45 Tabel 4. Skala Konversi Nilai
No. Persentase Interpretasi
1 0 - 20
Rendah Sekali 2
21 - 40 Rendah
3 41 - 60
Cukup Tinggi 4
61 - 80 Tinggi
5 81 - 100
Sangat Tinggi
3. Analisis aspek usability
Analisis aspek usability dilakukan dengan menggunakan kuisioner. Kuisioner dibagikan kepada 30 responden yang terdiri dari siswa, koordinator, dan guru
pembimbing. Berdasarakan pendapat Jacob Nielsen, dalam pengujian aspek usability yang bertujuan untuk penelitian kuantitatif, jumlah responden minimal
adalah 20 orang. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan jumlah yang signifikan dalam statistik Nielsen, 2012. Skala yang digunakan dalam pengujian ini adalah
skala Likert sehingga dapat disimpulkan secara deskriptif mengenai kelayakan perangkat lunak dari sisi user pengguna.
Berdasarkan hasil yang didapat dari kuisioner, kemudian dilakukan perhitungan persentase usability dan relibilitas terhadap instrumen usability
dengan menguji nilai konsistensi usability menggunakan metode Alpha Cronchbach. Untuk mempermudah perhitungan nilai Alfa Cronchbach digunakan
perangkat lunak SPSS dengan interpretasi nilai reliabilitas Alpha Cronchbach yang ditunjukkan oleh tabel 5 berikut ini Gliem Gliem, 2003 :
46 Tabel 5. Nilai Konsistensi Alpha Croncbach
Nilai R Interpretasi
R 0.9 Excellent
0.9 R 0.8 Good
0.8 R 0.7 Acceptable
0.7 R 0.6 Questionable
0.6 R 0.5 Poor
R 0.5 Unacceptable
4. Analisis aspek efficiency
Analisis aspek efficiency dilihat dari seberapa cepat website tersebut dapat diakses dan menampilkan kontennya dalam web browser. Kecepatan website
dapat diketahui dengan melihat hasil pengujian pada parameter dasar Page Speed, dan parameter dasar Yslow. Parameter dasar yang digunakan pada Page
Speed antara lain minify, compression, leverage browsing cache dan keep alive. Sedangkan parameter dasar yang digunakan YSlow antara lain besarnya byte
data dokumen, jumlah HTTP request, kompresi GZIP, dan minifikasi sehingga didapatkan grade yang sudah ditentukan oleh alat ukur Yslow tersebut. Grade atau
skor yang didapatkan kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif untuk mendapatkan persentase kelayakan dan disesuaikan dengan tabel konversi
seperti pada tabel 4.
47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Kebutuhan 1. Analisis Kebutuhan Fitur
Langkah pertama dalam pengembangan sistem informasi berbasis website ini adalah melakukan analisis kebutuhan fitur-fitur yang dibutuhkan. Pada tahapan
analisis kebutuhan ini diharapkan semua kebutuhan pada proses pengembangan perangkat lunak dapat terpenuh. Berdasarkan observasi dan studi literatur
diperoleh fungsi minimal yang dibutuhkan pada sistem ini, yaitu : a. Siswa dapat melihat dan mengubah data siswa.
b. Siswa dapat mencari dan memilih tempat prakerin. c. Siswa dapat melakukan konsultasi bimbingan.
d. Siswa dapat melihat dan mencetak nilai prakerin. e. Guru pembimbing dapat melihat profil.
f. Guru pembimbing dapat melihat data daftar siswa bimbingannya. g. Guru pembimbing dapat melakukan konsultasi bimbingan.
h. Guru pembimbing dapat menambah dan mengubah nilai prakerin siswa. i. Koordinator atau admin dapat menambah, mengubah, menghapus, melihat,
mencari, mengunggah, mengunduh dan mencetak data.
2. Analisis Kebutuhan Hardware dan Software
Dalam analisis kebutuhan hardware dan software ini, seluruh tools yang digunakan untuk membuat sistem informasi praktik kerja industri berbasis website
didefinisikan. Dari hasil analisis, untuk dapat membuat dan menjalankan sistem informasi praktik kerja industri berbasis website, syarat yang harus dipenuhi yaitu: