Studi Literatur Evaluasi Struktur Gedung X Di Jakarta Berdasarkan Sni 03-1726-2012 Ketahanan Gempa Untuk Struktur Gedung

25

5. Pemodelan Stuktur

Program yang digunakan untuk menganalisis model struktur gedung yaitu software analisis struktur ETABS Extended Three Dimensional Analysis of Building System version 9.7.2. Program yang digunakan untuk menganalisis model struktur atap yaitu software SAP 2000. Pemodelan elemen struktur akan dibentuk dalam perspektif arah tiga dimensi, yaitu: sumbu x,y dan z. Material struktur yang dimodelkan antara lain: struktur atap dan struktur gedung. Struktur gedung yang dimodelkan yaitu: balok, kolom, pelat berdasarkan data gambar pelaksanaan as built drawing, serta untuk struktur pondasi dimodelkan sebagai tumpuan jepit. Khusus untuk kolom menggunakan analisis check design, artinya tulangan longitudinal atau tulangan pokok dimasukkan untuk dilakukan analisis pengecekan kondisi eksisting.

6. Analisa Pembebanan

Kombinasi pembebanan yang dimasukkan kedalam pemodelan harus berdasarkan standar pembebanan yang berlaku di Indonesia. Analisis pembebanan yang diperhitungkan pada pemodelan struktur ini, diantaranya pembebanan statik berdasarkan PPPURG 1987 dan pembebanan dinamik gempa menggunakan analisis prosedur spektrum respons ragam Response Spectrum Modal Analysis berdasarkan SNI 03-1726-2012. Prosedur pembebanan dinamik ini harus mempertimbangkan faktor pengali 0.85V1Vt dan faktor redudansi sesuai SNI 03- 1726-2012. 7. Analisis Struktur Hasil dari analisis struktur diperoleh setelah melakukan running analisis struktur. Sebelum hasil analisis struktur digunakan, diperlukan cek kontrol partisipasi massa hingga mencapai 90. Data gaya-gaya dalam diperoleh berdasarkan hasil analisa ETABS dan SAP 2000 setelah dilakukan start designcheck structure. Hasil analisis struktur dalam penelitian ini terbagi tiga, antara lain: a. Hasil Kinerja Batas Ultimit dari Simpangan Antar Lantai Story Drift Hasil analisis story drift akibat pembebanan gempa yang dihitung berdasarkan SNI 03-1726-2012 menggunakan prinsip kinerja batas ultimit struktur. Hasil anilisis kinerja batas ultimit akan menghasilkan nilai perpindahandisplacement dan nilai story drift simpangan antar lantai.

b. Hasil Analisis Struktur

Struktur atap Hasil analisis struktur atap untuk penampang elemen rangka batang baja pada atap, kolom dan balok menggunakan program SAP 2000 akan menghasilkan keluaran output berupa nilai gaya-gaya dalam, seperti gaya momen, gaya geser, gaya aksial dan gaya torsi. Struktur gedung Hasil analisis struktur gedung untuk elemen penampang beton pada balok dan kolom menggunakan program ETABS akan menghasilkan keluaran output berupa nilai gaya-gaya dalam, seperti gaya momen, gaya geser, gaya aksial dan gaya torsi. 26

