2.4 Potensi Pemanfaatan Limbah Cair Kelapa Sawit Sebagai Pupuk
Organik
Pupuk organik merupakan pupuk yang berbahan dasar bahan organik terlapuk atau terdekomposisi akibat aktivitas mikroorganisme yang bersifat
multiguna, yaitu selain dapat menyediakan unsur bagi tanah dan memperbaiki sifat fisik tanah, juga dapat meminimalkan pencemaran lingkungan. Berdasarkan
hasil analisis kimia yang diperoleh dalam limbah cair sebelum dan sesudah pengolahan secara biologis Tabel 2, diketahui bahwa limbah cair pengolahan
kelapa sawit yang dihasilkan tidak saja mengandung senyawa organik yang cukup tinggi, seperti asam lemak dan asam amino, namun juga mengandung senyawa
anorganik, seperti N, P, K, Ca, dan Mg sebagai hara makro, serta Fe, Mn, Cu, dan Zn sebagai hara mikro yang sangat dibutuhkan tanaman kelapa sawit untuk
meningkatkan pertumbuhan dan produksi buah sawit. Tabel 2. Komponen Kimia Limbah Cair Pengolahan Sawit Sebelum dan Setelah
Pengolahan Biologis
Pengolahan WR hari
BOD N P K Mg
----------------------- mgl ----------------------- POME awal
- 25000
500-900 90-140
1000-1975 250-340
Kolam pengasaman
5 25000 500-900
90-140 1000-1975
250-340 Kolam anaerobik
primer 75 3500-5000 675 90-110
1000-1850 250-320
Kolam anaerobik sekunder
35 2000-3500 450 62-85 875-1250 160-215
Kolam aerobik 15-21
100-200 80 5-15 420-670
25-55 Kolam
pengendapan 2 100-150
40-70 3-15
330-650 17-40
Sumber: Satyoso et al. 2005
Selanjutnya aplikasi limbah cair terolah ke areal perkebunan kelapa sawit menggunakan metode flat-bed dan sprinkler dengan dosis setara dengan curah
hujan 3.3-13.3 cm per tahun setara 330-1330 m
3
hatahun, diketahui dapat meningkatkan produksi TBS sebesar 10-23 dibandingkan kontrol yang
menggunakan pupuk anorganik Yeoh, 2004. Okwute et al. 2007 menambahkan bahwa aplikasi limbah cair sebagai sumber bahan organik mampu
meningkatkan kandungan C organik, N total, P tersedia, kapasitas tukar kation KTK, pH tanah, daya retensi air, kemantapan agregat tanah, serta jumlah
mikroorganisme tanah.
Hasil yang cukup signifikan terhadap pengaruh aplikasi limbah cair tersebut dapat disebabkan oleh adanya peningkatan ketersediaan beberapa hara
essensial yang dibutuhkan tanaman dalam limbah cair terolah yang dihasilkan, maupun karena cukup tingginya kandungan senyawa humat di dalamnya, seperti
asam humat dan asam fulvat. Dan dalam pengaplikasiannya di lapang, senyawa humat bertanggung jawab atas sejumlah aktivitas kimia dalam tanah dan dapat
mempengaruhi pertumbuhan tanaman, baik pengaruhnya terhadap perbaikan sifat- sifat tanah sebagai media tumbuh dan berkembangnya tanaman, juga pengaruhnya
terhadap metabolisme dan sejumlah proses fisiologi lainnya. Kondisi ini menunjukkan bahwa limbah cair terolah berpotensi untuk
dimanfaatkan sebagai pupuk organik cair sehingga dapat menyeimbangkan atau mengurangi penggunaan pupuk anorganik. Disebutkan pula bahwa pemanfaatan
pupuk organik terutama dalam bentuk cair, memiliki beberapa keuntungan, di antaranya lebih efektif dan efisien dalam mengatasi defisiensi hara dan kendala
pencucian hara, serta penguapan hara terhadap suhu tinggi karena adanya bahan pengikat.
2.5 Potensi Pemanfaatan Limbah Cair Kelapa Sawit Sebagai Biogas