Rp500.000 ke bawah. Perbedaan skor Norma Subyektif yang paling besar di antara responlen berpendapatan per bulan Rp10.000.001-Rp20juta dengan Rp500.000 ke
bawah mean d�erene
=
31.2085- Bela rerata terhalap Norma Subyektif sangat si
n
iikan lengan nilai p value 0.000 0,05, artinya Norma Subyektif terhalap procluk berlabel halal mi instan Inlofood pala pendapatan per bulan responden sangat
berbela bermakna_ Rata-rata skor Niat membeli proluk berlabel halal mi instan lndofood mulai
lari kelompok responlen berpendapatan perbulan terbesar Rp10-D00.001-Rp20juta hingga kelompok responlen berpenlapatan per bulan paling kecil Rp500.000 ke
bawah, lengan mean defference = 2.8214. Beda rerata terhalap Niat membeli sangat si
n
iikan lengan nilai p value 0,05, artinya Niat membeli produk berlabel halal mi instan lndoood terhadap penlapata. per bulan responlen sangat berbeda bermakna.
Semakin tinggi tingkat penlapatan responden, semakin tinggi Nilai Sikap, Norma Subyektif dan Niat membeli responden.
Perilaku konsumen antara kelas sosial yang satu dengan yang lain akan sangat berbela karena kelas sosial menyangkut aspek-aspek Sikap yang berbela-beda.
Ukuran kriteria yang biasanya lipakai untuk menggolongkan anggota-anggota masyarakat ke dalam kelas-kelas tertentu adalah kekayaan, kekuasaan, kehormatan lan
ilmu pengetahuan. Dari berbagai kelas sosial lapat diamati alanya perbelaan yang menyolok lalam bertingkah laku, misalnya dalam membaca majalah, selera makan,
perhatian pada mode clan scbagainya Dharmmesta dan Hanloko, 1997. Karenanya semakin inggi tingkat pendapatan, semakin tinggi pula kelas sosial atau pos1s1
responden dalam masyarakat sehingga perhatian akan proluk berlabel halal juga semakin tinggi-
3.3. Distribusi Orientasi Keagamaan Respon_den
Dari 150 responden, 71 rcsponden 47.3 memiliki tingkat orientasi keagamaan agak kuat. Sebanyak 51 responden 34 kuat, 15 responden 10
sangat kuat, 10 responden 6.7 agak lemah, 2 responden 1.3 lemah dan hanya 1 responlen 0.7 yang orientasi keagamaannya sangat lemah-
180
Analisis Nilai Sikap, Norma Subyektif dan Niat Membei Berdasarkan Orientasi A
a
ma Responden menjelaskan bahwa rata-rata skor Nilai Sikap terhadap produk berlabel halal mi instan lndofood paling besar pada kelompok orientasi
keagamaan yang Sangat Taat, diikuti dengan Agak Kuat, Kuat, Lemah, Agak Lemah lan yang paling rendah adalah kelompok Sangat Lemah. Perbedaan skor Nilai Sikap
yang paing besar adalah antarn orientasi keagamaan yang Sangat Taat lengan Sangat Lemah mean d�erence
=
34.5947. Beda rerata terhadap Nilai Sikap sangat signiikan dengan nilai p value
.
00
1 ,05, artinya Sikap terhadap produk berlabel halal m1
instan Indoood terhadap orientasi keagamaan sangat berbeda bermakna. Rata-rata skor Norma Subyektif terhadap produk berlabel halal ml mstan
Indoood paling besar pada orientasi keagamaan Sangat Taat, diikuti dengan Agak Kuat, Kuat. Selanjutnya berbeda dengan Nilai Sikap, pada Norma Subyektif setelah
Kuat ikuti Agak Lemah, baru kemudian Lemah, dan yang paling rendah adalah Sangat Lemah. Perbedaan skor Norma Subyektif yang paling besar adalah antara
kelompok San
a
t Taat dengan Sangat Lemah man d�lerence
=
32.6721. Beda rerata terhadap Norma Subyektif sangat signifikan dengan nilai p value
. 00
,
05
, artinya Norma Subyektif pada produk berlabel halal mi instan lndoood terhadap orientasi
keagamaan sangat berbeda bermakna. Rata-rata skor Niat membeli produk berlabel halal mi instan lndoood paling
besar pada orientasi keagamaan Sangat Taat, diikuti Agak Kuat, Kuat, Agak Lemah, Lemah dan yang paling rendah adalah Sangat Lemah. Perbedaan skor Niat membeli di
antara kelompok Sangat Taat dengan Sangat Lemah mean deTerence = 5.3333. Beda rerata terhadap Niat membeli sangat signiikan dengan nilai p value 0.
000
.05, artinya Niat membeli produk berlabel halal mi instan lndoood terhadap orientasi
keagamaan sangat berbeda bermakna. Semakin tinggi tingkat orientasi keagamaan responden, semakin tinggi pula
Nilai Sikap, Norma Subyektif lan Niat membeli responden terhadap produk berlabel halal. Hal ini karena scmakin tinggi tingkat oricntasi keagamaan rcsponden, semakin
tinggi pula pengorbanan kepuasan diri dan kebebasan diri responden untuk memenuhi kewajiban agamanya.
181
Etko11on1i, Vol 6, No.2, Desembcr007. {71-188
Kebudayaan khusus alalah kebudayaan yang khusus ada lalam suatu golongan masyarakat lain maupun kebudayaan seluruh masyarakat. Bentuk dari
kebudayaan khusus bersiat kedaerahaan, keagamaan, kebangsaan, persaularaan, dl yang memberikan identifikasi pada orang-orang yang menjadi anggotanya.
Kebudayaan khusus berperan penting dalam pembentukan sikap konsumen lan merupakan petunjuk penting mengenai nilai-nilai yang akan lianut oleh seorang
konsumen Dharmmesta lan Hanloko, 1991. Alanya firman lewat surat lan ayat-ayat Al-Quran serta Hadist seperti yang
telah ikemukakan sebelumnya, masyarakat Islam menjadi sangat sensitif terhalap aturan makanan ini. \alaupun dalam Al-Quran selikit saja yang diharamkan; tapi
lengan kemajuan ilmu dan teknologi pangan masa kini, yang sedikit itu berkembang menjali banyak dan sukar lileteksi Girinlra, 2001.
3.4. Pembelian Merek Mie lnstan