Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan

pengharapan investor dan kreditur dimasa yang akan datang, pengharapan itu biasanya didasarkan pada informasi tentang perusahaan dimasa lalu. Fokus utama dari laporan keuangan tentang prestasi perusahaan ditunjukkan oleh data laba-rugi dan komponen-komponennya.

2.2 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan

Karakteristik kualitatif sebuah laporan keuangan menurut IAI dalam Standar Akuntansi Keuangan 2004 adalah ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakainya. Perkembangan dari informasi keuangan perusahaan yang akhirnya dituangkan dalam laporan keuangan dan dipublikasikan kepada masyarakat luas seringkali hanya mencakup data akuntansi tertentu saja yang secara teknis memang diperlukan dalam laporan keuangan. Standar Akuntansi Keuangan SAK par 10 menyebutkan bahwa informasi yang disajikan di dalam laporan keuangan bersifat umum dan tidak sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan informasi setiap pemakai Kodrat, 2006. Financial Accounting Standard Board FASB dalam Statement of Financial Accounting Concept SFAC No. 2 menyatakan bahwa kegunaan atau kemanfaatan informasi harus dievaluasi dalam hubungannya dengan maksud penyajian dan tujuan dari pelaporan keuangan difokuskan pada penggunaan informasi akuntansi dalam pengambilan keputusan Arifin, 2003. FASB dalam Statementnya No. 2 menyatakan bahwa untuk dapat dikatakan berkualitas, laporan keuangan harus memiliki unsur-unsur antara lain berupa kualitas primer dan kualitas sekunder. Kualitas Primer sebuah laporan keuangan terdiri dari Relevan dan Reliabel. Relevansi suatu informasi akuntansi harus dihubungkan dengan maksud penggunaannya. Relevan adalah kemampuan informasi untuk menciptakan keputusan yang berbeda dengan jalan membantu para pemakai untuk meramalkan hasil dari kejadian masa lalu, sekarang dan yang akan datang atau menegaskan atau memperbaiki perkiraan sebelumnya. Pendapat yang sama dinyatakan Kusuma 2006 informasi juga dapat dikatakan relevan bila dapat mempengaruhi keputusan dengan menguatkan atau mengubah pengharapan para pengambil keputusan. Agar informasi relevan harus mempunyai nilai prediktif, mempunyai nilai umpan balik dan disajikan tepat waktu. Relevan ini meliputi tiga aspek yaitu Feedback Value yaitu kualitas sebuah informasi yang memungkinkan pengguna untuk menegaskan dan memeriksa harapan-harapan masa lalu. Laporan dari hasil kegiatan sebuah perusahaan yang memiliki kualitas feedback value memberikan kontribusi bagi investor untuk memprediksi tren atau kecenderungan dari penerimaan dari berbagai entitas atau perusahaan. Predictive Value berguna untuk menggambarkan sebuah kondisi informasi untuk dianalisis dan digunakan untuk memprediksi laba atau posisi keuangan perusahaan dimasa yang akan datang, serta aspek Timeliness tepat waktu. Sebuah informasi dikatakan tepat waktu apabila mempunyai informasi yang berguna untuk membuat keputusan sebelum informasi tersebut hilang serta tersedia sebelum sebuah keputusan dibuat. Reliabel, reliabilitas suatu informasi akuntansi harus menyatakan keadaan yang sebenarnya. Suatu informasi akuntansi dikatakan reliabel atau dapat dipercaya jika kualitas informasi yang disajikan benar-benar bebas dari kesalahan dan bias pribadi maupun bawaan serta menyajikan dengan benar apa yang seharusnya disajikan sesuai dengan kondisi yang terjadi. Agar dapat dipercaya maka informasi harus dapat diuji kebenarannya Verifiability, netral Neutral, dan menyajikan dengan benar informasi yang ada Representational Faithfulness. Verifiability merupakan kemampuan untuk mengukur yang diperoleh melalui persetujuan untuk menjamin bahwa informasi yang disajikan dapat menggambarkan apakah informasi tersebut telah memiliki gambaran pokok atau bahwa pemilihan metode pengukuran yang telah digunakan tanpa eror atau bias. Neutral artinya bahwa tidak adanya bias dalam pelaporan sebuah informasi. Untuk menjadi netral, sebuah informasi akuntansi harus melaporkan aktivitas ekonomi secara sepenuh mungkin, tanpa adanya pengaruh-pengaruh lain yang dapat mempengaruhi perilaku informasi yang dihasilkan. Representational