22
Dari berbagai macam kebutuhan tersebut, ada cara untuk merangsang motivasi belajar siswa yang merupakan dorongan intrinsik. Menurut Sardiman
2004:90 beberapa cara menumbuhkan motivasi belajar di sekolah adalah dengan:
a. Memberikan angka sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya.
b. Hadiah
c. Persaingankompetisi baik individu maupun kelompok.
d. Ego-invoicement, sebagai tantangan untuk mempertaruhkan harga diri.
e. Memberi ulangan
f. Mengatahui hasil
g. Pujian
h. Hukuman
i. Hasrat untuk belajar
j. Minat
k. Tujuan yang diakui
2.4 Disiplin Belajar
2.4.1 Pengertian Disiplin Belajar
Disiplin merupakan sesuatu yang menyatu di dalam diri seseorang. Disiplin muncul terutama karena adanya kesadaran batin dan iman kepercayaan
bahwa yang dilakukan itu baik dan bermanfaat bagi diri dan lingkungan. Mulyasa 2002:108 mengemukakan bahwa “disiplin adalah suatu keadaan tertib
dimana orang-orang tergabung dalam suatu sistem, tunduk pada peraturan- peraturan yang ada dengan senang hati”, sedangkan menurut Soegeng
Prijodarminto dalam Tu’u 2004:31 “disiplin adalah kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai
ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan atau ketertiban”. Tu’u 2004:33 merumuskan disiplin sebagai berikut:
a. Mengikuti dan menaati peraturan,nilai dan hukum yang berlaku.
23
b. Pengikutan dan ketaatan tersebut terutama muncul karena adanya
kesadaran diri bahwa hal itu berguna bagi kebaikan dan keberhasilan dirinya. Dapat juga muncul karena rasa takut, tekanan, paksaan dan
dorongan dari luar dirinya.
c. Sebagai alat pendidikan untuk mempengaruhi, mengubah, membina dan
membentuk perilaku sesuai dengan nilai-nilai yang ditentukan atau diajarkan.
d. Hukuman yang diberikan bagi yang melanggar ketentuan yang berlaku
dalam rangka mendidik, melatih, mengendalikan dan memperbaiki tingkah laku.
Dari berbagai pengertian tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa disiplin belajar adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses
dari serangkaian perilaku seseorang yang sesuai dengan peraturan atau tata tertib untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
2.4.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi dan Membentuk Disiplin
Perilaku disiplin tidak akan tumbuh dengan sendirinya, melainkan perlu kesadaran diri, latihan, kebiasaan dan juga adanya hukuman. Bagi siswa, disiplin
belajar juga tidak akan tercipta apabila siswa tidak mempunyai kesadaran diri. Siswa akan disiplin dalam belajar apabila siswa sadar akan pentingnya belajar
dalam kehidupannya. Penanaman disiplin perlu dimulai sedini mungkin, mulai dari kebiasaan bangun pagi, makan, tidur dan mandi harus dilakukan secara tepat
waktu sehingga anak akan terbiasa melakukan kegiatan itu secara kontinyu. Menurut Tu’u 2004:48-49 ada empat faktor dominan yang
mempengaruhi dan membentuk disiplin, yaitu: a.
Kesadaran diri Pemahaman diri bahwa disiplin penting bagi kebaikan dan keberhasilan
dirinya, selain itu kesadaran diri menjadi motif yang sangat kuat bagi terwujudnya disiplin. Disiplin yang terbentuk atas kesadaran diri akan
24
kuat pengaruhnya dan akan lebih tahan lama dibandingkan dengan disiplin yang terbentuk karena unsur paksaan atau hukuman.
b. Pengikutan dan ketaatan
Pengikutan dan ketaatan merupakan langkah penerapan dan praktik atas peraturan-peraturan yang mengatur perilaku individunya. Hal ini sebagai
kelanjutan dari adanya kesadaran diri yang dihasilkan oleh kemampuan dan kemauan diri yang kuat.
c. Alat pendidikan
Alat pendidikan mempengaruhi, mengubah, membina dan membentuk perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai yang ditentukan atau diajarkan.
d. Hukuman
Seseorang yang taat pada aturan cenderung disebabkan karena dua hal, yang pertama karena adanya kesadaran diri, kemudian yang kedua karena
adanya hukuman. Hukuman akan menyadarkan, mengoreksi dan meluruskan yang salah, sehingga orang kembali pada perilaku yang
sesuai dengan harapan.
Lebih lanjut Tu’u 2004:49-50 menambahkan masih ada faktor-faktor lain yang berpengaruh dalam pembentukan disiplin, yaitu:
a. Teladan
Teladan adalah contoh yang baik yang seharusnya ditiru oleh oarang lain, dalam hal ini siswa lebih mudah meniru apa yang mereka lihat sebagai
teladan orang yang dianggap baik dan patut ditiru dari pada dengan apa yang mereka dengar, karena itu contoh dan teladan disiplin dari atasan,
kepala sekolah dan guru-guru serta penata usaha sangat berpengaruh terhadap disiplin para siswa.
b. Lingkungan berdisiplin
Lingkungan berdisiplin kuat pengaruhnya dalam pembentukan disiplin dibandingkan dengan lingkungan yang belum menerapkan disiplin. Bila
berada di lingkungan yang berdisiplin, seseorang akan terbawa oleh lingkungan tersebut.
c. Latihan berdisiplin
Disiplin dapat tercapai dan dibentuk melalui latihan dan kebiasaan, artinya melakukan disiplin secara berulang-ulang dan membiasakannya
dalam praktik-praktik disiplin sehari-hari.
2.4.3 Perlunya disiplin