
perkembangan anak
• Ajarkan orang tua dan anak tetang pentingnya
memilih kudapan yang sehat, bukan makanan yang tinggi gula, garam atau lemak
• Apabila
memungkinkan dan diperlukan batasi asupan susu anak sehingga anak berselera untuk makan makanan
• Ajarkan orang tua mengenai nutrisi
(37)
29
yang diperlukan pada masing masing
perkembangan
• Jangan membiasakan
waktu makan menjadi arena berperang antara orang tua dan anak
• Berikan makanan dalam porsi sedikit tapi sering
Hari/tanggal No.Dx Perencanaan keperawatan Senin
18 Mei 2015
III Tujuan kriteria hasil :
• Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal
• pasien akan menunjukkan termoregulasi yang dibuktikan oleh indicator tidak terjadi hipertemia
(38)
30
NOC NIC
• Termoregulasi;
keseimbangan antara produksi panas, peningkatan panas dan
kehilangan panas
• Tanda-tanda vital; nilai suhu, nadi, pernapasan dan TD dalam rentang normal
Terapi demam;
• Ajarkan keluarga dalam mengukur suhu untuk mencegah dan mengenali secara dini hipertermi
• Lepaskan pakaian yang berlebihan dan tutupi pasien dengan selimut saja
• Gunakan waslap dingin di aksila, kening, tengkuk dan lipat paha
• Ajarkan pasien dan keluarga cara menggunakan thermometer
• Ajarkan orang tua
agar tidak memberikan
aspirin untuk demam pada anak-anak dibawah usia 18 thun
• Ajarkan orang tua bahwa tidak perlu selalu mengobati semua jenis
(39)
31
demam pada anak-anak. Sebagai pedoman, demam pada anak yang tidak memiliki riwayat kejang tidak perlu diobati, kecuali mencapai suhu lebih dari 40
o
C
• Kompres hangat dapat digunakan untuk mengatasi demam, tetapi dapat
meningkatkan rasa tidak nyaman anak
dan dapat menyebabkan
anak menangis dan gelisah dan menghambat efek pendinginan dari kompres tersebut
(40)
32 6. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Hari /tanggal No. Dx Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP) 20 Mei 2015 I • Mengauskultasi suara nafas setelah
perawatan untuk mencatat hasil
• Mengauskultasi suara pernafasan, catat area yang mengalami penurunan ventilasi dan
adanya suara tambahan
• Memonitor kemampuan pasien untuk batuk dengan efektif
• Mencatat karakteristik, dan durasi batuk
• Memonitor adanya dispnea dan kejadian yang meningkatkan dan memperburuk keadaan pasien
• Mengkaji dispnea, takipnea dan Bunyi pernapasan abnormal
• Mengkaji ulang Fungsi pernapasan : bunyi napas, kecepatan, irama, kedalaman
• Memberikan pasien posisi semi fowler atau fowler.
S = Ny D mengatakan anaknya sesak nafas
sudah mulai berkurang dan flu
juga sudah berkurang
O = sesak nafas 30 x/menit
• Klien tidak rewel
• Klien tanpak tenang
A= Masalah sesak nafas sudah teratasi sebagian • P=Implementasi dilanjutkan Mengauskultasi suara pernafasan, catat area yang mengalami
penurunan
ventilasi dan adanya suara tambahan
• Mengkaji ulang Fungsi
pernapasan : bunyi napas, kecepatan, irama,
(41)
33
kedalaman
• Memberikan
pasien posisi semi fowler atau fowler.
