Tinjauan Umum tentang Kartu Kredit

commit to user sebelum perkara dilimpahkan ke pengadilan. Untuk melengkapi berkas perkara, pemerikasaan tambahan dilakukan dengan memperhatikan hal-hal berikut : 1 Tidak dilakukan terhadap tersangka. 2 Hanya terhadap perkara-perkara yang sulit pembuktiannya danatau dapat meresahkan masyarakat, danatau membahayakan keselamatan Negara. 3 Harus dapat dilaksanakan 14 hari setelah dilaksanakan ketentuan Pasal 110 dan Pasal 138 ayat 2 KUHAP. 4 Prinsip koordinasi dan kerjasama dengan penyidik. Proses selanjutnya adalah pembuatan surat dakwaan. Menurut Pasal 140 KUHAP, apabila penuntut umum berpendapat bahwa dari hasil penyidikan dapat dilakukann penuntutan maka penuntut umum dalam waktu secepatnya harus membuat surat dakwaan.

4. Tinjauan Umum tentang Kartu Kredit

a. Pengertian Kartu Kredit Menurut Suryo Hadibroto dan Prakoso sebagaimana dikutip oleh Hermansyah kartu kredit adalah suatu jenis alat pembayaran, sebagai pengganti uang tunai yang sewaktu-waktu dapat digunakan oleh konsumen untuk ditukar dengan produk barang atau jasa yang diinginkan ditempat-tempat yang menerima kartu kredit merchant atau bisa digunakan konsumen untuk menguangkan kepada bank penerbit atau jaringannya cash advance . hermansyah,2005:45 Pengertian secara bahasa berasal dari Kata bithaqah kartu secara bahasa digunakan untuk potongan kertas kecil atau dari bahan lain, diatasnya ditulis penjelasan yang berkaitan dengan potongan kertas itu. Sementara kata i’timan secara bahasa artinya adalah kondisi aman dan saling percaya. Dalam kebiasaan dalam dunia usaha artinya commit to user semacam pinjaman, yakni yang berasal dari kepercayaan terhadap peminjam dan sikap amanahnya serta kejujurannya. Oleh sebab itu ia memberikan dana itu dalam bentuk pinjaman untuk dibayar secara tertunda. Pengertian secara termilogis kartu kredit yaitu kartu yang dikeluarkan oleh pihak bank dan sejenisnya yang dapat digunakan oleh pembawanya untuk membeli segala keperluan dan barang-barang serta pelayanan tertentu secara hutang. Kalau kita terjemahkan kata ‘kredit giro’ ini secara langsung artinya adalah kartu pinjaman. Atau kartu yang memberikan kesempatan kepada pembawanya untuk mendapatkan pinjaman. b. Macam-Macam Kartu Kredit 1 Kartu kredit pinjaman yang tidak dapat diperbaharui charge card Keistimewaan paling menonjol dari kartu ini adalah diharuskannya menutup total dana yang ditarik secara lengkap dalam waktu tertentu yang diperkenankan, atau sebagian dari dana tersebut. Biasanya waktu yang diperkenankan tidak lebih dari tiga puluh hari, namun terkadang bisa mencapai dua bulan. Kalau pihak pembawa kartu terlambat membayarnya dalam waktu yang telah ditentukan, ia akan dikenai denda keterlambatan. Dan kalau ia menolak membayar, keanggotaannya dicabut, kartunya ditarik kembali dan persoalannya diangkat ke pengadilan. 2 Kartu kredit pinjaman yang dapat diperbaharui Revolving Credit Card Pemilik kartu ini diberikan pilihan cara menutupi semua tagihannya secara lengkap dalam jangka waktu yang ditoleransi atau sebagian dari jumlah tagihannya dan sisanya diberikan dengan cara ditunda, dan dapat diikutkan pada tagihan berikutnya. Bila ia menunda pembayaran, ia akan dikenakan dua macam bunga. commit to user Pertama bunga keterlambatan, kedua bunga dari sisa dana yang belum ditutupi. Kalau ia berhasil menutupi dana tersebut dalam waktu yang ditentukan, ia hanya terkena satu macam bunga saja, yaitu bunga penundaan pembayaran. Dana yang ditarik tidak akan terbatas bila pemiliknya terus saja melunasi tagihan beserta bunga kartu kreditnya secara simultan. Jenis kartu kredit berdasarkan pada fungsinya kartu kredit terbagi menjadi 5, yaitu: 1 Charge card Merupakan kartu kredit dimana pemegang kartu harus melunasi semua penagihan yang terjadi atas dirinya sekaligus pada saat jatuh tempo. 