Bulk Density Bobot Isi Tanah

27

2. Bulk Density Bobot Isi Tanah

Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa perlakuan intensitas lintasan memberikan pengaruh nyata terhadap nilai bulk density tanah pada taraf α = 0.05 Lampiran 8, sedangkan perlakuan pemberian bahan organik berupa kompos tidak berpengaruh nyata terhadap nilai bulk density pada taraf α = 0.05. Hal ini dapat dilihat pada tabel Lampiran 14, dimana nilai bulk density terkecil adalah 0.93 grcm 3 pada perlakuan tanpa lintasan dengan dosis kompos 4 tonha pada kedalaman 0-10 cm. Sedangkan nilai bulk density yang terbesar adalah 1.2 grcm 3 pada perlakuan 6 lintasan dengan dosis kompos 4 tonha juga di kedalaman 0-10 cm. Dari hasil di tersebut terlihat bahwa tanah setelah dilintasi roda cenderung memperlihatkan kenaikan nilai yang menandakan terjadinya pemadatan tanah. 1 Pengaruh Intensitas Lintasan Traktor Terhadap Bulk Density Bobot Isi Tanah Perlakuan intensitas lintasan pada kedalaman 0-10 cm Gambar 11 memberikan pengaruh yang nyata terhadap nilai bulk density bobot isi tanah baik pada petak yang diberi kompos maupun tidak diberi kompos, dimana semakin meningkat intensitas lintasan roda traktor maka nilai bulk density cenderung meningkat. Hal ini disebabkan oleh berat mesin yang digunakan dalam proses pemeliharaan tanaman kacang. Pada tabel Lampiran 16, terlihat nilai bulk density tertinggi terdapat di daerah permukaan pada perlakuan 6 lintasan dengan kompos 4 tonha yaitu sebesar 1.20 grcm 3 dengan kadar air 30.50 Lampiran 12 sedangkan nilai bulk density terendah sebesar 0.93 grcm 3 juga di daerah permukaan pada perlakuan tanpa lintasan dengan kompos 4 tonha dengan kadar air 34 Lampiran 12. Selain karena berat mesin, nilai bulk density juga dipengaruhi oleh kadar air tanah di lapang pada saat mesin beroperasi. Tabel pada Lampiran 12 menunjukkan bahwa persentase kadar air semakin menurun seiring dengan semakin meningkatnya intensitas lintasan sehingga nilai bulk density cenderung meningkat pula, terutama pada daerah permukaan kedalaman 0-10 cm. Hasil penelitian Kasim 1992 menunjukkan bahwa pengaruh terbesar terhadap perubahan nilai bulk density tanah dihasilkan oleh pembebanan dan 28 intensitas lintasan. Hal ini sesuai yang dikemukakan Raghavan et al. 1977 diacu dalam Mc Kyes 1985 bahwa faktor tekanan pembebanan dan lintasan roda traktor menentukan besarnya tingkat pemadatan tanah yang terjadi. Semakin besar tekanan pembebanan dan intensitas lintasan roda traktor maka semakin besar tingkat pemadatan tanah yang dihasilkan, sedangkan kadar air tanah pada saat pelintasan traktor menentukan pemadatan maksimum yang terjadi. Kecenderungan kenaikan nilai bulk density yang seiring dengan banyaknya perlakuan intensitas lintasan disebabkan oleh tekanan yang berasal dari roda traktor mendesak air dan udara sehingga daerah yang dipengaruhi tekanan menjadi lebih padat dan secara langsung dapat meningkatkan nilai bulk density tanah, hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Harris 1971 bahwa peningkatan nilai bulk density kemungkinan ada 4 hal yang terjadi yaitu 1 pemampatan partikel padatan 2 pemampatan cairan dan gas di dalam ruang pori 3 perubahan kandungan cairan dan gas di dalam ruang pori dan 4 perubahan susunan partikel padatan. Pengaruh intensitas lintasan traktor sangat terlihat pada daerah permukaan tanah 0-10 cm. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan yang tinggi dari nilai bulk density antara petak tanpa lintasan dengan petak 6 lintasan pada dosis kompos 4 tonha sebesar 29.03. Peningkatan tersebut merupakan yang tertinggi dibanding kedalaman 10-20 cm dan 20-30 cm. Pengaruh intensitas lintasan traktor pada kedalaman 10-20 cm masih terlihat pengaruhnya walau tidak sebesar pada kedalaman 0-10 cm. Gambar 12 memperlihatkan nilai bulk density cenderung naik meski pada perlakuan 4 lintasan sempat turun namun pada perlakuan 6 lintasan nilai bulk density kembali meningkat. Ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kedalaman maka pengaruh intensitas lintasan semakin kecil, hal ini dapat dilihat pada kedalaman 20-30 cm dimana nilai bulk density cenderung konstan. Gambar 13 menunjukkan nilai bulk density meningkat seiring dengan intensitas lintasan tapi peningkatannya sangat kecil. Rata-rata kenaikan nilai bulk density pada kedalaman ini adalah 3.48 . Nilai bulk density terkecil pada kedalaman ini adalah 1.03 grcm 3 pada perlakuan tanpa lintasan, sedangkan yang terbesar adalah 1.12 grcm 3 pada perlakuan 4 dan 6 lintasan. 