• Mengauskultasi suara nafas setelah perawatan untuk mencatat hasil
(42)
34
Hari /tanggal No. Dx Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP) 21 mei 2015 II • Sesuaikan cara berkomunikasi saudara
dengan tahap perkembangan anak
• Ajarkan orang tua dan anak tetang pentingnya memilih kudapan yang sehat, bukan makanan yang tinggi gula, garam atau lemak
• Apabila memungkinkan dan diperlukan batasi asupan susu anak sehingga anak berselera untuk makan makanan
• Ajarkan orang tua mengenai nutrisi yang diperlukan pada masing masing perkembangan
• Jangan membiasakan waktu makan menjadi arena berperang antara orang tua dan anak
• Berikan makanan dalam porsi sedikit tapi sering
S = Ny D mengatakan anaknya sudah mau makan tapi sedikit sedikit sesuai yang dianjurkan
O= makanan yang diberikan ibunya tanpak dimakan
- Gelisah
- Bising usus
hiperaktif (-)
A= masalan nutrisi
teratasi sebagian
manajemen nutrisi P= intervensi dilanjutkan • menyesuaikan cara berkomunikasi saudara dengan tahap perkembangan anak • mengajarkan
orang tua dan anak tetang
(43)
35
pentingnya
memilih kudapan yang sehat, bukan makanan yang tinggi gula, garam atau lemak
• Memungkinkan
dan diperlukan batasi asupan susu anak sehingga anak berselera untuk makan makanan
• Mengajarkan
orang tua mengenai nutrisi
yang diperlukan pada masing masing
perkembangan
• Membiasakan
waktu makan menjadi arena berperang antara orang tua dan anak.
(44)
36
Hari /tanggal No. Dx Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP) 22 mei 2015 III • Mengajarkan keluarga dalam
mengukur suhu untuk mencegah dan mengenali secara dini hipertermi
• Melepaskan pakaian yang berlebihan dan tutupi pasien dengan selimut saja
• Menggunakan waslap dingin di aksila, kening, tengkuk dan lipat paha
• Mengajarkan pasien dan keluarga cara menggunakan thermometer
• Mengajarkan orang tua agar tidak memberikan aspirin untuk demam pada anak-anak dibawah usia 18 thun
• Mengajarkan orang tua bahwa tidak perlu selalu mengobati semua jenis demam pada anak-anak. Sebagai pedoman, demam pada anak yang tidak memiliki riwayat kejang tidak perlu diobati, kecuali mencapai suhu lebih dari 40 oc
• Mengkompres hangat dapat digunakan untuk mengatasi demam, tetapi dapat meningkatkan rasa tidak nyaman anak dan dapat menyebabkan anak menangis dan gelisah dan menghambat efek pendinginan dari kompres tersebut
S= Ny D mengatakan anaknya demam mulai turun
O = Batuk
• Flu
• Tidak selera makan
• T: 38 oC
• Kenaikan suhu tubuh diatas rentang normal • Kulit kemerahan • Pertambahan rr • Takikardi
• Kulit teraba panas/ hangat
A= masalah
Hipertemi belum
teratasi
P = Intervensi
dilanjutkan
• Mengajarkan
(45)
37
mengukur suhu untuk mencegah dan mengenali secara dini hipertermi
• Melepaskan
pakaian yang berlebihan dan tutupi pasien dengan selimut saja
• Menggunakan waslap dingin di aksila, kening, tengkuk dan lipat paha
• Mengajarkan
pasien dan keluarga cara menggunakan
thermometer
• Mengajarkan
orang tua agar tidak memberikan aspirin untuk demam pada anak-anak dibawah usia 18 thun
• Mengajarkan orang tua bahwa tidak perlu selalu mengobati semua
(46)
38
jenis demam pada anak-anak.
Sebagai pedoman, demam pada anak
yang tidak memiliki riwayat kejang tidak perlu diobati, kecuali mencapai suhu lebih dari 40 oc
• Mengkompres
hangat dapat digunakan untuk mengatasi demam,
tetapi dapat meningkatkan rasa
tidak nyaman anak
dan dapat menyebabkan
anak menangis dan gelisah dan menghambat efek pendinginan dari kompres tersebut
(47)
39 BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Pemenuhan kebutuhan oksigen adalah bagian dari kebutuhan fisiologi
menurut hierarki maslow. Kebutuhan oksigen diperlukan untuk proses kehidupan.
Oksigen sangat berperan dalam proses metabolisme tubuh. Kebutuhan oksigen
dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh
berkurang maka terjadi kerusakan pada jaringan otak dan apabila hal tersebut
berlangsung lama akan terjadi kematian. Sistem yang berperan dalam proses
pemenuhan kebutuhan adalah sistem pernafasan, persyarafan, dan kardiovaskuler.
