Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Keputusan Masyarakat Kecamatan Perbaungan Dalam Pembelian
SKRIPSI
PENGARUH LABELISASI HALAL TERHADAP KEPUTUSAN MASYARAKAT KECAMATAN PERBAUNGAN DALAM PEMBELIAN PRODUK MAKANAN
DALAM KEMASAN
OLEH
ADI SYAHPUTRA 090501070
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
(2)
ABSTRAK
Kecamatan Perbaungan merupakan salah satu kecamatan yang berada di dalam wilayah Kabupaten Serdang Bedagai, Kecamatan Perbaungan memiliki penduduk yang bermayoritaskan beragama islam, sebanyak 104.979 orang atau sebesar 92,50% dari jumlah keseluruhan penduduk di kecamatan ini yaitu 113.490 orang. Penelitian ini hanya difokuskan kepada penduduk yang beragama islam, bertujuan unutuk melihat bagaimana persepsi masyarakat di kecamatan perbaungan terhadap produk makanan dalam kemasan. Tujuannya untuk mengamatai bagaimana pengaruh yang di berikan pemberian label halal terhadap makanan kemasan.
Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah masyarakat, khususnya yang Bergama islam di Kecamatan Perbaungan yang terdiri dari berbagai profesi yang mereka miliki. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang didapatkan dari kuisioner yang diberikan kepada responden, sampel sebanyak 60 responden dimana menggunakan Non probability sampling. Penelitian ini menggunakan analisis deskriftif, sebelum itu peneliti melakukan tabulasi data dengan menggunakan skala likert.
Hasilnya menunjukkan bahwa produk label halal telah dikenal oleh masyarakat Perbaungan. Dan hasil lainnya pelabelan logo halal dapat berdampak signifikan bagi keputusan pembelian masyarakat.
(3)
ABSTRACT
Perbaungan is one of sub-district in the regency of Serdang Bedagai. Major population of Perbaungan is Muslim. Which is 104.979 people or 92,50% from the whole number in the sub-district, it is 113.490 people. This research is limited to Muslim’s perception, the purpose of this research is to know how the perception of people in Perbaungan about the food in packaging. And to know how the label halal of that food effect.
In addition, the object of the research is the society, especially Muslim in Perbaungan who are consist of various professions. The data of this research is the primary data which is collected by the questionnaire which is given to the respondents. The sample is 60 respondents with Non probability sampling. The research is the descriptive analysis. That is researcher has to do the tabulation of data by using likert’s scale.
The result shows that Halal label product is well known for the people of Perbaungan. And the other result is labeling halal logo can be significant impact for the people’s buying decision.
(4)
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ………. i
ABSTACT ………. ii
DAFTAR ISI …...………... iii
DAFTAR GAMBAR ………. vi
DAFTAR TABEL ……….. vii
DAFTAR LAMPIRAN ………..……… viii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ……….……… 1
1.2 Perumusan Masalah ………. 9
1.3 Tujuan Penelitian ……….. 9
1.4 Manfaat Penelitian ……… 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis ……… 11
2.1.1 Pengertian Produk ……….. 11
2.1.2 Perilaku Konsumen ……… 12
2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian Konsumen ………. 14
2.1.4 Proses Keputusan Pembelian Konsumen ……….. 15
2.1.5 Pengertian makanan ………. 17
2.1.6 Labelisasi ……….... 18
(5)
2.1.8 Labelisasi Halal ……….. 21
2.2 Kerangka Konseptual ………... 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ………... 29
3.2 Ruang Lingkup Penelitian ………. 29
3.3 Populasi dan Sampel ………. 30
3.4 Jenis Dan Sumber Data ………. 31
3.5 Teknik Pengumpulan Data ………... 32
3.6 Uji Analisis Data ……… 33
3.6.1 Uji Validitas ……… 33
3.6.2 Uji Reabilitas ……….. 34
3.6.3 Analisis Deskriftif ………... 36
3.7 Definisi Operasional ……….. 36
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriftif ………. 37
4.1.1 Karakteristik Jenis Kelamin …………... 37
