Latar Belakang Masalah Keteladanan Orang Tua dalam Mendidik Anak Menurut Abdullah Nasih 'Ulwan

2 Pendidikan pada hakekatnya adalah suatu perwujudan dari nilai-nilai ideal yang terbaik dalam pribadi yang diinginkan. 1 Sehingga buah dari perolehan ilmu adalah pengamalan dalam kehidupan. Pendidikan Islam adalah usaha sadar manusia yang mempunyai pengetahuan lebih mengenai tuntutan yang diwahyukan oleh Allah SWT kepada orang yang di didik dalam rangka mengubahnya menjadi lebih baik, lebih bernilai dan meraih kebahagiaan dunia dan akhirat. 2 Diperkuat dengan pendapat Al-Attas tujuan pendidikan Islam adalah mengakui kekusaan Allah sehingga menjalankan ketaatan secara benar dalam kehidupannya. Terjadi pengikisan tanggung jawab orang tua dalam mendidik anak. Kebanyakan orang tua yang terlalu sibuk dengan aktivitas di luar rumah sehingga mengabaikan tugas mendidik anak dengan baik dalam lingkungan keluarga. Orang tua merasa cukup memberikan tanggung jawab sepenuhnya kepada sekolah. Padahal waktu di sekolah hanya 7 jam. Sedangkan sisanya sekitar 17 jam dilakukan dilingkungan rumah. Hal ini berarti 75 pendidikan dihabiskan di lingkungan rumah. 3 Dalam hal ini, 75 pendidikan adalah tanggung jawab orang tua. Tetapi orang tua belum sepenuhnya menyadari peran dan tanggung jawabnya sebagai pendidik. Sehingga jika anak terlibat dalam masalah kenakalan karena kurangnya perhatian orang tua dalam mendidiknya, maka yang sering disalahkan adalah pihak sekolah. Padahal guru di rumah yaitu orang tua adalah pendidik yang paling utama bagi anak. Menjaga keluarga untuk taat pada Allah dan terhindar dari neraka merupakan peran dan tanggung jawab orang tua, sebagaimana firman Allah SWT: 1 M Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta:Bumi Aksara, 1996, hal 113 2 Zuhairini, dkk, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta:Bumi Aksara, 1997, cet. Ke-5, h. 8 3 www.http . Dul Rohim, “Pendidikan Anak dalam Keteladanan, di akses 27 April 2014 3        …. Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka. …QS. At-Tahrim : 6 Pendidikan dapat mengubah dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak baik menjadi baik. Begitu pentingnya pendidikan dalam Islam sehingga merupakan kewajiban perorangan. 4 Dalam konsep pendidikan Islam proses pengembangan pemikiran, penataan perilaku, pengaturan emosi, hubungan peranan manusia dengan dunia ini, serta bagaimana manusia mampu memanfaatkan dunia sehingga mampu meraih kehidupan sekaligus mengupayakan perwujudannya. Seluruh aspek tersebut telah tergambar secara integrative dalam sebuah akidah Islam yang wajib diimani agar dalam diri manusia tertanam perasaan yang mendorong pada perilaku normative yang mangecu pada syariat Islam. Perilaku yang dimaksud adalah penghambaan manusia berdasarkan pemrhaman atas tujuan penciptaan manusia itu sendiri. 5 Tidak ada perealisasian syariat Islam kecuali melalui penempatan diri, generasi muda, dan masyarakat dengan landasan iman dan tunduk kepada Allah. Untuk itu pendidikan Islam meruapakan amanat yang harus dikenalkan oleh suatu generasi berikutnya. Terutama dari orang tua atau pendidik kepada anak didik. Dan keburukanlah yang akan menimpa orang yang mengkhianati amanat itu. Dalam hal ini peran penting seorang pendiik adalah tidak hanya sebagai penyampai materi pelajaran tranfer of knowledge, tetapi juga sebagai pembimbing dalam memberikan keteladan uswah yang baik transfer of values. Atau dalam Islam dikenal dengan istilah “al-„ilmu lil „amal”. Tujuan 4 Heri Jauhari, Fikih Pendidikan, Bandung:PT. Rosda Karya , 2008, cet ke -2, h.1 5 Abdurrahman An-Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat, Jakarta: Gema Insani, 2004, cet ke-4, h. 34 4 seseorang belajar dan berpendidikan adalah untuk direalisasikan dalam kehidupan. Anak-anak, pada hakikatnya adalah generasi masa depan, pada pundaknyalah penentuan masa depan, dan di antara kewajiban bagi para pendidiknya saat ini, adalah menanamkan berbagai tanggung jawab dalam mengemban kepemimpinan secara sukses. 6 \ Tujuan pendidikan Islam menghantarkan manusia pada perilaku dan perbuatan manusia yang berpedoman pada syariat Allah. Artinya manusia tidak merasa keberatan atas ketetapan Allah dan rasul-Nya. 7 Islam merupakan syariat Allah bagi manusia. Dengan bekal syariat itu manusia beribadah. Agar manusia mampu memikul dan merealisasikan amanah besar itu, syariat itu membutuhkan pengamalan, pengembangan, dan pembinaan. Pengembangan dan pembinaan itulah yang dimaksud dengan pendidikan Islam. 