Membaca denyut nadi adalah salah satu cara untuk mengenali kesehatan seseorang. Jika ada gangguan, maka barangkali ada kelainan di
salah satu organ penting organ tersebut. Demikian pula dengan Editorial Media Indoensia. Di saat banyak orang yang menyimpan rapat-rapat
penyakit-penyakit yang dialami oleh bangsa ini, editorial berkata dengan lugas membuka satu demi satu penyakit itu, dan memanggil masyarakat
untuk member jawaban yang tidak berlama-lama. Dalam ketegasan dan kelugasan, sense of urgency hadir dengan pekat, seperti sirene yang
menyalak keras di atas sebuah mobil ambulans. Editorial menjelaskan alasannya memilih kata-kata lugas itu
dalam kata-katanya sendiri : “Bangsa ini harus diingatkan, tanpa kecintaan dan komitmen
kebangsaan yang kuat, negeri ini suatu saat bisa tinggal nama …”
jagan Biarkan Bangsa Indonesia Terus Meluruh, 1 Juli 2007.
7
2. Visi dan Misi Editorial Media Indonesia
Editorial sebagai rubrik yang menjadi daya tarik tersendiri bagi Surat Kabar Media Indonesia, dan menjadi ruh bagi surat kabar ini,
tentunya dalam penulisannya memiliki visi dan misi tersendiri yang sampai saat ini dipegang. Adapun visi dan misi dari editorial tersebut
adalah :
7
Ibid
a Visi Editorial
“Menyuarakan dan merepresentasikan aspirasi, pendapat, dan keinginan publik. Sedapat mungkin, apa yang tertulis dalam editorial,
adalah sesuatu yang sesungguhnya juga dirasakan oleh publik.”
8
b Misi Editorial
“Menyampaikan sikap, pendapat ataupun opini terhadap persoalan- persoalan yang terjadi di masyarakat, baik itu politik, ekonomi, sosial,
budaya, dan sebagainya.”
9
3. Konsep Penulisan Editorial Media Indonesia
Editorial yang ditulis setiap hari, memiliki konsep ataupun alur yang secara rutin dilakukan oleh para tim khusus penulis editorial. Bila
dijabarkan secara singkat, konsep penulisan editorial adalah sebegai berikut :
Tim editorial, yang merupakan orang-orang pilihan, terutama adalah jurnalis senior yang memiki jabatan tinggi, mengadakan rapat
setiap hari senin sampai jumat, jam dua siang. Dalam rapat tersebut, meraka merumuskan tema, penulis dan arah tulisan.
Tema yang diangkat sekurang-kurangnya haruslah penting dan menarik, harus mempertimbangkan etika, dan tidak mengangkat tema-
tema yang menyinggung perasaan keagamaan seseorang, menyinggung gender, ras, dan harus tetap dalam konteks kebangsaan dan NKRI, serta
menjunjung tinggi demokrasi. Tema tersebut berdasarkan apa yang
8
Wawancara Pribadi dengan Usman Kansong.
9
Ibid
sedang terjadi di masyarakat, apa yang menjadi pembincaraan, serta apa yang sedang menjadi pemberitaan di Media Indonesia dan media lain.
Media Indonesia dalam penulisan editorial memiliki beberapa Grand theory. Mereka melihat suatu tema berdasarkan apa teori
besarnya? Teori-teori besar tersebut adalah demokrasi, penegakan hukum, dan pemberantasan korupsi. Setiap penulisan kebijakannya selalu
pada Grand-grand theory tersebut. Setelah tema dan penulisnya ditentukan, maka penulis yang
mendapatkan tugas tersebut harus menuliskan opini atau pendapatnya pada notepad, paling banyak 50 baris. Setelah selesai ditulis, tulisan
tersebut diedit oleh dua orang editor. Kedua orang tersebut adalah orang yang paling senior, dan terlibat dalam rapat sebelumnya. Yang paling
bertanggung jawab atas penulisan editorial adalah Direktur Pemberitaan, karena dia adalah top manajemen di redaksi Media Indonesia.
10
10
Ibid
48
BAB IV ANALISIS KEBIJAKAN REDAKSI
A. Teori Hirarki Pengaruh dalam Penulisan Editorial
Merujuk pada skema Hierarchy of Influence teori donat, Pamela Shoemaker dan Stephen D. Reese 1996, yang telah penulis jelaskan pada
bab sebelumnya, bahwa terdapat lima level yang dapat mempengaruhi isi media. Kelima level tersebut adalah level individu atau pengaruh dari dalam
diri wartawan, level rutinitas media, level organisasi media, level ekstramedia atau hal-hal lain di luar dari media, dan terakhir adalah level terkuat, yakni
ideologi yang dianut oleh media bersangkutan. Setelah penulis analisis hasil wawancara dengan Usman Kansong,
selaku wartawan dan tim penulis editorial, yang juga menjabat sebagai Deputi Direktur Pemberitaan di Media Indonesia. Maka implementasi skema hirarki
pengaruh tersebut adalah sebagai berikut :
Level Individual Level Rutinitas Media
Level Organisasi Level Ekstramedia
Level Ideologi Media
Teori Hirarki Pengaruh