2 Credit card Adalah suatu system dimana pemegang kartu dapat melunasi penagihan yang terjadi atas dirinya sekaligus atau secara angsuran pada saat jatuh tempo. 3 Debit card Merupakan kartu kredit yang pembayaran atas penagihan nasabah melalui pendebitan atas rekening yang ada di bank dimana pada saat membuka kartu.dengan pendebitan tersebut maka sejumlah uang nasabah yang sesuai dengan nominal transaksi berkurang atau dikreditkan kepada rekening pedagang tempat nasabah berbelanja. 4 Cash card Merupakan kartu yang berfungsi sebagai alat penarikan tunai pada ATM maupun langsung di teller bank. Namun pembayaran cash ini tidak dapat dilakukan diluar bank. 5 Check guarantee commit to user Merupakan kartu yang digunakan sebagai jaminan dalam penarikan cek dan dapat pula digunakan untuk menarik uang tunai. kasmir,2002: 174 c. Dasar Hukum Kartu Kredit Pengaturan mengenai kartu kredit belum secara tegas disebutkan dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang KUHD maupun Kitab Undang-Undang Hukum Perdata KUHPerdata namun dalam didalam KUHPerdata terdapat ketentuan yang dapat dijadikan dasar hukum pelaksanaan kegiatan bisnis kartu kredit diindonesia yaitu adanya asas ‘’kebebasan berkontrak’’ partij autonomie. Penegrtian dari asas ini adalah setiap orang bebas untuk mengadakan atau tidak mengadakan perjanjian dengan orang lain baik yang sudah diatur maupun yang belum diatur oleh undang-undang, kebebasan untuk menentukan bentuk perjanjian, kebebasan untuk menentukan isi perjanjian, dan kebebasan untuk menerima atau menyimpangi hukum perjanjian yang bersifat pelengkap aanvullend recht. Tetapi kebebasan tersebut dibatasi oleh tiga hal yaitu : tidak dilarang oleh undang-undang, tidak bertentangan dengan ketertiban umum, dan tidak bertentangan dengan kesusilaan. Selain dalam KUHPerdata sekarang terdapat beberapa peraturan yang dapat dijadikan landasan hukum penerbitan kartu kredit di Indonesia, yaitu : a. Keppres Nomor 61 Tahun 1988 tentang Lembaga Pembiayaan Pasal 2 ayat 1 dari Keppres ini antara lain menyebutkan bahwa salah satu kegiatan dari lembaga pembiayaan adalah melakukan usaha kartu kredit. Sementara itu dalam Pasal 1 ayat 7 disebutkan bahwa yang dimaksud dengan perusahaan kartu kredit adalah badan usaha yang melakukan usaha pembiayaan dalam rangka pembelian barangjasa dengan mempergunakan kartu commit to user kredit. Selanjutnya dalam Pasal 3 yang dapat melakukan kegiatan pembiayaan tersebut, termasuk kartu kredit adalah bank, lembaga keuangan bukan bank, dan perusahaan pembiayaan. Namun sekarang lembaga keuangan bukan bank sudah tidak ada lagi dalam system hukum keuangan kita. b. Keputusan Menteri Keuangan No. 1251KMK.0131998 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan sebagaimana telah berkali-kali diubah, terakhir dengan Keputusan Menteri Keuangan RI No. 448KMK.0172000 tentang Perusahaan Pembiayaan. Dalam Pasal 2 dari Keputusan Menteri Keuangan tersebut juga menyebutkan bahwa salah satu dari kegiatan pembiayaan adalah usaha kartu kredit. Dan dalam Pasal 7 ditentukan bahwa pelaksanaan kegiatan kartu kredit dilakukan dengan cara penerbitan kartu kredit yang dapat digunakan oleh pemegangnya untuk pembayaran pengadaan barangjasa. c. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankkan yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Dalam Pasal 6 huruf 1 juga dengan tegas dinyatakan bahwa salah satu kegiatan bank adalah melakukan usaha kartu kredit. d. Pihak-Pihak Dalam Penerbitan Kartu Kredit Dalam penerbitan kartu kredit terdapat tiga pihak yang terlibat didalamnya, yaitu : 1 Bank penerbit kartu kredit issuer bank Adalah bank yang menerbitkan kartu kredit yang mempunyai hak untuk melakukan penagihan pembayaran dari pemegang kartu atau card holder serta mempunyai kewajiban untuk melakukan pembayaran kepada merchant. commit to user 2 Merchant Adalah penjual barang atau jasa yang bersedia menerima pembayaran dengan kartu kredit. Dan seseorang atau perusahaan yang melakukan perjasama dengan bank penerbit dalam menerima kartu kredit sebagai pembayaran atas transaksi barang atau jasa yang dijualnya, sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati dalam perjanjian kerjasama. 