Jika pendapatan  50.000.000 maka 10  x pendapatan   50.000.000    pendapatan    100.000.000  maka  10  x  50.000.000  +  15    x
pendapatan-50.000.000   Jika pendapatan  100.000.000 maka 10 x 50.000.000 + 15 x 50.000.000 +
30 x pendapatan-100.000.000 Asumsi  yang  digunakan  dalam  analisis  finansial  adalah  perusahaan  berproduksi  selama  9
bulantahun  karena  hasil  analisis  finansial  dengan  produksi  yang  dilakukan  selama  12 bulantahun  menunjukkan  bahwa  industri  tidak  layak  didirikan  lampiran  21.  Penyebab  utama
ketidaklayakan adalah tingginya harga bahan baku pada bulan April hingga Juni.
1. Biaya Investasi
Biaya  investasi  merupakan  besarnya  biaya  yang  diperlukan  untuk  membangun industri  keripik  nangka.  Biaya  investasi  dalam  pendirian  industri  keripik  nangka  terdiri
atas  modal tetap dan  modal kerja. Modal  tetap yang diperlukan  untuk pendirian  industri ini  adalah  Rp.  161.490.000  dengan  komposisi  biaya  seperti  terdapat  pada  tabel  12.
komposisi modal tetap secara lengkap disajikan pada lampiran 11.
Tabel 12. Komposisi modal tetap untuk industri keripik nangka
Komponen Jumlah
Harga Unit Rp
Lahan  M2 35
21.000.000 Bangunan  M2
105 61.250.000
Perizinan 9,000,000
Fasilitas Penunjang 7.600.000
Mesin dan peralatan 62,640,000
Total Modal Tetap 161.490.000
Modal kerja adalah biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi keripik nangka pada
waktu  beroperasi  pertama  kali.  Besarnya  modal  kerja  sangat  tergantung  pada  biaya operasional  pabrik  karena  modal  kerja  yang  digunakan  untuk  pembiayaan  awal  sampai
pabrik bisa berproduksi. Besarnya modal kerja perusahaan sebesar biaya yang dibutuhkan perusahaan  untuk  melakukan  aktivitas  bisnis  selama  satu  bulan.  Hal  itu  berarti  bahwa
pada  bulan  berikutnya  biaya  produksi  sudah  mampu  ditutupi  dari  biaya  penerimaan penjualan. Komposisi modal kerja untuk industri keripik nangka dapat dilihat pada tabel
13.
Tabel 13. Komposisi modal kerja untuk industri keripik nangka
Komponen Nilai  Rp
A .
Biaya tetap
Tenaga kerja tak langsung 1.800.000
Pemeliharaan 730.500
Komunikasi 55.556
Asuransi 169.433
Promosipemasaran 821.870
Depresiasi 1.1199.468
Sub Total 4.177.359
B. Biaya Variabel
Bahan baku 12.000.000
Bahan kemasan 1.200.000
Tenaga kerja langsung 9.500.000
Bahan bakar dan listrik 3.177.778
Transportasidistribusi produk 222.222
Bahan dan Peralatan Penunjang 22.222
Sub total 26.122.222
C. Persediaan kas
10.000.000 Total Modal kerja
40.299.581
Dari  tabel  12  dan  13  dapat  ditentukan  jumlah  biaya  investasi  yaitu  total  jumlah modal tetap dan modal kerja sebesar Rp 201.789.581,00.
2. Penentuan Harga Jual dan Margin Keuntungan
Penetapan  harga  jual  keripik  nangka  dilakukan  dengan  mempertimbangkan  harga produk  pesaing  yang  dijual  di  kota  Semarang.  Hasil  survei  pasar  terhadap  harga  produk
keripik nangka yang dijual di kota Semarang dapat dilihat pada tabel 14. Tabel 14. Harga pasar produk keripik nangka di kota Semarang pada tahun 2009
Pemasok keripik nangka
Ukuran g
Harga di tingkat konsumen akhir
Harga jual pabrikdistributor Rp
Distributor Fruit Eternity 100
12.500 8.500
C.V. Berkah Jaya Abadi 100
11.000 9.000
Tafied Rona Chips 100
10.500 8.500
Kota Malang 100
10.000 8.500
Harga jual produk keripik nangka di tingkat konsumen akhir ditetapkan  sebesar Rp 8.500,00.  Harga  tersebut  ditetapkan  sesuai  dengan  harga  minimal  dari  produk  pesaing
yang  ada  di  pasaran.  Harga  pokok  produk  adalah  sebesar  jual  Rp  5.688,819  bungkus yang dihitung dengan menggunakan metode full costing Kotler,1993 .
