17 g.
Guru memantau proses pembelajaran disetiap kelompok. Jika ada tutor yang kesulitan guru akan membantu.
h. Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas,
guru memberikan klarifikasi jika ada pemahaman siswa yang salah. i.
Guru melakukan tes evaluasi untuk dapat mengetahui tingkat pemahaman siswa selama pembelajaran.
C. Hakikat IPA
1. Pengertian IPA
Ilmu Pengetahuan Alam IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar, sekolah menengah, maupun perguruan
tinggi yang mempelajari tentang alam semesta dan isinya. Usman Samatowa 2011: 3 mengungkapkan bahwa IPA merupakan terjemahan
kata-kata dalam bahasa inggris yaitu natural science, artinya ilmu pengetahuan alam IPA. Jadi ilmu pengetahuan alam dapat diartikan
sebagai ilmu tentang alam atau ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam ini.
Maskorei Jasin 2010: 1 menyatakan bahwa IPA merupakan ilmu pengetahuan yang mengkaji gejala-gejala dalam alam semesta, termasuk
buumi ini, sehingga terbentuk konsep dan prinsip. Selain itu, Sri sulistyorini 2007: 9 menyatakan bahwa pada hakikatnya, IPA dapat
dipandang dari segi produk, proses, dan dari segi pengembangan sikap. Artinya, belajar IPA memiliki dimensi proses, dimensi hasil produk, dan
18 dimensi pengembangan sikap ilmiah. Ketiga dimensi tersebut saling
terkait. Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli
diatas, maka dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan pengetahuan yang mempelajari tentang peristiwa alam dan seisinya sehingga terbentuk
konsep dan prinsip.
2. Pembelajaran IPA di SD
Pembelajaran merupakan rangkaian kegiatan yang telah disiapkan oleh guru untuk siswanya agar siswanya melakukan proses belajar
sehingga bertambahlah pengetahuannya. Hal ini sejalan dengan pendapat dari Rooijakkers Alben Ambarita 2006: 64 menyatakan bahwa proses
belajar pembelajaran merupakan sesuatu yang harus ditempuh seseorang untuk mengerti sesuatu hal yang sebelumnya tidak diketahui. Selain itu,
Helmiati 2013: 2 menyatakan bahwa pembelajaran merupakan perpaduan yang harmonis antara kegiatan mengajar yang dilakukan guru
dan kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa. Di sekolah dasar, cara yang digunakan oleh guru dalam
menyampaikan materi pembelajaran berbeda dengan cara guru menyampaikan materi di sekolah menengah, atau perguruan tinggi. Hal ini
dikarenakan tingkat perkembangan kognitif siswa sekolah dasar berbeda dengan siswa di jenjang sekolah yang lebih tinggi. Hal ini sejalan dengan
pendapat dari Maslichah Asy’ari 2006: 37 yang menyatakan bahwa
19 bertolak dari taraf kemampuan berpikir dan karakteristik peserta didik
maka strategi pembelajaran di sekolah dasar perlu dibedakan dengan pembelajaran di jenjang yang lebih tinggi. Selain itu, Piaget C. Asri
budiningsih 2005: 35 menyatakan bahwa perkembangan kognitif merupakan suatu proses genetik, yaitu suatu proses yang didasarkan atas
mekanisme biologis perkembangan sistem syaraf. Dengan makin bertambahnya umur seseorang, maka makin komplekslah susunan sel
syarafnya dan makin meningkat pula kemampuannya. Paolo dan Marten Srini M. Iskandar 1997: 15 Mendefinisikan Ilmu
Pengetahuan Alam untuk anak-anak sebagai berikut. a.
Mengamati apa yang terjadi b.
Mencboa memahami apa yang diamati c.
Mempergunakan pengetahuan baru untuk meramalkan apa yang akan terjadi
d. Menguji ramalan-ramalan diawah kondisi-kondisi untuk melihat
apakah ramalan tersebut benar. Kurikulum 2004 Maslichah Asy’ari 2006: 23 membagi secara rinci
ruang lingkup materi sains di Sekolah Dasar yang terbagi dalam 5 topik, yaitu:
a. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yang meliputi manusia, hewan,
tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan seta kesehatan. b.
Benda Materi, sifat-sifat dan kegunaannya, yang meliputi: cair, padat, dan gas.
20 c.
Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan pesawat sederhana.
d. Bumi dan alam semesta, meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-
benda langit lainnya. e.
Sains, Lingkungan teknologi dan masyarakat merupakan penerapan konsep sains dan saling keterkaitannya dengan lingkungan, teknologi,
dan masyarakat melalui pemuatan suatu karya teknologi sederhana. Dari beberapa pendapat diatas maka dapat diambil kesimpulan
bahwa pembelajaran IPA di sekolah dasar berbeda dengan pembelajaran IPA di sekolah menengah maupun di perguruan tinggi. Cara penyampaian
materi dari guru untuk siswa di sekolah dasar masih sederhana dikarenakan mengikuti perkembangan kognitif siswa sekolah dasar.
Materi yang diajarkan pun masih sederhana yaitu materi-matei yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dan dapat diamati serta
dipraktekkan oleh siswa dalam kehidupannya.
D. Hasil Belajar IPA