Perbandingan Performansi Internet Berbasis Code Division Multiple Acces Pada Sistem Internet Mobile

(1)

PERBANDINGAN PERFORMANSI INTERNET BERBASIS

CODE DIVISION MULTIPLE ACCES PADA SISTEM

INTERNET MOBILE

TESIS

MUFRIA J PURBA

117038004

PROGRAM STUDI MAGISTER S2 TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

PERBANDINGAN PERFORMANSI INTERNET BERBASIS CODE

DIVISION MULTIPLE ACCES PADA SISTEM

INTERNET MOBILE

TESIS

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh ijazah Magister Teknik Informatika

MUFRIA J PURBA

117038004

PROGRAM STUDI MAGISTER S2 TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(3)

PENGESAHAN

Judul Tesis : PERBANDINGAN PERFORMANSI INTERNET

BERBASIS CODE DIVISION MULTIPLE ACCES PADA SISTEM INTERNET MOBILE

Kategori : TESIS

Nama : MUFRIA J. PURBA

Nomor Induk Mahasiswa : 117038004

Program Studi : S2 TEKNIK INFORMATIKA

Fakultas : ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Komisi Pembimbing :

Pembimbing 2 Pembimbing 1

Dr. Mahyudin K.M Nasution, M.IT Prof. Dr. Opim Salim Sitompul

Diketahui/disetujui oleh

Program Studi S2 Teknik Informatika Ketua,


(4)

Prof. Dr. Muhammad Zarlis 19570701 198601 1 003

PERNYATAAN

PERBANDINGAN PERFORMANSI INTERNET BERBASIS CODE

DIVISION MULTIPLE ACCES PADA SISTEM

INTERNET MOBILE

TESIS

Saya mengakui bahwa tesis ini adalah hasil karya saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing telah disebutkan sumbernya.

Medan, 12 Februari 2015

Mufria J. Purba 117038004


(5)

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN

AKADEMIS

Sebagai sivitas akademika Universitas Sumatera Utara, saya yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Mufria J. Purba

NIM : 117038004

Program Studi : S2 Teknik Informatika Jenis Karya Ilmiah : Tesis

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Sumatera Utara Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif (Non-Exclusive Royalti

Free Right) atas tesis saya yang berjudul:

PERBANDINGAN PERFORMANSI INTERNET BERBASIS CODE

DIVISION MULTIPLE ACCES PADA SISTEM

INTERNET MOBILE

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif ini, Universitas Sumatera Utara berhak menyimpan, mengalih media, memformat, mengelola dalam bentuk database, merawat dan mempublikasikan tesis saya tanpa meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis dan sebagai pemegang dan/atau sebagai pemilik hak cipta.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.


(6)

Mufria J. Purba 117038004 Telah diuji pada

Tanggal: Februari 2015

PANITIA PENGUJI TESIS:

KETUA : Prof. Dr. Opim Salim Sitompul

ANGGOTA : 1. Dr. Mahyudin K.M Nasution, M. IT 2. Prof. Dr. Herman Mawengkang 3. Prof. Dr. Muhammad Zarlis 4. Dr. Syahril Efendi, S.Si., M.IT


(7)

RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Mufria J. Purba, S. Kom

Tempat dan Tanggal Lahir : Sijarango, 20 November 1984

Alamat Rumah : Kiwi Raya blok L no 2, Percut Sei Tuan, Kab. Deli Serdang

Telepon : 0852 9616 6204

E-Mail : jonatan.purba@gmail.com

Instansi tempat bekerja : SMK Swasta Teladan Medan

Alamat Kantor : Jl. Bersama No.268A / Jl. Pertiwi No.95 Medan

Telepon kantor : 061-7382218

DATA PENDIDIKAN

SD : Inpres 176361 Tamat: 1998

SLTP : RK Santa Maria Pakkat Tamat: 2001 SLTA : SMK Grafika Bina Media Tamat: 2004 D-3 : STMIK Sisingamangaraja XII Tamat: 2007 Strata-1 : STMIK Sisingamangaraja XII Tamat: 2008 Strata-2 : Universitas Sumatera Utara Belum Tamat


(8)

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena telah memberikan berkat dan karunia-Nya sehingga tesis ini dapat selesai.

Pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada Bapak Prof. Dr. Opim Salim Sitompul selaku pembimbing I dan Bapak Dr. Mahyudin K.M Nasution, M. IT, selaku pembimbing II, yang selama ini telah memberikan waktu dan bimbingan, saran dan masukan yang membangun untuk mengarahkan penulisan ini ke arah yang lebih baik. Terima kasih kepada dosen penguji Bapak Prof. Dr. Herman Mawengkang, Bapak Prof. Dr. Muhammad Zarlis, dan Dr. Syahril Efendi, S.Si., M.IT yang telah memberikan kritikan dan saran yang membangun yang sangat berguna dalam perbaikan penulisan tesis ini.

Terima kasih kepada para dosen yang selama duduk dibangku perkuliahan telah memberikan ilmunya kepada Penulis yang dapat meningkatkan pengetahuan yang dimiliki oleh Penulis. Dan kepada para pengawai di Fakultas Ilmu Komputer khususnya Program Studi S2 Teknik Informatika yang telah banyak membantu dalam pengurusan administrasi.

Terima kasih sebesar-besarnya untuk keluarga kecilku yang selalu setia menemani dan menjadi penyemangat untuk menyelesaikan tesis ini. Istri Meida Alina Friska Sitanggang, Anakku Gabriel Alvaro Purba dan Gian Aldrik Bisuk Purba,dan yang banyak membantu dalam pengolahan data, Adek Sudianto Purba dan Hotmaria Sitanggang serta orang tua Penulis Bapak S.Purba, Ibu L.Nainggolan, Mertua B.Sitanggang dan Ibu Mertua M. Naibaho yang slalu mendoakan dan memberikan nasehat yang mampu menguatkan penulis.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan tesis ini, oleh karena itu Penulis menerima saran dan masukan yang bersifat membangun untuk pengembangan tesis ini. Semoga tesis ini berguna bagi para pembaca.


(9)

ABSTRAK

Penggunaan internet secara bersama dalam waktu yang bersamaan dapat mempengaruhi performansi jaringan, dimana hal tersebut merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan rendahnya nilai throughput dan tingginya nilai delay. Penggunaan teknologi CDMA dalam mengakses data pada jaringan internet dapat lebih optimal, namun perlu dilakukan analisa kualitas jaringan, untuk mengetahui seberapa besar kualitasnya. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah melakukan analisis terhadap performansi jaringan internet berbasis CDMA pada sistem internet mobile untuk mengetahui seberapa besar pengaruh waktu jam sibuk atau jam tidak sibuk terhadap performansi jaringan internet CDMA pada sistem

internet mobile. Performansi jaringan internet dengan teknologi CDMA menggunakan

internet mobile menghasilkan nilai throughput sangat baik saat menggunakan provider

A dan buruk saat menggunakan provider B, dan menghasilkan nilai delay dan packet loss buruk walau digunakan saat jam sibuk maupun saat jam tidak sibuk.


(10)

THE COMPARISON OF INTERNET BASED

ON CODE DEVISION MULTIPLE ACCES

ON INTERNET MOBILE SYSTEM

ABSTRACT

The usage of internet in all accession in the same time can influence performance of network, it is one of impact which can cause throghput value lower and delay value higher. The usage of CDMA technology in accessing the data in internet network can be optimalizet, however it needs to analyze the quality of network, to find out the number of quality. The aim of this research is to analyze the performance of internet network based on CDMA in internet mobile system to find out how far it influences in rush hour or normal hour on CDMA internet network to internet mobile. Performance of internet network with CDMA technology using internet mobile produce the best throughput value while using provider A and worse while using provider B and it results band delay value and packet loss eventhough it is used in rush hour or normal hour.


(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... ii

PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ORISINALITAS ... iv

PERSETUJUAN PUBLIKASI ... v

PANITIA PENGUJI ... vi

RIWAYAT HIDUP ... vii

UCAPAN TERIMA KASIH ... viii

ABSTRAK ... ix

ABSTRACT ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar belakang ... 1

1.2 Perumusan masalah ... 3

1.3 Batasan masalah ... 3

1.4 Tujuan penelitian ... 4

1.5 Manfaat Penelitian ... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Performansi Jaringan Internet ... 5

2.2 Quality Of Service ... 6

2.3 Bandwidth ... 7

2.3.1 Manajemen Bandwidth ... 7

2.3.2 Menghitung Besar Bandwidth ... 8

2.3.3 Blok Diagram Manajemen Bandwidth ... 9


(12)

2.5 Delay atau Latency... 11

2.6 Packet Loss ... 12

2.7 Teknologi Code Devision Multiple Accsess ... 13

2.7.1 Arsitektur Jaringan Sistem Telekomunikasi Selular CDMA 15 2.7.2 Kapasitas Sistem CDMA ... 16

2.7.3 Perkembangan Teknologi CDMA ... 17

2.7.4 Fitur Penting ... 19

2.8 Penelitian Terkait ... 20

BAB 3 METODE PENELITIAN ... 26

3.1 Kerangka Kerja ... 26

3.2 Uji Coba atau Pelaksanaan Penelitian ... 27

3.3 Analisa ... 27

3.3.1 Analisis Bandwidth ... 27

3.3.2 Analisis Throughput ... 28

3.3.3 Analisis Delay ... 28

3.3.4 Analisis Packet Lost ... 29

3.4 Nilai Quality of Service ... 29

3.5 Metode Pengumpulan Data ... 30

3.5.1 Metode Pengumpulan Data Primer... 30

3.5.2 Metode Pengumpulan Data Sekunder ... 30

3.5.3 Langkah-langkah Penelitian ... 31

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ... 32

4.1 Hasil Pengukuran Quality of Service ... 33

4.1.1 Bandwidth ... 33

4.1.2 Throughput ... 38

4.1.3 Delay ... 53

4.1.4 Packet Lost ... 58

4.2 Pembahasan ... 64

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ... 67

5.1 Kesimpulan ... 67


(13)

DAFTAR PUSTAKA ... 69 LAMPIRANA DAFTAR PUBLIKASI ILMIAH PENULIS (TESIS) ... 72 LAMPIRAN B HASIL PENGUJIAN ... 73


(14)

ABSTRAK

Penggunaan internet secara bersama dalam waktu yang bersamaan dapat mempengaruhi performansi jaringan, dimana hal tersebut merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan rendahnya nilai throughput dan tingginya nilai delay. Penggunaan teknologi CDMA dalam mengakses data pada jaringan internet dapat lebih optimal, namun perlu dilakukan analisa kualitas jaringan, untuk mengetahui seberapa besar kualitasnya. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah melakukan analisis terhadap performansi jaringan internet berbasis CDMA pada sistem internet mobile untuk mengetahui seberapa besar pengaruh waktu jam sibuk atau jam tidak sibuk terhadap performansi jaringan internet CDMA pada sistem

internet mobile. Performansi jaringan internet dengan teknologi CDMA menggunakan

internet mobile menghasilkan nilai throughput sangat baik saat menggunakan provider

A dan buruk saat menggunakan provider B, dan menghasilkan nilai delay dan packet loss buruk walau digunakan saat jam sibuk maupun saat jam tidak sibuk.


