Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Sehat dan Tidak Sehat

menggunakan pengetahuan itu sama saja tidak ada gunanya. Jadi perilaku juga dipengaruhi oleh pengetahuan dan kemampuan. c. Budaya Culture Terkadang masih banyak orang yang tidak menggunakan apa yang mereka ketahui dan melakukan apa yang mereka ketahui untuk dilakukan, hal ini dikarenakan perilaku secara signifikan dipengaruhi oleh budaya. Di setiap budaya terdapat norma- norma atau harapan-harapan, nilai-nilai dan kepercayaan yang mendasari adanya suatu perilaku. d. Gender Gender adalah salah satu faktor penting lainnya yang menentukan perilaku sehat. Hasil penelitian menunjukkan laki- laki lebih rendah untuk menunjukkan perilaku promosi kesehatan daripada perempuan, akan tetapi perempuan menunjukkan gaya hidup sehat yang lebih rendah. Laki-laki lebih menyukai makanan rendah serat, kurang tidur dan lebih sering kelebihan berat badan daripada perempuan.

2.2.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Sehat dan Tidak Sehat

Keterkaitan antar perilaku kesehatan itu bergantung pada faktor- faktor motivasional dan secara partikular dengan persepsi-persepsi individu terhadap penanganan penyakit, nilai-nilai perilaku dalam mengurangi penanganan, akan tetapi beberapa perilaku tidak sehat seperti miras minuman keras, dan merokok seringkali menyenangkan untuk dilakukan hasilnya banyak individu yang tidak tahan dan memulai perilaku tidak sehat, dan mungkin menolak usaha-usaha atau saran-saran untuk membuat mereka berhenti Sarafino, 2011. Persoalan semacam ini sudah menjadi hal yang biasa, dan selalu menjadi batu sandungan dalam menjalankan promosi kesehatan, terutama mengenai perilaku sehat. Sarafino 2011 menyatakan bahwa umumnya bagi sekelompok orang yang menganggap cara-cara untuk meningkatkan kesehatan mereka diperlukan perjuangan dalam menghadapi masalah-masalah yang sering ditemui dalam kehidupan nyata. Salah satu masalahnya adalah banyak orang yang mempersepsikan beberapa perilaku sehat sebagai perilaku yang kurang menarik atau mudah daripada alternatif sehat mereka. Beberapa orang yang menghadapi situasi ini mengatasinya dengan menjaga keseimbangan dalam hidup mereka, menetapkan batas kewajaran pada perilaku tidak sehat yang mereka lakukan, sehingga individu akan cenderung mengabaikan anjuran-anjuran kesehatan dan menolak mempraktikannya dengan menggunakan alasan-alasan tersebut. Tetapi tidak demikian bagi beberapa orang lainnya, yang tidak memilih untuk mendukung perubahan perilaku dan kadang berupaya untuk berubah di masa mendatang: Contohnya, “Saya akan diet minggu depan.” Di samping itu, terdapat empat faktor lain dalam diri individu yang juga penting. Pertama, dalam mengadopsi gaya hidup sehat akan membuat individu mampu merubah perilaku yang sudah lama menetap, yang menjadi kebiasaan dan mungkin terkait kecanduan seperti merokok. Kebiasaan atau perilaku-perilaku adiktif sangat sulit untuk dimodifikasi. Kedua, orang membutuhkan sumber- sumber kognitif tertentu seperti kemampuan dan pengetahuan untuk mengetahui apakah perilaku-perilaku sehat yang diadopsi untuk membuat rencana-rencana perubahan perilaku dan mengatasi hambatan-hambatan perubahan seperti, memiliki sedikit waktu atau tidak memiliki tempat latihan. Ketiga, individu membutuhkan self effifacy terkait kemampuan mereka untuk mempertahankan perubahan. Tanpa self effifacy motivasi mereka akan berubah menjadi lemah. Keempat, adanya sakit dapat mempengaruhi mood dan tingkatan energi, yang juga dapat mempengaruhi level energi dan motivasi individu Sarafino, 2011. Selanjutnya, Hayden 2013 mengatakan bahwa di antara semuanya pengaruh interapersonal berfokus pada faktor-faktor dalam diri individu sehingga dapat mempengaruhi perilaku, antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan, motivasi, konsep diri, latar belakang perkembangan pengalaman masa lalu dan kemampuan. Faktor Interpersonal juga menjelaskan pengaruh orang lain terhadap perilaku. Orang lain mempengaruhi perilaku melalui sharing pikiran, nasihat dan perasaan-perasaan melalui dukungan emosional, dan memberikan jasa mereka. Orang lain ini bisa merupakan keluarga, teman, kelompok teman sebaya dan penyedia jasa layanan kesehatan.

2.3. Indikator PHBS

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Persepsi Warga Mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Dusun Kebonan, Getasan T1 462012090 BAB I

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Persepsi Warga Mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Dusun Kebonan, Getasan T1 462012090 BAB IV

0 1 39

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Persepsi Warga Mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Dusun Kebonan, Getasan T1 462012090 BAB V

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Persepsi Warga Mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Dusun Kebonan, Getasan

0 0 20

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Persepsi Warga Mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Dusun Kebonan, Getasan

0 1 57

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Tingkat Pengetahuan Keluarga dengan Kualitas Hidup Lansia di Dusun Gading, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang T1 462012019 BAB II

0 1 15

T1 Judul Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Partisipasi Warga Dusun Cuntel Kecamatan Getasan dalam Menjaga Kelestarian Hutan di Gunung Merbabu

0 0 9

T1__BAB III Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Partisipasi Warga Dusun Cuntel Kecamatan Getasan dalam Menjaga Kelestarian Hutan di Gunung Merbabu T1 BAB III

0 0 2

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Partisipasi Warga Dusun Cuntel Kecamatan Getasan dalam Menjaga Kelestarian Hutan di Gunung Merbabu T1 BAB II

0 1 48

T1__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Partisipasi Warga Dusun Cuntel Kecamatan Getasan dalam Menjaga Kelestarian Hutan di Gunung Merbabu T1 BAB I

0 0 10