4.1.2 Karakteristik Pendidikan Terakhir …… 38
4.1.3 Karakteristik Pekerjaan ………. 39
4.1.4 Karakteristik Jumlah Penghasilan ……. 39
4.1.5 Karakteristik Berdasarkan Cara Mendapatkan Info Tentang Produk Berlabel Halal……… 40 4.2 Pembahasan
(6)
4.2.1 Validitas dan Reabilitas ……… 41 4.2.2 Analisis Deskriftif ……….. 44 4.2.2.1 Penilaian Terhadap Persepsi ……. 44 4.2.2.2 Penilaian Terhadap Minat Beli …. 46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ……….. 49
5.2 Saran ……….... 50
DAFTAR PUSTAKA ………... 51
(7)
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
2.1 Gambar Logo Halal MUI ………… 22 2.2 Gambar Kerangka Konseptual ….. 28
(8)
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
1.1 Makanan Kemasan Berlabel Halal MUI …. 2 1.2 Jumlah penduduk dan tenaga kerja di
Di Kec. Perbaungan ………. 5 1.3 Jumlah penduduk islam di kecamatan
Perbaungan ……… 6 1.4 Jenis Pekerjaan penduduk di Kecamatan
Perbaungan ……… 7 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan
Jenis Kelamin ………. 37 4.2 Karakteristik Berdasarkan Pendidikan
Terakhir ……….. 38 4.3 Karakteristik berdasarkan pekerjaan ……... 39 4.4 Karakteristik berdasarkan jumlah penghasilan 40 4.5 Karakteristik berdasakan cara mendapatkan
informasi tentang Produk berlabel halal ….. 41 4.6 Pengujian Validitas Variabel Persepsi ……… 42 4.7 Pengujian Reabilitas Variabel Persepsi …….. 43 4.8 Pengujian Validitas Variabel Minat Beli …… 43 4.9 Pengujian Reabilitas Variabel Minat Beli ….. 44 4.10 Persentase Jawaban Persepsi ……….. 44 4.11 Persentase Jawaban Minat Beli ……….. 46
(9)
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
1 Kuesioner Penelitian ………. 52
2 Uji Validitas ………... 55
3 Uji Reabilitas ………. 56
4 Tabulasi Data Responden ……….. 57
(10)
ABSTRACT
Perbaungan is one of sub-district in the regency of Serdang Bedagai. Major population of Perbaungan is Muslim. Which is 104.979 people or 92,50% from the whole number in the sub-district, it is 113.490 people. This research is limited to Muslim’s perception, the purpose of this research is to know how the perception of people in Perbaungan about the food in packaging. And to know how the label halal of that food effect.
In addition, the object of the research is the society, especially Muslim in Perbaungan who are consist of various professions. The data of this research is the primary data which is collected by the questionnaire which is given to the respondents. The sample is 60 respondents with Non probability sampling. The research is the descriptive analysis. That is researcher has to do the tabulation of data by using likert’s scale.
The result shows that Halal label product is well known for the people of Perbaungan. And the other result is labeling halal logo can be significant impact for the people’s buying decision.
(11)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sekarang ini jumlah Umat muslim sangat besar dan tersebar di seluruh dunia. Indonesia adalah negara yang memiliki jumlah Umat Islam yang terbesar dari pada negara-negara lain di dunia. Indonesia menjadi Negara yang penduduknya menganut agama islam terbesar di dunia, bahkan jauh di atas Negara – Negara arab seperti : Arab Saudi,Iran, Irak dll
Populasi yang demikian besar dari Umat Islam di Indonesia, menjadi pasar yang demikian potensial untuk dimasuki oleh para produsen makanan. Hal ini tentu akan menjadi fenomena yang patut diperhatikan oleh para pemasar di Indonesia dalam rangka meningkatkan penjualan produk mereka.
Dalam ajaran Islam seorang muslim tidak diperkenankan memakan sesuatu kecuali yang halal. Bukan cuma halal, tetapi juga thayyib (baik). Para ulama menafsirkan thayyib sebagai bergizi sesuai standar ilmu kesehatan. Allah berfirman:“Hai manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaithan, karena sesungguhnya syaithan adalah musuh yang nyata bagimu.” (surat al baqarah ayat:168).