Masalah kebutuhan oksigen merupakan masalah utama dalam pemenuhan
kebutuhan dasar manusia. Proses pemenuhan kebutuhan oksigen pada manusia
dapat dilakukan dengan cara pemberian oksigen melalui saluran pernafasan,
membebaskan saluran pernafasan dari sumbatan yang menghalangi masuknya
oksigen, memulihkan dan memperbaiki organ pernafasan agar berfungsi secara
normal.
Proses pernapasan dipengaruhi oleh beberapa faktor, apabila faktor-faktor
tersebut terganggu, maka proses pernapasan juga akan terganggu. Proses
pemenuhan kebutuhan oksigenisasi di dalam tubuh terdiri atas tiga tahapan,yaitu
ventilasi, perfusi, dan pertukaran gas. Dalam menangani pasien yang mengalami
masalah pernapasan, perawat dapat melakukan perencanaan keperawata dengan
(48)
40 B. Saran
Karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna maka dari itu kami
ingin meminta kritik dan saran dari pembaca serta dosen pembimbing agar karya
tulis ilmiah yang saya buat bisa menjadi sempurna dan jauh lebih baik dari
sebelumnya, serta krtik dan saran yang sifatnya membangun dari para pembaca
mudah - mudahan bisa menjadikan karya tulis ilmiah ini jauh lebih sempurna dan
(49)
1
DAFTAR PUSTAKA
Bulechek, G.(2013). Nursing Intervention Classification (NIC).6th Edition. Missouri:Elseiver Mosby
Herdman.T.H. (2012).NANDA International Nursing Diagnoses :Definition&
Classification 2012-2014. Oxford: Wiley-Blackwell
Hidayat, A. (2009). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Buku 1. Jakarta : Salemba Medika
Mubarak, W. & Nurul Chayatin. (2007). Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : EGC.
Moorhead, S. (2013).Nursing Outcomes Classification (NOC): Measurement of
Health Outcomes.5th Edition. Missouri: Elsevier Saunder
Potter, P. A; dan Perry, A, G. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan :
Konsep, Proses dan Praktik. Edisi 4 Volume 2. Jakarta : EGC.
Potter, P. A; dan Perry, A, G. (2007). Fundamental of Nursing. Jakarta : Salemba Medika
Tarwoto & Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses
Keperawatan Edisi keempat. Jakarta : Salemba Medika.
Widoyono. (2008). Penyakit Tropis : Epidemiologi, Penularan, Pencegahan &
Pemberantasannya. Jakarta : Penerbit Erlangga.
WHO.( 2007). Indoor Air Pollution from Solid Fuels and Risk of Low Birth
(1)
36
Hari /tanggal No. Dx Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP)
22 mei 2015 III • Mengajarkan keluarga dalam
mengukur suhu untuk mencegah dan mengenali secara dini hipertermi
• Melepaskan pakaian yang berlebihan dan tutupi pasien dengan selimut saja • Menggunakan waslap dingin di aksila,
kening, tengkuk dan lipat paha
• Mengajarkan pasien dan keluarga cara menggunakan thermometer
• Mengajarkan orang tua agar tidak memberikan aspirin untuk demam pada anak-anak dibawah usia 18 thun
• Mengajarkan orang tua bahwa tidak perlu selalu mengobati semua jenis demam pada anak-anak. Sebagai pedoman, demam pada anak yang tidak memiliki riwayat kejang tidak perlu diobati, kecuali mencapai suhu lebih dari 40 oc
• Mengkompres hangat dapat digunakan untuk mengatasi demam, tetapi dapat meningkatkan rasa tidak nyaman anak dan dapat menyebabkan anak menangis dan gelisah dan menghambat efek pendinginan dari kompres tersebut
S= Ny D mengatakan anaknya demam mulai turun
O = Batuk
• Flu
• Tidak selera makan
• T: 38 oC • Kenaikan suhu
tubuh diatas rentang normal • Kulit kemerahan • Pertambahan rr • Takikardi • Kulit teraba
panas/ hangat
A= masalah Hipertemi belum teratasi
P = Intervensi dilanjutkan
• Mengajarkan
(2)
37
mengukur suhu untuk mencegah dan mengenali secara dini hipertermi
• Melepaskan
pakaian yang berlebihan dan tutupi pasien dengan selimut saja
• Menggunakan waslap dingin di aksila, kening, tengkuk dan lipat paha
• Mengajarkan
pasien dan keluarga cara menggunakan
thermometer • Mengajarkan
orang tua agar tidak memberikan aspirin untuk demam pada anak-anak dibawah usia 18 thun
• Mengajarkan orang tua bahwa tidak perlu selalu mengobati semua
(3)
38
jenis demam pada anak-anak.