8 Sebagaimana firman Allah swt dalam al- Qur‟an:        Artinya . dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.Q.S. Ad-Dzariyat : 56 Dalam menjalankan kewajiban pendidikan maka proses itu berisi tugas, dan setiap tugas harus dilaksanakan, suatu tugas selesai dilaksanakan setelah tujuan yang dituju telah tercapai. Agar tujuan itu dapat dicapai dengan, 6 Muhammad At-Thiyat Al-Abrasyi, Beberapa Pemikiran Pendidikan Islam, Yogyakarta: Titian Ilahi Press, 1996. cet ke-1, h. 81 7 Ibid, h. 26 8 Ibid, h. 24 5 cepat, meyakinkan dan tepat, perlu ada suatu cara yang serasi. Cara itulah yang ditempuh untuk sampai pada tujuan. 9 Pada dasarnya suri teladan yang baik memiliki dampak yang besar pada kepribadian anak. 10 Tidak mungkin anak belajar menahan emosi, jika ia melihat orang tuanya marah-marah dan emosional. Seperti halnya tidak mungkin pula anak belajar kasih sayang, kalau ia melihat orang tuanya bersikap keras. Anak akan tumbuh dnegn kebaikan, terdidik dalam akhlak terpuji, jika ia mendapatkan teladan dari kedua orang tuanya. Sebaliknya ia akan menyimpang dari kebaikan dan biasa berbuat dosa, jika sering melihat orang tuanya memberi contoh perbuatan dosa. 11 Tidak dipungkiri peran orang tua sangat diperhatikan anak bahkan diikutinya sebagai sebuah percontohan nyata yang ada dihadapannya. Demikian besarnya kepercayaan anak, tentu kepercayaan yang demikian besar ini akan mempengaruhi pembentukan dan perkembangan kepribadian anak didik secara keseluruhan 12 Pendidik tidak dapat bertindak secara alamiah saja agar tindakan pendidikan dapat dilakukan lebih efektif dan efesien, maka disinilah teladan merupakan salah satu pedoman bertindak. Pada dasarnya secara psikologis anak memang senang meniru, tidak saja yang baik, yang jelek pun ditirunya. 13 Dari sinilah keteladanan menjadi faktor yang sangat berpengaruh pada baik buruknya anak. Jika pendidik adalah seorang yang jujur terpercaya, maka anak pun akan tumbuh dalam kejujuran dan sikap amanah. Namun jika 9 Zakiyah Darajat, dkk, Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2005, cet ke-5, h. 2 10 Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid. Prophetic Parenting Cara Nabi Mendidik Anak. Yogyakarta. Pro-U Media. 2010 . cetakan ke-5. hal. 139 11 Abdullah Nasih „Ulwan, Pendidikan Anak dalam Islam, Solo:Insa Kamil, 2013, cet ke-2, h. 538 12 Singgih D. Gunarsa, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia, 1995, h. 109. 13 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Perspektif Islam, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011, hal.142 6 pendidik adalah seorang yang pendusta dan khianat maka ana juga akan tumbuh dalam kebiasaan dusta dan tidak bisa dipercaya. 14 Memang anak memiliki potensi yang besar untuk menjadi baik, namun sebesar apapun potensi tersebut, anak tidak akan begitu saja mengikuti prinsip-prinsip kebaikan selama ia belum melihat pendidiknya berada di puncak ketinggian akhlak dan memberikan contoh yang baik. Mudah bagi pendidik untuk memberikkan satu pelajaran kepada anak, namun sangat sulit bagi anak untuk mengikutinya ketika ia melihat orang yang memberikan pelajaran tersebut tidak mempraktikkan apa yang diajarkannya. 15 Potensi besar yang ada dalam diri anak, juga dipengaruhi dengan keberadaan pendidikan di sekitarnya jika ia berada dalam pembinaan oran tua dan lingkungan yang baik sesuai dengan dasar ajaran Islam maka ia akan tumbuh dan terbentuk dengan pribadi mulia. Terlebih jika orang dewasa yang berada di dekatnya dalam hal ini adalah orang tua menempatkan peran dan tugas pendidiknya dengan kesadaran penuh disertai dengan kasih sayang dan keikhlasan memberikan teladan terbaik bagi anak. Maka untuk mewujudkan kepribadian Islam bukanlah hanya sekedar angan-angan belaka. Oleh karena itu begitu pentingnya keteladanan orang tua sebagai figur utama yang menemani masa-masa perkembangan jiwa anak, maka dibutuhkan realisasi yang nyata dalam aktivitas sehari-hari. Untuk menggambarkan begitu pentingnya peran pendidik dalam mengajarkan kebaikan dan membiasakan keteladanan yang kepada anak yang berada dalam pengawasannya. Maka Al-Ghazali, dalam kitab Ihya „Ulumuddin” sendiri telah menyejajarkan para pendidik dengan deretan para nabi, sebagaimana ditulis: “Makhluk