(15)

THE COMPARISON OF INTERNET BASED

ON CODE DEVISION MULTIPLE ACCES

ON INTERNET MOBILE SYSTEM

ABSTRACT

The usage of internet in all accession in the same time can influence performance of network, it is one of impact which can cause throghput value lower and delay value higher. The usage of CDMA technology in accessing the data in internet network can be optimalizet, however it needs to analyze the quality of network, to find out the number of quality. The aim of this research is to analyze the performance of internet network based on CDMA in internet mobile system to find out how far it influences in rush hour or normal hour on CDMA internet network to internet mobile. Performance of internet network with CDMA technology using internet mobile produce the best throughput value while using provider A and worse while using provider B and it results band delay value and packet loss eventhough it is used in rush hour or normal hour.


(16)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teknologi informasi dan telekomunikasi merupakan salah satu teknologi yang pertumbuhannya cepat sekali. Salah satunya ditandai oleh bertambahnya jutaan pelanggan sistem selular(wireless) di dunia setiap tahunnya. Pertumbuhan pelanggan selular yang cepat ini tidak hanya terjadi di kota-kota besar melainkan sudah sampai ke pedesaan. Hal ini tentu saja memerlukan tersedianya infrastuktur jaringan yang mampu melayani pelanggan dengan kualitas yang baik dan memuaskan. Parameter untuk melihat kualitas layanan diantaranya adalah persentase berhasilnya panggilan yang dilakukan (call success ratio) dan tidak terputusnya hubungan pada saat berkomunikasi (call completion ratio).

Pada saat ini sistem selular telah memasuki generasi ketiga dimana telepon mobile tidak hanya untuk komunikasi suara, melainkan juga untuk mengakses data

(internet mobile). Hal ini menuntut jaringan sistem telekomunikasi yang dibangun

harus mampu melayani komunikasi data dengan kecepatan yang tinggi. (Sustika, 2013).

Internet sebagai salah satu media telekomunikasi akan mengalami tingkat permintaan yang tinggi karena kemampuan dan fasilitas yang ada di internet memungkinkan untuk menyalurkan semua media lainnya seperti suara (voice), data dan video atau yang sering disebut sebagai Tripleplay. Dengan kemampuan internet seperti itu maka semua kebutuhan masyarakat untuk berkomunikasi dapat terpenuhi mulai dari layanan telepon, menonton video hingga pertukaran data, sehingga dapat dikatakan bahwa internet akan menjadi pondasi atau dasar dari sistem telekomunikasi sekarang dan dimasa datang (Herlianto, 2011).


(17)

Secara teknis untuk mendapatkan akses internet dilakukan dengan infrastruktur berbasis wireline maupun wireless. Sistem wireline mengunakan jaringan kabel yang tergelar sampai ke rumah pelanggan. Sistem wireline mempunyai keunggulan yaitu dapat menyalurkan lebih besar bandwidth serta lebih stabil untuk digunakan sebagai infrastruktur internet. Sedangkan sistem wireless mengunakan sistem radio dan dipakai pada sistem cellular baik berbasis GSM maupun CDMA. Sistem wireless

mempunyai keunggulan yaitu kemudahan penyediaan layanan internet, karena pihak provider tidak lagi memasang kabel internet ke rumah pelanggan, tetapi pelanggan dapat langsung membeli dan memasang perangkat internet mobile ke komputernya, bahkan pelanggan dapat memasang perangkat internet mobile dan mengakses internet,

dimana saja di seluruh area yang terjangkau sinyal jaringan internet. Sistem wireless

juga memiliki kelemahan yaitu terjadinya sharing resources diantara pengguna, sehingga apabila makin banyak pengguna pada suatu wilayah maka kecepatan akses internetnya akan semakin menurun.

Perkembangan Telekomunikasi menggunakan akses radio saat ini sangat pesat, bahkan layanan seperti internet dan multimedia mempunyai banyak kecenderungan untuk bertumpu pada jaringan radio. Sampai saat ini sudah dikembangkan teknologi telekomunikasi akses radio, diantaranya yang berbasis pada Frekuensi Division Multiple Acces (FDMA), Time Division Multiple Acces (TDMA) dan Code Division Multiple Acces (CDMA).

Teknik akses ganda CDMA dewasa ini sangat banyak dikembangkan khususnya pada komunikasi bergerak selular. Perkembangan terakhir menunjukkan bahwa teknologi CDMA memiliki kualitas yang jauh di atas FDMA dan TDMA, sehingga berpotensi untuk berkembang menjadi standart telekomunikasi digital global. Namun dalam kenyataannya CDMA memiliki kendala-kendala operasional sehingga kualitas yang semula diperhitungkan tidaklah tepat. (Arif, 2012).

Banyak faktor yang dapat menyebabkan rendahnya nilai throughput dan tingginya nilai delay, sehingga menyebabkan kualitas layanan jaringan rendah. Salah satu hal utama yang dapat menjadi faktor rendahnya kualitas jaringan adalah pada saat jaringan tersebut digunakan pada wilayah yang padat penduduk karena tingginya penggunaan layanan internet dapat meningkatkan besarnya delay jaringan karena


(18)

Penggunaan internet secara bersama dalam waktu yang bersamaan juga dapat mempengaruhi performansi jaringan seiring dengan peningkatan jumlah pengguna. Performansi jaringan memegang peranan penting dalam pengaturan kebutuhan

bandwidth untuk tiap layanan aplikasi internet yang beraneka-ragam. Ketersediaan

bandwidth jaringan merupakan faktor penting dalam proses layanan akses internet.

Penggunaan teknologi CDMA dalam mengakses data pada jaringan internet dapat lebih optimal, namun perlu dilakukan analisa kualitas jaringan, untuk mengetahui seberapa besar kualitasnya. Pokok permasalahan yang akan diteliti dalam tesis ini adalah “Perbandingan performansi internet berbasis code division multiple acces pada sistem internet mobile” dengan mengukur parameter Bandwidth, Throughput, Delay,

dan Packet Loss pada sistemjaringan internet mobile.

1.2 Perumusan Masalah

Teknologi CDMA merupakan teknologi dimana transmisi informasi dilakukan melalui gelombang radio, dan kanal radio yang tersedia digunakan secara bersama-sama dalam frekuensi yang sama dan dalam waktu yang bersamaan. Hal tersebut akan mengakibatkan tingginya interferensi yang dapat menurunkan kwalitas jaringan. Besarnya interferensi akan mengakibatkan peningkatan delay dan packet loss, serta menurunkan nilai throughput. Tingginya nilai delay dan packet loss serta rendahnya nilai throughput akan mengakibatkan rendahnya kwalitas jaringan.

1.3Batasan Masalah

Ada beberapa hal yang perlu dibatasi agar penelitian ini dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana. Masalah yang akan dibahas pada penelitian ini adalah:

1. Provider yang akan dianalisa adalah sebanyak 2 (dua) provider yang disebut dengan provider A dan provider B dengan paket Unlimited Internet.

2. Pada penelitian akan dilakukan perhitungan kualitas jaringan CDMA dengan mengamati proses download dan upload.

3. Penelitian akan membandingkan hasil dari segi waktu, yang dibagi menjadi 4 (empat) bagian yaitu antara pukul 8.00-12.00, antara pukul 12.00-14.00, antara pukul 14.00-19.00 dan antara pukul 19.00-24.00, berdasarkan Waktu Indonesia Barat (WIB).


(19)

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah melakukan analisis pengaruh penggunaan frekwensi yang sama pada waktu yang bersamaan, dan membandingkan performansi jaringan internet berbasis CDMA pada sistem internet mobile.

1.5 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini:

1. Diharapkan mampu membantu pengguna untuk mengoptimalkan penggunaan jaringan internet khususnya pengguna sistem jaringan internet mobile, dengan mempertimbangkan waktu yang tepat untuk melakukan akses internet.

2. Sebagai pengembangan ilmu pengetahuan, secara teoritis akan memberikan gambaran yang konkrit tentang performansi jaringan internet dinilai dari Quality

of Service.

3. Sebagai bahan bacaan dan literatur bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan penelitian ini.


(20)

B

AB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Performansi Jaringan Internet

Internet merupakan jaringan global yang terdiri dari orang, komputer, dan informasi elektronik yang terhubung dari seluruh dunia oleh protokol umum untuk berkomunikasi satu sama lain (Max & Stickle, 1997). Diperkirakan internet terdiri atas jutaan web server, mengandung milliaran halaman web yang dilihat oleh milliaran pengguna internet di seluruh dunia.

Aplikasi yang beraneka ragam mensyaratkan yang berbeda-beda pula. Misalnya, pengiriman data sangat peka pada distorsi tetapi kurang peka pada tundaan, sebaliknya komunikasi suara sangat peka pada tundaan tetapi kurang peka pada distorsi. Performansi jaringan merujuk ke tingkat kecepatan dan keandalan penyampaian berbagai jenis beban data di dalam suatu sistem komunikasi (Alwayn & Vivick, 2002).

Kemampuan menyediakan jaminan performansi dan diferensiasi layanan dalam network sering diacu dengan istilah Quality of Service (QoS). ITU, dalam rekomendasi E.800 (Rosen, 2001) mendefinisikan QoS sebagai pengaruh kolektif atas performansi layanan yang menentukan tingkat kepuasan pemakai layanan. QoS Forum mendefinisikan QoS sebagai ukuran kolektif atas tingkat layanan yang disampaikan kepelanggan, ditandai dengan beberapa kriteria yang meliputi availabilitas, error, performance, response time dan throughput, sambungan atau transmisi yang hilang akibat kongesti, waktu setup, dan kecepatan deteksi dan koreksi kesalahan.Umumnya QoS dikaji dalam kerangka pengoptimalan kapasitas network untuk berbagai jenis layanan, tanpa terus menerus menambah dimensi network 2.8. Quality of Service (QoS).


(21)

Jika dilihat dari ketersediaan suatu jaringan, terdapat karakteristik kuantitatif yang dapat dikontrol untuk menyediakan suatu layanan dengan kualitas tertentu. Kinerja jaringan dievaluasi berdasarkan parameter-parameter kualitas layanan, yaitu delay, jitter, Packet Loss dan throughput.

2.2 Quality of Service

Quality of Service (QoS) merupakan kemampuan jaringan untuk menyediakan

layanan yang lebih baik pada trafik jaringan. (TIPHON, 1998). QoS dapat dijadikan sebagai ukuran untuk menentukan baik atau buruknya kinerja suatu jaringan internet.

Kualitas suatu jaringan dinyatakan dalam QoS. QoS merupakan istilah umum untuk menyatakan efek dari kualitas layanan secara keseluruhan dari sudut pandang user. (Riyasa et al, 2012).

QoS biasanya digunakan untuk mengukur sekumpulan atribut performansi yang telah dispesifikasikan dan biasanya diasosiasikan dengan suatu servis. Pada jaringan berbasis IP, IP QoS mengacu pada performansi dari paketpaket IP yang lewat melalui satu atau lebih jaringan. QoS didesain untuk membantu pengguna akhir menjadi lebih produktif dengan memastikan bahwa mendapatkan performansi yang handal dari aplikasiaplikasi berbasis jaringan. QoS mengacu pada kemampuan jaringan untuk menyediakan layanan yang lebih baik pada lalu lintas jaringan tertentu melalui teknologi yang berbeda-beda. QoS merupakan suatu tantangan yang cukup besar dalam jaringan berbasis IP dan internet secara keseluruhan. (Gheorghe & Lucian, 2006).