(12)
Khusus di Indonesia, Pemerintah melalui lembaga yang secara khusus bertugas untuk mengaudit produk-produk yang dikonsumsi oleh Umat Islam di Indonesia. Lembaga ini adalah Lembaga Pengawasan dan Peredaran Obat dan Makanan – Majelis Ulama Indonesia (LPPOM-MUI). Lembaga ini mengawasi produk yang beredar di masyarakat dengan cara memberikan sertifikat halal sehingga produk yang telah memiliki sertifikat halal tersebut dapat memberi label halal pada produknya. Artinya produk tersebut secara proses dan kandungannya telah lulus diperiksa dan terbebas dari unsur-unsur yang dilarang oleh ajaran agama Islam, atau produk tersebut telah menjadi kategori produk halal dan tidak mengandung unsur haram dan dapat dikonsumsi secara aman oleh Umat Islam. Tabel 1.2 menunjukkan produk-produk makanan dalam kemasan yang telah diberi label halal oleh LPPOM-MUI:
Tabel 1.1
Makanan Kemasan Berlabel Halal MUI
NO MEREK
1 ABC Mie Remes Pelangi rasa Burger,Spaghetti, Pop Corn, Krim Bawang Amerika
2 Anak Mas, Krip-Krip, You & Mie
3 Calbee Megumi snack Udang Rasa Lada Hitam, Rumput Laut, Original, Sweet Potato Pellet
4 Cheese snack, Serena, Snack Chocolate, Crackers, Orange 5 Chippy Snek, Guritoz Snek Jagung
6 Chitato, Cheetos, Teny Net, Jetz Sweet, Salty, Sauce, Chiki Potato, Tradia Crackers
(13)
7 Mie Snack
8 Mie Snack Kremezz Rasa Ayam Panggang & Jagung Bakar 9 Monde Pola Snack
10 Nissin Golden Horn Keju
11 Oishi Pinottsu, Potatos, Pillows Crackers, Cheese Barrel 12 Peppitas Snek Rasa Keju Pedas, Rasa Dendeng Pedas 13 Piattos Snek Kentang Rasa BBQ, Keju, Sapi Panggang
14 Royco Soupy Snax Corn a'Licious, Crazy O'Loda, Lemony Shrimp,Soto Delight, Spicy Beef, yummy Mushroom
15 Sea Crunch Snek
16 Snek Kentang rasa Keju, BBQ, Kentang Asli 17 Spuds Salt & Pepper (Potato Chips)
18 Cho-Cho Wafer Stick Cokelat, Radja & Ratu, Cho-Cho Ole Znez rasa (Ayam, Chilli BBQ, Jagung Bakar, Keju)
19 Choco Bis, Bella Chocolate, Cho Cho Wafer Stick Peanut, Choc Cho Black & white (Balls), Choc Meises
20 Choco Wafer, Eterna, rocky, Cho-cho, Bella Wafer, Bella Meses 21 Corn Cripspy, Rice Crispy, Brown Rice Crispy
22 Hola Hole, Mailit
23 Krupuk Noodle, Tenny Net Rasa Ayam, Cheetos Corn, Chiki Stick, Yoyo, Lays, Chiki Balls
Sumber:
Para produsen makanan berlomba untuk melakukan inovasi baru melalui kemasan yang baru dan unik atau pun melalui rasa dari makanan tersebut. Yaitu menggunakan ayam dan sapi akan sangat riskan terhadap risiko ketidak halalan produk, terkait dengan proses penyembelihan hewan tersebut serta zat-zat lain yang dapat menyebabkan produknya menjadi tidak halal.
Penduduk Kecamatan Perbaungan yang terletak di Kabupaten Serdang Bedagai mayoritas penduduknya beragama Islam dapat menjadi perwakilan dari komunitas Muslim yang menjadi konsumen produk tersebut. Agar dapat
(14)
memperoleh informasi yang lebih jelas serta disertai bukti ilmiah mengenai bagaimana pengaruh label halal terhadap keputusan pembelian konsumen terhadap suatu produk tertentu, perlu dilakukan suatu penelitian ilmiah. Untuk itu akan dilakukan penelitian dengan menjadikan penduduk di Kecamatan Perbaungan sebagai studied population,
1.1.1 Sejarah Singkat Kecamatan Perbaungan
Pemerintah Kecamatan Perbaungan mempunyai sejarah tersendiri seiring dengan perkembangan Negara Republik Indonesia. Perbaungan sebagai suatu Wilayah Pemerintahan sejak masa pemerintahan melalui masa-masa perkembangan Pemerintah sejak masa-masa Pemerintahan Belanda, Pemerintahan Jepang, di masa Pemerintahan Indonesia itu sendiri (masa setelah kemerdekaan).Untuk penjelasan lebih lanjut dapat dibedakan atas 5 (lima) tahap perkembangan sebagai berikut:
1. Masa kerajaan Negeri Serdang (sejak zaman Belanda hingga tahun 1942) 2. Masa Pemerintahan Jepang (tahun 1942 s/d tahun 1945)
3. Masa Pemerintahan Negara Republik Indonesia (tahun 1945 s/d 27 Juli 1947)
4. Masa Pemerintahan Negara Sumatera Timur (NST) yaitu (tgl 28 Juli 1947 s/d 31
Desember 1949)
5. Masa Pemerintahan Negara Kesatuan RI ( tgl 1 Januari 1950 s/d sekarang) (Sumber : Koordinator Statistik Kecamatan Perbaungan)
(15)
1.1.2. Letak Geografis
Kecamatan Perbaungan Terletak :Di Kabupaten Serdang Bedagai Propinsi Sumatera Utara
Luas Wilayah : 111,620 km2
Terdiri dari : 24 Desa dan 4 Kelurahan Letak dari permukaan Laut : + 0 - 65 meter
Batas Wilayah :
Sebelah Utara : Kecamatan Pantai Cermin
Sebelah Selatan : Kecamatan Pegajahan
Sebelah Timur : Kecamatan Teluk Mengkudu
Sebelah Barat : Kecamatan Pagar Merbau Kab. Deli Serdang (Sumber : Koordinator Statistik Kecamatan Perbaungan)
1.1.3. Jumlah Penduduk Dan Tenaga Kerja
Pada tabel 1.2 akan menunjukkan luas wilayah, jumlah penduduk, serta tingkat kepdatan penduduk di Kecamatan Perbaungan.
