Tabel 4.8 Hasil Uji t
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
3.699 .085
43.713 .000
ln_ROE .030
.028 .342
1.079 .283
ln_DER -.032
.019 -.269
1.658 .101
ln_ROA 0.54
.028 -.707
1.927 .057
LN_Size .010
.010 .103
.967 .336
ln_NPM .004
.013 .059
.324 .747
ln_PKSP .014
.011 .123
1.220 .226
Sumber: Lampiran 11
Dari tabel 4.7 diatas dapat diperoleh model persamaan regresi berganda sebagai berikut:
Ln TPLK = 3.699 + 0.30 Ln ROE -0.032 Ln DER + 0.054 ROA+0.01 Ln Size+0.004 Ln NPM + 0.14 Ln PKSP
Keterangan:
a. Nilai konstanta adalah 3.699 artinya jika variabel return on equity, debt to
equity ratio, return on asset, ukuran perusahaan, net profit margin dan porsi kepemilikian saham publik bernilai 0, maka tingkat pengungkapan laporan
keuangan akan meningkat sebesar 3.699,
b. Nilai koefisien return on equity 0.30 artinya setiap kenaikan return on equity
akan meningkatkan tingkat pengungkapan laporan sebesar 0.03,
c. Nilai koefisien debt to equity ratio -0.032 artinya setiap kenaikan debt to
equity ratio akan menurunkan tingkat pengungkapan laporan sebesar 0.032,
Universitas Sumatera Utara
d. Nilai koefisien return on asset adalah 0.054 artinya setiap kenaikan nilaI
return on assets akan meningkatkan tingkat pengungkapan laporan sebesar 0.01,
e. Nilai konstanta ukuran perusahaan adalah 0.01 artinya setiap kenaikan nilai
ukuran perusahaan akan meningkatkan tingkat pengungkapan laporan sebesar 0.01.
f. Nilai konstanta net profit margin adalah 0.004 artinya setiap kenaikan nilai
net profit margin akan meningkatkan tingkat pengungkapan laporan sebesar 0.004,
g. Nilai konstanta porsi kepemilikian saham publik adalah 0.14 artinya setiap
kenaikan nilai porsi kepemilikian saham publik akan meningkatkan tingkat pengungkapan laporan sebesar 0.14.
Dari hasil pengujian diatas akan dijelaskan pengaruh variabel independen secara satu persatu parsial.
a. Pengaruh return on equity terhadap tingkat pengungkapan laporan
keuangan. Hasil analisis uji t untuk variabel return on equity menunjukkan nilai t
sebesar 43.713 dengan signifikansi sebesar 0.283, signifikansi t lebih besar dari 0.05 P0.05. Hal ini berarti bahwa variabel return on equity secara
parsial tidak berpengaruh terhadap tingkap pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
b. Pengaruh debt to equity ratio terhadap tingkat pengungkapan laporan
keuangan. Hasil analisis uji t untuk variabel debt to equity ratio menunjukkan nilai t sebesar 1.658 dengan signifikansi sebesar 0.101,
signifikansi t lebih besar dari 0.05 P0.05. Hal ini berarti bahwa variabel debt to equity ratio secara parsial tidak berpengaruh terhadap
tingkat pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pada perekonomian yang
membaik, perusahaan dengan leverage yang tinggi akan lebih banyak mempunyai kesempatan untuk memperoleh laba yang tinggi. Para
pemegang saham lebih menginginkan perusahaan dengan leverage yang tinggi karena akan meningkatkan laba yang diharapkan tanpa
mengurangi pengendaliannya terhadap perusahaan. Oleh karena itu perusahaan dituntut untuk lebih mengungkapkan butir-butir laporan
keuangan secara lengkap untuk tetap mempertahankan kepercayaan para krediturnya. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian
Hertanti 2005, Irawan 2006. Tetapi tidak konsisiten dengan hasil penelitan Ivanna 2005.
c. Pengaruh return on asset terhadap tingkat pengungkapan laporan
keuangan. Hasil analisis uji t untuk variabel return on asset menunjukkan nilai t
sebesar 1.927 dengan signifikansi sebesar 0.057, signifikansi t lebih besar dari 0.05 P0.05. Hal ini berarti bahwa variabel return on assets
secara parsial tidak berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan laporan
Universitas Sumatera Utara
keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
d. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap tingkat pengungkapan laporan keuangan. Hasil analisis uji t untuk variabel ukuran perusahaan
menunjukkan nilai t sebesar 0.967 dengan signifikansi sebesar 0.336, signifikansi t lebih besar dari 0.05 P0.05. Hal ini berarti bahwa variabel
ukuran perusahaan secara parsial tidak berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. artinya bahwa ukuran perusahaan mempunyai pengaruh positif terhadap kelengkapan penungkapan laporan
keuangan. Hasil ini mendukung banyak penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan adalah variabel yang paling
konsisten mempengaruhi pengungkapan. Beberapa studi yang memberikan bukti empiris adanya hubungan antara ukuran perusahaan dengan
penungkapan antara lain penelitian dari Hertanti 2005 dan irawan 2006 tidak konsisiten dengan hasil penelitian ivanna 2005. Berdasarkan hal
tersebut, dapat dipahami bahwa perusahaan besar lebih mematuhi ketentuan pengungkapan dibandingkan perusahaan yang lebih kecil.
e. Pengaruh net profit margin terhadap tingkat pengungkapan laporan keuangan. Hasil analisis uji t untuk variabel net profit margin
menunjukkan nilai t sebesar 0.324 dengan signifikansi sebesar 0.747, signifikansi t lebih besar dari 0.05 P0.05. Hal ini berarti bahwa
variabel net profit margin secara parsial tidak berpengaruh terhadap
Universitas Sumatera Utara
tingkat pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hal tersebut menyatakan bahwa
net profit margin tidak berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan laporan keuangan. Artinya semakin tinggi net profit margin suatu
perusahaan tidak semakin tinggi tingkat pengungkapan laporan keuangannya. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang
dilakukan oleh irawan 2006. f. Pengaruh porsi kepemilikian saham publik terhadap tingkat pengungkapan
laporan keuangan. Hasil analisis uji t untuk variabel porsi kepemilikian saham publik menunjukkan nilai t sebesar 1.220 dengan signifikansi
sebesar 0.226, signifikansi t lebih besar dari 0.05 P0.05. Hal ini berarti bahwa variabel porsi kepemilikian saham publik secara parsial tidak
berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Semakin
besar porsi saham yang dimiliki oleh publik maka akan semakin banyak pula butir-butir pengungkapan laporan keuangan yang dituntut oleh para
investornya sehingga akan semakin tinggi tingkat pengungkapan laporan keuangan perusahaan. Sesuai dengan agency teory, hubungan keagenan
dijalankan antara principal pemegang saham dengan agent
menejemen. Prinsipal menyediakan fasilitas dan dana untuk mengelola perusahaan, sedangkan agen bertanggungjawab untuk melaporkan secara
periodik segala aktivitas yang dijalankannya. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yaitu Irawan 2006 dan
Universitas Sumatera Utara
penelitian yang disimpulkan oleh Hertanti 2005 yang juga menyatakan bahwa porsi saham publik berpengaruh positif terhadap tingkat
pengungkapan laporan keuangan.
C. Pembahasan Hasil Penelitian