Dana Alokasi Umum Tinjauan Teoritis 1. Pendapatan Asli Daerah

2. Dana Alokasi Umum

Menurut Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 2005 Tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah, Dana Alokasi Umum merupakan salah satu komponen di dalam Dana Perimbangan di APBN yang pengalokasiannya didasarkan atas formula dengan konsep Kesenjangan Fiskal Fiscal Gap. Hal penting dari peraturan keuangan menurut Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 adalah berupa transfer antar pemerintah dari pusat ke kabupaten dan kota yang disebut dengan Dana Alokasi Umum DAU dan Dana Alokasi Khusus DAK. Dana Alokasi Umum merupakan block grant yang diberikan kepada semua kabupaten dan kota untuk tujuan mengisi kesenjangan antara kapasitas dan kebutuhan fiskalnya, dan didistibusikan dengan formula berdasarkan prinsip-prinsip tertentu yang secara umum mengindikasikan bahwa daerah miskin dan terbelakang harus menerima lebih banyak daripada daerah kaya. Dengan kata lain, tujuan penting alokasi Dana Alokasi Umum adalah dalam kerangka pemerataan kemampuan penyediaan pelayanan publik antara Pemerintah Daerah di Indonesia. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Pasal 27 menggariskan bahwa Pemerintah Pusat berkewajiban menyalurkan paling sedikit dua puluh enam persen 26 dari Penerimaan Dalam Negerinya dalam bentuk Dana Alokasi Umum. Universitas Sumatera Utara Secara definisi, Dana Alokasi Umum dapat diartikan sebagai berikut Sidik, 2003: 1. Salah satu komponen dari Dana Perimbangan pada APBN, yang pengalokasiannya berdasarkan atas konsep Kesenjangan Fiskal atau Celah Fiskal Fisal Gap, yaitu selisih antara Kebutuhan Fiskal dengan Kapasitas Fiskal. 2. Instrumen untuk mengatasi horizontal imbalance, yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar-daerah dimana penggunannya ditetapkan sepenuhnya oleh daerah. 3. Equalization grant, yaitu berfungsi menetralisasi ketimpangan kemampuan keuangan dengan adanya Pendapatan Asli Daerah, Bagi Hasil Pajak dan Bagi Hasil Sumber Daya Alam yang diperoleh Daerah. Proporsi dana alokasi umum antara daerah provinsi dan kabupaten kota ditetapkan berdasarkan imbangan kewenangan antara propinsi dan kabupaten kota. Dana ini di maksudkan untuk menjaga pemerataan atau perimbangan keuangan antar daerah. Pembagian dana alokasi umum dilakukan dengan memperhatikan: a. Potensi daerah PAD, PBB, BPHTB, dan bagian daerah dari penerimaan sumber daya alam b. Kebutuhan pembiayaan unuk mendukung penyelenggaraan pemerintahaan di daerah c. Tersedianya dana APBN Formulasi Dana Alokasi Umum Tahun Anggaran 2003 berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2001 adalah sebagai berikut Sidik, 2003: DAU = AM + KF AM = LS + α Gaji Kfi = Bdi x DAUn Bdi = KbF – KpFi KbF – KpFn Keterangan : DAUi = Dana Alokasi Umum Provinsi atau KabupatenKota; DAUn = Dana Alokasi Umum Seluruh Provinsi atau KabupatenKota; AM = Alokasi Minimum; KF = Kesenjangan Fiskal; BD = Bobot Daerah; LS = Lumpsum; α Gaji = Proporsional berdasarkan Kebutuhan Gaji; KbF = Kebutuhan Fiskal dari Provinsi atau KabupatenKota; KpF = Kapasitas Fiskal dari Provinsi atau KabupatenKota Universitas Sumatera Utara Beberapa formula penting dalam perhitungan Dana Alokasi Umum adalah sebagai berikut Sidik, 2003: • Kebutuhan Fiskal KbF ditentukan dengan formuala berikut ini : KbF = TPR α1 IP + α2IW + α3 IKR + α4 IH Keterangan : TPR = Total Pengeluaran Rata-rata dalam APBD; IP = Indeks Variabel Penduduk; IW = Indeks Variabel Luas Wilayah; IKR = Indeks Variabel Kemiskinan Relatif; IH = Indeks Variabel Harga; α = Bobot Varibel • Variabel Penentu Kebutuhan Fiskal meliputi : Indeks Penduduk IPI = Jumlah Penduduk Rata-rata Jumlah Penduduk Secara Nasional Indeks Luas Wilayah IWI = Luas Wilayah i Rata-rata Jumlah Penduduk Secara Nasional • Indeks