faithfulness bahwa penyajian sebuah informasi mengenai fenomena tertentu sesuai dengan ukuran atau gambaran yang telah disetujui sebelumnya. Unsur kualitas laporan keuangan yang kedua berupa Kualitas Sekunder, kualitas ini terdiri dari dua unsur yaitu Comparability mempunyai daya banding, dan Consistency konsistensi. Komparabel, merupakan kemampuan untuk membantu pengguna laporan keuangan untuk melihat tingkat kesamaan dan perbedaan diantara peristiwa-peristiwa dan kondisi ekonomi yang terjadi. Dalam FASB Accounting Standards Statements of Financial Accounting Concept No. 2 dinyatakan sebagai berikut : “Information about an enterprise gains greatly in usefulness if it can be compared with similar information about other enterprises and with similar information about the same enterprise for some other period or some other point in time” Komparabilitas memberikan gambaran kepada investor dan kreditor untuk dapat membandingkan informasi akuntansi yang diperoleh antar perusahaan untuk menjadi bahan pertimbangan bagi mereka dalam membuat keputusan untuk mengalokasikan sumberdaya yang ada. Biasanya non comparability timbul sebagai akibat faktor karena perusahaan tidak menggunakan input yang sama, tidak menerapkan prosedur yang sama, atau tidak sama dalam penggunaan sistem klasifikasi biaya dan pendapatan atau harta dan kewajiban dan ini selalu diasumsikan bahwa dengan menghilangkan faktor-faktor yang tidak konsisten seperti ini akan menghasilkan sebuah daya banding. Konsistensi, merupakan unsur yang berkaitan erat dengan tingkat daya banding. Sebuah informasi akuntansi akan memiliki tingkat kualitas yang tinggi jika pengguna dapat membandingkan kondisi perusahaan tiap periode. SFAC No.2 menyatakan “Consistency is conformity from period to period with unchanging policies and procedures”. Konsistensi dalam penerapan metode akuntansi lebih dari satu periode akuntansi selalu diberlakukan sebagai bagian dari kualitas informasi yang membuat angka-angka yang dihasilkan oleh informasi akuntansi menjadi lebih berguna. Menurut APB Opinion No. 20, Accounting Changes dalam FASB No. 2 dinyatakan bahwa dalam penyusunan laporan keuangan terdapat anggapan bahwa sebuah penerapan prinsip akuntansi yang diadopsi tidak boleh dirubah dari suatu periode ke periode lain. Konsisten dalam penerapan prinsip akuntansi dari satu periode keperiode meningkatkan kemampuan laporan keuangan untuk digunakan sebagai bahan analisis, sebagai perbandingan laporan keuangan antar periode, serta pemahaman dari sebuah data akuntansi. Gambar 2.1 Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi Sumber : Financial Accounting Standard Board Statement No. 2 1986 M ateriality Constraint Decision M akers and Their Characteristic Understandability Decision Usefullnes Relevance Consist ency Comparability Verifiability Neutrality Represent ational Faithfulness Timeliness Feedback Value Predictive Value Reliability Benefit Cost Selanjutnya, FASB dalam statementnya dalam Arifin 2003 juga menyatakan bahwa apabila kualitas sekunder yang terdiri dari comparability dan consistency tidak terpenuhi, maka hal ini dapat mengurangi kegunaan dari informasi akuntansi. Tetapi jika kualitas primer yang terdiri dari Relevan dan Reliabel tidak terpenuhi maka informasi akuntansi tersebut akan tidak bermanfaat. Materiality atau materialitas merupakan kondisi dimana terdapat kelalaian atau pernyataan yang salah dari sebuah informasi akuntansi, artinya bahwa keputusan pengguna laporan keuangan dapat dipengaruhi secara signifikan oleh kondisi yang salah dari informasi yang disajikan. Karakteristik kualitatif memberikan satu dasar pemilihan antara berbagai alternatif pelaporan dan akuntansi, seperti alternatif metode penyusutan, alternatif metode penilaian harta, dan alternatif metode penjelasan. Karakteristik kualitatif juga membantu menjawab pertanyaan tentang karakteristik informasi akuntansi apa yang membuat informasi bermanfaat dalam pengambilan keputusan. Hampir sama dengan penjelasan yang ada didalam FASB, Bachtarudin 2003 menyebutkan karakteristik kualitatif dari sebuah informasi akuntansi terdiri dari karakteristik kualitas