QoS adalah teknologi yang diterapkan pada jaringan Wide Area Network

(WAN) yang memungkinkan administrator jaringan untuk dapat menangani berbagai efek akibat terjadinya kemacetan (congestion) pada lalu lintas aliran paket di dalam jaringan.

Parameter QoS adalah Bandwidth, throughput, delay/latency, jitter, dan Packet Loss. QoS dibutuhkan untuk meminimalkan Packet Loss, delay, latency dan delay

variation (jitter), menyakinkan performance, mixing paket data dan suara pada

jaringan yang padat, dan dapat mengoptimalkan queues untuk memprioritaskan layanan misalnya traffic voice, traffic shaping/buffering pada jaringan WAN.


(22)

2.3 Bandwidth

Bandwidth adalah kapasitas atau besaran yang menunjukkan seberapa banyak data

yang dapat dilewatkan dalam koneksi melalui sebuah network dalam suatu waktu tertentu. Bandwidth juga bisa berarti jumlah konsumsi paket data per satuan waktu dinyatakan dengan satuan bit per second (bps). Bandwidth internet disediakan oleh Internet Service provider (ISP) dengan jumlah tertentu tergantung sewa pelanggan (Kustanto, 2008). Dengan QoS dapat diatur agar user tidak menghabiskan bandwidth yang disediakan oleh provider. Istilah bandwidth muncul dari bidang teknik elektro, dimana bandwidth mempresentasikan jarak keseluruhan atau jangkauan diantara sinyal tertinggi dan terendah pada kanal (band) komunikasi.

Pada dasarnya bandwidth mempresentasikan kapasitas dari koneksi, semakin tinggi kapasitas, maka umumnya akan diikuti oleh kinerja yang lebih baik, meskipun kinerja keseluruhan juga tergantung pada faktor-faktor lain, misalnya latency yaitu waktu tunda antara masa sebuah perangkat meminta akses ke jaringan dan masa perangkat itu member izin untuk melakukan transmisi.

Terdapat dua jenis bandwidth, yaitu:

1. Digital Bandwidth, adalah jumlah atau volume data yang dapat dikirimkan melalui sebuah saluran komunikasi dalam satuan bits per second tanpa distorsi.

2. Analog Bandwidth, adalah perbedaan antara frekuensi terendah dengan frekuensi tertinggi dalam sebuah rentang frekuensi yang diukur dalam satuan Hertz (Hz) atau siklus per detik, yang menentukan berapa banyak informasi yang bisa ditransimisikan dalam satu saat.

2.3.1 Manajemen Bandwidth

Manajemen bandwidth adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk managemen dan mengoptimalkan berbagai jenis jaringan dengan menerapkan layanan QoS untuk menetapkan tipe-tipe lalu lintas jaringan.

Maksud dari manajemen bandwidth adalah bagaimana menerapkan pengalokasian atau pengaturan bandwidth dengan menggunakan sebuah PC Router. Manajemen bandwidth memberikan kemampuan untuk mengatur bandwidth jaringan


(23)

dan memberikan level layanan sesuai dengan kebutuhan dan prioritas sesuai dengan permintaan pelanggan.

Istilah management bandwidth sering tertukarkan dengan istilah traffic control, yang dapat didefinisikan sebagai pemanajemenan yang tepat dari suatu bandwidth

untuk mendukung kebutuhan atau keperluan aplikasi atau suatu layanan jaringan. Istilah bandwidth dapat didefinisikan sebagai kapasitas atau daya tampung suatu

channel komunikasi (medium komunikasi) untuk dapat dilewati sejumlah traffic

informasi atau data dalam satuan waktu tertentu. Pada umunya bandwidth dihitung dalam satuan bit, kbit atau bps (byte per second). Manajemen bandwidth yang tepat dapat menjadi salah satu metode dalam memberikan jaminan kualitas suatu layanan jaringan (QoS = Quality Of Services). (Stalling, 2007).

Maksud dari management Bandwidth di mikrotik adalah bagaimana menerapkan manajemen atau pengaturan bandwidth dengan menggunakan sebuah komputer linux. Umumnya komputer mikrotik dapat digunakan sebagai gateway/router sehingga memungkinkan untuk mengatur traffic data atau mengmanagementkan bandwidth dari

traffic data yang melewati komputer mikrotik tersebut untuk memberikan jaminan

kualitas akses layanan internet bagi komputer dalam jaringan lokal (Trimantaraningsih).

2.3.2 Menghitung Besar Bandwidth

Konsep bandwidth tidak cukup untuk menjelaskan kecepatan jaringan dan apa yang terjadi di jaringan. Untuk itulah konsep Throughput muncul. Throughput adalah bandwidth aktual yang terukur pada suatu ukuran waktu tertentu dalam suatu hari menggunakan rute internet yang spesifik ketika sedang mendownload suatu file. Bandwidth adalah jumlah bit yang dapat dikirimkan dalam satu detik.

Berikut adalah rumus dari bandwidth:

∑ (2.1)

Sedangkan throughput walau pun memiliki satuan dan rumus yang sama dengan bandwidth, tetapi throughput lebih pada menggambarkan bandwidth yang sebenarnya (aktual) pada suatu waktu tertentu dan pada kondisi dan jaringan internet tertentu yang digunakan untuk mendownload suatu file dengan ukuran tertentu.


(24)

2.3.3 Blok Diagram Manajemen Bandwidth

Manajemen bandwidth merupakan pengalokasian bandwidth untuk mendukung kebutuhan aplikasi layanan jaringan. Manajemen bandwidth diperlukan bagi jaringan multi layanan dengan menerapkan layanan Quality of Service (QoS) yang menggambarkan tingkat pencapaian pada suatu sistem komunikasi data. (Stalling, 2007).

Gambar 2.1 Blok Diagram Proses Aliran Sistem Manajemen Bandwidth Sumber (Saniya et al, 2013)

1) Filtering

Filtering berfungsi untuk memfilter paket data berdasarkan alamat IP atau alamat port dan mengarahkan paket data ke tujuan yang benar.

2) Classifier

Classifier bertugas untuk mengarahkan paket-paket yang datang ke kelas-kelas yang bersesuaian untuk mempermudah penanganan paket data menuju antrian atau buffer. Pada classifier terdapat estimator yang bertugas mengestimasi bandwidth yang digunakan oleh klasifikasi kelas.

3) Buffer

Buffer merupakan tempat penyimpanan paket data sementara. Buffer menyesuaikan waktu dengan menerapkan teknik antrian.

4) Scheduler

Scheduler bertugas untuk menentukan penjadwalan paket data yang akan dikirim ke tujuan dari tempat antrian atau buffer.

2.4 Throughput

Throughput merupakan parameter yang digunakan untuk mengetahui bandwidth yang

benar-benar diterima oleh client atau jumlah data yang diterima dalam keadaan baik terhadap waktu total transmisi yang dibutuhkan dari sumber ke penerima. (Priyambudi & Henri, 2013).

Throughput, adalah bandwidth aktual yang terukur pada suatu ukuran waktu

tertentu dalam suatu hari menggunakan rute internet yang spesifik ketika sedang

download suatu file. (Park, 2005). Walau pun memiliki satuan dan rumus yang sama

Filtering Classifier Buffer Scheduler Paket

Data Paket Data


(25)

dengan bandwidth, tetapi throughput lebih pada menggambarkan bandwidth yang sebenarnya (aktual) pada suatu waktu tertentu dan pada kondisi dan jaringan internet tertentu yang digunakan untuk mendownload suatu file dengan ukuran tertentu. Berikut adalah formula pembanding throughput dengan bandwidth:

(2.2)

Throughput adalah ukuran dari kecepatan dimana data dapat dikirim melewati

jaringan dalam bit per second (bps). Throughput merupakan jumlah total kedatangan paket yang sukses yang diamati pada tujuan selama interval waktu tertentu dibagi oleh durasi interval waktu tersebut. Kemampuan throughput dalam menopang hardware

(perangkat keras) disebut dengan bandwidth.

Throughput adalah parameter yang digunakan untuk mengetahui banyaknya jumlah data yang diterima dalam keadaan baik yang ditransmisikan dari sumber data ke penerima (Schwartz, & Mischa, 1987).

[ ] (2.3)

Dimana:

= konstanta perbandingan

Hasil perhitungan throughput kemudian dibagi dengan kecepatan yang ditawarkan oleh operator dan dikalikan dengan 100% untuk mengetahui besarnya persentase nilai throughput yang sebenarnya yang didapatkan pelanggan jika dibandingkan dengan kecepatan yang ditawarkan. Persentase nilai throughput dirumuskan dalam persamaan berikut:


(26)

Dimana

= Throughput

= Kecepatan yang ditawarkan oleh operator

2.5 Delay atau Latency

Delay adalah waktu tunda suatu paket yang diakibatkan oleh proses transmisi dari satu

titik ke titik lain yang menjadi tujuannya. Titik-titik ini dapat berupa perangkat komputer, atau perangkat jaringan lainnya seperti router, modem dan sebagainya yang dilewati oleh paket informasi. Delay dapat dipengaruhi oleh jarak, media fisik, kongesti atau juga waktu proses yang lama.

Delay dari pengirim ke penerima pada dasarnya tersusun atas hardware latency,

delay akses, dan delay transmisi. (Park, 2005). Delay yang paling sering dialami oleh

lalu lintas jaringan yang lewat adalah delay transmisi. Untuk aplikasi aplikasi suara dan video interaktif, kemunculan dari delay akan mengakibatkan sistem seperti tak merespon.

Delay end-to-end ditentukan berdasarkan arsitektur sistem dan merupakan penjumlahan delay yang ada dalam perjalanan paket dari host sumber ke host tujuan penjumlahan delay dari host ke sumber adalah sebagai berikut (ITU-T, 2001):

1. Delay enkapsulasi

Delay enkapsulasi adalah waktu yang dibutuhkan untuk proses pemaketan data

sebelum dikirim ke host tujuan. 2. Delay transmisi

Delay transmisi adalah waktu yang dibutuhkan untuk meletakkan sebuah paket

multimedia ke media transmisi.

3. Delay propagasi

Delay propagasi adalah waktu yang dibutuhkan untuk merambatkan paket

multimedia melalui media transmisi dari server ke client.

4. Delay antrian

Delay antrian adalah waktu di mana paket data berada dalam antrian untuk

diproses oleh server, lamanya waktu antrian bergantung pada kecepatan saluran dan kondisi antrian.


(27)

5. Delay dekapsulasi

Delay dekapsulasi adalah waktu yang digunakan paket data dalam pelepasan

header.

Delay end-to-end dapat dituliskan seperti rumus berikut ini:

+ + + (2.5)

Dimana:

= delay jaringan (ms) = delay enkapsulasi (ms)

= Delay transmisi (ms) = Delay propagasi (ms)

= Delay Antrian (ms)

= Delay dekapsulasi (ms)

2.6 Packet Loss

Packet Loss merupakan parameter yang menunjukkan banyaknya jumlah paket yang

hilang atau tidak sampai ke tujuan ketika melakukan pengiriman data dari sumber ke tujuan. (ITU-T. 2001). Semakin kecil nilai Packet Loss dalam suatu jaringan maka semakin baik pula kinerja yang dimiliki jaringan tersebut.

Packet Loss merupakan penyebab utama pelemahan audio dan video pada

multimedia streaming maupun pelemahan proses download dan upload data atau file. Paket hilang dapat disebabkan oleh pembuangan paket di jaringan (network Lost) atau pembuangan paket di gateway/terminal sampai kedatangan terakhir (late Lost).

