1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hipertrigliseridemia merupakan kadar trigliserida yang melebihi kadar normal, yaitu 150 mgdL. Kadar trigliserida yang melebihi kadar normal ini
menjadi salah satu indikator dari dislipidemia. Menurut NHANES tahun 1999
–2008, 31 penduduk U.S dengan usia lebih dari 20 tahun memiliki kadar
trigliserida ≥150 mgdL. Kadar abnormal trigliserida ini akan menyebabkan peningkatan risiko terjadinya berbagai penyakit, seperti
obesitas dan penyakit kardiovaskuler
.
Untuk menghindari berbagai penyakit tersebut, saat ini terdapat berbagai jenis penatalaksanaan guna menurunkan kadar trigliserida yaitu dengan
perubahan gaya hidup, aktivitas fisik, konsumsi obat-obatan golongan fibrate maupun obat-obatan herbal. Salah satu contoh obat-obatan herbal yang
digunakan adalah teh Camellia sinensis. Di Indonesia saat ini terdapat berbagai jenis teh, salah satunya adalah teh
oolong. Teh oolong di Indonesia sudah banyak dikonsumsi, akan tetapi baru sedikit penelitian yang membuktikan bahwa teh oolong dapat menurunkan
kadar lipid dalam darah. Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan di China oleh He et al. tahun 2009, pemberian seduhan teh oolong 8 gram setiap hari
selama 6 minggu dapat menurunkan kadar trigliserida pada subjek penelitian yang terdiri dari laki-laki dan perempuan yang dibagi ke dalam tiga kelompok
berdasarkan Index Massa Tubuhnya IMT. Hal ini disebabkan karena teh oolong mengandung flavonoid yaitu cathecin dan juga kafein yang bekerja
secara sinergis menurunkan kadar lipid. He et al., 2009. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti
mengenai perubahan kadar trigliserida terhadap pemberian seduhan teh oolong
pada orang dengan kadar trigliserida normal dan IMT ≥ 30.
2
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah penelitian ini adalah:
apakah pemberian seduhan teh oolong menurunkan kadar trigliserida pada manusia.
1.3 Maksud danTujuan