Harga pokokunit  :                     biaya tetap total + biaya variabel total Jumlah kapasitas produksi
Besarnya  margin  keuntungan  ditetapkan  dengan  mengurangi  harga  jual  dengan harga  pokok  produksi.  Margin  yang  didapat  adalah  sebesar  Rp  2.811,180  atau  sebesar
49,41 dari harga pokok produksi. Penghitungan besar margin keuntungan dapat dilihat pada lampiran 17.
3. Prakiraan Penerimaan
Penerimaan  tahunan  industri  keripik  nangka  didapatkan  dari  hasil  penjualan  tahun tersebut dengan asumsi penerimaan setiap tahunnya konstan tidak ada perubahan harga.
Perusahaan  berproduksi  dengan  kapasitas  54.000  bungkustahun,  sehingga  penerimaan yang diperoleh perusahaan per tahunnya sebesar Rp 459.000.000,00. Penerimaan industri
dapat ditingkatkan dengan mengolah buah-buahan lain pada bulan April hingga Juni.
4. Proyeksi Laba Rugi
Proyeksi laba rugi  untuk industri keripik  nangka disajikan  pada lampiran 18a. Dari lampiran 19 terlihat bahwa pada tahun ke 1, 2, dan 3  diperoleh laba bersihtahun sebesar
Rp  94.484.635,00.  Setelah  tahun  ke  3,  perusahaan  tidak  lagi  berkewajiban  untuk membayar  bunga  angsuran  pinjaman  sehingga  laba  bersih  pada  tahun  ke  4,  5,  dan  6
meningkat menjadi Rp 123.762.637,00tahun.
5. Proyeksi Arus Kas
Aliran  kas  industri  keripik  nangka  terdiri  dari  bagian  pemasukan  dan  pengeluaran yang selisihnya dinamakan aliran kas bersih. Tabel aliran kas menunjukkan jumlah kas di
awal  dan  di  akhir  tahun.  Pemasukan  dana  pada  tabel  aliran  kas  terdiri  dari  laba  bersih, nilai sisa, modal sendiri, kredit investasi dan kredit modal kerja. Pengeluaran terdiri dari
pengeluaran  modal  kerja,  investasi,  dan  angsuran  pinjaman.  Tabel  aliran  kas  industri keripik  nangka  menunjukkan  selisih  nilai  kas  telah  bernilai  positif  pada  tahun  pertama.
Aliran  kas  bersih  pada  tahun  ke  1,  2,  dan  3  sebesar  Rp  38.018.270,00. Pada  tahun  ke  4 dan  5  perusahaan  tidak  lagi  berkewajiban  membayar  angsuran  pinjaman  sehingga  aliran
kas  bersih  maningkat  menjadi  Rp  134.559.470,00tahun.  Pada  tahun  ke  6,  aliran  kas bersih mengalami peningkatan lagi menjadi Rp 212.468.470,00. Hal tersebut dikarenakan
adanya tambahan nilai sisa di akhir proyek sebesar Rp 77.909..000,00. Proyeksi arus kas secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 19.
6. Titik Impas Break Event Point
Titik  impas  merupakan  titik  dimana  total  biaya  produksi  sama  besarnya  dengan pendapatan.  Titik  impas  break  event  point  menunjukkan  bahwa  tingkat  produksi  telah
menghasilkan pendapatan  yang sama besarnya dengan biaya produksi  yang dikeluarkan. Selain  dapat  menghubungkan  antara  volume  penjualan,  harga  satuan  dan  laba,  analisis
titik impas juga dapat memberikan informasi mengenai hubungan antara biaya tetap dan biaya variabel.
Titik  impas  BEP  industri  keripik  nangka  pada  kapasitas  produksi  adalah  sebesar Rp 91.112.307,01. Analisis titik impas dapat dilihat pada lampiran 20.
7. Payback Period
Payback period merupakan suatu periode waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan atau menutup  ongkos  investasi  awal  dengan  tingkat  pengembalian  tertentu.  Hasil  perhitungan  periode
pengembalian  menunjukkan  bahwa  proyek  bisa  mengembalikan  modal  dalam  jangka  waktu  3,65 tahun.  Hal  ini  berarti  industri  keripik  nangka  layak  untuk  didirikan  karena  waktu  pengembalian
modal lebih cepat dibandingkan umur proyek.