3 Pemegang kartu Card holder Adalah seseorang yang telah diberi kepercayaan oleh bank penerbit untuk menggunakan kartu kredit dalam melakukan transaksi dengan merchant yang telah ditetapkan oleh bank penerbit. e. Tindak Pidana Perbankkan Dalam Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan selanjutnya disebut UU Perbankan terdapat tiga belas macam tindak pidana yang diatur mulai dari pasal 46 sampai dengan Pasal 50A. Ketiga belas tindak pidana itu dapat digolongkan ke dalam empat macam: 1 Tindak pidana yang berkaitan dengan perizinan, diatur dalam Pasal 46. 2 Tindak Pidana yang berkaitan dengan rahasia bank, diatur dalam Pasal 47 ayat 1 ayat 2 dan Pasal 47 A. 3 Tindak pidana yang berkaitan dengan pengawasan dan pembinaan bank diatur dalam pasal 48 ayat 1 dan ayat 2. 4 Tindak pidana yang berkaitan dengan usaha bank diatur dalam pasal 49 ayat 1 huruf a,b dan c, ayat 2 huruf a dan b, Pasal 50 dan Pasal 50A. http:zulsitompul.files.wordpress.com200706makalah_seminar- padang.pdf diakses 9 November 12.31 commit to user f. Modus Tindak Pidana Kartu Kredit Modus dari tindak pidana yang berkaitan dengan kartu kredit adalah : 1 Modus Konvensional : Pencurian data pada saat pemilik betransaksi di Cashier, sebelum kartu kredit yang bersangkutan di swipe ke mesin EDC terlebih dahulu di gesek pada alat mungil bernama Skimming Device yang dapat membaca dan merekam data pada magnetic stripe kartu kredit asli. Modus ini jelas melibatkan Merchant staff tersebut. 2 Modus Chip Memasang sebuah chip secara diam-diam ke dalam mesin EDC di berbagai merchant. Hal ini dapat dilakukan oleh staff pemilik mesin EDC atau Perusahaan yang melakukan jasa service mesin EDC. Dengan chip tersebut maka data transaksi akan dengan mudah terekam. 3 Modus Wire Trapping Modus ini sangat canggih, dimana sitemnya dalam melakukan penyadapan dari jaringan telekomunikasi data. Dengan modus ini data yang dapat dicuri sangat banyak sehingga dampak kerugian akan semakin luas. Pada tehnik ini semua data jenis kartu kredit dapat tersadap dengan mudah. 4 Hilangnya Kartu Kredit LostStolen Card Modus operandi dalam hal ini sederhana saja. Di mana pihak pemegang kartu kredit berpura-pura menyatakan bahwa kartu kreditnya hilang. Baik karena dicuri ataupun bukan. 5 Kartu Kredit Palsu Counterfeit Card commit to user Dalam hal ini di buat suatu kartu kredit palsu yang persis sama dengan kartu kredit yang asli. Lengkap dengan logo pihak penerbit. Kadang-kadang magnetic stripe juga ikut ditiru. Dalam kasus ini seperti ini biasanya terlibat suatu sindikat nasional, regional maupun internasional. 6 Mengubah Kartu Kredit Re-Embosssed CardAltered Card Modus operandi dalam tindak pidana kartu kredit dengan cara mengubah data-data yang terdapat dalam kartu kredit dengan menggunakan data palsu. 7 Kartu dari Bocoran Informasi Solicited Card Ada pihak-pihak seperti penerbit atau karyawan dari penerbit ataupun pihak yang dekat dengan pemegang yang membocorkaninformasi tentang nomor dan kode kartu kredit kepada suatu sindikat pemalsu kartu kredit. 8 Kejahatan dalam Pengiriman Kartu Mail Order Fraud Apabila kartu kredit dikirim dengan pos maka kartu tersebut tidak sampai ke tangan pemegangnya. Biasanya pelaku adalah orang dalampegawai kantor pos tersebut. http:www.scribd.comdoc22370900Paper-Tentang-Kartu- Kredit diakses 12 November 2010 14.35 commit to user

