RANCANG BANGUN SISTEM SUPERVISORI Pendahuluan

54

4. RANCANG BANGUN SISTEM SUPERVISORI Pendahuluan

Pemilihan skenario pengendalian gulma di lahan pertanian cukup bervariasi yang tergantung pada beberapa faktor, diantaranya : 1 Jenis tanaman yang dibudidayakan, 2 Kondisi lahan dan iklim, 3 Jenis gulma dan tingkat kepadatan serangan, dan 4 Ketersediaan herbisida. Penggunaan Sistem Supervisori memungkinkan pengguna dapat menentukan jenis teknologi dan skenario pengendalian gulma yang paling cocok dengan kebutuhan. Penerapan sistem multi agen pada pengendalian gulma pada perkebunan besar menjadi penting, karena dalam metode pemberantasan gulma secara real time berbasis sensor banyak jenis kegiatan yang harus dilakukan baik kegiatan berurutan maupun kegiatan yang dilakukan secara paralel. Sistem multi agen dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang sulit dipecahkan oleh agen individu atau sistem monolit Nathan Schurr, 2005. Sistem multi agen merupakan sebuah sistem yang terdiri dari beberapa agen yang berinteraksi secara cerdas. Tantangan yang dihadapi dalam pengembangan sistem multi agen adalah keselarasan global dari sistem yang dibangun. Karenanya diperlukan suatu arsitektur sistem multi agen yang terkontrol dengan baik dalam satu kesatuan sistem supervisori. Rancang bangun sistem supervisori dimaksudkan untuk menentukan jenis teknologi dan kapasitas aplikator cairan serta mengontrol kegiatan penyemprotan berbasis sensor pada praktek pertanian presisi. Sistem supervisori yang dibangun diharapkan mampu mengantisipasi berbagai kondisi dan ketersediaan teknologi serta metode yang bisa digunakan. Hal ini berkaitan dengan fungsi sistem supervisori kontrol untuk memilih jenis peralatan, mengatur, mengkoordinir dan mengintegrasikan unit-unit yang berkaitan ada dalam sistem. Metode Arsitektur sistem supervisori yang dibangun untuk menentukan metode pengendalian gulma yang tepat pada berbagai kondisi tanaman, lahan, iklim dan ketersediaan herbisida adalah sebagaimana terlihat pada Gambar 17. Arsitektur sistem yang dibangun terdiri dari tiga komponen utama, yaitu : 55 1. Tampilan antar muka yang berisi dialog untuk menghubungkan pengguna dengan sistem untuk menentukan kondisi nyata lahan yang dihadapi. Dialog dengan pengguna sistem meliputi beberapa tahapan untuk menentukan kondisi objek, yang mencakup objek tanaman, objek iklim dan lahan, objek gulma, dan objek jenis herbisida yang tersedia, 2. Knowledge modul berisi kumpulan dari beberapa modul pengetahuan berkaitan dengan pengendalian gulma meliputi basis sistem cerdas, basis teknologi, basis data, IO devices dan aktuator, dan basis komputasi paralel. 3. Mesin Inferensi yaitu suatu mesin yang mampu menentukan metode terbaik yang harus dilakukan sesuai dengan input pengguna dan basis pengetahuan yang dimiliki dengan melibatkan beberapa agen dalam eksekusinya. Gambar 17. Model Arsitektur Sistem Pengendalian Gulma berbasis Pertanian Presisi. USER GUI Objek Tanaman Objek Cuaca dan Lahan Objek Gulma Objek Herbisida Modul Dialog User Preferencees and Dialog Mesin Inferensi Knowledge Modul Basis Data Basis Sistem Cerdas Basis Teknologi Supervisory Control System CLIENT Eksekusi Agen 1 Agen 2 . . Agen n Basis Komputasi Paralel Basis IO Dev. Aktuator 56 Desain model arsitektur sistem supervisori kontrol pengendalian gulma dibangun dengan mengadopsi desain sistem supervisori kontrol untuk rumah tanaman yang dirancang oleh Seminar 2006. Hasil dan Pembahasan Sistem supervisori yang dibangun memiliki dua fungsi utama. Fungsi pertama adalah sebagai sistem konsultasi sebelum melakukan kegiatan penyemprotan off farm, fungsi kedua adalah sebagai pengontrol kegiatan penyemprotan yang melibatkan beberapa agen on farm. Secara garis besar cara kerja sistem supervisori adalah semua masukan fakta yang ada pada objek akan diproses dengan mesin inferensi dengan berlandaskan pada modul pengetahuan yang dimiliki untuk menentukan metode terbaik bagi kegiatan pengendalian gulma secara presisi. Modul Basis Pengetahuan Modul pengetahuan sistem supervisori terdiri dari :

1. Modul Basis Data