Network Lost secara normal disebabkan kemacetan (router buffer overflow),

perubahan rute secara seketika, kegagalan link, dan Losty link seperti saluran nirkabel. Kemacetan atau kongesti pada jaringan merupakan penyebab utama dari paket hilang (ITU-T G.114, 2000).

Umumnya perangkat jaringan memiliki buffer untuk menampung data yang diterima. Jika terjadi kongesti yang cukup lama buffer akan penuh dan data baru tidak akan diterima. Packet Loss (kehilangan paket data pada proses transmisi) dan

desequencing merupakan masalah yang berhubungan dengan kebutuhan bandwidth,


(28)

antrian yang efisien, pengaturan pada router, dan penggunaan kontrol terhadap kongesti (kelebihan beban data) pada jaringan (Patih, 2012)

Packet Loss dapat dihitung dengan rumus :

(2.6)

Keterangan:

NPacket Loss = jumlah paket multimedia yang hilang (paket) Npaket = jumlah paket multimedia rata-rata (paket)

2.7 Teknologi Code Division Multiple Access

Pada saat ini sistem selular juga telah memasuki generasi ketiga dimana telepon mobile tidak hanya untuk komunikasi suara, melainkan juga untuk mengakses data

(internet mobile). Hal ini menuntut jaringan sistem telekomunikasi yang dibangun

harus mampu melayani komunikasi data dengan kecepatan yang tinggi. Untuk bisa membangun suatu jaringan atau infrastuktur yang dapat melayani pelanggan dengan kualitas yang baik diperlukan perencanaan yang baik pula sehingga nilai investasi yang ditanamkan bisa optimal. Dalam suatu perencanaan sistem selular, spektrum frekuensi merupakan salah satu faktor yang harus mendapat perhatian karena selama ini alokasi frekuensi untuk suatu sistem selular sangat terbatas. Salah satu metoda akses yang digunakan untuk mengatasi keterbatasan frekuensi sehingga lebih banyak kapasitas, lebih baik kualitas, dan dapat mendukung kebutuhan komunikasi generasi ketiga adalah CodeDivision Multiple Access (Sustika, 2013).

Aplikasi teknologi Code Division Multiple Access (CDMA) awalnya hanya untuk keperluan militer tetapi karena adanya perkembangan dalam sistem teknologi telekomunikasi dan karena ada beberapa kelebihan yang ada pada teknik CDMA maka teknologi ini diterapkan secara komersial. Teknologi CDMA menggunakan lebar pita 1,25 MHz kanal trafik. Pada sistem ini dibedakan dengan cara memberikan setiap pengguna satu kode yang berbeda satu sama lain dan menyebarkan setiap kode tersebut keseluruh pita frekuensi sehingga tidak ada bagian waktu dan setiap pengguna menggunakan semua pita frekuensi pada satu waktu oleh karena itu pengguna bertumpukan antara satu dengan yang lain namun masing–masing


(29)

mempunyai pita yang berbeda yang dapat memisahkan antara pengguna satu dengan pengguna yang lainnya (Prasetya, 2007).

Beberapa keunggulan sistem CDMA: 1. Pembangkitan kode sinyal sangat mudah 2. Tidak ada sinkronisasi antar pengguna

3. Meningkatkan kualitas suara dan kapasitas sel 4. Tahan terhadap interferensi frekuensi lain

5. Tidak dapat disadap sehingga keamanan dalam berkomunikasi terjaga.

Kelemahan akses multiganda pembagi kode CDMA:

a. Untuk penerimaan yang besar, kesalahan sinkronisasi dari urutan kode yang dibangkitkan dan urutan kode yang diterima sangat kecil.

b. Daya yang diterima oleh stasiun utama dari pengguna dekat lebih tinggi dibandingkan dengan daya yang diterima dari pengguna yang lokasinya jauh. c. Pengguna yang dekat dengan stasiun utama akan membangkitkan interferensi

yang besar bagi pengguna yang jauh dari stasiun utama sehingga menyulitkan penerimaan sinyal. Efek jauh dekat ini dapat dicegah dengan menerapkan algoritma pengontrolan daya sehingga daya rata–rata sinyal pengguna diterima oleh stasiun utama dengan daya rata–rata yang sama, tetapi pengontrolan daya sulit dilakukan kerena adanya waktu tunda arus balik, estimasi daya yang kurang sempurna pada stasiun bergerak dan kesalahan kanal bias mundur

CDMA adalah salah satu teknik akses jamak yang membedakan satu pengguna dengan pengguna lain berdasarkan kode-kode unik yang digunakan dalam proses pengkodean (encoding). CDMA berbasis pada teknik spread spectrum, yaitu metoda yang menebarkan sinyal informasi dalam bandwidth transmisi yang jauh lebih lebar sehingga rapat spektral daya transmisi menjadi lebih rendah daripada spektral daya informasi asal. Ilustrasinya dapat dilihat pada gambar 2.2 (Priyanto & Tonda, 1997).


(30)

Gambar 2.2Prinsip dasar penyebaran sinyal DS-CDMA

2.7.1 Arsitektur Jaringan Sistem Telekomunikasi Selular CDMA

Arsitektur jaringan sistem selular CDMA dapat digambarkan secara sederhana pada gambar 2.3 (Budianto & Setyo, 2001)

Gambar 2.3 Arsitektur jaringan sistem selular CDMA

SCBS-408L, Base Transceiver Station (BTS) di jaringan, berfungsi menghubungkan CDMA 2000 1X dengan Mobile Station (MS) di bawah kendali


(31)

udara, dan mendukung IS-2000 dengan Common Air Interface (CAI). Dengan kata lain, SCBS-408L menyediakan suatu layanan dengan standar IS-2000. SCBS-408L menggunakan teknologi ATM untuk berkomunikasi dengan BSC. Protokol komunikasi ATM menambahkan addressed overhead bit pada setiap pesan agar penggunaan link terbatas dapat secara efisien. Selain itu, SCBS-408L menggunakan link E1/T1 dengan BSC, dengan demikian semua sinyal kendali dan sinyal traffic

diproses dengan stabil dan cepat, maka SCBS-408L dapat menyediakan jaringan yang lebih dapat diandalkan.

2.7.2 Kapasitas Sistem CDMA

Dalam sistem CDMA, setiap pengguna dibedakan dengan kode-kode yang unik, sehingga pengguna dapat melakukan panggilan dalam band frekuensi yang sama dan dalam waktu yang bersamaan. Meskipun demikian tidak berarti jumlah pelanggan yang bisa melakukan panggilan secara bersamaan dalam sistem CDMA menjadi tidak terbatas.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kapasitas maksimum pada sistem CDMA, diantaranya adalah faktor interferensi pada reverse link, faktor pembebanan dari sel lain, sektorisasi antena, dan deteksi terhadap aktivitas suara.

Pada umumnya setiap vendor penyedia infrastruktur telah menyatakan besar jumlah kanal maksimum yang dapat disediakan dalam satu sinyal pembawa (1,25 MHz). Kapasitas trafik tergantung pada jumlah kanal, sektorisasi antena, dan grade of

service (GOS) yang ditawarkan. Grade of service menyatakan besarnya probabilitas

panggilan yang ditolak pada jam sibuk. (Rappaport & Theodore, 1996).

Dilihat dari sisi teknis, teknik CDMA memberikan lebih banyak kanal komunikasi untuk tiap satuan waktu dibandingkan teknik FDMA dan TDMA. Berdasarkan pengukuran data dari CDMA Development Group, diketahui bahwa kapasitas suara 1X mencapai hampir dua kali lipat dari IS-95 dan melampaui teknologi 3G lainnya. Simulasi yang dilakukan pada lebar pita 5 MHz dan 10 MHz juga menunjukkan bahwa kapasitas suara CDMA2000 melampaui WCDMA dan hampir 3 kali lebih banyak dari GSM.


(32)

Faktor yang tak kalah penting adalah layanan data. Dengan layanan data yang memadai, maka penurunan Average Revenue Per User (ARPU) akibat berkurangnya pemakaian layanan suara dapat diantisipasi. Layanan data juga dapat memberikan pengaruh langsung pada peningkatan ARPU secara keseluruhan.

Kapasitas atau jumlah pelanggan yang bisa ditransmit secara simultan pada sistem CDMA dibatasi oleh besarnya interfensi yang terjadi pada pengguna. Pada kenyataannya, kapasitas dari sel CDMA tergantung pada beberapa faktur seperti demodulasi penerima, ketelitian power control, interferensi user lain pada sel yang sama maupun yang berdekatan serta thermal noise. Untuk menghitung besarnya kapasitas sistem CDMA, sebagai permulaan akan ditinjau satu sel dimana thermal noise diabaikan. Sistem CDMA merupakan sistem digital, maka perbandingan antara daya dan interferensi dinyatakan dengan Eb/No (energy per bit to noise power

density) (Arif, 2012).

2.7.3 Perkembangan Teknologi CDMA

Sejak pertama kali dibuat teknologi komunikasi seluler berbasis CDMA sudah banyak pengembangan yang dilakukan yang mengantar CDMA menjadi salah satu teknologi yang paling handal dan kompetitif.

Tidak seperti konsep pendahulunya yaitu FDMA dan TDMA yang mengalokasikan frekuensi tertentu (ditambah alokasi slot waktu untuk TDMA) dalam proses transmisi data, pada CDMA data dibagi menjadi potongan-potongan kecil, kemudian disebar sehingga menduduki banyak frekuensi diskrit dalam jangkauan tertentu. Proses penyebaran (spreading) ini dilakukan menggunakan spreading code

untuk menyebar data sebelum transmisi dilakukan.

Tiap potongan data yang tersebar memiliki kode unik yang disebut Pseudo

Random Noise Code atau disebut juga PN Code untuk mengidentifikasi tiap sinyal

yang dikirim. Pada bagian penerima, digunakan correlator untuk menyusun data yang tersebar itu sesuai dengan susunannya semula berdasarkan PN Code-nya. Pada proses ini digunakan bandpass filter untuk memilih sinyal yang akan digunakan. Sinyal yang diinginkan akan dinaikkan dayanya sedangkan sinyal yang tidak diinginkan akan dianggap sebagai noise.


(33)

Berdasarkan spesifikasi teknisnya, ITU-T menggolongkan varian CDMA mulai dari CDMA 2000 1X sebagai teknologi 3G. ITU-T tidak memberikan pengakuan resmi terhadap istilah seperti “2,5G”, “3,5G”, dan “4G” karena belum adanya standar baku mengenai istilah itu walaupun sering digunakan sebagai istilah dagang.

Tabel 2.1 Data Varian CDMA

Teknologi Downlink Uplink

CDMA One 9.6 kbps 9.6 kbps

CDMA2000 1X 144 kbps 144 kbps

CDMA 2000 1X EVDO 2.5 Mbps 0.15 Mbps

CDMA2000 1X EVDV (EV-DO Rev.A) 3.10 Mbps 1.80 Mbps CDMA 2000 3X (EVDO Rev.B) 9.3 Mbps 3.6 Mbps

Sumber: (Wisanggeni et al, 2008)

Berdasarkan data dari CDMA Development Group (CDG), sampai pada bulan Desember tahun 2007, terdapat 431.100.000 pelanggan CDMA di dunia yang tersebar di lebih dari 70 negara yang dilayani oleh 70 perusahaan operator. Jumlah ini terus bertambah dan memiliki nilai tingkat pertumbuhan yang signifikan sejak tahun 2000, yaitu sebesar 27%.

