Metode dan Teknik Pengumpulan Data Metode dan Teknik Analisis Data

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Suatu penelitian, harus menggunakan metode guna untuk memahami dan memaknai karya sastra dengan melakukan pembacaan heuristik dan pembacaan hermeneutika. Pembacaan heuristik adalah berdasarkan struktur kebahasaan atau membaca karya sastra itu dari awal sampai akhir. Pembacaan hermeneutika adalah pembacaan karya sastra dalam hal ini lagu berdasarkan konvensi sastranya, menurut Riffatere Jabrohim, 2001: 101. Dimulai langkah pembacaan heuristik, yaitu membaca dengan jalan meneliti tataran gramatikalnya dari segi mimetisnya dan dilanjutkan dengan pembacaan retroaktif, yaitu bolak balik sebagaimana yang akan terjadi pada metode hermeneutika untuk menangkap maknanya. Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini bersifat kualitatif. Dalam hal ini, Bogdan dan Taylor dalam Maleong, 1998: 3 mendefenisikan bahwa metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang dapat memberi tanggapan. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu secara holistik utuh. Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif, dengan sumber data yang terdiri atas data primer dan data skunder. Data primer diperoleh dengan menganalisis lagu tersebut. Data sekunder rmerupakan data yang diperoleh Universitas Sumatera Utara melalui sumber-sumber tertulis seperti: buku cetak, artikel, makalah, dan bentuk karya tulis lainnya untuk mendapat dan mengambil informasi tambahan terkait topik penelitian ini.

3.2 Metode dan Teknik Analisis Data

Metode resepsi sastra mendasarkan diri pada teori bahwa karya sastra itu sejak terbit selalu mendapatkan tanggapan dari pembacanya. Apresiasi pembaca pertama terhadap sebuah karya sastra akan dilanjutkan dan diperkaya melalui tanggapan-tanggapan yang lebih lanjut dari generasi ke generasi, menurut Jauss 1974: 12-13; Pradopo, 1986: 185 Tugas resepsi estetika berkenaan dengan interpretasi adalah meneliti konkretisasi pembaca terhadap sebuah teks sastra. Ahli yang mengetahui konkretisasi dan mampu memberikan interpretasi yang lebih masuk akal, apa lagi konkretisasi itu diberikan oleh pembaca-pembaca handal, konkretisasi yang tidak didasarkan pada struktur teks dan struktur sistem yang tidak relevan, menurut Segers, 1978: 49 Penerapan metode penelitian sastra, bertolak dari uraian diatas dapat dirumuskan dengan tiga pendekatan. Pertama, penelitian resepsi sastra secara eksperimental. Penelitian ini sangatlah sulit karena harus menentukan praktek lapangan, menentukan responden, pemilihan teks. Kedua, penelitian resepsi lewat kritik sastra, dapat dilakukan dalam dua cara, yaitu cara Sinkronik dan cara Diakronik. Sinkronik adalah meneliti resepsi sastra dalam satu kurun masa atau periode. Diakronik adalah dapat diteliti dengan tanggapan-tanggapan Universitas Sumatera Utara pembacanya, seperti dalam pembacaan sajak Chairul Anwar. Ketiga, penelitian resepsi intertekstualitas dalam kaitannya dengan kesusastraan Indonesia modern, terlihat jelas ini dalam prosa dan puisi Teeuw, 1984: 208-218. Dalam metode estetika resepsi ini, peneliti menggunakan metode sinkronik meneliti resepsi sastra dalam satu kurun masa atau periode. Peneliti akan menganalisis lirik lagu Ebiet G. Ade dalam satu kurun waktu satu album. Satu kurun masa atau periode inilah yang akan mewakili lagu-lagu Ebiet untuk mengetahui makna dan pesan moral apa yang terdapat dalam lirik lagu Ebiet G. Ade. Berikut ini adalah salah satu contoh teknik analisis data terhadap salah satu syair lagu Ebiet G. Ade yang berjudul “Untuk Kita Renungkan.”Di bawah ini, peneliti menganalisis hanya bait pertama saja pada syair lagu “Untuk Kita Renungkan.” Syair tersebut sebagai berikut: Kita mesti telanjang dan benar-benar bersih Suci lahir dan di dalam batin Tengoklah ke dalam sebelum bicara Singkirkan debu yang masih melekat Ooo singkirkan debu yang masih melekat … Syair ini mengatakan sesuatu yang ironis dengan gaya bahasa yang ironis juga. Dalam kehidupan manusia banyak terdapat kebohongan, kemunafikan sehingga dalam syair lagu ini kita mesti telanjang dan benar-benar bersih, kita dipesankan agar benar-benar bersih dari segala perbuatan yang kotor. Bersih dalam arti kita harus bersih dalam jiwa dan raga kita. Disini dikatakan kita tengoklah kedalam sebelum bicara, artinya sebelum berbicarakan kita harus Universitas Sumatera Utara memikirkannya lebih dulu dan sebelum kita menilai orang lain, kita mesti melihat diri kita sendiri karena jangan menganggap diri kita itu sudah benar. Sehingga dalam syair singkirkan debu yang masih melekat, artinya kita harus meninggalkan hal-hal yang tidak baik dalam hidup kita yang masih melekat sehingga kita benar-benar bersih. Dalam syair lagu Ebiet ini, Ebiet ingin manusia untuk berubah dan mendekatkan diri pada pencipta. Sehingga dapat dikatakan syair dalam lagu Ebiet ini sangat indah dan memiliki makna yang dalam dimana tidak semua penggemar lagu Ebiet dapat mengerti akan makna lagu-lagunya tersebut. Universitas Sumatera Utara

BAB IV PESAN MORAL DALAM LIRIK LAGU ALBUM UNTUK KITA