2.2.2 Alokasi frekuensi
WCDMA telah dirancang sebagai standar 3G oleh ITU International Telecommunications 2000 yang dikenal dengan IMT-2000 International Mobile
Telecommunication 2000. WCDMA diatur dengan standar yang disebut dengan 3GPP 3G-Partnership Project.
Gambar 2.2 Alokasi Frekuensi WCDMA Dalam 3GPP, WCDMA mengalokasikan frekuensi dengan susunan
seperti Gambar 2.2, frekuensi uplink dari User Equipment ke Base Station 1920 MHz- 1980 MHz, sedangkan untuk downlink dari Base Station ke User
Equipment 2110 MHz-2170 MHz. Dengan bandwidth sebesar 5 MHz dan chip rate sebesar 3,84 Mcps.
2.2.3 Spreading, Scrambling dan Modulasi
Keseluruhan teknologi CDMA memakai teknik spreading tersebar untuk memisahkan seorang pelanggan dengan pelanggan lainnya. Faktanya, akan
ada laju data dari banyak pelanggan yang akan dilayani oleh sebuah base station Node B.
Oleh karena itu tidak cukup hanya memisahkan satu pelanggan dengan pelanggan lainnya saja, namun perlu dipisahkan satu pelanggan diantara
banyaknya pelanggan yang dilayani dengan laju data masing-masing. Dengan kata
Universitas Sumatera Utara
lain seorang pelanggan A mengirimkan data dan kontrol informasi informastion control, base station pertama sekali harus memisahkan jalur transmisi pelanggan
A dari transmisi pelanggan lainnya. Lalu kemudian memisahkan kontrol informasi tadi dari data pelanggan yang dikirimkannya.
Untuk memenuhi kriteria diatas, WCDMA menerapkan dua langkah di dalam transmisi data pelanggan, seperti yang terlihat dalam Gambar 2.3.
Gambar 2.3 Konsep Dasar Spreading dan Srambling Pertama kali, laju data masing-masing pelanggan akan disebar dengan
chip rate sebesar 3,84 Mcps. Sinyal yang tersebar akan tergabung di dalam saluran channel kemudian akan diacak dengan kode pengacak yang memiliki
satuan dalam chip juga. Walaupun kode pengacak ini juga dalam satuan chip, namun tidak akan meningkatkan besaran laju data bandwidth. Penyaluran
channelization laju data pelanggan yang telah disebar akan meningkatkan bandwidth. Pada bagian penerima, sinyal yang telah tergabung tadi akan diacak
Universitas Sumatera Utara
ulang dengan aplikasi kode acak yang bersesuaian. Kemudian laju data masing- masing pelanggan diperoleh dengan membentuk penyaluran channelization yang
sesuai pula. Jelas sangat penting bila pelanggan yang satu memiliki kode pengacak yang berbeda dengan pelanggan yang lain.
Modulasi di dalam WCDMA itu sendiri memakai teknik Quadrature Phase Shift Keying QPSK. Teknik modulasi ini dapat dilihat pada Gambar 2.4.
Gambar 2.4 Modulasi QPSK pada WCDMA Sinyal yang telah disebar dan diacak seperti diatas memiliki nilai chip
kompleks. Bagian nyata dan khayal akan dipisahkan, dimana chip yang nyata berada pada cabang in-phase I dan bagian khayal pada cabang quadrature phase
Q. 2.2.4
Power Control
Power control pada sistem WCDMA adalah untuk mengontrol daya pancar dari UE ke Node B. Level daya pancar akan diatur sedemikian rupa
sehingga interferensinya tidak terlalu besar. Tujuan utama penggunaan power
Universitas Sumatera Utara
control pada WCDMA adalah untuk mendapatkan kualitas komunikasi yang baik, mengurangi interferensi, dan memaksimalkan kapasitas.
Tantangan terbesar di dalam sistem komunikasi spread spectrum seperti CDMA2000 dan WCDMA yakni berkenaan dengan efek “jauh-dekat” yang
ditunjukkan oleh Gambar 2.5. Ini adalah fenomena yang disebabkan oleh banyaknya user pada berbagai posisi terhadap base station yang ingin
berkomunikasi secara bersamaan. Karena daya pancaran sinyal radio sangat tergantung dari fungsi jarak, biasanya user dengan posisi yang jauh memiliki
sinyal lemah dan sinyal yang lebih kuat pada user dengan jarak yang lebih dekat dengan base station.
Gambar 2.5 Efek “Jauh-Dekat” Sistem WCDMA mengatasi efek “jauh-dekat” ini dengan cara
meminimalkan daya pancar mobile equipment ME yang terdekat melalui teknik “power control” pada Gambar 2.6. Dengan metode ini daya pancar
pada ME dapat diatur melalui teknik open loop, dengan metode ini base station dapat mengatur daya pancar berdasarkan daya total yang diterima
pada perangkat komunikasi.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.6 Skema Open Loop Power Control
2.2.5 Struktur Kanal Logika