No Desa/kecamatan Luas wilayah (km2)
Jumlah penduduk
(jiwa)
Kepadatan penduduk (jiwa/km2)
1 Adolina 16,740 1.109 66,25
2 Melati II 11,800 13.270 1.124,58
3 Tanjung Buluh 7,390 414 56,02
(16)
5 Sei Sijenggi 2,710 4.835 1.784,13
6 Deli Muda Hulu 3,770 950 251,99
7 Melati 1 1,170 1.494 1.276,92
8 Citaman Jernih 1,620 7.380 4.555,56
9 Batang Terap 1,970 4.749 2.410,66
10 Simpang Tiga Pekan 1,780 12.738 7.156,18
11 Kota Galuh 3,000 3.324 1.108,00
12 Tualang 5,040 7.830 1.553,57
13 Bengkel 1,370 4.343 3.170,07
14 Deli Muda Hilir 4,630 1.033 223,11
15 Tanah Merah 3,390 2.958 872,57
16 Lubuk Bayas 4,810 3.180 661,12
17 Sungai Naga Lawan 5,580 2.739 490,86
18 Lubuk Rotan 3,640 2.291 629,40
19 Kesatuan 3,320 2.193 660,54
20 Lidah Tanah 4,600 3.715 807,61
21 Pematang Tatal 1,890 1.754 928,04
22 Lubuk Dendang 1,760 1.426 810,23
23 Suka Beras 3,260 2.739 840,18
24 Cinta Air 3,520 1.367 388,35
25 Pematang Sijonam 4,710 4.031 855,84
26 Lubuk Cemara 2,500 1.242 496,80
27 Jambur Pulau 2,470 3.893 1.576,11
28 Suka Jadi 1,950 3.706 1.900,51
Jumlah 111,620 104.014 931,86
Sumber : Kantor Camat Perbaungan (Penduduk Keadaan Akhir Desember 2010)
Sedangkan dalam tabel 1.3 akan menunjukkan jumlah penduduk yang beragama islam di Kecamatan Perbaungan.