Jumlah ini terlihat kontras jika dibandingkan dengan jumlah pelanggan jaringan seluler berbasis GSM yang mencapai 2.881.123.146 (termasuk pelanggan W-CDMA) berdasarkan data dari GSM Association pada akhir kuartal keempat tahun 2007.

Namun, jika dicermati lebih jauh dalam kaitannya dengan penetrasi jaringan 3G, terdapat selisih nilai persentase yang signifikan antara pengguna layanan 3G jaringan CDMA dengan jaringan GSM. Tercatat sampai akhir tahun 2007 terdapat 417.500.000 pelanggan 1X dan EV-DO atau 97,26% dari total pelanggan CDMA dimana 90.534.000 diantaranya sudah menggunakan EV-DO. Di sisi lain, terdapat 196.063.100 pelanggan W-CDMA atau hanya sebesar 7,3% dari total pelanggan GSM.


(34)

Perbandingan ini tidak dibuat untuk menyatakan bahwa jumlah pengguna layanan 3G CDMA akan terus diatas W-CDMA, melainkan untuk menerangkan bahwa berdasarkan data ini, terlihat bahwa operator-operator CDMA memiliki kemudahan dalam melakukan transisi dari 2G ke 3G.

2.7.4 Fitur Penting CDMA

Beberapa fitur berikut merupakan faktor pendukung penting yang dapat menjadi penentu dari diterimanya CDMA sebagai teknologi komunikasi utama di masyarakat terutama dalam menentukan teknologi 3G yang akan dituju saat proses transisi dari teknologi 2G.

Data yang dikirimkan pada proses transmisi pada CDMA akan dibagi menjadi data diskrit berupa potongan-potongan kecil yang akan disebar pada rentang frekuensi pembawa (carrier) tertentu .

Dikarenakan penyebaran data untuk beberapa kanal yang berbeda tetap dilakukan pada rentang frekuensi yang sama, maka tidak diperlukan adanya alokasi frekuensi pada tiap sel pada jaringan CDMA .

Sejak diciptakannya standar IS-95 atau CDMAOne, digunakan Radio Transmission Technology (RTT) dengan bandwidth sebesar 1,25 MHz untuk frekuensi 1900 MHz dan 1,23 MHz untuk frekuensi 800 MHz sebagai lebar kanal radio yang digunakan untuk mengirim sinyal suara dan data dari mobile station ke base station (forward link) dan sebaliknya (reverse link). Penggunaan lebar kanal radio yang relatif kecil ini membuat pengalokasian spektrum menjadi lebih efisien. Lebar pita ini tidak berubah setidaknya sampai EVDO Rev.B (Wisanggeni, 2008).

Dilihat dari sisi teknis, teknik CDMA memberikan lebih banyak kanal komunikasi untuk tiap satuan waktu dibandingkan teknik FDMA dan TDMA. Berdasarkan pengukuran data dari CDMA Development Group, diketahui bahwa kapasitas suara 1X mencapai hampir dua kali lipat dari IS-95 dan melampaui teknologi 3G lainnya. Simulasi yang dilakukan pada lebar pita 5 MHz dan 10 MHz juga menunjukkan bahwa kapasitas suara CDMA2000 melampaui WCDMA dan hampir 3 kali lebih banyak dari GSM (CDMA, 2005).

Faktor yang tak kalah penting adalah layanan data. Dengan layanan data yang memadai, maka penurunan average revenue per user (ARPU) akibat berkurangnya pemakaian layanan suara dapat diantisipasi. Layanan data juga dapat memberikan pengaruh langsung pada peningkatan ARPU secara keseluruhan. Kesuksesan EV-DO


(35)

dalam penyediaan layanan data pita lebar dapat dicermati dari statistik ARPU operator KDDI.

2.8 Penelitian Terkait

Berdasarkan spesifikasi teknisnya, teknologi komunikasi seluler berbasis CDMA dapat memenuhi semua persyaratan yang diperlukan sebagai solusi bagi penyediaan akses suara dan data yang berkualitas dan sebagai teknologi pilihan bagi pengembangan jaringan 3G. Melalui data di lapangan dan simulasi yang dilakukan, diketahui pula bahwa secara teknis, performa CDMA 2000 1X dan EV-DO mampu melampaui jaringan yang berbasis GSM dan WCDMA. Beberapa karakteristik pada CDMA juga membuat proses evolusi menuju teknologi selanjutnya menjadi lebih mudah dilakukan. Teknologi seluler berbasis CDMA memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan di Indonesia khususnya di daerah dengan kondisi geografis yang sulit (Wisanggeni et al, 2008).

Dari hasil analisa dan perhitungan arus pembicaraan dengan akses multiganda pembagi kode (CDMA) pada SCBS_408L yang dilakukan oleh Prasetya dan Rachmawati (2007), maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Dalam analisa ini tingkat dropcall tinggi hal ini diakibatkan karena masalah area cakupan. Bila semua BTS bekerja dengan daya maksimal, maka akan terjadi overlap yang sangat besar antar sitenya sehingga diperlukan adanya pengurangan radius cakupan untuk masing-masing BTS.

2. Pengurangan radius cakupan ini dilakukan dengan melakukan penurunan daya pancar untuk masing-masing BTS.

Menurut Afdhal et al, (2010), pengaturan bandwidth dengan Mikrotik mampu memberikan hasil yang lebih baik, dibandingkan dengan jaringan yang tidak menggunakan Mikrotik. Dari pengujian dengan membagi bandwidth sama rata dapat diketahui bahwa dengan penggunaan Mikrotik client dapat menerima bandwidth 15,8% lebih baik dibandingkan tidak menggunakan Mikrotik. Dengan membagi bandwidth berbeda dapat diketahui bahwa penggunaan Mikrotik, client dapat menerima bandwidth 17,5% lebih baik dibandingkan tidak menggunakan Mikrotik. Berdasarkan perhitungan standar deviasi dapat diketahui bahwa pengaturan


(36)

pemakaian bandwidth dengan menggunakan Mikrotik lebih kecil, artinya proses pertukaran data lebih stabil bila dibandingkan dengan yang tidak menggunakan Mikrotik.

Menurut Christianti (2006) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan perangkat handset CDMA, yaitu:

1. Jaringan yang digunakan oleh operator Faktor jaringan cukup erat kaitannya dengan frekuensi dan jenis layanan CDMA, karena di Indonesia diberlakukan sistem pembagian frekuensi, sehingga tiap wilayah mempunyai frekuensi yang bisa sangat berbeda.

2. Kemampuan akses data

Teknologi CDMA juga memiliki fasilitas akses data, seperti layanan koneksi internet, e-mail dan MMS. Sehingga bagi para pengguna GSM yang sering menggunakan layanan tersebut ingin bermigrasi ke CDMA. Pada tahun 1999, International Telecommunications Union (ITU) menetapkan CDMA sebagai basis dari sistem wireless 3G. Saat ini pelanggan CDMA di dunia mencapai lebih dari 180 juta orang.

Saniya et al (2013) menyarankan pada saat pengujian sistem manajemen bandwidth menggunakan koneksi internet yang stabil. Menganalisis performansi sistem manajemen bandwidth dengan prioritas port seperti untuk penggunaan video streaming, game online, VoIP pada masing-masing client. Menganalisis performansi sistem manajemen bandwidth dengan membandingkan kondisi jam sibuk dan jam tidak sibuk pada aplikasi layanan internet sesuai dengan kebutuhan client. Menganalisis performansi sistem manajemen bandwidth dengan menambahkan jumlah client.

Kesimpulan dari analisis kualitas jaringan internet berbasis HSDPA pada wilayah urban di Kota Malang, yaitu:

1. Semakin tinggi gedung yang menjadi penghalang dalam propagasi gelombang, maka semakin besar nilai pathLost atau redaman propagasi yang didapatkan. 2. Semakin besar faktor utilisasi, maka semakin besar nilai delay jaringan atau


(37)

3. Besarnya nilai delay end-to-end dari hasil perhitungan berdasarkan standar TIPHON memiliki kualitas sedang, sedangkan nilai delay end-to-end lebih dari 450 ms, sehingga memiliki kualitas buruk. Besarnya nilai delay end-to-end dari hasil pengukuran dengan menggunakan metode drive test berdasarkan standar TIPHON memiliki kualitas baik, sedangkan nilai delay end-to-end yang berada pada range 300 ms < tend-to-end < 450 ms, sehingga memiliki kualitas sedang.

4. Semakin besar nilai pathLost, maka semakin besar nilai probabilitas Packet Loss yang terjadi. Besarnya nilai probabilitas Packet Loss dari hasil perhitungan berdasarkan standar TIPHON untuk nilai pathLost 129,79 dB sampai dengan 138,68 dB berada pada range 0 % < F < 3 %, sehingga memiliki kualitas sangat baik, sedangkan untuk nilai pathLost 142,17 dB berada pada range 15 %< F < 25 %, sehingga memiliki kualitas sedang dan untuk nilai pathLost 142,74 dB memiliki nilai probabilitas Packet Loss lebih dari 25 %, sehingga memiliki kualitas buruk.

5. Besarnya nilai probabilitas Packet Loss hasil pengukuran dengan menggunakan metode drive test berdasarkan standar TIPHON memiliki kualitas sangat baik, sedangkan untuk nilai pathLost memiliki kualitas baik. 6. Semakin besar nilai pathLost, maka semakin kecilnilai throughput yang

didapatkan.

7. Besarnya nilai throughput berdasarkan standar TIPHON dari hasil perhitungan untuk nilai pathLost 129,79 dB sampai dengan 138,68 dB memiliki kualitas sangat baik. Besarnya nilai throughput berdasarkan standar TIPHON dari hasil pengukuran dengan menggunakan metode drive test untuk nilai pathLost 129,79 dB sampai dengan 142,17 dB memiliki kualitas sangat baik (Riyasa et al, 2012).

Dalam penelitian yang berjudul “Deskripsi Kualitas Layanan Jasa Akses Internet di Indonesia dari Sudut Pandang Penyelenggara Description of Internet

Quality of Services (QoS) in Indonesia From the Providers’ Point of View” yang dilakukan oleh Ruth, 2013 menyimpulkan untuk parameter yang terkait kinerja layanan, tampaknya tidak cukup jika regulator mengandalkan laporan dari penyelenggara jasa. Belajar dari laporan kinerja operasi yang diberikan selama ini,


(38)

ternyata akurasi data belum maksimal, seperti tidak semua informasi terisi dengan lengkap dan terdapat beberapa kesalahan dalam mengisi informasi yang diminta. Keterbatasan regulator untuk memeriksa laporan tersebut menyebabkan kinerja operator kurang terkontrol. Hal ini dapat diantisipasi dengan melakukan survey berkala kepada pengguna/pelanggan internet untuk menilai kualitas layanan yang dirasakan (Quality of Experience).

Ruth juga menyarankan kualitas layanan (quality of service) jasa akses internet di Indonesia dapat ditingkatkan melalui pengaturan standar kualitas layanan penyelenggaraan jasa akses internet. Hal ini sangat diperlukan oleh melindungi kepentingan masyarakat, dan didukung oleh pihak penyelenggara jasa. Pengaturan standar kualitas tersebut perlu dibedakan antara akses mobile dan fixed. Standar juga perlu mengatur parameter wajib yang harus dimiliki oleh operator dan dilaporkan secara berkala, serta parameter pengukuran yang dapat dilakukan oleh regulator untuk menguji performansi operator. Parameter kualitas layanan yang berkaitan dengan pelanggan, dapat merujuk pada standar ISO 9001 tentang quality management, untuk keamanan jaringan dapat merujuk pada standar ISO 27001.