utama dan karakteristik kulitas kedua. Karakteristik yang pertama disebut sebagai karakteristik kualitas yang utama karena karakteristik ini yang membuat informasi akuntansi menjadi bermanfaat. Karakteristik kualitas utama Primary Qualitative Characteristics terdiri dari Relevan yang berarti bahwa informasi akuntansi berkemampuan untuk membuat perbedaan didalam suatu keputusan. Untuk menjadi relevan, informasi harus dapat memberi ketegasan atau memberi pengaruh perubahan atas harapan pembuat keputusan. Jika informasi memberi ketegasan atas harapan, berarti memberikan peningkatan kemungkinan hasil yang diharapkan. Jika memberi pengaruh perubahan atas harapan, berarti memberikan perubahan pemikiran atas kemungkinan perolehan penghasilan yang sebelumnya telah diharapkan. Dengan cara demikian, informasi yang relevan memberikan suatu perbedaan bagi seorang pengambil keputusan yang tidak bersiap memperoleh informasi itu. Suatu informasi akuntansi dikatakan relevan jika terdiri dari tiga komponen, komponen yang pertama yaitu mempunyai nilai prediksi predictive value artinya Informasi dapat memberi pengaruh pada satu keputusan dengan menambah atau memperbaiki kemampuan pembuat keputusan untuk memprediksi. Misalnya laba per lembar saham akan membantu memprediksi bagi pemberi pinjaman. Komponen yang kedua yaitu mempunyai nilai umpan balik feedback value yaitu bahwa informasi akuntansi dapat mempengaruhi satu keputusan untuk tetap melakukan atau memperbaiki harapan pembuat keputusan sebelumnya. Komponen yang ketiga yaitu ketepatan waktu, informasi akuntansi diharapkan mampu mempengaruhi satu keputusan, jika informasi tersebut tersedia pada saat keputusan itu dibuat. Reliabel reliability, berarti bahwa seorang pengguna dapat menggantungkan atau memiliki keyakinan pada informasi yang dilaporkan. Informasi akuntansi akan dapat dipercaya reliability jika informasi secara nyata menyatakan apa yang dimaksud, apa yang diungkapkan dan dapat diuji kebenaranya. Reliabel terdiri dari dua komponen yaitu ungkapan yang jujur representational faithfulness berarti bahwa terdapat kesesuaian antara satu ukuran keuangan atau penjelasan dan fenomena aktivitas ekonomi yang diukur atau dijelaskan, dan daya uji verifiability meningkatkan jaminan bahwa pengukuran-pengukuran akuntansi menyatakan apa yang terukur pada saat itu. Statement of Financial Accounting Concept No. 2 menyatakan bahwa “Verifiable financial accounting information provides results that would be substantially duplicated by independent measurers using the same measurement methods”. Verifikasi menekankan satu konsensus diantara para akuntan dalam pengukuran kejadian kejadian ekonomi dan cara untuk melaporkannya. Karakteristik kualitas yang kedua yaitu terdiri dari netral neutrality dan daya banding comparability. Netral berarti bahwa informasi akuntansi harus netral, atau tidak memihak yang memberikan dampak pada perilaku para pengguna informasi. Oleh karena informasi akuntansi memberi pengaruh terhadap lingkungannya, maka dipandang penting bahwa informasi akuntansi harus bersifat netral atau tidak bias. Daya Banding Comparability berarti kebergunaan informasi akuntansi dalam pengambilan keputusan akan jadi meningkat jika informasi tersebut dapat diperbandingkan dengan informasi yang sama dari entitas akuntansi yang lain atau dengan informasi yang berasal dari entitas akuntansi yang sama dalam tahun yang berbeda. Daya banding antar perusahaan interfirm comparablity diperoleh jika perusahaan menggunakan prosedur akuntansi yang sama pada saat perusahaan dihadapi dengan kejadian ekonomi yang sama. Hal ini merupakan alasan pemeriksaan daftar keuangan harus disajikan sesuai dengan GAAP. Perlakuan sama tidak berarti bahwa suatu entitas tidak boleh melakukan suatu perubahan didalam praktek akuntansi, seperti suatu perubahan dari akuntansi persediaan LIFO menjadi FIFO. Jika suatu perubahan terjadi, tentunya merupakan akibat dari suatu perubahan keadaan ekonomi. Sifat dari perubahan itu dan pengaruhnya pada daftar keuangan harus dijelaskan. Dalam prakteknya, entitas harus juga dapat menunjukkan bahwa praktek akuntansi yang baru lebih memberi