54 berpengaruh positif terhadap luasnya disclosure. Berdasarkan penelitian diatas,
maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H
3
: Terdapat pengaruh positif proporsi anggota independen komite audit terhadap
environmental disclosure d. Jumlah rapat komite audit
Dalam menjalankan tugas untuk dapat meningkatkan kinerjanya, komite audit minimal mengadakan pertemuan 4 kali dalam satu tahun Corporate
governance guidelines, 2007. Hal ini dilakukan untuk dapat meningkatkan kinerjanya agar sesuai dengan tugas dan fungsinya Dian, 2009. Selain tercantum
dalam corporate governance guidelines, dalam audit committee charter tahun 2005 dinyatakan bahwa semakin banyak rapat komite audit yang dilakukan akan
meningkatkan kinerja komite audit. Hal ini juga dipertegas dalam Menon dan Williams 1994, semakin sering komite audit melakukan rapat maka komite audit
melakukan fungsi pengawasan dengan baik, berarti pelaksanaan corporate governance efektif. Dari uraian tersebut, maka dapat dikembangkan hipotesis
seperti berikut:
H
4
: Terdapat pengaruh positif jumlah rapat komite audit terhadap environmental disclosure
e. Latar belakang pendidikan komisaris utama
Latar belakang pendidikan komisaris utama menentukan kualitas laporan keuangan perusahaan Roberts, 1992, latar belakang pendidikan seseorang juga
akan mempengaruhi pengetahuan yang dimilikinya Kusumastuti, Supatmi, dan Sastra, 2007. Untuk itu, latar belakang pendidikan komisaris utama akan
55 mempengaruhi keputusan-keputusan dan masukan-masukan yang diberikan
kepada dewan direksi. Walaupun tidak ada keharusan bagi komisaris utama untuk memiliki latar
belakang di bidang ekonomi dan bisnis, akan tetapi lebih baik jika komisaris utama memiliki latar belakang pendidikan bisnis dan ekonomi karena setidaknya
komisaris utama memiliki kemampuan untuk mengelola bisnis dan mengambil keputusan bisnis daripada tidak memiliki pengetahuan bisnis dan ekonomi Bray,
Howard, dan Golan, 1995. Dari penelitian diatas maka hipotesis yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah:
H
5
: Terdapat pengaruh latar belakang pendidikan komisaris utama terhadap
environmental disclosure
56
BAB III METODE PENELITIAN
Dalam bab ini akan diterangkan mengenai desain penelitian, data, alat uji serta pengujian hipotesis yang dilakukan.
A. Desain Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menghitung skor tingkat permintaan demand dan skor tingkat keluasan praktik environmental disclosure supply
yang dilakukan perusahaan, kemudian membandingkannya untuk mengetahui apakah terdapat information gap antara keduanya dan melakukan pengujian
mekanisme corporate governance terhadap environmental disclosure. Skor tingkat permintaan demand diperoleh dengan membuat index tertimbang
weighted index dari tiap item environmental disclosure yang berasal dari penyebaran kuesioner dengan responden kelompok Elite Based Stakeholders.
Skor tingkat keluasan praktik environmental disclosure supply diperoleh dengan menguji pengaruh antara corporate governance yang diproksikan dalam proporsi
komisaris independen, jumlah rapat dewan komisaris, proporsi anggota independen komite audit, jumlah rapat komite audit, dan latar belakang
pendidikan komisaris utama terhadap environmental disclosure dalam annual report perusahaan-perusahaan yang telah listing di Bursa Efek Indonesia periode
2008.