Kemiskinan Relatif IKR : a. Head Count = Penduduk Miskin Daerah ke i Index Daerah Jumlah Penduduk Daerah ke i ke i b. Income Gap = Poverty Gap Daerah ke i Daerah ke I Head Count Index Daerah ke i c. IKR = Income Gap Daerah ke i Rata-rata Income Gap Seluruh Indonesia d. Indeks = Indeks Kemahalan Konstruksi Daerah i Harga Rata-rata Indeks Kemahalan Konstruksi Daerah secara Nasional HI • Kapasitas Fiskal KpF ditentukan dari: KpF = PAD + Bagi Hasil PBB + BPHTB + PPh + SDA Keterangan : PAD = Pendapatan Asli Daerah PBB = Pajak Bumi dan Bangunan BPHTP = Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan PPh = Pajak Penghasilan Orang Pribadi dan Pasal 21 SDA = Sumber Daya Alam Universitas Sumatera Utara Catatan: Nilai estimasi PAD menggunakan model ekonometrika sederhana,dengan formula: PAD = a0 + a1 PDRB jasa Komposisi AM dan KF dari Total Dana Alokasi Umum: Alokasi Minimum AM : 1. Provinsi 10 Lumpsum + 30 Proporsional Belanja Pegawai 2. KabupatenKota 5 Lumsump + 45 Proporsional Belanja Pegawai Kesenjangan Fiskal KF: 1. Provinsi 60 2. KabupatenKota 50 Menurut Kuncoro 2004:34 : Berdasarkan pasal 7 ayat 1 Undang-Undang Nomor 25 Thun 1999, plafon Dana Alokasi Umum ditetapkan sekurang-kurangnya dua puluh lima persen 25 dari penerimaan Dalam Negeri dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja. Dalam praktek dirinci menjadi : 1. Dibagi antara Provinsi dan KabupatenKota, dengan rasio 10 Provinsi dan 90 KabupatenKota Pasal 7 ayat 2 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 2. Dalam implementasinya, plafon Dana Alokasi Umum untuk Provinsi 10 lebih kecil dari kebutuhan Dana Alokasi Umumnnya. Tujuan Dana Alokasi Umum Menurut Mulia 2005:13, tujuan umum dari dana alokasi umum adalah untuk: a. Meniadakan atau meminimumkan ketimpangan fiscal vertical b. Meniadakan atau meminumkan ketimpangan fiscal horizontal c. Mengiternalisasikan memperhitungkan sebahagian atau seluruh limpahan manfaat biaya kepada daerah yang menerima limpahaan manfaat tersebut d. Sebagai bahan edukasi bagi pemerintah daerah agar secara intensif menggali sumber-sumber penerimaannya, sehingga hasil yang diperoleh menyamai bahkan melebihi kapasitas nya itu. Universitas Sumatera Utara

3. Dana Alokasi Khusus DAK

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK) terhadap Belanja Modal pada Kota di Pulau Sumatera

3 155 93

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Belanja Daerah di Provinsi Aceh

1 50 99

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dengan Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening Di Kabupaten Dan Kota Provinsi Aceh

5 75 107

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus terhadap Belanja Daerah pada Pemda di Provinsi Sumatera Utara

1 43 73

Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU), Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan Pendapatan lain-lain yang Dianggap Sah Terhadap Belanja Pemerintahan Daerah : Studi Kasus Kabupaten/ Kota di Propinsi Sumatera Utara.

7 108 82

Pengaruh Rasio Efektivitas Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) terhadap Tingkat Kemandirian Pemerintahan Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera Utara

4 37 108

Pendapatan Asli Daerah (PAD), Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan Lain-lain Pendapatan terhadap Belanja Daerah (Studi Kasus Kabupaten/ Kota di Propinsi Sumatera Utara)

1 39 84

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1 Otonomi Daerah - Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK) terhadap Belanja Modal pada Kota di Pulau Sumatera

0 1 21

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK) terhadap Belanja Modal pada Kota di Pulau Sumatera

0 0 9

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK) terhadap Belanja Modal pada Kota di Pulau Sumatera

0 0 12