Selain itu, hasil monitoring pemerintah terhadap kinerja jaringan yang disediakan oleh para penyelenggara jasa akses internet sebaiknya dapat dipublikasikan kepada masyarakat untuk melindungi hak konsumen dan meningkatkan persaingan usaha.

Dari seluruh percobaan terhadap empat parameter QoS, yaitu throughput, delay,

jitter, Packet Loss yang dilakukan terhadap topologi yangsama, dapat diketahui

bahwa kinerja dari routing protocol OSPF lebih baik dibandingkan dengan kinerja dari routing protocol RIP. Hal itu dapat dibuktikan dari adanya perbedaan hasil perhitungan throughput, delay, jitter, sedangkan untuk Packet Loss tidak terdapat perbedaan. Perbedaan tersebut diketahui dari rata-rata setiap performance pada

routing protocol RIP dan OSPF. Rata-rata tersebut diambil dari pengiriman paket dari

node awal, yaitu node 0 sampai node destimation atau node 5 (Setiawan, & Sevani, 2012).

Dari penelitian dan analisa data yang telah dilakukan maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut (Patih, 2012):

1. Dari keempat codec tersebut codec ilbc yang stabil untuk digunakan komunikasi.


(39)

2. Pemilihan jenis codec yang tepat perlu untuk meminimalisasi nilai QoS yang terjadi pada jaringan VoIP karena pemilihan codec sangat menentukan kualitas suara.

3. Penggunaan VPN dapat mencegah penyadapan pada VoIP.

4. Terbukti bahwa dengan menggunakan VoIP biaya telekomunikasi menjadi hemat.

5. Nilai throughput menggunakan VPN lebih besar dibandingkan tanpa VPN

Dari analisa yang dilakukan oleh Widhiatmoko, (2010) pada hasil penelitian performansi VoIP (Voice over Internet Protocol) dapat disimpulkan antara lain:

1. VoIP layak untuk di aplikasikan ke dalam jaringan WiMAX.

2. Secara keseluruhan nilai delay, jitter dan Packet Loss pada pengukuran baik dengan menggunakan codec G.711 maupun codec G.723.1 masih berada dalam kategori yang diperbolehkan untuk komunikasi VoIP.

3. Nilai throughput bergantung terhadap jenis modulasi yang digunakan, untuk nilai maksimal throughput bisa mencapai 2,8 Mbps untuk downlink dan 0,575 Mbps sedangkan persentase nilai throughput untuk downlink 83% dan untuk

uplink adalah 17%.

4. Nilai Packet Loss terbesar terjadi di PT. Sinar Roda Kencana Mas, hal ini dikarenakan kondisi propagasi antara Base Station dan Subscriber Station

adalah NLOS yang menyebabkan keutuhan paket banyak yang hilang karena pengaruh pantulan.

5. Selain kondisi propagasi antara Base Station dan Subscriber Station, nilai

Signal Quality Index (SQI) berpengaruh terhadap nilai Signal to Noise Ratio

(SNR). Nilai SNR yang diterima oleh Costumer Promises Equipment (CPE) menentukan jenis modulasi yang akan digunakan. Nilai SQI berpengaruh terhadap nilai Received Signal Strength Indicator (RSSI) yang diterima oleh CPE.

Widhiatmoko juga menyarankan pengukuran selanjutnya bisa digunakan standard IEEE 802.16e yang mampu mendukung tipe akses mobile.


(40)

Putra (2010) melakukan penelitian Performansi Layanan Video Conference

Pada Jaringan Wide Area Network (WAN) Di Chevron Indonesia Company . Dari hasil perhitungan dan analisis, maka dapat ditarik kesimpulan:

1. Teknologi Personal Video untuk video conference di Chevron Indonesia Company perlu dilakukan pengembangan terhadap nilay delay yang terjadi. 2. Berdasarkan rekomendasi Packet Loss dari TIPHON, maka teknologi Personal

Video direkomendasikan untuk diaplikasikan.

3. Nilai MOS secara matematis mencapai 3,86. Sedangkan hasil MOS dengan metode kuesioner sebesar 3,75 Menurut standar ITU-T P800, kedua nilai ini dikategorikan C atau Acceptable. Kategori ini menjelaskan bahwa teknologi

Personal Video akan mengalami sedikit gangguan, namun tidak mengganggu

kerja dari layanan lainnya seperti IP telephony atau conference phone.

Dalam penelitian tersebut Putra juga menyarankan supaya dilakukan penelitian yang membandingkan dengan hasil perhitungan dan pengukuran pada jam-jam kantor yang relatif tidak sibuk, seperti saat istirahat, jam masuk atau pulang kantor.


(41)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Kerangka Kerja

Untuk lebih mengarahkan dalam penulisan proposal ini maka diperlukan kerangka kerja. Dengan kerangka kerja ini akan memandu dan mengidentifikasi tahapan apa saja yang sudah selesai dikerjakan, tahapan yang sedang diproses maupun tahapan yang akan dilalui. Dimana kerangka kerja dalam penulisan Tesis ini seperti yang terlihat pada gambar 3.1.

Gambar 3.1 Kerangka Kerja Uji Coba/Pelaksanaan Penelitian

Upload / Download File

Rekam Data Bandwidth, Delay, Packet Loss

Hitung Throughput, % Throughput

Hitung Index sesuai standart TIPHON


(42)

3.2 Uji Coba atau Pelaksanaan Penelitian

Setelah melakukan persiapan, maka langkah selanjutnya yang akan dilakukan adalah uji coba atau pelaksanaan penelitian, yaitu mencoba langsung meneliti performasi jaringan dengan mentode akses CDMA.

Penelitian analisis performansi bandwidth internet service provider CDMA dilakukan dalam waktu-waktu tertentu. Penelitian akan membandingkan hasil dari segi waktu, yang dibagi menjadi 4 (empat) bagian yaitu antara pukul 08.00-12.00, antara pukul 12.00-14.00, antara pukul 14.00-19.00 dan antara pukul 19.00-24.00, berdasarkan Waktu Indonesia Barat (WIB), dimana asumsinya dibagi atas dua yaitu: 1. Pukul 08.00-12.00 dan 14.00-19.00 merupakan jam-jam sibuk dimana para

pengguna layanan jasa internet mulai melakukan pekerjaannya baik di kantor, sekolah maupun instansi.

2. Pukul 12.00-14.00 dan 19.00-24.00 merupakan waktu tidak sibuk, dimana para pengguna layanan jasa internet pada pukul 12.00-14.00 sedang istrahat makan siang, dan 19.00-24.00 waktunya selesai berkerja, proses menuju pulang ke rumah dan istrahat dirumah.

Proses uji coba akan dilakukan dengan mendownload 1 buah file dan

mengupload file yang sama untuk setiap waktu percobaan.

3.3 Analisa

Pada tahap ini Penulis akan melakukan analisa terhadap uji coba yang sudah dilakukan sebelumnya. Analisa yang akan dilakukan adalah dengan mengukur paramater QoS yaitu Bandwidth, Throughput, Delay, Jitter dan Packet Loss, setiap waktu pelaksanaan uji coba. Untuk masing-masing parameter Penulis akan menganalisa kwalitas jaringan dengan menggunakan standar Telecommunications and

Internet Protocol Harmonization Over Networks (TIPHON).

3.3.1 Analisis Bandwidth

Bandwidth mempunyai batasan-batasan tertentu, batasan tersebut adalah hukum fisika dan teknologi yang digunakan untuk menempatkan informasi di dalam suatu media. Secara digital, unit paling kecil dari bandwidth adalah bits per second (bps).


(43)

Tabel 3.1 Satuan bandwidth

Unit Definisi Bytes Bits

Bit (b) Digit Binari (1 atau 0) 1 bit 1 bit

Byte (B) 8 bit 1byte 8 bit

Kilobyte (KB) 1 KB = 1024 bytes 1000 byte 8 x bit Megabyte (MB) 1 MB = 1024 Kilobyte =

1.048.576 Megabyte

1 juta byte 8 x bit

Gigabyte (GB) 1 GB = 1024 Megabyte = 1.073.741.824 bytes

1 milyar byte

8 x bit

Terabyte (TB) 1 TB = 1024 Gigabyte 1 triliun byte

8 x bit

3.3.2 Analisis Throughput

Analisis throughput dilakukan untuk mengetahui banyaknya jumlah data yang diterima dalam keadaan baik yang ditransmisikan dari sumber data ke penerima. Untuk menghitung throughput penulis akan menggunakan rumus 2.3. Setelah melakukan penghitungan maka Penulis akan menghitung besarnya persentase nilai

throughput yang sebenarnya yang didapatkan pelanggan jika dibandingkan dengan

kecepatan yang ditawarkan dengan menggunakan rumus 2.4.

Dengan demikian Penulis dapat menganalisa kwalitas throughput dengan menggunakan standar TIPHON seperti pada tabel 3.2.

Tabel 3.2. Kualitas nilai throughput

Kategori Kualitas Throughput (%) Indeks

Sangat Baik 4

Baik 3

Sedang 2


(44)

3.3.3 Analisis Delay

Analisis delay dilakukan untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan data untuk menempuh jarak dari asal ke tujuan. Dengan demikian Penulis dapat menganalisa kwalitas jaringan berdasarkan Delay dengan menggunakan standar TIPHON seperti pada tabel 3.3 .

Tabel 3.3. Kualitas nilai delay

Kategori Kualitas Delay (ms) Indeks

Sangat Baik 4

Baik 3

Sedang 2

Buruk 1

Sumber: TIPHON, 1999

3.3.4 Analisis Packet Loss

Merupakan suatu parameter yang menggambarkan suatu kondisi yang menunjukkan jumlah total paket yang hilang, dapat terjadi karena collision dan congestion pada jaringan dan hal ini berpengaruh pada semua aplikasi karena retransmisi akan mengurangi efisiensi jaringan secara keseluruhan meskipun jumlah bandwidth cukup tersedia untuk aplikasi-aplikasi tersebut.

Analisis Packet Loss dilakukan untuk mengetahui kwalitas jaringan ditinjau dari besarnya paket data yang hilang baik pada saat proses download maupun saat proses upload. Dengan demikian Penulis dapat menganalisa kwalitas jaringan berdasarkan

Packet Loss dengan menggunakan standar TIPHON seperti pada tabel 3.4 .

Tabel 3.4. Kualitas nilai Packet Loss

Kategori Kualitas Packet Loss (%) Indeks

Sangat Baik 4


(45)

Sedang 2

Buruk 1

Sumber: TIPHON, 1999 3.4 Nilai Quality of Service

Setelah melakukan analisa terhadap parameter-parameter Quality of Service (QoS), langkah selanjutnya yang akan dilakukan oleh Penulis adalah menghitung nilai

Quality of Service (QoS), berdasarkan kwalitas masing-masing parameter. Langkah

yang akan dilakukan untuk menghitung QoS adalah dengan cara menjumlahkan semua nilai index dari masing-masing parameter QoS, kemudian membagi rata hasil penjumlahan tersebut. Dengan demikian analisis kwalitas berdasarkan QoS dari sebuah jaringan dapat dilakukan dengan menggunakan standar TIPHON. Adapun standar yang dimaksud tersebut dapat dilihat pada tabel 3.5.

