Kuasa Hukum Secara Umum

28 3. Diperkenankannya serikat buruhserikat pekerja selaku kuasa; 4. Gugatan PHI ditujukan kepada PHI pada pengadilan negeri tempat pekerjaburuh bekerja; 5. Tenggang waktu pengajuan gugatan atas PHK dalam waktu 1 tahun sejak diterimanya atau diberitahukannya keputusan dari pihak pengusaha; 6. Gugatan PHI harus dilampiri risalah penyelesaian melalui mediasi dan konsiliasi; 7. Adanya semacam dismical process; 8. Diperkenankan gugatan kolektif; 9. Diperkenankannya pemeriksaan dengan acara cepat; 10. Dikenalnyaputusan sela mengenai provisi; 11. Putusan PHI yang didasarkan pada hukum; 12. Perjanjian yang ada, kebiasaan dan keadilan; 13. Upaya hukum yang dikenal hanya verzet dan kasasi; dan 14. Putusan PHI dilakukan dalam waktu selambat-lambatnya 50 hari terhitung sejak sidang pertama.

1. Kuasa Hukum Secara Umum

Secara umum, surat kuasa tunduk pada prinsip hukum yang diatur dalam Bab Keenam Belas, Buku III KUH Perdata, sedang aturan khususnya diatur dan tunduk pada ketentuan hukum acara yang digariskan Het Herziene InlandschIndonesich Reglement HIR dan Reglement Buitengewesten Rbg. 45 Kuasa menurut hukum disebut juga wettelijke vertegenwoordig atau legal mandatory legal representative. Maksudnya, undang-undang sendiri telah menetapkan seseorang atau 45 M. Yahya Harahap II, Op. Cit., h. 1. 29 suatu badan untuk dengan sendirinya menurut hukum bertindak mewakili orang atau badan tersebut tanpa memerlukan surat kuasa. Jadi, undang-undang sendiri yang menetapkan bahwa yang bersangkutan menjadi kuasa atau wakil yang berhak bertindak untuk dan atas nama orang atau badan itu. 46 - KUH Perdata Hukum Perdata adalah keseluruhan kaidah-kaidah hukum yang mengatur hubungan antara subyek hukum yang satu dengan subyek hukum yang lain dalam hubungan kekeluargaan dan dalam pergaulan masyarakat. 47 Subyek hukum atau orang, ialah setiap pendukung pembawa hak dan kewajiban. Ada dua macam subyek hukum: 48 1. Manusia natuurlijk persoon, dan 2. Badan Hukum Rechtpersoon. Manusia sebagai subyek hukum karena kodratnya, sedangkan badan hukum menjadi subyek hukum diciptakan oleh manusia untuk kepentingan manusia itu sendiri. 49 Senarnya sekarang ini dalam perkembangan perundang-undangan, yang dinamakan subyek hukum itu bukan lagi dalam pengertian yang tradisional konvensional yaitu manusia dan badan hukum, tetapi manusia dan korporasi. 50 Secara umum, surat kuasa tunduk pada prinsip hukum yang diatur dalam Bab Keenam Belas, Buku III KUH Perdata, sedang aturan khususnya diatur dan tunduk pada ketentuan hukum 46 M. Yahya Harahap II, Op. Cit., h. 8. 47 Djaja S. Meliala, Op. Cit., h. 13. 48 Djaja S. Meliala, Op. Cit., h. 36. 49 Djaja S. Meliala, Loc. Cit. 50 Djaja S. Meliala, Loc. Cit. 30 acara yang digariskan Het Herziene InlandschIndonesich “HIR dan Reglement Buitengewesten “RBG. Pengertian kuasa secara umum, diatur di dalam Pasal 1792 KUH Perdata, yang berbunyi: “Pemberian kuasa adalah suatu persetujuan dengan mana seorang memberikan kekuasaan kepada seorang lain, yang menerimanya, untuk dan atas namanya menyelenggarakan suatu urusan .” Bertitik tolak dari ketentuan pasal tersebut, dalam perjanjian kuasa, terdapat dua pihak, yang terdiri dari: 51 - Pemberi kuasa atau lastgever instruction, mandate; - Penerima kuasa atau disingkat kuasa, yang diberi perintah atau mandat melakukan sesuatu untuk dan atas nama pemberi kuasa. Lembaga hukumnya disebut pemberian kuasa atau lastgeving volmacht, full power, jika: 52 - Pemberi kuasa melimpahkan perwakilan atau mewakilkan kepada penerima kuasa untuk mengurus kepentingannya, sesuai dengan fungsi dan kewenangan yang ditentukan dalam surat kuasa; - Dengan demikian, penerima kuasa lasthebber, mandatory berkuasa penuh, bertindak mewakili pemberi kuasa terhadap pihak ketiga untuk dan atas nama pemberi kuasa; 51 M. Yahya Harahap II, Op. Cit., h. 2. 