Pengembangan modul Tinjauan tentang modul a. Pengertian modul

24 Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa modul merupakan media belajar berbentuk cetak yang berisikan materi pembelajaran yang tersusun secara sistematis sehingga memungkinkan peserta didik untuk mempelajari materi tersebut secara mandiri.

b. Pengembangan modul

Setiap sekolah memiliki kemampuan yang berbeda dan ditambah setiap peserta didik tidak dapat disamakan dengan peserta didik yang lain. Karena masing-masing peserta didik memiliki kemampuan dan daya pemahaman yang berbeda. Dengan begitu tidak setiap media pembelajaran khususnya modul bisa dipakai untuk setiap peserta didik di setiap sekolah. Made Wena 2013:224, perbedaan karakteristik siswa dalam pembelajaran patut dijadikan pijakan dalam perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi pembelajaran. Salah satu cara yang cukup relevan untuk memecahkan masalah tersebut adalah penerapan pembelajaran individual, yang memberikan kepercayaan kepada individu untuk belajar mandiri. Salah satu model pembelajaran individu yang kini semakin berkembang penggunaannya adalah sistem pembelajaran modul. Menurut Russel 1974 yang dikutip oleh Made Wena 2013:230 menerangkan bahwa modul akan menjadi pembelajaran lebih efisien, efektif dan relevan. Dibandingkan dengan pembelajaran konvensional yang cenderung bersifat klasikal dan dilaksankan dengan tatap muka, pembelajaran modul ternyata memiliki kelebihan. 25 Menurut Das Salirawati dalam Teknik Penyusunan Modul Pembelajaran menerangkan bahwa seiring dengan tuntutan kurikulum yang berlaku saat ini, guru-guru dipacu untuk mampu mengembangkan profesionalisme melalui daya kreasinya dalam menciptakan pembelajaran yang lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Kreativitas ini bukan hanya dalam hal menciptakan metode dan strategi pembelajaran yang lebih menarik, bermakna, dan menyenangkan, tetapi juga dalam penyediaan sarana belajar yang lebih variatif dan fungsional agar mampu mendukung kelancaran dan keberhasilan pembelajaran peserta didik. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan menyusun bahan ajar sendiri diharapkan akan lebih spesifik dan mengena pada peserta didik, karena pendidik mengetahui sifat dan karakter peserta didik, sehingga mengetahui kekurangan dan apa yang dibutuhkan peserta didik.

c. Karakteristik modul

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SISTEM BAHAN BAKAR BENSIN KELAS XI TEKNIK KENDARAAN RINGAN SMK NEGERI 1 PERBAUNGAN.

0 2 25

PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISTEM BAHAN BAKAR BENSIN PADA SISWA KELAS XI TEKNIK KENDARAAN RINGAN SMK SWASTA TELADAN MEDAN T.P 2013/2014.

0 2 10

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN BERBASIS ISODI SMK MUHAMMADIYAH 2 ANDONG Pengelolaan Pembelajaran Teknik Kendaraan Ringan Berbasis ISO Di SMK Muhammadiyah 2 Andong.

0 2 15

PENGEMBANGAN MULTEMEDIA INTERAKTIF MATA PELAJARAN SISTEM BAHAN BAKAR DIESEL PADA SISWA KELAS XI KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN SMK HARAPAN STABAT T.A. 2013/2014.

0 1 32

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF SISTEM PENGISIAN UNTUK SISWA KELAS XI TEKNIK KENDARAAN RINGAN DI SMK NASIONAL NASIONAL BERBAH.

0 1 212

ANALISIS KESULITAN BELAJAR PADA PELAJARAN PEMELIHARAAN CHASSIS PEMINDAH TENAGA KENDARAAN RINGAN SISWA KELAS XII TEKNIK KENDARAAN RINGAN DI SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN.

3 11 214

ANALISIS FAKTOR KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS XI JURUSAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN PADA MATA PELAJARAN PSKO DI SMK MUHAMMADIYAH 1 SALAM.

0 1 148

PROFIL KEGIATAN EKSTRAKULIKULER SISWA KELAS XI TEKNIK KENDARAAN RINGAN SMK N 2 PENGASIH.

0 0 1

PENGEMBANGAN MODUL SISTEM BAHAN BAKAR BENSIN KARBURATOR PADA SISWA KELAS XI TEKNIK KENDARAAN RINGAN DI SMK MUHAMMADIYAH 2 TEMPEL.

1 8 193

PADA JURUSAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN KELAS X DI SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA.

0 6 141