Tabel 3.5 Indeks parameter QoS

Indeks Presentasi (%) Nilai

Sangat Baik 95-100

Baik 75-94,75

Sedang 50-74,75

Buruk 25-49,75

Sumber: TIPHON, 1999

3.5 Metode Pengumpulan Data

Data sangat berguna sebagai dasar pembuatan keputusan terutama pada kondisi ketidakpastian. Metode pengumpulan data menunjukkan cara-cara yang dapat ditempuh untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Metode pengumpulan data ada 2 (dua) yaitu metode pengumpulan data primer dan data sekunder.


(46)

3.5.1 Metode Pengumpulan Data Primer

Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama, misalnya dari individu/perorangan, seperti hasil wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang biasa dilakukan oleh Peneliti. Misalnya produsen suatu produk kosmetik ingin mengetahui perilaku konsumen terhadap para konsumennya untuk mendapatkan informasi yang diharapkan. Dalam metode pengumpulan data primer, peneliti melakukan uji coba langsung, yaitu Peneliti mengupload dan mendownload file, lalu mengamati prosesnya. Setelah proses selesai maka Penulis akan merekam data bandwidth, delay dan packet loss, serta menghitung data throunghput dari setiap proses uji coba.

3.5.2 Metode Pengumpulan Data Sekunder

Metode pengumpulan data sekunder sering disebut metode penggunaan bahan dokumen. Dalam hal ini Penulis akan menggunakan data yang sudah didapat. Data tersebut akan di rekapitulasi untuk setiap harinya, dari masing-masing waktu percobaan yaitu waktu jam sibuk dan waktu jam tidak sibuk. Setelah proses rekapitulasi maka penulis akan menghitung index dan kategori untuk setiap hari percobaan sesuai dengan standar TIPHON.

3.5.3 Langkah-langkah penelitian

Langkah-langkah penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam menyelesaikan penelitian ini adalah menggunakan metode Action Research (AR). Dengan mengacu pada model penelitian ini penulis melakukan pendekatan dalam kegiatan penelitian yaitu:

a. Melakukan diagnosa (diagnosing) yaitu melakukan identifikasi masalah-masalah b. Membuat rencana tindakan (action planning) yaitu menyusun rencana tindakan

yang tepat untuk analisa pengujian terhadap kinerja jaringan intenet, c. Melakukan tindakan (action taking)

Pada tahap ini peneliti mengimplementasikan rencana tindakan dengan melakukan pengujian performa jaringan internet dengan metode CDMA pada dengan menggunakan mobile internet dengan standar parameter kualitas jaringan


(47)

d. Melakukan analisis (analyzing)

Setelah tahapan implementasi (action taking) Penulis melakukan analisa hasil dari implementasi tadi, dalam tahap ini dilihat bagaimana hasil dari pengujian performa berdasarkan standar parameter Quality of Service (QoS) pada jaringan internet dengan metode CDMA menggunakan mobile internet.


(1)

Tabel 3: Hasil pengujian menggunakan provider B pada jam sibuk

No Tanggal Jam

Bandwidth (Bps) Throughput saat upload Throughput saat download Delay Packet Loss Min Maks

Rata-rata Mulai Akhir

Durasi (s)

Through

put Mulai Akhir Durasi

Through

put Min Maks

Rata-rata Sent Lost Lost (%)

1 11/11/14 10:31 2154 6536 4426 10:03:00 10:27:00 1440 19991 10:30:00

10:32:00

AM 120 239889 287 998 363 366 181 49 14:28 2003 6404 4317 15:03:00 15:25:00 1320 21808 15:30:10 3:39:10 PM 540 53309 278 997 503 554 243 44 2 12/11/14 8:57 2002 6274 4583 8:19:54 8:49:03 1749 16459 8:53:49 8:56:30 AM 161 178799 271 998 382 3815 2426 64 16:29 2126 7197 6005 15:56:40 16:26:00 1760 16356 16:27:07 4:27:35 PM 28 1028096 269 284 326 1917 1693 88 3 13/11/14 11:05 2030 6664 4794 10:36:05 10:57:20 1275 22578 10:58:58

11:01:30

AM 152 189386 276 989 415 2521 1635 65

14:21:39 14:50:00 1701 16923 14:54:20 2:55:35 PM 75 383823

4 14/11/14 11:22 2014 6014 3740 10:36:05 10:57:20 1275 22578 10:58:58

11:01:30

AM 152 189386 265 951 369 462 311 67 14:20 2000 6662 4269 14:21:39 14:50:00 1701 16923 14:54:20 2:55:35 PM 75 383823 273 1000 474 3361 1903 57 5 15/11/14 10:18 2000 6675 4386 9:42:20 10:00:00 1060 27157 10:05:15

10:11:00

AM 345 83440 268 996 501 2250 1638 73

15:31:00 15:59:00 1680 17135 15:00:00 3:02:15 PM 135 213235

6 16/11/14 9:03 2011 6486 4554 258 998 413 1088 425 39

17:19 2004 6352 4136 267 998 415 1558 1130 73

7 17/11/14 9:52 2009 6229 4113 9:16:46 9:47:50 1864 15444 9:50:27 9:51:13 AM 46 625798 261 988 531 2228 2079 93 16:42 2003 6081 4208 16:02:40 16:32:30 1790 16082 14:39:15 2:40:49 PM 94 306241 262 947 414 2389 2130 89 8 18/11/14 9:59 1999 6299 4558 9:01:13 9:29:30 1697 16963 9:43:50 9:49:30 AM 340 84667 267 991 337 3844 1776 46 15:14 2002 5174 3674 14:36:18 15:07:17 1859 15485 15:11:00 3:14:40 PM 220 130849 279 988 507 2249 2112 94

9 19/11/14 2504 1938 77

16:40 2016 6446 4548 18:03:32 18:33:09 1777 16200 18:36:06 6:37:09 PM 63 456932 268 997 353 10 20/11/14 9:58 2000 6385 3902 8:30:27 9:00:04 1777 16200 11:33:49

11:42:08

AM 499 57689 268 999 401 3734 2748 74 17:34 2017 6561 4450 16:52:56 17:19:35 1599 18003 17:27:15 5:31:27 PM 252 114233 264 998 374 2597 2083 80 11 21/11/14 10:27 2000 6329 3997 9:49:03 10:13:20 1457 19758 10:23:37

10:25:34

AM 117 246040 267 998 482 3202 2132 67 18:48 2010 5848 4189 18:06:46 18:35:20 1714 16795 18:42:32 6:46:35 PM 143 201306 260 993 406 3632 2865 79 12 22/11/14 9:07 2003 5961 4303 8:36:04 9:02:13 1569 18347 9:04:36 9:05:35 AM 59 487910 267 996 404 3016 2226 74 18:28 2022 5998 3546 17:44:51 18:15:03 1812 15887 18:21:10 6:25:47 PM 277 103923 274 996 450 3613 3002 83 13 23/11/14 9:28 2003 5651 3820 8:53:07 9:18:28 1521 18926 9:24:30 9:27:10 AM 160 179917 269 904 336 2368 1834 77 18:19 2001 6289 4013 17:45:15 18:12:18 1623 17737 18:16:50 6:17:25 PM 35 822477 261 996 449 2842 2173 76 14 24/11/14

11:32 2009 6524 4301 10:10:35 10:36:00 1525 18877 11:29:30

11:35:00


(2)

17:54 2002 5892 4005 17:12:15 17:47:15 2100 13708 17:44:40 5:48:23 PM 223 129088 282 973 563 2478 2068 83 15 25/11/14 9:50 2023 6246 3699 9:17:38 9:46:00 1702 16913 9:49:05 9:51:10 AM 125 230294 272 947 539 1985 1915 96 15:29:25 16:23:00 3215 8954 14:27:12 2:27:51 PM 39 738120 272 994 350 3953 2986 76

Tabel 3: Hasil pengujian menggunakan provider B pada jam sibuk (lanjutan)

No Tanggal Jam

Bandwidth (Bps) Throughput saat upload Throughput saat download Delay Packet Loss Min Maks

Rata-rata Mulai Akhir

Durasi (s)

Through

put Mulai Akhir Durasi

Through

put Min Maks

Rata-rata Sent Lost Lost (%) 16 26/11/14 8:40 2041 6255 4348 8:00:55 8:31:10 1816 15852 8:37:55 8:39:37 AM 102 282222 263 999 517 2717 2094 77

15:25 2004 6394 4026 14:47:39 15:05:55 1096 26265 15:11:50 3:13:05 PM 75 383823 257 994 320 2301 1352 59 17 27/11/14 9:24 1999 6653 4782 8:45:22 9:16:16 1854 15527 9:20:30 9:22:10 AM 100 287867 285 991 499 15004 4627 31 16:41 2005 5062 3710 16:06:30 16:37:00 1830 15730 16:39:29 4:40:35 PM 66 436162 265 998 489 2589 2265 87 18 28/11/14 11:37 2004 6241 3937 10:53:59 11:23:11 1752 16431 11:32:08

11:35:50

AM 222 129670 264 993 356 4598 3419 74 16:20 2010 6167 4209 13:49:15 16:12:48 8613 3342 16:14:52 4:19:10 PM 258 111576 276 983 406 2112 1603 76 19 29/11/14 9:45 2013 5962 4276 8:58:30 9:30:00 1890 15231 9:47:12 9:51:23 AM 251 114688 2915 2230 77 17:21:59 17:47:55 1556 18500 18:53:19 6:59:40 PM 381 75556 275 995 360 20 30/11/14 9:20 2103 5547 4378 8:50:29 9:10:38 1209 23810 9:14:21 9:18:30 AM 249 115609 260 997 400 2059 1422 69

18:21 1999 6141 4174 17:49:02 18:10:38 1296 22212 18:12:23 6:16:55 PM 252 114233 264 995 395 5024 3441 68 21 01/12/14 11:03 1999 6138 4144 10:41:43 10:55:25 822 35020 10:57:46

11:02:13

AM 267 107815 263 969 352 1964 1139 58 19:00 2019 5741 4210 18:20:34 18:52:50 1936 14869 18:55:33 6:58:54 PM 201 143217 278 979 343 2536 1924 76 22 02/12/14 10:11 2071 5025 4014 10:12:18 10:45:30 1992 14451 10:49:23

10:54:35

AM 312 92265 281 994 373 352 110 31 17:33 17848 42800 34704 16:49:00 17:19:20 1820 15817 17:31:30 5:35:30 PM 240 119945 283 993 434 51 1 2 23 03/12/14 9:24 15688 51752 35034 8:49:05 9:15:40 1595 18048 9:20:03 9:28:23 AM 500 57573 2463 1693 69

14:45 2014 6338 4556 14:05:55 14:31:40 1545 18632 14:33:57 2:42:55 PM 538 53507 262 991 363 2920 1788 61 24 04/12/14 10:21 2016 6356 4357 9:35:52 10:04:20 1708 16854 10:10:58

10:19:58

AM 540 53309 279 994 382 4824 3211 67 16:48 2049 6329 4271 16:12:17 16:39:23 1626 17704 16:41:40 4:46:01 PM 261 110294 2528 1933 76 25 05/12/14 10:57:13 11:30:10 1977 14561 11:02:58

