40 akan  penyemprotan  patch  dapat  diaplikasikan  dengan  mengkombinasikan
sistem  injeksi  laju  konsentrasi  larutan.  Kunci  utama  dari  penelitian  yang dilakukan  adalah  pada  ketelitian,  kecepatan  respon  pemberian  dosis  dari  satu
penyemprotan ke penyemprotan selanjutnya.  Penggunaan  nozle ganda, sistem pulsa dan pemompa tipe rotari menghasilkan respon lebih kecil dari 1 detik.
Yang  Chun-Chieh  2003  membangun  sistem  penyemprotan  presisi herbisida  pada  lahan  jagung.    Pemrosesan  citra  dilakukan  dengan  Jaringan
Syaraf  Tiruan,  dimana  nilai  kehijauan  suatu  piksel  dijadikan  landasan  utama penentuan  dosis  aplikasi.    Simulasi  dengan  inferensi  Fuzzy  menunjukkan
bahwa  penyemprotan  presisi  memiliki  potensi  mengurangi  polusi  air  dari akibat penyemprotan yang dilakukan.
2. Aplikasi Komputasi Paralel dan Sistem Multi Agen
Khawarizmie  2006  melakukan  penelitian  dengan  tujuan  menguji komputasi paralel pada algoritma PNN yang diterapkan pada proses klasifikasi
mutu  buah  tomat.    Unjuk  kerja  komputasi  paralel  dibandingkan  dengan  hasil perhitungan  dengan  prosesor    tunggal.    Dari  hasil  perhitungan  diperoleh
akurasi  klasifikasi  komputasi  paralel  dan  komputasi  sekuensial  tidak  jauh berbeda,  dengan  nilai  89.2.    Peningkatan  kecepatan  dengan  penerapan
komputasi paralel rata-rata 128.8 . Ligtenberga  2004  menggunakan  Sistem  Multi  Agen  untuk
mensimulasikan  skenario  spasial  berbasis  pada  pemodelan  pengambilan keputusan  multi  aktor  pada  perencanaan  proses  spasial.    Berdasarkan  pada
studi kasus  untuk perencanaan tata guna lahan di Belanda selanjutnya dibahas potensi dan keterbatasan Sistem Multi Agen yang dibangun.
3. Analisa Serangan Gulma
Guyer  1986  dalam  A.J.  Perez  1997  melakukan  penelitian  mengenai kelayakan  dari  penggunaan  bentuk  daun  sebagai  identifikasi  jenis  tanaman.
Penelitian  awal  terbatas  pada  pemisahan  beberapa  jenis  tanaman  yaitu  tiga jenis  tanaman  pokok  dan  lima  spesies  gulma  terhadap  latar  belakang  citra
tanah.
41 Hatfield  dan  Pinter  1993  dalam  Perez  1997  melakukan  tinjauan
potensi dari pengamatan jarak jauh untuk kegiatan proteksi tanaman di lahan, dan  menyimpulkan  bahwa  untuk  membedakan  tanaman  pokok  dan  gulma
adalah dengan memperhatikan pola yang terlihat pada tanaman selama proses budidaya.
Brown  dan  kawan-kawan  1994  dalam  A.J.  Perez  1997  melaporkan bahwa  pendeteksian  gulma  pada  lahan  pertanian  dapat  dilakukan  berdasarkan
karakteristik  pantulan  spectrum  cahaya.    Tetapi  Brown  menambahkan  bahwa mungkin  perlu  identifikasi  suatu  kelompok  gulma  lebih  dari  sekedar
identifikasi suatu spesies gulma secara individual. Woebbecke  dan  kawan-kawan  1995    dalam  A.J.  Perez  1997
menggunakan analisa fitur bentuk untuk membedakan tanaman  berbiji tunggal monocots  dan  berbiji  belah  dicots.  Tanaman  yang  dipergunakan  pada
penelitian  dibudidayakan  secara  individual  pada  pot,  dan  informasi  warna digunakan untuk membedakan antara tanaman dan latar belakang.
Zhang dan Chaisattapagon 1995 dalam A.J. Perez 1997 mempelajari tiga  pendekatan  berbeda  untuk  identifikasi  gulma  pada  lahan  gandum  dengan
mesin  visi,  yaitu  analisa  warna,  analisi  bentuk  dan  analisa  tekstur.    Mereka menggunakan  citra  digital  hitam-putih  dengan  berbagai  variasi  penyaring
warna colour filters pada lingkungan laboratorium. Perez  A.J.  dan  kawan-kawan  1997  melakukan  penelitian  tentang
penggunaan  teknik  analisa  warna  dan  bentuk  untuk  mendeteksi  gulma  pada tanaman sereal.
Marchant  2003  membandingkan  metoda  pengklasifikasian  Bayes dengan jaringan syaraf  tiruan multi layer untuk membedakan tanaman pokok
dan  gulma.    Hasil  penelitian  menunjukkan  bahwa  metode  Bayes  memberikan hasil yang lebih baik dibanding penggunaan jaringan syaraf tiruan multi layer.
Steward  B.  L.dan  Tian  L.  F.  1999  melakukan  penelitian  penggunaan mesin  visi  untuk  menduga  kepadatan  gulma  secara  langsung  pada  kondisi
pencahayaan luar ruangan. Ghazali  2008  melakukan  penelitian  penggunaan  sistem  mesin  visi
untuk  strategi  pemberantasan  gulma  dengan  teknik  pengolahan  citra.  Pada
42 penelitian  ini  digunakan  contoh  gulma  pada  lahan  kelapa  sawit  dimana  citra
gulma dibedakan menjadi jenis narrow dan broad.  Hasil ujicoba menunjukkan bahwa  sistem  yang  dibangun  mampu  melakukan  klasifikasi  dengan  ketelitian
diatas 80. Imran  Ahmed  dan  kawan-kawan  2008  melakukan  penelitian
pendeteksian  serangan  gulma  secara  real-time  dengan  parameter  batas  citra gulma edge based.  Mirip dengan penelitian Kamarul Hawari Ghazali 2008
yang menggunakan dua pengelompokan, yaitu jenis narrow dan broad.
4. Penggunaan Kamera Digital sebagai Sensor Lapangan