Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
Selain informasi tentang arus kas, investor dapat juga menganalisis nilai perusahaan melalui informasi leverage. Leverage berfungsi untuk mengukur atau
menilai sejauh mana perusahaan telah dibelanjai oleh pihak kreditur, yaitu dengan membandingkan nilai total hutang dengan total aset. Leverage
menunjukkan proporsi dana perusahaan yang bersumber dari hutang dan hal ini membawa konsekuensi peningkatan risiko finansial bagi perusahaan.
Penggunaan hutang sebagai sumber pendanaan bagi perusahaan dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja perusahaan tersebut.
Arus kas yang positif mengindikasikan bahwa total asset yang dimiliki oleh perusahaan cukup besar. Semakin besar total asset yang dimiliki oleh
perusahaan, maka semakin besar pula perusahaan tersebut. Investor cenderung lebih percaya untuk menanamkan modalnya pada perusahaan yang memiliki size
yang besar daripada perusahaan kecil. Hal ini dikarenakan mereka percaya bahwa perusahaan yang memiliki size yang besar, maka asset dan penjualan
mereka juga lebih besar daripada perusahaan kecil. Perusahaan yang memiliki size yang besar akan menghasilkan laba yang besar dan perputaran uang
perusahaan meningkat, sehingga return saham yang diterima oleh investor dapat meningkat.
Akan tetapi, terdapat pula perusahaan yang memiliki size kecil yang memiliki return saham yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang
memiliki size besar seperti yang diungkapkan oleh Banz dalam Tandelilin 2001 menunjukkan bukti empiris paling awal mengenai adanya size effect yaitu adanya
kecenderungan perusahaan dengan saham-saham kecil yang mempunyai return lebih tinggi di banding saham-saham perusahaan besar. Banz dalam Tandelilin
2001 telah menemukan adanya abnormal return yang dapat diperoleh investor jika memiliki saham dari perusahaan kecil.
Informasi laporan keuangan di atas dapat diuji kandungan informasinya dengan menguji reaksi pasar. Jika pasar bereaksi dengan adanya abnormal return
di sekitar tanggal pengumuman laporan keuangan, maka dapat dikatakan bahwa laporan keuangan tersebut mengandung informasi. Penelitian ini menggabungkan
variabel Arus Kas, Leverage, dan Firm Size sebagai variabel independen, hal ini terkait dengan asosiasi yang terjadi antara Arus Kas, Leverage, dan Firm Size.
Penelitian yang dilakukan oleh Sulaiman Shidiq 2009 menyatakan bahwa arus kas operasi dan arus kas pendanaan berpengaruh negatif tetapi tidak
signifikan terhadap abnormal return saham, sedangkan arus kas investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap abnormal return saham. Berbeda
dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurhidayah Djam ’an 2011 yang
menyatakan bahwa arus kas operasi dan arus kas investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap abnormal return saham, sedangkan arus kas pendanaan
berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap abnormal return saham. Penelitian yang dilakukan oleh Sulaiman Shidiq 2009 menyatakan bahwa
leverage ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap abnormal return saham. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Zeni Alfiani 2009 yang
menyatakan bahwa leverage ratio yang diwakili oleh DER tidak berpengaruh signifikan terhadap abnormal return saham.
Penelitian yang dilakukan oleh Nurhidayah Djam ’an 2011 menyatakan
bahwa informasi size perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap abnormal return saham, sedangkan Zeni Alfiani 2009 menyatakan bahwa firm
size berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap abnormal return saham. Dari ketiga penelitian tersebut hasilnya masih berlawanan satu sama lain,
sehingga belum didapatkan hasil yang konsisten. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menguji adanya hasil yang tidak konsisten tersebut.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti bermaksud melakukan penelitian dengan mengambil judul Analisis Pengaruh Arus Kas, Leverage, dan
Firm Size terhadap Abnormal Return Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.