11:06:20

AM 202 142508 266 990 408

20:00 2039 6507 4002 18:24:07 18:52:39 1712 16815 18:54:56 6:58:17 PM 201 143217 384 935 603 2780 2028 73 26 06/12/14 10:10 2017 4196 2679 10:10:49 10:17:30 401 71787 11:08:00

11:12:15

AM 255 112889 396 997 610 374 325 87 17:45 2013 4082 2523 17:32:40 17:37:25 285 101006 17:44:07 5:48:56 PM 289 99608 1737 1217 70

27 07/12/14 18:53 277 369 314


(3)

28 08/12/14 9:26 2053 5593 3996 8:52:11 9:23:55 1904 15119 9:28:45 9:32:30 AM 225 127941 268 941 351 18:51 2136 5339 4084 18:27:02 18:46:34 1172 24562 18:49:03 6:50:25 PM 82 351057 278 959 330 1492 1258 84 29 09/12/14 9:07 2518 5707 4584 8:30:56 8:53:02 1326 21709 9:01:10 9:05:34 AM 264 109040 285 989 337 2753 1400 51 18:50 2316 5613 4265 18:15:31 18:46:20 1849 15569 18:49:23 6:52:50 PM 207 139066 261 963 332 2139 1966 92 30 10/12/14 10:53 2195 5873 4205 10:28:33 10:48:55 1222 23557 11:06:43

11:10:30

AM 227 126814 259 917 339 2077 1385 67 18:56 2213 6490 4287 18:25:21 18:53:02 1661 17331 19:01:21 7:05:45 PM 264 109040 1863 1681 90


(4)

Tabel 4: Hasil pengujian menggunakan provider B pada jam tidak sibuk

No Tanggal Jam

Bandwidth (Bps) Throughput saat upload Throughput saat download Delay Packet Loss

Min Maks

Rata-rata Mulai Akhir

Durasi (s)

Through

put Mulai Akhir Durasi

Through

put Min Maks

Rata-rata Sent Lost

Lost (%)

1 11/11/14 13:54 2003 6404 4449 12:20:10 12:47:10 1620 17770 12:49:11

12:51:21

PM 130 221436 284 994 496 248 79 32

20:33 2118 4930 3732 20:36:12 21:01:01 1489 19333 21:19:50 9:21:52 PM 122 235956 272 994 353 814 285 35 2 12/11/14 12:47 2002 5754 4309 12:48:10 12:58:10 600 47978 13:45:30 1:46:37 PM 67 429652 266 1000 388 1436 334 23 21:00:50 21:30:32 1782 16154 21:34:35 9:38:30 PM 235 122497 277 996 424 1297 437 36 3 13/11/14

13:51 2036 4937 3054 13:31:00 14:01:20 1820 15817 14:02:03 2:08:20 PM 377 76357 914 914 914 123 122 99 22:30:17 22:59:50 1773 16236 23:03:45

11:05:44

PM 119 241905

4 14/11/14

13:31:00 14:01:20 1820 15817 14:02:03 2:08:20 PM 377 76357 276 796 346 120 22 18 23:08 2015 6515 4220 22:30:17 22:59:50 1773 16236 23:03:45

11:05:44

PM 119 241905 279 988 485 3283 2418 74 5 15/11/14

14:05 2321 5942 4549 13:31:00 13:59:00 1680 17135 14:00:00 2:02:15 PM 135 213235 274 994 353 2247 1801 80 22:39 2001 5322 3791 22:09:00 22:26:27 1047 27494 22:31:18

10:34:46

PM 208 138398 286 997 532 1825 12561 69

6 16/11/14

23:42 2000 5862 3209 344 457 408 1654 1650 100

7 17/11/14

13:59 2015 5540 4234 13:19:30 13:58:00 2310 12462 13:06:05 1:10:30 PM 265 108629 267 997 340 2232 1954 88 23:06 2025 66518 4587 22:43:40 23:00:00 980 29374 23:04:12

11:05:40

PM 88 327121

8 18/11/14

13:37 2013 6450 2029 12:36:40 12:50:45 845 34067 13:42:12 1:42:40 PM 28 1028096 73 992 272 4519 2983 66 22:55 2032 6148 3955 22:24:42 22:49:18 1476 19503 22:51:00

10:53:30

PM 150 191911 64 999 318 1882 1557 83 9 19/11/14 14:22 2072 6374 4024 13:58:11 14:17:49 1178 24437 14:21:33 2:22:27 PM 54 533087 268 978 369 491 392 80 20:58 2005 6465 3840 20:35:39 20:52:25 1006 28615 20:54:35 8:56:38 PM 123 234038 257 1000 458 1430 1112 78 10 20/11/14

13:43 2072 6580 4270 13:14:27 13:37:30 1383 20815 13:33:49 1:42:08 PM 499 57689 259 967 372 1908 1530 80 22:12 2001 6276 3913 21:30:05 22:00:14 1809 15913 22:05:36

10:08:30

PM 174 165441 264 1000 410 2638 2315 88 11 21/11/14 13:13 2007 5832 3823 12:43:40 13:09:13 1533 18778 13:11:43 1:12:38 PM 55 523394 277 998 374 2061 1735 84 21:14 2000 6274 4217 20:35:17 21:01:30 1573 18301 21:05:05 9:06:56 PM 111 259340 258 969 348 2447 1773 72 12 22/11/14 13:38:21 14:07:13 1732 16620 13:11:27 1:13:59 PM 152 189386 275 994 487 2322 2040 88 21:42 2013 6028 4305 21:09:16 21:35:25 1569 18347 21:37:52 9:41:03 PM 191 150716 271 985 381 2457 2072 84


(5)

13 23/11/14 12:51 2004 6172 4016 12:13:53 12:42:50 1737 16573 12:47:01

12:48:46

PM 105 274159 281 966 396 2495 2103 84 22:48 2021 6609 4337 21:14:29 21:40:00 1531 18803 21:42:45 9:46:20 PM 215 133892

14 24/11/14 12:29 2009 6634 4284 12:12:32 12:27:00 868 33164 12:28:38

12:31:48

PM 190 151509 266 997 502 1079 975 90

0:21:40 0:43:51 1331 21628 0:46:00

12:47:25

AM 85 338667 334 969 567 1638 1499 92 15 25/11/14 14:26 2001 6250 4178 13:29:25 14:23:00 3215 8954 13:27:12 1:27:51 PM 39 738120 264 992 357

20:50 2026 6384 4138 20:51:20 21:18:30 1630 17661 21:20:05 9:21:45 PM 100 287867 59 972 164 534 131 25

Tabel 4: Hasil pengujian menggunakan provider B pada jam tidak sibuk (lanjutan)

No Tanggal Jam

Bandwidth (Bps) Throughput saat upload Throughput saat download Delay Packet Loss

Min Maks

Rata-rata Mulai Akhir

Durasi (s)

Through

put Mulai Akhir Durasi

Through

put Min Maks

Rata-rata Sent Lost

Lost (%)

16 26/11/14

13:15 2005 6160 4224 12:21:19 12:52:00 1841 15636 13:12:20 1:12:30 PM 10 2878669 269 959 353 3366 2301 68 22:03:00 22:29:00 1560 18453 22:35:49

10:36:00

PM 11 2616972

17 27/11/14 13:36 2050 5024 3884 13:37:20 13:59:00 1300 22144 14:03:20 2:04:24 PM 64 449792 264 982 418 662 116 18 20:56 2002 6468 4454 20:24:10 20:47:40 1410 20416 20:50:06 8:55:10 PM 304 94693 259 1000 422 2848 1979 69 18 28/11/14

14:10 2004 6659 4648 13:30:15 14:02:40 1945 14800 14:05:26 2:08:58 PM 212 135786 261 989 386 3369 2487 74 22:11 2160 6145 4325 21:33:11 22:00:41 1650 17446 22:05:41

10:09:12

PM 211 136430 271 987 364 2713 1976 73 19 29/11/14 12:53 2003 6180 3889 12:16:58 12:47:10 1812 15887 12:53:13

12:58:05

PM 292 98585 294 994 395 2608 2190 84 20:01 2034 6191 4217 19:21:59 19:47:55 1556 18500 19:53:19 7:59:40 PM 381 75556 271 997 358 3436 2440 71 20 30/11/14

13:36 2000 6511 4719 254 999 330 4211 894 21

22:25 2048 6511 4354 21:46:50 22:13:27 1597 18025 22:17:19

10:24:26

PM 427 67416 272 954 338 4312 3243 75 21 01/12/14

13:54 2005 5644 4033 13:19:23 13:46:00 1597 18025 13:48:35 1:53:59 PM 324 88848 272 999 474 3464 2112 61 23:37 2005 6258 4356 22:51:30 23:20:12 1722 16717 23:45:10

11:49:20

PM 250 115147 263 988 319 2867 1720 60

22 02/12/14

21:57 2049 6474 4474 21:12:49 21:40:02 1633 17628 21:47:35 9:58:40 PM 665 43288 262 949 336 3229 2064 64 23 03/12/14 13:05:55 13:31:40 1545 18632 13:33:57 1:42:55 PM 538 53507 250 1000 426


(6)

22:51 2002 6362 3423 22:15:17 22:38:42 1405 20489 22:40:42

10:49:44

PM 542 53112 261 999 443 2595 1280 49 24 04/12/14

14:45 2014 6388 4556 13:07:59 13:32:10 1451 19839 13:36:57 1:42:55 PM 358 80410 250 1000 426 2920 1788 61 22:58 2026 6415 4198 22:07:56 22:57:04 2948 9765 22:42:27

10:57:04

PM 877 32824 276 985 481 3581 2216 62 25 05/12/14

13:07 2026 5618 3912 12:57:13 13:30:10 1977 14561 13:02:58 1:06:20 PM 202 142508 262 999 471 3697 2864 77 22:04 2072 5952 3797 22:06:38 22:25:35 1137 25318 22:32:23

10:36:32

PM 249 115609 260 998 363 420 34 8

26 06/12/14

14:26 2135 6304 4221 13:39:00 14:11:20 1940 14838 13:21:43 1:24:45 PM 182 158169 263 989 343 2950 2146 73 22:32 2015 6196 3827 21:57:23 22:27:15 1792 16064 22:31:18

10:36:28

PM 310 92860 268 1000 407 2429 1928 79 27 07/12/14 13:07 2614 6366 5045 12:35:30 12:54:12 1122 25657 12:57:02 1:02:05 PM 303 95006 265 986 376 2596 1900 73 21:52 2009 6111 4100 21:16:15 21:45:25 1750 16450 21:47:47 9:51:38 PM 231 124618 256 1000 503 3452 2383 59 28 08/12/14

13:44 2005 5905 2970 13:01:40 13:36:00 2060 13974 13:40:00 1:42:32 PM 152 189386 268 952 411 364 134 37 22:44 2015 6349 4308 21:04:20 22:36:39 5539 5197 22:38:32

10:43:15

PM 283 101720 274 999 465 3509 2603 74 29 09/12/14

23:12 1999 6581 3545 22:27:55 22:56:09 1694 16993 23:00:44

11:11:06

PM 622 46281 260 999 424 3014 2411 80 30 10/12/14

13:49 2012 6539 3966 13:23:13 13:43:24 2071 13900 13:44:57 1:48:23 PM 206 139741 261 992 487 2502 1895 76 23:04 2015 6319 4307 22:29:31 23:01:00 1889 15239 23:11:27

11:14:53