52 M. Yahya Harahap II, Loc. Cit. 31 - Oleh karena itu, pemberi kuasa bertanggung jawab atas segala perbuatan kuasa, sepanjang perbuatan yang dilakukan kuasa tidak melebihi wewenang yang diberikan pemberi kuasa. Kuasa Umum diatur di dalam Pasal 1795 KUH Perdata, yang berbunyi: “Pemberian kuasa dapat dilakukan secara khusus, yaitu mengenai hanya satu kepentingan tertentu atau lebih, atau secara umum, yaitu meliputi segala kepentingan si pemberi kuasa .” Menurut pasal ini, kuasa umum bertujuan memberi kuasa kepada seseorang untuk mengurus kepentingan pemberi kuasa, yaitu: 53 - Melakukan tindakan pengurusan harta kekayaan pemberi kuasa; - Pengurusan itu, meliputi segala sesuatu yang berhubungan dengan kepentingan pemberi kuasa atas harta kekayaannya; - Dengan demikian titik berat kuasa umum, hanya meliputi perbuatan atau tindakan pengurusan kepentingan pemberi kuasa. Dengan demikian, dari segi hukum, kuasa umum adalah pemberian kuasa mengenai pengurusan, yang disebut beherder atau manajer untuk mengatur kepentingan pemberi kuasa. Oleh karena itu, ditinjau dari segi hukum, surat kuasa umum, tidak dapat dipergunakan di depan pengadilan untuk mewakili pemberi kuasa. Sebab sesuai dengan ketentuan Pasal 123 HIR, untuk dapat tampil di depan pengadilan sebagai wakil pemberi kuasa, Penerima kuasa harus mendapat surat kuasa khusus. 54 Hal ini ditegaskan dalam Putusan PT Bandung No. 1491972 2-8- 53 M. Yahya Harahap II, Op. Cit., h. 6. 54 M. Yahya Harahap II, Loc. Cit. 32 1972, 55 bahwa seorang Manajer yang bertindak untuk dan atas nama Perseroan Terbatas PT berdasarkan surat kuasa Direktur PT, tidak dapat mengajukan gugatan di Pengadilan, karena surat kuasa itu hanya bersifat umum untuk mengurus dan bertindak bagi kepentingan PT tersebut, bukan Surat Kuasa Khusus sebagaimana yang dimaksud Pasal 123 HIR. 56 Pasal 123 Indonesisch Reglement “HIR” menyebutkan bahwa jika pihak yang berperkara menghendaki maka masing-masing boleh di bantu atau diwakili oleh seorang yang telah diberikan surat kuasa khusus. Lebih lanjut, yang dapat bertindak sebagai kuasawakil dalam perkara perdata pada umumnya adalah advokat sesuai Pasal 32 UU 182003; Jaksa dengan kuasa khusus sebagai kuasawakil negarapemerintah sesuai dengan Pasal 30 Ayat 2 UU 162004; biro hukum pemerintahTNIKejaksaan RI; Direksipengurus atau karyawan yang ditunjuk dari suatu badan hukum; mereka yang mendapat kuasa insidentil yang ditetapkan oleh ketua pengadilan misalnya, LBH, hubungan keluarga, biro hukum TNIPolri; dan kuasa insidentil dengan alasan hubungan keluarga sedarah atau semenda dapat diterima sampai dengan derajat ketiga yang dibuktikan dengan surat keterangan kepala desalurah. 57 - Undang – Undang Perseroan Terbatas Undang-undang Perseroan Terbatas mendefenisikan Perseroan Terbatas Perseroan sebagai: “badan hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian, yang melakukan kegiatan usaha dengan modal tertentu, yang seluruhnya terbagi dalam saham, dan memenuhi 55 M. Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata Tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian, dan Putusan Pengadilan, Cet I, Penerbit Sinar Grafika, Jakarta, 2005, h 6 dikutip dari Chaidir Ali, Yurisprudensi Hukum Acara Perdata Indonesia, Penerbit Armico, Bandung, 1983, h 187. 56 M. Yahya Harahap, Op. Cit., h. 6. 57 Mohammad Saleh dan Lilik Mulyadi, Op. Cit., h. 84. 33 persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya .” Dari batasan yang diberikan tersebut, ada lima hal pokok yang dapat dikemukakan di sini: 58 1. Perseroan Terbatas merupakan suatu badan hukum; 2. Didirikan berdasarkan perjanjian; 3. Menjalankan usaha tertentu; 4. Memiliki modal yang terbagi dalam saham-saham; 5. Memenuhi persyaratan Undang-Undang. Sesuai dengan ketentuan Pasal 1 angka 2 jo. Pasal 1 angka 5, Perseroan mempunyai 3 tiga Organ yang terdiri atas: 1 Rapat Umum Pemegang Saham RUPS, 2 Direksi, dan 3 Dewan Komisaris Direksi sebagai salah satu Organ atau alat perlengkapan Perseroan, selain mempunyai kedudukan dan kewenangan mengurus Perseroan, juga diberi wewenang untuk “mewakili” Perseroan baik di dalam maupun di luar Pengadilan untuk dan atas nama Perseroan. Kewenangan ini ditegaskan pada: 1 Pasal 1 angka 5; Direksi sebagai Organ Perseroan berwenang mewakili Perseroan, baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan AD; 58 Ahmad Yani dan Gunawan Widjaja, Seri Hukum Bisnis Perseroan Terbatas, Ed. I, Cet. 2, Penerbit PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2000, h 7. 34 2 Pasal 99 ayat 1 Direksi mewakili Perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan. Kewenangan mewakili itu adalah untuk dan atas nama for and on behalf Perseroan. Bukan atas nama dari Direksi, tetapi mewakili Perseroan representative of the company. Kapasitas atau kewenangan yang dimiliki Direksi mewakili Perseroan karena Undang- undang. Artinya, undang-undang sendiri dalam hal ini Pasal 1 angka 5 dan Pasal 92 ayat 1 UUPT 2007 yang memberi kewenangan itu kepada Direksi untuk mewakili Perseroan di dalam maupun di luar Pengadilan. Oleh karena itu, kapasitas mewakili yang dimilikinya, adalah kuasa atau perwakilian karena undang-undang wettelijke vertegenwoordig, legal or statutory representative. Dengan demikian, untuk bertindak mewakili Perseroan, tidak memerlukan kuasa dari Perseroan. Sebab kuasa yang dimilikinya atas nama Perseroan adalah kewenangan yang melekat secara inherent pada diri dan jabatan Direksi berdasar undang-undang. Sehubungan dengan itu, sesuai dengan kapasitasnya sebagai kuasa mewakili Perseroan berdasar undang-undang, Direksi berwenang memberi kuasa kepada orang yang ditunjuknya untuk bertindak mewakili Perseroan. Tindakan pemberian kuasa yang demikian dapat dilakukan Direksi tanpa memerlukan persetujuan dari Organ Perseroan yang lain. Tidak memerlukan persetujuan dari RUPS maupun dari Dewan Komisaris. Pasal 103 UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, mengatur mengenai hak Direksi memberi kuasa kepada orang lain. Pasal tersebut berbunyi sebagai berikut: Direksi dapat memberi kuasa tertulis kepada 1 satu orang karyawan Perseroan atau lebih atau kepada orang lain untuk dan atas nama Perseroan melakukan perbuatan hukum tertentu sebagaimana yang diuraikan dalam surat kuasa. 