keuntungan dari pada praktek akuntansi yang lama dikarenakan perubahan keadaan ekonomi yang berjalan. Belkoui dan Sofyan Safri 2004 dalam bukunya juga menyebutkan karakteristik kualitatif yang sama dengan pendapat lainnya antara lain relevansi relevance didefinisikan menurut A Statement of Basic Accounting Theory dalam Belkoui 2004 bahwa agar informasi dapat memenuhi standar relevansi, informasi harus ditujukan atau diasosiasikan secara bermanfaat atau dengan tindakan yang telah dirancang untuk memfasilitasinya atau hasil yang ingin diperolehnya. “Hal ini mengharuskan agar informasi atau cara mengkomunikasikannya memberikan tekanan…..untuk mendapatkan tindakan yang diinginkan”. Oleh karenanya relevansi mengacu pada kemampuan informasi untuk mempengaruhi keputusan manajemen dengan mengubah atau menginformasikan ekspektasi mereka atas hasil atau konsekuensi dari tindakan atau peristiwa. Keandalan reliability diartikan menurut Sarasota 1977 dalam Belkoui 2004 sebagai “…..kualitas yang memungkinkan pengguna data agar dengan yakin mengandalkannya sebagai pencerminan dari apa yang dimaksud untuk disajikan” . Jadi keandalan dari informasi akan tergantung pada tingkat ketepatan penyajiannya atas suatu peristiwa. Keandalan akan berbeda di antara para pengguna, tergantung pada sejauh mana pengetahuan mereka terhadap aturan dalam penyediaan informasi. Agar dapat diandalkan, informasi harus dapat diverifikasi, netral, dan disajikan dengan tepat. Dapat diverifikasi mengandung arti akan adanya konsensus dan tidak adanya bias dari si pengukur. Kemampuan untuk dapat diverifikasi mengacu hanya pada kebenaran dari informasi yang dihasilkan, dan bukannya ketepatan dari metode pengukuran yang digunakan. Netralitas berkenaan dengan tidak adanya bias dalam penyajian dari laporan atau informasi akuntansi. Pembuat informasi bertujuan bahwa maksud dari informasi hendaknya tidak mempengaruhi suatu hasil yang telah ditentukan sebelumnya. Sementara ketepatan penyajian mengacu pada kesesuaian antara data akuntansi dengan peristiwa-peristiwa yang dimaksudkan untuk diwakili oleh data tersebut. Jika ukuran tersebut telah mencerminkan apa yang peristiwa maksudkan untuk diwakili, maka peristiwa akan dianggap terbebas dari bias pengukuran dan pengukurnya. Kualitas sekunder yang terdiri dari komparabilitas dan konsistensi. Komparabilitas dijabarkan sebagai penggunaan metode yang sama dalam suatu waktu oleh perusahaan tertentu. Akan tetapi, prinsip konsistensi tidak berarti bahwa metode akuntansi tertentu tidak dapat diubah setelah digunakan. Kondisi lingkungan mungkin akan membuat perlunya dilakukan perubahan yang diperlukan pada kebijakan atau teknik akuntansi jika dapat dijustifikasi dengan tepat. APB Opinion No. 2, Accounting Changes, dalam Belkoui 2004 menyatakan bahwa : “Adanya anggapan bahwa entitas hendaknya tidak mengubah prinsip akuntansi dapat diatasi hanya jika perusahaan tersebut membenarkan digunakannya prinsip akuntansi alternatif yang dapat diterima atas dasar bahwa prinsip tersebut dapat dikehendaki……sifat dan justifikasi dari perubahan pada prinsip akuntansi dan efeknya pada laba hendaknya diungkapkan……justifikasi dari perubahan tersebut hendaknya menjelaskan alasan mengapa prinsip akuntansi yang baru diterapkan tersebut dipilih”. Unsur komparabilitas dan konsistensi dalam laporan keuangan membantu pengguna untuk dapat mengidentifikasi kecenderungan tren posisi dan kinerja keuangan, disamping itu pengguna juga dapat memperbandingkan laporan keuangan antar peerusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan secara relatif PSAK, 2007. Implikasi penting yang dapat diperoleh dari karakteristik kualitatif dapat diperbandingkan adalah bahwa para pengguna akan dapat memperoleh informasi tentang kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan dan perubahan kebijakan serta pengaruh perubahan tersebut. Para pengguna dimungkinkan untuk dapat mengidentifikasi perbedaan kebijakan akuntansi yang diperlukan untuk transasksi atas peristiwa lain yang sama dalam sebuah perusahaan dari satu periode ke periode dan dalam perusahaan yang berbeda.

2.3 Standar Konsistensi Pelaporan Audit