1. Level Individu
Pada  level  ini  menurut  Usman  Kansong,  hal  mendasar  yang mempengaruhi  seorang  penulis  editorial  dalam  membuat  tulisan  adalah
pengetahuan  penulis  tersebut  terhadap  satu  persoalan.  Pengetahuan tersebut  bisa berasal  dari pengalaman masa lalu,  bisa juga melalui  riset,
“…  bisa  dari  pengalaman,  kita  juga  bisa  riset,  baca  koran,  buku,  juga diskusi dengan orang yang dianggap paham terhadap hal tersebut.”
1
Lanjutnya, “…  semua  relatif  sama,  yang  beda  mungkin  dari  gaya  atau
style,  itupun  sedikit  perbedaannya.  Karena  kita  belajar  di  tempat yang  sama,  bekerja  di  tempat  yang  sama,  dengan  ideologi
kebijakan  yang  sama,  sehingga  memiliki  gaya  penulisan  yang sama.”
2
Maka  dari  kutipan  di  atas  dapat  disimpulkan  bahwa  pengaruh terbesar dari dalam diri penulis adalah pengalaman serta pengetahuan si
penulis  sendiri,  kemudian  selanjutnya  dibentuk  oleh  ideologi  insitusi  di mana penulis tersebut berada.
2. Rutinitas Media
Pada  level  ini,  pengangkatan  tema  untuk  sebuah  penulisan editorial dilihat berdasarkan news value atau nilai berita. Berdasarkan apa
yang  sedang  terjadi  di  masyarakat,  apa  yang  menjadi  pembicaraan,  dan apa  yang sedang menjadi pemberitaan di  media. Setiap organisasi berita
1
Wawancara Pribadi dengan Usman Kansong.
2
Ibid
mengandung  seperangkat  nilai  yang  dominan  dan  menjadi  pedoman pemilihan kebijakan, terutama dalam pemilihan berita.
3
“Berdasarkan  news  value,  itu  yang  kita  pertimbangkan. Walaupun  berita  penting  itu  banyak,  tetapi  yang  banyak
mengandung  news  value  itulah  yang  kita  angkat.  Menarik  dan penting, itu yang kita pertimbangkan.”
4
Untuk  mendapatkan  kesimpulan  yang  objektif,  Usman  Kansong menjelaskan bahwa hal tersebut bisa dijelaskan melalui argumentasi dari
awal  sampai  akhir  tulisan,  tidak  harus  berupa  kesimpulan.  Selain  itu, untuk  menghindari  terjadinya  kesalahan,  maka  Media  Indonesia  setiap
tahunnya mengadakan pelatihan penulisan editorial. “Kadang kala kita tidak menyimpulkan, mengalir saja begitu,
biarkan orang yang membaca menyimpulkan sendiri. Tidak selalu, jadi kesimpulan itu didapat dari logika berfikir. Kita sudah terlatih,
pelatihan  penulisan  editorial  itu  juga  setiap  tahunnya  ada,  untuk regenerasi.”
5
Sedangkan  mengenai  jadwal  penulisan,  Usman  Kansong menambahkan  bahwa  sebelumnya  tidak  pernah  terjadwal  siapa  yang
besok akan menulis. Semua disepakati ketika rapat tim edirorial, di mana dari rapat tersebut dirumuskan tema apa yang diangkat, siapa penulisnya,
dan kemana arah tulisan tersebut. “Tidak terjadwal. Itu saja, melalui rapat. Kadang-kadang kita
menemukan  tema  untuk  kita  angkat  besok,  lusa,  dua  hari  kedepan dan  seterusnya.  Tapi  kadang  juga  kita  hanya  menemukan  untuk
3
Dan  Nimmo,  Komunikasi  Politik,  Komunikator,  Pesan  dan  Media,  Penyunting    Jalaluddin Rakhmat, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 1989, h. 253.
4
Wawancara Pribadi dengan Usman Kansong.
5
Ibid
besok di tulis saja. Ini pekerjaan rutin yang setiap hari kita lakukan, jadi tidak ada perubahan yang berarti.”
6
Kemudian mengenai penulis Usman melanjutkan, “Pertama  kita  harus  melihat  kompetensi.  Ada  teman-teman
yang  kita  lihat  lebih  ke  politik,  berarti  kalau  ada  isu-isu  politik, penulisnya dia. Walaupun, kita diminta untuk bisa menulis apapun,
tetapi  kadang-kadang  ada  hal-hal  yang  lebih  spesifik,  misalnya ekonomi,  olah  raga,  dan  sebagainya.  Ada  beberapa  orang  yang
lebih jago di situ, ya kita suruh
dia.”
7
Pada level ini, penulis sudah dibiasakan untuk menjalankan suatu pekerjaan  dengan  cara  atau  prosedur  yang  pasti  dan  tetap.  Ada  standar
berita  yang  telah  terbuat  berupa  konsep-konsep  teori  besar,  yang  dalam prakteknya,  pengangkatan  tema  untuk  penulisan  editorial,  tidak  pernah
terlepas dari teori-teori besar tersebut. Mengenai  mekanisme  penulisan,  tim  editorial  secara  rutin
melakukan  rapat  tertutup,  di  mana  pada  rapat  tersebut  ditentukan  tema, penulis, serta arah tulisan. Tidak ada satu tema pun yang diangkat tanpa
ada  kesepakatan  terlebih  dahulu.  Tim  editorial  selalu  melakukan  rapat bersama dalam merancang sebuah tulisan yang mampu mewakili redaksi
ataupun  suara  masyarakat.  Tentu  saja  tulisan  tersebut  haruslah mencerminkan ideologi dari surat kabar ini.
6
Ibid
7
Ibid
3. Organisasi