35 Selanjutnya, Penjelasan pasal ini berbunyi: Yang dimaksud “kuasa” adalah Kuasa Khusus untuk perbuatan tertentu sebagaimana disebutkan dalam surat kuasa. Bentuk pemberian kuasa yang sah menurut Pasal 103 UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas adalah:  Harus berbentuk tertulis schriftlijke machtiging, written authorization,  Tidak dibenarkan dan tidak sah bebrbantuk kuasa lisan mondelinge volmacht, verbal authorization. Bentuk kuasa tertulis tersebut dengan tegas dikatakan pada Pasal 103 maupun Penjelasannya, yakni „Kuasa tertulis”. Ketentuan ini bersifat hukum memaksa dwingendrecht, mandatory law. Oleh karena itu, tidak boleh dikesampingkan. 59 Jadi, meskipun Pasal 1793 KUH Perdata membolehkan pemberian kuasa secara lisan, namun oleh karena Pasal 103 telah menentukan secara spesifik mesti secara tertulis, Direksi dapat menyimpangi ketentuan tersebut. Mengenai bentuk tertulisnya bebas: 60  Bisa berbentuk akta autentik authentieke akte, public deed sesuai dengan ketentuan Pasal 1868 KUH Perdata, yakni surat kuasa yang dibuat di hadapan pejabat umum, seperti di hadapan Notaris, Panitera, Hakim atau Camat dan sebagainya;  Boleh juga berbentuk akta bawah tangan onderhandse akte, private instrument berdasar Pasal 1875 KUH Perdata, yakni dibuat secara partai oleh pemberi dan penerima kuasa tanpa campur tangan pejabat umum. 59 M. Yahya Harahap I, Op. Cit., h. 407. 60 M. Yahya Harahap I, Loc. Cit. 36 Dalam hal ini Pasal 103 tidak menentukan bentuknya harus akta autentik, Direksi dapat memedomi Pasal 1793 KUH Perdata, yang menggariskan surat kuasa boleh dibuat dalam akta autentik atau akta bawah tangan. Karena bentuknya bebas, Direksi dapat memilih apakah kuasa itu dibuat dalam bentuk akta autentik atau akta bawah tangan. Keduanya sama-sama menurut hukum. 61 Sifat kuasa yang boleh diberikan Direksi adalah “Kuasa Khusus” bijzondere machtiging, special authorization. Hal ini ditegaskan pada Penjelasan pasal tersebut yang mengatakan, yang dimaksud “kuasa” adalah “kuasa khusus” untuk perbuatan tertentu sebagaimana yang disebutkan dalam surat kuasa. Apabila Direksi memberi kuasa umum, selain kuasa itu batal demi hukum berdasar Pasal 1337 KUH Perdata, tindakan itu sekaligus dikategori perbuatan ultra vires. Direksi telah melakukan perbuatan yang melampaui batas kapasitas dan kewenangannya. Perbuatan Direksi itu dikualifikasi perbuatan melawan hukum onrecht matigedaad, unlawful act berdasar Pasal 1365 KUH Perdata, apabila pemberian kuasa umum itu menimbulkan kerugian kepada Perseroan. 62

2. Kuasa Hukum Secara Khusus

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Pengangguran, Kemiskinan dan Fasilitas Kesehatan terhadap Kualitas Sumber Daya Manusia di Kabupaten Jember Tahun 2004-2013

21 388 5

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

ANALISIS YURIDIS TENTANG PENYELESAIAN SENGKETA MEREK AIR MINUM MINERAL "AQUA-versus-INDOQUALITY" (Studi Putusan Mahkamah Agung RI No. 04.PK/N/HaKI/2004)

2 65 91

Kekerasan rumah tangga terhadap anak dalam prespektif islam

7 74 74

Analisa studi komparatif tentang penerapan traditional costing concept dengan activity based costing : studi kasus pada Rumah Sakit Prikasih

56 889 147

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Peningkatan keterampilan menyimak melalui penerapan metode bercerita pada siswa kelas II SDN Pamulang Permai Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014

20 223 100

Pengaruh model learning cycle 5e terhadap hasil belajar siswa pada konsep sistem ekskresi

11 137 269