No Desa/kelurahan Jumlah penduduk
muslim
1 Adolina 993
2 Melati II 13.129
3 Tanjung Buluh 411
4 Sei Buluh 2.879
5 Sei Sijenggi 4.801
6 Deli Muda Hulu 857
(17)
8 Citaman Jernih 6.629
9 Batang Terap 3.865
10 Simpang Tiga Pekan 9.065
11 Kota Galuh 2.542
12 Tualang 7.806
13 Bengkel 4.275
14 Deli Muda Hilir 979 15 15 Tanah Merah 2.948
16 Lubuk Bayas 3.151
17 Sei Naga Lawan 2.446
18 Lubuk Rotan 2.232
19 Kesatuan 2.186
20 Lidah Tanah 3.710
21 Pematang Tatal 1.754 22 Lubuk Dendang 1.426
23 Suka Beras 2.728
24 Cinta Air 1.337
25 Pematang Sijonam 3.772
26 Lubuk Cemara 1.242
27 Jambur Pulau 3.619
28 Suka Jadi 3.706
Jumlah 95.885
Sumber : Kantor Camat Perbaungan, Tahun 2010
Selain itu dalam tabe 1.4 akan menunjukkan jumlah penduduk di Kecamatan Perbaungan berdasarkan pekerjaannya, sebagai berikut :
No Desa/kelurahan PNS P/A K W J T N B DLL
1 Adolina 14 0 178 121 2 4 0 64 356
2 Melati II 71 9 797 937 647 1.598 0 2.059 2.085
3 Tanjung Buluh 5 0 83 87 6 4 0 48 5
4 Sei Buluh 30 6 495 586 378 85 10 225 645 5 Sei Sijenggi 20 4 464 850 126 64 0 468 617
6 Deli Muda Hulu 1 0 115 3 0 2 0 18 177
7 Melati 1 5 2 46 206 48 32 0 141 222
8 Citaman Jernih 178 13 217 1.223 46 46 0 165 2.890 9 Batang Terap 36 2 531 307 66 75 0 94 441 10 Simpang III Pkn 216 5 1.527 1.715 1.289 12 0 1.510 987 11 Kota Galuh 56 23 386 1.123 57 107 0 102 195
(18)
12 Tualang 43 22 187 322 24 848 0 798 5.664
13 Bengkel 72 9 97 239 47 164 0 51 757
14 Deli Muda Hilir 3 4 199 36 2 15 0 217 95
15 Tanah Merah 8 0 60 111 0 450 1 59 524
16 Lubuk Bayas 5 0 168 137 11 224 18 61 169 17 Sei Naga Lawan 6 0 152 149 48 320 136 176 574 18 Lubuk Rotan 4 3 25 305 12 598 7 602 726 19 Kesatuan 11 1 132 271 38 511 29 327 871 20 Lidah Tanah 21 3 95 178 52 1.073 5 525 547 21 Pematang Tatal 10 1 64 136 31 284 2 187 96
22 Lubuk Dendang 6 0 20 17 8 74 0 144 104
23 Suka Beras 3 1 22 38 24 98 0 132 165
24 Cinta Air 2 1 17 105 115 382 0 51 545
25 P. Sijonam 33 5 67 2.001 81 331 0 220 47 26 Lubuk Cemara 5 1 35 106 29 325 0 98 43 27 Jambur Pulau 23 7 57 247 87 187 6 438 1.455 28 Suka jadi 20 4 83 343 153 529 0 339 492
Jumlah 907 126 6.319 11.899 3.427 8.442 214 9.319 21.474
*keterangan : PNS = Pegawai negeri sipil, P/A = polisi/ABRI, K = Karyawan, W = wiraswasta, J = Jasa, T = Tani, N = Nelayan, B = Buruh, Dll = Dan lain-lain.
Sumber : kantor kecamatan perbaungan, Tahun 2010
Sebagian besar penduduk muslim di kecamatan perbaungan biasanya belanja atau mengkonsumsi makanan dalam kemasan, hal ini dikarenakan banyaknya toko-toko yang menjual jenis makanan tersebut. Dari data yang diperoleh sementara, beberapa penduduk yakin makanan tersebut halal tanpa melihat kemasan, karena bahan makanan tersebut terbuat dari kentang, ubi, dll yang terkesan jauh dari bahan-bahan yang mengandung zat yang haram, namun ada juga penduduk yang berbeda pendapat, mereka dengan tegas memilih makanan yang akan mereka konsumsi haruslah memilki label halal, walaupun bahan tersebut terbuat dari bahan-bahan seperti kentang, ubi, dll,
(19)
menurut mereka halal atau haramnya suatu makanan bukan dari bahannya saja, tapi banyak aspek lagi seperti kebersihan, dll, mereka berpendapat bahwa sangatlah penting logo halal itu terdapat dalam kemasan makanan tersebut, dengan adanya perbedaan pendapat akan halal atau haramnya suatu makanan membuat penulis tertarik melakukan sebuah penelitian dengan judul “Pengaruh Labelisasi Halal terhadap keputusan masyarakat kecamatan perbaungan dalam pembelian produk makanan dalam kemasan.”
1.2. Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah penelitian adalah sebagai berikut:
1. Apakah labelisasi halal berpengaruh terhadap keputusan pembelian makanan dalam kemasan pada masyarakat di Kecamatan Perbaungan?
2. Bagaimana tanggapan Umat Islam yaitu masyarakat di Kecamatan Perbaungan mengenai labelisasi halal pada produk makanan dalam kemasan yang beredar di pasar?