8. Evaluasi ketahanan struktur oleh program analisis struktur

a. Struktur Atap

Hasi running analisis struktur atap baja menggunakan SAP 2000 akan menghasilkan gaya-gaya dalam akibat dari pembebanan struktur. Gaya-gaya tersebut akan menjadi data dalam menghitung ketahanan struktur. Ketahanan struktur atap baja akan dihitung oleh program SAP 2000 dengan prinsip perhitungan metode AISC LRFD-99. b. Struktur Gedung Hasil analisis struktur pada elemen struktur balok dan kolom pada ETABS akan memberikan informasi output hasil gaya-gaya dalam yang kemudian dihitung oleh ETABS dengan prinsip perhitungan metode ACI 318-08 untuk memperoleh kebutuhan luasan tulangan lentur, geser dan torsi. Pada tahapan evaluasi, penulis akan mengindentifikasi balok dan kolom yang terindikasi lemah overstress yang ditandai warna merah oleh program ETABS. Overstress atau OS yang terjadi pada elemen struktur disebabkan karena elemen struktur tersebut lemah terhadap gaya lentur ataupun gaya geser. Evaluasi ketahanan elemen struktur balok dan kolom terhadap beban lentur ataupun geser dapat diketahui setelah melakukan analisis pada program ETABS dengan menjalankan Start DesignCheck of Structures. Studi penelitian ini akan fokus membahas evaluasi struktur balok dan kolom terhadap kekuatan lentur dan geser. Evaluasi Balok yang Lemah terhadap Beban Lentur Balok yang lemah terhadap beban lentur diketahui melalui hasil analisa perhitungan secara manual mengunakan metode analisis kesetimbangan gaya akibat tegangan dan regangan pada balok dan faktor reduksi sesuai SNI 03-2847- 2013. Struktur balok yang dikatakan aman terhadap beban lentur, apabila kekuatan lentur nominal pada penampang balok lebih besar dari gaya momen terfaktor. Evaluasi Balok yang Lemah terhadap Beban Geser Balok yang lemah terhadap beban geser diketahui melalui hasil analisa perhitungan secara manual mengunakan metode analisis kemampuan balok dalam memikul gaya geser yang ditahan oleh beton dan tulangan serta faktor reduksi sesuai SNI 03-2847-2013. Struktur balok yang dikatakan aman terhadap beban geser, apabila kekuatan geser nominal pada penampang balok lebih besar dari gaya geser terfaktor. Evaluasi Kolom yang Lemah terhadap Beban Lentur Hasil analisis struktur program ETABS akan menunjukkan elemen kolom yang mengalami overstress terhadap beban lentur ditandai dengan kolom tersebut berwarna merah yang artinya bahwa nilai rasio kapasitas kolom terhadap beban melebihi 0.95. Nilai rasio tersebut dapat ditampilkan melalui menu menu toolbar DesignConcrete Frame DesignDisplay Design InfoDesign OutputColumn P-M-M Interactions Ratios. Data nilai rasio tersebut secara detail dapat ditampilkan setelah menunjuk batang yang ditinjau dan memilih tampilan menu Summary. Pada tampilan Summary, nilai rasio yang melebihi 0.95 akan disimbolkan dengan keterangan OS35. Overstress terjadi akibat kolom tidak mampu memikul beban

Dokumen yang terkait

KOMPARASI PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT BERDASARKAN SNI 03-1726-2002 DENGAN SNI 1726:2012 (Studi Kasus : Gedung Yellow Star Hotel, Jl. Adisucipto , Sleman, DIY)

3 8 189

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG CITRA DREAM HOTEL YOGYAKARTA BERDASARKAN SNI 1726-2012 DAN SNI 2847-2013.

0 5 17

Desain Tahan Gempa Gedung Struktur Beton Bertulang Penahan Momen Khusus Berdasarkan "Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung SNI 03-1726-2002" dan "Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung SNI 03-2847-2002".

1 1 18

Desain Tahan Gempa Struktur Rangka Baja Dengan Bresing Eksentris Berdasarkan Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung SNI 03-1726-2002 dan Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung SNI 03-1729-2002.

1 3 58

Desain Tahan Gempa Struktur Rangka Baja Penahan Momen Khusus Berdasarkan Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung SNI 03-1729-2002 dan Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung SNI 03-1726-2002.

0 1 18

REDESAIN STRUKTUR GEDUNG 11 LANTAI INDOSAT SEMARANG BERDASARKAN SNI GEMPA 2012 -

0 2 61

STANDAR PERENCANAAN KETAHANAN GEMPA UNTUK STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG SNI – 1726 - 2002

2 8 69

PERBANDINGAN RESPONS DINAMIK STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA CILACAP BERDASARKAN PERCEPATAN SPEKTRUM GEMPA SNI 03-1726-2002 DAN SNI 1726:2012

0 0 19

DESAIN TAHAN GEMPA STRUKTUR RANGKA BAJA PENAHAN MOMEN KHUSUS BERDASARKAN TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG SNI 03 – 1729 – 2002 DAN TATA CARA PERENCANAAN KETAHANAN GEMPA UNTUK BANGUNAN GEDUNG SNI 03 – 1726 – 2002

0 0 12

DESAIN TAHAN GEMPA STRUKTUR RANGKA BAJA DENGAN BRESING EKSENTRIS BERDASARKAN TATA CARA PERENCANAAN KETAHANAN GEMPA UNTUK BANGUNAN GEDUNG SNI 03-1726-2002 DAN TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG SNI 03-1729-2002

0 0 28