Karakteristik Air Limbah Pengolahan Limbah Cair

WULAN JURAIDA SINAGA : PENENTUAN KADAR KLORIDA PADA AIR SUMUR DAN AIR LIMBAH DENGAN SPEKTROFOTOMETER PORTABLE DR2010, 2014.

2.4. Limbah Cair

Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomi. Limbah yang mengandung bahan polutan yang memiliki sifat racun dan berbahaya dikenal dengan limbah B-3, yang dinyatakan sebagai bahan yang dalam jumlah relatif sedikit tetapi berpotensi untuk merusak lingkungan hidup dan sumber daya. Limbah air bersumber dari pabrik yang biasanya banyak menggunakan air dalam proses produksinya. Air dari pabrik membawa sejumlah padatan dan pertikel, baik yang larut maupun yang mengendap. Bahan ini ada yang kasar dan ada yang halus Kristanto, 2004. Chandra 2006 mengemukakan bahwa limbah cair merupakan salah satu jenis sampah. Adapun sampah waste adalah zat-zat atau benda-benda yang sudah tidak terpakai lagi, baik yang berasal dari rumah maupun sisa-sisa proses industri.

2.4.1. Karakteristik Air Limbah

Secara garis besar karakteristik air limbah digolongkan menjadi: a. Karakteristik fisik Sebagian besar terdiri dari air dan sebagian kecil terdiri dari bahan-bahan padat dan suspensi. Universitas Sumatera Utara WULAN JURAIDA SINAGA : PENENTUAN KADAR KLORIDA PADA AIR SUMUR DAN AIR LIMBAH DENGAN SPEKTROFOTOMETER PORTABLE DR2010, 2014. b. Karakteristik kimiawi Air buangan ini mengandung campuran zat-zat kimia anorganik yang berasal dari air bersih serta bermacam-macam zat organik berasal dari penguraian tinja, urine, dan sampah-sampah lainnya. Oleh sebab itu pada umumnya bersifat basah pada waktu masih baru, dan cenderung bau asam apabila sudah mulai membusuk. c. Karakteristik bakteriologis Kandungan bakteri patogen serta organisme golongan coli terdapat juga dalam air limbah Notoatmodjo, 2007.

2.4.2. Pengolahan Limbah Cair

Ada tiga tingkat pengolahan limbah berdasarkan derajat kekotorannya yang diklasifikasikan sebagai berikut. a. Pengolahan limbah primer: pengolahan limbah secara mekanik dengan jalan menyaring kotoran kasar, seperti penggunaan batu, potongan kayu atau pasir, kemudian suspensi padat diendapkan. Bahan kimia terkadang perlu untuk mempercepat pengendapan. b. Pengolahan limbah sekunder: pengolahan limbah yang melibatkan proses biologik dengan menambahkan bakteri aerobik sebagai tahap pertama untuk mendegradasi limbah organik. Proses ini dapat menghilangkan 90 limbah organik yang mengkonsumsi oksigen. Beberapa sistem menggunakan filter sehingga cairan yang Universitas Sumatera Utara WULAN JURAIDA SINAGA : PENENTUAN KADAR KLORIDA PADA AIR SUMUR DAN AIR LIMBAH DENGAN SPEKTROFOTOMETER PORTABLE DR2010, 2014. difilter menetes-netes. Bakteri aerobik mendegradasi limbah melalui saluran tangki yang besar dan telah diisi batuan kecil yang dilapisi oleh bakteri dan protozoa. Sistem lain yaitu dengan proses pemompaan limbah lumpur ke dalam tangki yang besar; di situ dicampur dengan lumpur yang mengandung banyak bakteri dan diberi aerasi oksigen, sehingga akan meningkatkan proses degradasi oleh mikroorganisme tersebut. Cairan kemudian dialirkan ke dalam tangki pengendapan, tempat partikel padat dan mikroorganisme tertinggal. Endapan lumpur kemudian dialirkan ke dalam bak dan didigesti dengan digestor anaerobik, dibakar, dan akhirnya dibuang ke laut atau dapat digunakan sebagai pupuk. c. Pengolahan limbah selanjutnya: air limbah dari pengolahan sekunder dapat lebih dimurnikan lagi dengan disalurkan melalui saluran pipa yang panjang dan ditumbuhi oleh tanaman air seperti hyacinth. Tanaman tersebut dapat mengambil bahan kimia organik toksik dan komponen logam yang tidak dapat diambil oleh sistem pengolahan limbah primer dan sekunder. Tahap akhir pengolahan ini ialah melakukan desinfeksi air sebelum dibuang ke sungai atau ke laut atau digunakan untuk pemupukan. Proses desinfeksi dilakukan untuk membunuh bakteri penyebab penyakit. Sistem ini biasanya dilakukan dengan klorinasi, tetapi masalahnya ialah klorin bereaksi dengan bahan organik yang berada dalam limbah atau dalam air permukaan, seperti bentuk senyawa kloroform yang merupakan bahan kimia penyebab kanker. Beberapa macam bahan desinfektan dicoba untuk digunakan seperti ozon dan sinar ultraviolet, tetapi memerlukan biaya yang lebih mahal daripada desinfektan klorin Darmono, 2010. Universitas Sumatera Utara WULAN JURAIDA SINAGA : PENENTUAN KADAR KLORIDA PADA AIR SUMUR DAN AIR LIMBAH DENGAN SPEKTROFOTOMETER PORTABLE DR2010, 2014. 2.5. Klorida 2.5.1. Tinjauan Teoritis