29 Hasil penelitian Trouse dan Humbert 1961 diacu dalam Kasim 1992 menyatakan bahwa pada jenis tanah low humic latosol dalam keadaan basah yang dilintasi truk menunjukkan bahwa pada kedalaman 0-20 cm merupakan daerah yang sangat berpengaruh terhadap efek terjadinya pemadatan tanah dan menurut Gill dan Vanden Berg 1962 diacu dalam Kasim 1992 menyatakan bahwa tekanan yang terjadi pada kedalaman lebih besar dari 30 cm lebih kecil 15 kali tekanan yang diberikan pada permukaan tanah. Bulk Density Kedalaman 0-10 cm 0.8 0.9 1 1.1 1.2 1 2 3 4 5 Intensitas Lintasan B u lk D e n sity g rc m 3 Tanpa Kompos Kompos 4 tonha kompos 6 tonha L0 L6 L4 L2 Gambar 11 Grafik pengaruh intensitas lintasan terhadap bulk density pada kedalaman 0-10 cm Bulk Density Kedalaman 10-20 cm 0.8 0.9 1 1.1 1.2 1 2 3 4 5 Intensitas Lintasan B u lk D e n si ty g r c m 3 Tanpa Kompos Kompos 4 tonha kompos 6 tonha L0 L6 L4 L2 Gambar 12 Grafik pengaruh intensitas lintasan terhadap bulk density pada kedalaman 10-20 cm 30 Bulk Density Kedalaman 20-30 cm 0.8 0.9 1 1.1 1.2 1 2 3 4 5 Intensitas Lintasan B u lk D e n si ty g r c m 3 Tanpa Kompos Kompos 4 tonha kompos 6 tonha L0 L6 L4 L2 Gambar 13 Grafik pengaruh intensitas lintasan terhadap bulk density pada kedalaman 20-30 cm 2 Pengaruh Kompos Terhadap Bulk Density Bobot Isi Tanah Pada penelitian ini diperoleh hasil bahwa pengaruh perlakuan pemberian bahan organik berupa kompos tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap nilai bulk density bobot isi tanah setelah panen, hal ini diduga karena kompos sebagai bahan organik yang diberikan belum terdekomposisi dengan sempurna dalam waktu yang singkat hal ini juga dapat disebabkan oleh tingkat dosis yang diberikan belum mencapai taraf yang mampu memberikan pengaruh yang signifikan, hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Surawijaya 1995 dan Mastrur et al. 1993 yang menyatakan bahwa tidak adanya pengaruh nilai bulk density bobot isi tanah terhadap pemberian bahan organik dan pengolahan tanah pada masa setelah panen. Padahal bahan organik dapat memperbaiki struktur tanah dan menurunkan bulk density serta membantu mengikat partikel tanah menjadi agregat sehingga tanah tidak mudah padat oleh lintasan roda Charles and Jasa 2003. Pada Gambar 14 memperlihatkan bahwa nilai bulk density yang tertinggi adalah 1.2 grcm 3 terjadi pada daerah permukaan tanah yaitu kedalaman 0–10 cm pada perlakuan 6 lintasan dengan kompos 4 tonha. Hal ini seperti yang terjadi pada uji pemadatan di laboratorium yang menghasilkan kepadatan maksimum pada perlakuan dosis bahan organik 4 tonha yaitu sebesar 1.76 cgrcm 3 dengan kadar air optimum 39 . 31 Peningkatan nilai bulk density dari petak tanpa kompos dengan petak kompos terlihat signifikan pada daerah permukaan tanah 0-10cm. Hal ini ditunjukkan dengan persentase kenaikan nilai bulk density dari petak tanpa kompos ke petak kompos dosis 4 tonha dengan 6 lintasan sebesar 9.10 . peningkatan tersebut tertinggi dibanding kedalaman 10-20 cm Gambar 15 dan 20-30 cm Gambar 16. Hal ini disebabkan oleh rata-rata persentase kadar air yang lebih besar pada daerah permukaan tanah Lampiran 12 dibanding 2 kedalaman lainnya sehingga berat mesin sangat besar pengaruhnya dalam proses pemadatan tanah. Pada Lampiran 12 terlihat rata-rata persentase kadar air untuk kedalaman 0-10 cm adalah 31.38 , kedalaman 10-20 cm sebesar 31.28 dan 31.31 untuk kedalaman 20-30 cm. Rata-rata nilai kadar air tanah pada akhir perlakuan adalah 31.30 sedangkan kadar air tanah pada awal perlakuan adalah 47.40 , hal ini berarti terjadi penurunan kadar air tanah sebesar 33.97 . Menurut Haris 1971 keadaan tersebut menunjukkan terjadinya perpindahan cairan di dalam ruang pori tanah yang diakibatkan oleh adanya interaksi antara cairan dengan tanah atau gaya-gaya yang timbul akibat adanya tekanan beban dan gaya gravitasi. Bulk Density Kedalaman 0-10 cm 0.8 0.9 1 1.1 1.2 1 2 3 4 Dosis Kompos tonha B u lk D e n sity g rc m 3 Tanpa Lintasan 2 Lintasan 4 Lintasan 6 Lintasan K0 K6 K4 Gambar 14 Grafik pengaruh kompos terhadap bulk density pada kedalaman 0-10 cm 32 Bulk Density Kedalaman 10-20 cm 0.8 0.9 1 1.1 1.2 1 2 3 4 Dosis Kompos tonha B u lk D e n si ty g r c m 3 Tanpa Lintasan 2 Lintasan 4 Lintasan 6 Lintasan K0 K6 K4 Gambar 15 Grafik pengaruh kompos terhadap bulk density pada kedalaman 10-20 cm Bulk Density Kedalaman 20-30 cm 0.8 0.9 1 1.1 1.2 1 2 3 4 Dosis Kompos tonha B u lk D e n si ty g r c m 3 Tanpa Lintasan 2 Lintasan 4 Lintasan 6 Lintasan K0 K6 K4 Gambar 16 Grafik pengaruh kompos terhadap bulk density pada kedalaman 20-30 cm

3. Tahanan Penetrasi