8. Kriteria Kelayakan Investasi
Penentuan  Kelayakan  suatu  proyek  perencanaan  pendirian  industri  diukur  dengan  kriteria yang  disebut  kriteria  investasi.  Kriteria  investasi  yang  digunakan  untuk  menganalisis  kelayakan
pendirian industry keripik nangka adalah net Present Value NPV, Internal Rate of Return IRR, dan Net Benefit Cost Ratio Net BC Ratio.
a. Net Present Value NPV
Net  Present  Value  merupakan  selisih  antara  present  value  benefit  dengan present  value  biaya.  Net  Present  Value  NPV  industri  keripik  nangka  dengan
tingkat suku bunga 21,6 adalah sebesar Rp 54.204.713,00. NPV menunjukkan nilai positif sehingga industri ini layak didirikan.
b. Internal Rate of Return IRR
IRR  merupakan  suatu  nilai  suku  bunga  yang  membuat  NPV  proyek  sama dengan  nol.  Nilai  IRR  untuk  industri  keripik  nangka  adalah  29,24.  Nilai  ini
lebih tinggi dari tingkat suku bunga yaitu 21,6 sehingga industri ini dinyatakan layak untuk didirikan.
c. Net Benefit Cost Ratio
Net  Benefit  Cost  Ratio  Net  B  C  merupakan  perbandingan  antara keuntungan yang diperoleh terhadap biaya yang dikeluarkan. Proyek dinyatakan
layak untuk dilaksanakan jika Net BC 1. Nilai Net BC untuk industri keripik nangka adalah sebesar 1,27 sehingga proyek dinyatakan layak.
9. Analisis Sensitivitas
Analisis  sensitivitas  dalam  analisis  kelayakan  industri  digunakan  untuk  mengetahui seberapa jauh proyek tetap layak jika terjadi perubahan pada parameter-parameter tertentu.
Analisis  sensitivitas  dilakukan  terhadap  tiga  parameter  yaitu  kenaikan  harga  bahan  baku, kenaikan harga bahan bakar dan listrik, serta penurunan harga jual.Analisis sensitivitas dilakukan
terhadap bahan baku dan input karena harga bahan baku produk ini yaitu buah nangka selama ini cenderung berubah sesuai dengan musim. Harga bahan bakar minyak juga dapat berubah sehingga
kemungkinan akan dapat mempengaruhi biaya operasional industri ini.
Berdasarkan hasil analisis, kenaikan harga untuk total bahan baku selama satu tahun 9 bulan produksi  sampai  13  proyek  masih  layak  untuk  dilaksanakan  sedangkan  untuk  kenaikan  harga
bahan baku hingga 14 proyek sudah tidak layak untuk dilaksanakan. Analisis sensitivitas untuk kenaikan  harga  bahan  baku  dapat  dilihat  pada  tabel  15.  Analisis  terhadap  kenaikan  harga  bahan
bakar  dan  listrik  hingga  68  masih  layak  untuk  dilaksanakan,  tetapi  jika  untuk  kenaikan  harga
bahan  bakar  dan  listrik  sebesar    69  proyek  sudah  tidak  layak  untuk  dilaksanakan  karena  nilai NPV    0,  IRR  di  bawah  tingkat  suku  bunga  dan  Net  BC  tidak  lebih  besar  dari  1.  Analisis
sensitivitas  untuk  kenaikan  harga  bahan  bakar  dan  listrik  dapat  dilihat  pada  tabel  16.  Analisis terhadap  penurunan  harga  jual  hingga  4  masih  layak  untuk  dilaksanakan,  tetapi  jika  untuk
penurunan harga jual 5 proyek sudah tidak layak untuk dilaksanakan karena nilai NPV  0, IRR di bawah tingkat suku bunga dan Net BC tidak lebih besar dari 1. Tabel 17 menunjukkan analisis
sensitivitas untuk penurunan harga jual.
Tabel  15.  Analisis  sensitivitas  terhadap  kenaikan  harga  bahan  baku  sebesar    13  dan 14
Kriteria investasi Nilai
13 14
NPV Rp 3.812.664
Rp -69.647 IRR
22,22 21,59
Net BC 1,018
0,999
Tabel 16. Analisis sensitivitas terhadap kenaikan harga bahan bakar dan listrik sebesar 68 dan 69
Kriteria investasi Nilai
68 69
NPV Rp 223.034
Rp -570.815 IRR
21,64 21,51
Net BC 1,001
0,997 Tabel 17 Analisis sensitivitas terhadap penurunan harga jual sebesar 4  dan 5
Kriteria investasi Nilai
4 5
NPV Rp 7.449.884
Rp -4.238.823 IRR
22,81 20,89
Net BC 1,036
0,978
D. Aspek Yuridis