Allah yang paling utama di atas bumi adalah manusia yang paling utama adalah hatinya. Sedangkan seorang pendidik sibuk 14 Abdullah Nasih „Ulwan, Pendidikan Anak dalam Islam, Solo: Insan Kamil, 2013, hal. 516 15 Abdullah Nasih „Ulwan, Pendidikan Anak dalam Islam, …, h.116 7 memperbaiki, membersihkan, menyempurnakan dan mengarahkan hati agar selalu dekat kepada Allah. Maka mengajarkan ilmu adalah ibadah dan pemenuhan khalifah Allah, bahkan merupakan tugas kekhilafahan Allah yang paling utama.” Pendidikan di dalam keluarga pada hakikatnya merupakan proses pendidikan sepanjang hayat. Pembinaan dan pengembangan kepribadian penguasaan dasar-dasar tsaqofah Islam dilakukan melalui pengalaman hidup sehari-hari dan dipengaruhi oleh sumber belajar yang ada di keluarga terutama orang tua. 16 Oleh karena itu upaya mengoptimalkan pelaksanaan pendidikan dalam keluarga meruapakan bagian penting dari kesuksesan terwujudnya kepribadian Islam. Dalam Islam meyakini bahwa sesungguhnya sunnah Rasulullah SAW merupakan hakim bagi setiap sesuatu.sehingga sebuah keharusan manusia untuk menjadi Rasulullah teladan dalam hidupnya. Megikuti sesuatu yang dibawa Nabi merupakan bukti kecintaan kepada Allah. 17                 Artinya : Katakanlah: Jika kamu benar-benar mencintai Allah, ikutilah Aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.Q.S Ali Imran : 31. Dengan latar belakang tersebut maka penulis merasa tertarik untuk membahas lebih jauh tentang Keteladanan Orang Tua dalam Mendidik Anak m enurut Dr. Abdullah Nasih ‘Ulwan” 16 Ismail Yusanto, dkk. Menggagas Pendidikan Islami, Bogor: Al-Azhar Press, 2011, h. 78 17 Abdullah Al-Mushlih, Shalah As Shawi, Pokok-pokok Ajaran Islam yang Wajib diketahui Setiap Muslim, Jakarta: Darul Haq, 2013, cet ke-2, h. 47 8 Penulis memilih judul ini karena terdorong oleh tanggung jawab sebagai bagian dari umat Rasulullah. Menjadikan metode yang digunakan beliau dalam mendidik generasi terbaik di masanya sebagai jalan untuk mewujudkan cita-cita pendidikan. Bukan hanya sekedar mengajarakan tetapi memberikan percontohan. Tidak sebatas mentransfer keilmuan yang luas, namun di sempurnakan dengan hadirnya uswahteladan terbaik dari pendidik untuk dijadikan pemahaman kuat dan membekas bagi anak-anak didiknya.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Minimnya peran dan tangggung jawab orang tua dalam mendidik generasi. 2. Keteladanan orang tua dalam proses pendidikan anak belum terealisasi dengan baik. 3. Konsep keteladanan orang tua dalam mendidik anak menurut Abdullah Nashih Ulwan.

C. Pembatasan Masalah

Dari uraian identifikasi di atas, untuk memperjelas pembahasan skripsi ini, maka penulis fokus membahas mengenai keteladanan orang tua dalam mendidik anak menurut Abdullah Nashih Ulwan

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya maka rumusan masalah dalam skripsi ini adalah: Bagaimana konsep keteladanan orang tua dalam mendidik anak menurut Abdullah Nasih „Ulwan ? E. Tujuan Penelitian 9 Secara sederhana, tujuan merupakan target yang diharapkan akan tercapai setelah melakukan pekerjaan. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini dilihat dari permasalahan yang ada adalah - Untuk megetahui urgensi peran dan tanggung jawab orang tua dalam memberikan pendidikan anak di lingkungan keluarga. - Untuk mengetahui keteladanan orang tua dalam mendidik anak menurut Abdullah Nash ih „Ulwan F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik teoritis maupun praktis, antara lain: a. Manfaat Teoritis: 1 Menjadikan rujukan bagi para pendidik sebuah konsep integral yaitu ilmu dan amal dalam mengajarkan kesempurnaan ilmu kepada anaknya 2 Menambah pengetahuanwawasan bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca umumnya. 3 Untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan khususnya di bidang pendidikan Islam. b. Manfaat praktis 1 Pertimbangan bagi orang tua, dan guru di sekolah. Sebagai upaya menanamkan keteladanan untuk membentuk pribadi yang ideal sesuai Islam, agar tidak rusak tergerus oleh arus globalisasi yang semakin pesat. 2 Memberikan masukan bagi pendidik, terutama orang tua dan lingkungan keluarga agar dapat memberikan keteladan kepada anak sesuai konsep Islam sehingga seorang anak tumbuh berkepribadian yang lurus 3. Bagi masyarakat secara umum, bahwa pendidikan memerlukan jalan untuk mensuksekan proses belajar. Dengan adanya lingkungan