Manajemen Laba Salah Saji

21

2.1.7. Manajemen Laba

Informasi laba menjadi bagian dari laporan keuangan yang dianggap paling penting, karena informasi tesebut secara umum dipandang sebagai representasi kinerja manajemen pada periode tertentu. Praktik manajemen laba mungkin dapat dipertimbangkan untuk memperbaiki kinerja manajemen, tindakan ini mendapat keleluasaan dengan memilih kebijakan akuntansi tertentu dari seperangkat kebijakan akuntansi yang diperkenankan Scott, 1997. Manajemen laba adalah tindakan yang ditujukan untuk memaksimumkan utilitas manajer dan cenderung untuk menguntungkan diri mereka manajer sendiri dengan cara mempengaruhi proses pelaporan keuangan. Motivasi untuk melakukan manajemen laba biasanya timbul akibat pressure baik dari dalam maupun dari luar perusahaan. Pressure dari dalam perusahaan biasanya berhubungan dengan perfoma keuangan yang tidak mencapai target yang telah ditentukan. Motivasi ini semakin kencang bila performa keuangan berhubungan dengan reward berupa insentif keuangan, seperti bonus atau untuk mendapatkan kompensasi yang maksimal. Sedangkan motivasi dari luar, biasanya justru datang dari pihak top manajemen yang ingin menunjukkan bahwa berkat kepemimpinan mereka performa keuangan perusahaan telah menjadi lebih baik.

2.1.8. Salah Saji

Laporan keuangan suatu perusahaan harus terhindar dari salah saji yang disengaja agar tidak menimbulkan kesalahan bagi pihak manajemen dalam 22 pengambilan keputusan baik itu yang bersifat krusial maupun tidak. Manajer dilarang melakukan salah saji secara sengaja dengan berbagai alasan, karena laporan keuangan tersebut tidak akan mencerminkan kondisi perusahaan yang sebenarnya. Kejujuran seorang akuntan sangat dibutuhkan dalam menyusun laporan keuangan. Kejujuran dianggap sebagai netralitas dalam penyusunan laporan keuangan. Indikator dalam salah saji tersebut adalah laporan keuangan harus terhindar dari salah saji yang disengaja maupun tidak disengaja.

2.1.9. Pengungkapan