1.3. Tujuan Penelitian dan Manfaat penelitian
Tujuan Penelitian
a. Mengetahui pengaruh labelisasi halal terhadap keputusan pembelian produk makanan dalam kemasan pada masyarakat di Kecamatan Perbaungan
(20)
b. Mengetahui peranan MUI dalam melakukan labelisasi halal terhadap produk makanan kemasan dalam benak masyarakat di Kecamatan Perbaungan.
c. Mengetahui tingkat kepedulian masyarakat di Kecamatan Perbaungan terhadap kehalalan makanan yang di konsumsi.
Manfaat Penelitian
1. Untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap pentingnya labelisasi halal terhadap makanan dalam kemasan, khususnya di Kecamatan Perbaungan. 2. Sebagai penambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi penulis dalam disipli
ilmu yang penulis tekuni dan pembaca lainnya.
3. Sebagai tambahan informasi bagi pneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian yang sama di masa yang akan datang.
(21)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uraian Teoritis
2.1.1. Pengertian Produk
Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan. Produk yang ditawarkan bisa meliputi barang fisik ( tangible ) atau meliputi barang jasa ( intangible ) yang dapat memuaskan konsumennya (Tjiptono, 2006:95).
Secara konseptual, produk adalah pemahaman subjektif dari produsen atas sesuatu yang ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan keinginan konsumen sesuai dengan kompetensi dan kapabilitas organisasi serta daya beli pasar. Selain itu, produk dapat pula didefinisikan sebagai persepsi konsumen yang dijabarkan oleh produsen melalui hasil produksinya. Secara lebih rinci, konsep produk total meliputi barang, kemasan, label, pelayananan dan jaminan. (Tjiptono, 2006:96).
(22)
2.1.2. Perilaku Konsumen
Dalam perspektif ekonomi Islam. perilaku konsumsi seorang muslim didasarkan pada beberapa asumsi sebagaimana dikemukakan oleh Monzer Kahf, yaitu :
1. Islam merupakan suatu agama yang diterapkan di tengah masyarakat.
2. Zakat hukumnya wajib.
3. Tidak ada riba dalam masyarakat.
4. Prinsip mudharabah diterapkan dalam aktivitas bisnis.
5. Konsumen berperilaku rasional yaitu berusaha mengoptimalkan kepuasan. (sarwono, 2009)
Dalam perilaku konsumsi, seorang Muslim harus memperhatikan prinsip moral konsumsi, yaitu :
1. Keadilan
2. Kebersihan
3. Kesederhanaan
4. Kemurahan hati
(23)
Selain itu Islam juga mengajarkan umatnya agar berperilaku konsumsi secara sederhana (moderation). Dalam perspektif ekonomi dapat diartikan bahwa dalam berkonsumsi harus senantiasa memperhatikan kemampuan daya beli agar tidak mengalami defisit anggaran. Perilaku konsumstif akan mendorong munculnya budaya materialistik, hedonistik dan pragmatik yang menyebabkan masyarakat tidak lagi memperhitungkan kondisi lingkungan dan daya dukung sumber daya alam bagi kepentingan generasi berikutnya. (sarwono, 2009)
Perilaku konsumsi dalam Islam juga mengajarkan kita bersikap murah hati dengan mempertimbangkan kondisi lingkungannya. Munculnya kesenangan di tengah masyarakat terhadap pemenuhan kebutuhan hidup akan menimbulkan kecemburuan yang dapat menjadi sumber konflik. Di samping sikap kesederhanaan juga perlu dikembangkan sikap melihat dan memperhatikan kondisi kehidupan masyarakat di sekitarnya. Nabi menekankan dalam suatu hadist bahwa tidak dikatakan seseorang itu beriman manakala ada tetangganya kelaparan sementara dia dalam keadaan kekenyangan. (sarwono, 2009)
Berbeda dengan konvensional, perilaku konsumen dijelaskan seperti berikut, Setiap individu memiliki perilaku yang berbeda dalam memenuhi kebutuhan mereka.untuk melakukannya mereka dapat menempuh berbagai usaha, sebagaimana di jelaskan Schiffman dan Kanuk (1997:6) :”The behavior
(24)
that consumers display in searching for purchasing, using, evaluating, and disposing of products, services, and ideas which they expect to satisfy their needs”(“Perilaku yang ditunjukkan oleh konsumen dalam pencariannya untuk membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan membuang produk, jasa dan ide yang mereka kira dapat memenuhi kebutuhan mereka”).