B. Kerangka Pemikiran

Dokumen yang terkait

ANALISIS YURIDIS DAKWAAN JAKSA PENUNTUT UMUM DALAM PERKARA TINDAK PIDANA PEMALSUAN SURAT (Putusan Nomor : 285/Pid.B/2011/PN.Sby)

0 4 15

ANALISIS YURIDIS DAKWAAN JAKSA PENUNTUT UMUM DALAM PERKARA TINDAK PIDANA PEMALSUAN SURAT (Putusan Pengadilan Nomor 285/Pid.B/2011/PN.Sby)

0 13 11

PENENTUAN LOCUS DAN TEMPUS DELICTI OLEH JAKSA DALAM PERKARA TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN KARTU KREDIT ONLINE (Studi Pada Kejaksaan Negeri Bandar Lampung)

0 24 45

PENYELESAIAN PERKARA PIDANA PENYALAHGUNAAN DAN PEMALSUAN KARTU KREDIT (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta).

0 1 17

Romli Laporkan Pemalsuan Dokumen Dakwaan.

0 0 1

TINJAUAN PEMBERIAN KETERANGAN OLEH AHLI EKSPOR IMPOR DALAM PERSIDANGAN PERKARA PENIPUAN DI PENGADILAN NEGERI BANDUNG DAN KEKUATAN PEMBUKTIANNYA (Studi Putusan Nomor : 564/PID.B/2014/PN.BDG).

0 0 14

TINJAUAN PEMBUKTIAN DAKWAAN PENUNTUT UMUM DALAM PERKARA USAHA PENAMBANGAN ILLEGAL DENGAN KETERANGAN AHLI PERTAMBANGAN D PERSIDANGAN PENGADILAN NEGERI PACITAN.

0 0 11

TINJAUAN TENTANG PENERAPAN DAKWAAN KOMULATIF SUBSIDAIR OLEH PENUNTUT UMUM DAN METODE PEMBUKTIANNYA PERKARA KORUPSI DAN PENCUCIAN UANG (Studi Putusan Tindak PIdana Korupsi Surabaya No.95/Pid.Sus/2011/PN.Sby).

0 0 15

12 bentuk dan fungsi tanya jawab dalam persidangan

0 0 25

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penetapan Pasal Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkotika dalam Surat Dakwaan Oleh Jaksa Penuntut Umum - PENETAPAN PASAL DAN BENTUK DAKWAAN OLEH JAKSA PENUNTUT UMUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA -

0 0 36