Sebagai pedoman, demam pada anak
yang tidak memiliki riwayat kejang tidak perlu diobati, kecuali mencapai suhu lebih dari 40 oc
• Mengkompres
hangat dapat digunakan untuk mengatasi demam,
tetapi dapat meningkatkan rasa
tidak nyaman anak
dan dapat menyebabkan
anak menangis dan gelisah dan menghambat efek pendinginan dari kompres tersebut
(4)
39 BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Pemenuhan kebutuhan oksigen adalah bagian dari kebutuhan fisiologi menurut hierarki maslow. Kebutuhan oksigen diperlukan untuk proses kehidupan. Oksigen sangat berperan dalam proses metabolisme tubuh. Kebutuhan oksigen dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang maka terjadi kerusakan pada jaringan otak dan apabila hal tersebut berlangsung lama akan terjadi kematian. Sistem yang berperan dalam proses pemenuhan kebutuhan adalah sistem pernafasan, persyarafan, dan kardiovaskuler. Masalah kebutuhan oksigen merupakan masalah utama dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Proses pemenuhan kebutuhan oksigen pada manusia dapat dilakukan dengan cara pemberian oksigen melalui saluran pernafasan, membebaskan saluran pernafasan dari sumbatan yang menghalangi masuknya oksigen, memulihkan dan memperbaiki organ pernafasan agar berfungsi secara normal.
Proses pernapasan dipengaruhi oleh beberapa faktor, apabila faktor-faktor tersebut terganggu, maka proses pernapasan juga akan terganggu. Proses pemenuhan kebutuhan oksigenisasi di dalam tubuh terdiri atas tiga tahapan,yaitu ventilasi, perfusi, dan pertukaran gas. Dalam menangani pasien yang mengalami masalah pernapasan, perawat dapat melakukan perencanaan keperawata dengan terlebih dahulu meninjau faktor baik objektif maupun subjektif.
(5)
40 B. Saran
Karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna maka dari itu kami ingin meminta kritik dan saran dari pembaca serta dosen pembimbing agar karya tulis ilmiah yang saya buat bisa menjadi sempurna dan jauh lebih baik dari sebelumnya, serta krtik dan saran yang sifatnya membangun dari para pembaca mudah - mudahan bisa menjadikan karya tulis ilmiah ini jauh lebih sempurna dan bermanfaat bagi semuanya.
(6)
1
DAFTAR PUSTAKA
Bulechek, G.(2013). Nursing Intervention Classification (NIC).6th Edition. Missouri:Elseiver Mosby
Herdman.T.H. (2012).NANDA International Nursing Diagnoses :Definition&
Classification 2012-2014. Oxford: Wiley-Blackwell
Hidayat, A. (2009). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Buku 1. Jakarta : Salemba Medika
Mubarak, W. & Nurul Chayatin. (2007). Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : EGC.
Moorhead, S. (2013).Nursing Outcomes Classification (NOC): Measurement of
Health Outcomes.5th Edition. Missouri: Elsevier Saunder
Potter, P. A; dan Perry, A, G. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan :
Konsep, Proses dan Praktik. Edisi 4 Volume 2. Jakarta : EGC.
Potter, P. A; dan Perry, A, G. (2007). Fundamental of Nursing. Jakarta : Salemba Medika
Tarwoto & Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses
Keperawatan Edisi keempat. Jakarta : Salemba Medika.
Widoyono. (2008). Penyakit Tropis : Epidemiologi, Penularan, Pencegahan &
Pemberantasannya. Jakarta : Penerbit Erlangga.
WHO.( 2007). Indoor Air Pollution from Solid Fuels and Risk of Low Birth