Pendapat lain. perilaku konsumen adalah interaksi dinamis antara afeksi dan kognisi, perilaku, dan lingkungannya dimana manusia melakukan pertukaran dalam hidup mereka.(Setiadi, 2003:3)
Dengan kata lain, perilaku konsumen itu meliputi, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan membuang produk, jasa dan ide dalam rangka memenuhi kebutuhan mereka, Karenanya pemasar harus mempelajari keinginan, persepsi, preferensi serta perilaku belanja dan pembelian pelanggan sasaran mereka.
2.1.3. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian Konsumen
Ada 3 faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam membeli suatu produk. Faktor-faktor tersebut adalah :
(25)
Konsumen hidup dalam lingkungan yang kompleks dimana keputusan mereka dipengaruhi oleh 1. Budaya, 2. Kelas Sosial, 3. Pengaruh Pribadi, 4. Keluarga, dan 5. Situasi.
b. Perbedaan dan Pengaruh Individual.
Konsumen juga dipengaruhi faktor internal yang menggerak dan mempengaruhi perilaku mereka. Faktor internal ini sangat mungkin berbeda antar individu sehingga akan mengahsilakan keputusan dan perilaku yang berbeda pula. Faktor-faktor tersebut adalah 1. Sumber daya konsumen, 2. motivasi dan Keterlibatan, 3. Pengetahuan, 4. Sikap, dan, 5. Kepribadian, gaya hidup, dan demografi.
c. Proses Psikologis.
Proses psikologis dari konsumen akan membawa mereka pada proses berikut yaitu pengolahan Informasi, pembelajaran dan, perubahan Sikap/Perilaku, yang kesemuanya akan memberikan dampak pada penentuan keputusan mereka. (Engel, Kotler 2008: 159)
2.1.4. Proses Keputusan Pembelian Konsumen
Menurut Kotler (2008:179) untuk sampai kepada keputusan pembelian konusumen akan melewati 5 tahap yaitu :
(26)
a. Problem Recognition
Merupakan tahap dimana pembeli mengenali masalah atau kebutuhannya. Pembeli mersakan perbedaan antara keadaan aktualnyadengan keadaan yang diinginkannya. Kebutuhan tersebut dapat dipicu oleh rangsangan internal seperti lapar dan haus yang bila mencapai titik tertentu akan menjadi sebuah dorongan dan rangsangan ekternal. Misalnya ketika melewati toko kue yang merangsang rasa laparnya.
b. Information Search
Setelah tergerak oleh stimuli konsumen berusaha mencari informasi lebih banyak tentang hal yang dikenalinya sebagai kebutuhannya. Konsumen memperoleh info dari sumber pribadi (keluagra, teman, tetangga, dan kenalan), komersial (iklan, tenaga penjual, perantara, kemasan), publik (media massa, organisasi pembuat peringkat), dan sumber pengalaman (pengkajian, pemakaian produk)
c. Alternative Evaluation
Merupakan tahapan dimana konsumen memperoleh informasi tentang suatu objek dan membuat penilaian akhir. Pada tahap ini konsumen menyemmpitkan pilihan hingga alternatif yang dipilih berdasarkan besarnya kesesuaian antara manfaat yang dingiinkan dengan yang bisa diberiakn oleh pilihan produk yang tersedia.
(27)
d. Purchase Decision.
Merupakan tahapan dimana konsumen telah memiliki pilihan dan siap melakukan transaksi pembelian atau pertukaran antara uanga atau janji untuk mebayar dengan hak kepemilikan atau penggunaan suatu benda.
e. Post-purchase Behavior
Merupakan tahapan dimana konsumen akan mengalami dua kemungkinan yaitu kepuasan dan ketidak-puasan terhadap pilihan yang diambilnya.
2.1.5. Pengertian makanan
Makanan adalah bahan, biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan, dimakan oleh makhluk hidup untuk memberikan tenaga dan nutrisi. (Wikipedia bahasa Indonesia).
Pada dasarnya seluruh makanan yang ada di muka bumi, baik di daratan maupun di lautan, berasal dari tumbuh-tumbuhan maupun hewan adalah halal dan diperuntukkan untuk manusia. (surat Al-Jatsiyah, 45:13,).
Makanan merupakan kebutuhan pokok manusia yang diperlukan setiap saat dan memerlukan pengelolaan yang baik dan benar agar bermanfaat bagi tubuh. Adapun pengertian makanan yaitu semua substansi yang diperlukan tubuh, kecuali air dan obatobatan dan semua substansi-substansi yang dipergunakan untuk pengobatan (Depkes RI, 1989).
