PERAN MANAJEMEN DAN TANGGUNG JAWAB AUDIT

PERAN MANAJEMEN DAN TANGGUNG JAWAB AUDITOR DALAM
MENDETEKSI KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN
Fahmi firmansyah (15919039)
Email :dhenfahmi99@gmail.com
Mahasiswa Magister Akuntansi – Universitas Islam Indonesia
Kekeliruan dan kecurangan dalam konteks pelaporan keuangan mengindikasikan adanya
salah saji secara material, kejahatan dalam bidang ekonomi (Fraud) atau hubungan dua pihak
yang terlibat dalam menjalankan sebuah entitas (agency theory) yang menimbulkan asymmetric
information baik yang dilakukan oleh suatu perusahaan, manajemen ataupun individu. Auditor
memiliki tanggungjawab yang besar untuk mendeteksi Fraud asymmetric information serta
menilai kewajaran laporan keuangan dari salah saji secara material yang sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berterima umum, standar auditing dan kode etik akuntan. Sedangkan peran
manajemen bertanggungjawab untuk menerapkan kebijakan akuntansi yang sehat, membangun
serta memelihara pengendalian intern yang diantaranya, mencatat, mengolah, meringkas, dan
melaporkan transaksi (termasuk peristiwa dan kondisi) yang konsisten dengan asersi manajemen
yang tercantum dalam laporan keuangan serta mewujudkan good corparate governance yang
dalam salah satu penerapannya menerima keberadaan komite audit sebagai suatu bagian dari
organisasi perusahaan.
1. Agency Theory dan Good Corporate Governance
Teori Keagenan (agency theory), mengemukakan ada dua pihak yang terlibat dalam menjalankan
sebuah entitas, baik organisasi laba maupun nir laba. Kedua pihak tersebut dikenal dengan

principal dan agent. Pihak prinsipal adalah pemilik dari sebuah entitas yang kemudian
dijalankan oleh seorang agen, yang kemudian pihak agen ini dalam menjalankan perusahaannya
seharusnya sesuai dengan keinginan pemilik (prinsipal). Namun agency theory juga mengenal
adanya asymmetric information yaitu adanya sebuah ketidakseimbangan dalam proporsi
informasi yang dikonsumsi oleh kedua belah pihak.
2. Kekeliruan dan Kecurangan Laporan Keuangan
Menurut Statement on Auditing Standard (SAS) No. 82 mengenai Consideration of Fraud in a
Financial Statement Audit, menyatakan bahwa auditor mempunyai tanggungjawab yang besar

untuk mendeteksi kecurangan dengan merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh
kepastian menenai apakah laporan keuangan bebas dari salah saji (misstatement) secara material
baik yang disebabkan oleh kesalahan atau kecurangan.
3. Materialitas Dan Risiko Audit
Menurut SA Seksi 312, bahwa laporan keuangan mengandung salah saji material apabila laporan
keuangan tersebut mengandung salah saji yang dampaknya, secara individu atau keseluruhan,
cukup signifikan sehingga dapat mengakibatkan laporan keuangan tidak disajikan secara wajar
dalam semua hal yang material, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, sedangkan
risiko audit adalah risiko yang timbul karena auditor tanpa disadari tidak memodifikasi
pendapatnya sebagaimana mestinya atas suatu laporan keuangan yang mengandung salah saji
material.

4. Tanggungjawab Auditor dan Etika Profesional
Menurut SA Seksi 110, bahwa auditor bertanggung jawab untuk merencanakan dan
melaksanakan audit guna memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan
bebas dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh kekeliruan atau kecurangan.
Tanggungjawab tersebut tentunya dalam rangka untuk menilai kewajaran laporan keuangan dari
salah saji secara material yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum, standar
auditing dan kode etik akuntan. Apabila terjadi pelanggaran atau penyimpangan terhadap etika
profesi seperti yang diisyaratkan dalam standar auditing dan kode etik akuntan berarti auditor
kurang menunjukkan atau tidak memiliki idealisme yaitu sebagai sikap yang dependen dan tidak
menghindarkan terjadi berbagai kepentingan.
5. Peran Dewan Komisaris
Dewan komisaris memiliki sejumlah tanggung jawab dalam kaitannya dengan kepercayaan
pemegang saham kepadanya dan beberapa kompetensi dasar yang harus dimiliki.