(28)
Selain itu makanan juga dapat di artikan menjadi segala bahan yang kita makan atau masuk ke dalam tubuh yang membentuk atau mengganti jaringan tubuh, memberikan tenaga, atau mengatur semua proses dalam t
Berdasarkan kesimpulan di atas dapat disimpulkan bahwa, makanan dalam kemasan adalah makanan yang dibungkus dengan rapi, bersih dan mempunyai masa kadaluarsa untuk dijual dalam jangka waktu yang bisa diperkirakan.
2.1.6. Labelisasi
Menurut Stanton dan William (2004:282) label adalah bagian sebuah produk yang membawa informasi verbal tentang produk atau tentang penjualnya. Sebuah label bisa merupakan bagian dari kemasan atau pula etiket (tanda pengenal) yang dicantumkan pada produk, Label dibagi dalam tiga klasifikasi yaitu :
a. Brand Label, yaitu merek yang diberikan pada produk atau dicantumkan pada kemasan
b. Descriptive Label, yaitu label yang memberikan informasi objektif mengenai penggunaan, konstruksi/pembuatan, perhatian/perawatan, dan kinerja produk, serta karakteristik-karakteristik lainnya yang berhubungan dengan produk.
(29)
c. Grade Label, yaitu label yang mengidentifikasikan penilaian kualitas produk (product’s judged quality) dengan suatu huruf, angka, atau kata. Misal buah-buahan dalam kaleng diberi label kualitas A,B dan C. (Stanton dan J William, 2004:282)
selain itu ada yang berpendapat bahwa label memiliki 3 fungsi utama yaitu:
a. Mengidentifikasikan produk atau merek
b. Menentukan kelas produk
c. Menjelaskan produk yaitu siapa pembuatnya, kapan, dimana, apa isinya. (Kotler, 2008:276)
2.1.7. Pengertian Halal
pengertian halal adalah “segala sesuatu yang diijinkan (dalam Hukum) sesuatu yang didapat dari jalan baik-baik (tak) melanggar syara”. (Ali & Deli, 1997:252)
Rasulullah SAW bersabda bahwasanya tidaklah diterima ibadahnya seseorang yang memakan barang yang haram. Beliaupun menambahkan: "Banyak orang berusaha sekuat tenaga untuk beribadah kepada Allah lalu mengangkat kedua tangannya seraya memohon," Ya Allah! Ya Allah! kumohon pada-Mu, terimalah ibadahku. "Tetapi jika makanannya haram,
(30)
minumannya juga haram, pakaiannya pun haram, bagaimana mungkin do'a mereka itu akan dikabulkan?" (Hadis Riwayat Muslim dan Tirmidzi)
selain itu ada yang berpendapat, Halal merupakan lawan dari kata haram, yaitu “sesuatu yang dituntut oleh agama untuk ditinggalkan dengan tuntutan yang pasti, baik dalilnya qath’i maupun dalil dzanni” (Masjfuk Zuhdi, 1990: 11).
Pengertian Halal menurut Departemen Agama yang dimuat dalam KEPMENAG RI No 518 Tahun 2001 tentang Pemeriksaan dan Penetapan Pangan Halal adalah: “…tidak mengandung unsur atau bahan haram atau dilarang untuk dikonsumsi umat Islam, dan pengolahannya tidak bertentangan dengan syariat Islam.”
Syarat – syarat halal yaitu :
a. Tidak mengandung babi atau produk-produk yang berasal dari babi serta tidak menggunakan alkohol dan produk-produk tidak halal lainnya sebagai ingridient yang sengaja ditambahkan.
b. Daging yang digunakan berasal dari hewan halal yang disembelih menurut tata cara syariat Islam.
(31)
d. Semua tempat penyimpanan, tempat penjualan, pengolahan, tempat pengelolaan dan tempat transportasi tidak digunakan untuk babi atau barang tidak halal lainnya, tempat tersebut harus terlebih dahulu dibersihkan dengan tata cara yang diatur menurut syariat Islam
Dari pengertian yang diberikan oleh halal di atas maka pada dasarnya halal merupakan segalala sesuatu yang terbebas dari unsur haram, apakah dari bahan baku nya, cara pemotongannya, cara pemasakannya bahkan tempat pengelolahannya yang terbebas dari unsur – unsur haram serta di perbolehkan di pergunakan sesuai dengan hokum syara’.
2.1.8. Labelisasi Halal
labelisasi halal adalah pencantuman tulisan atau pernyataan halal pada kemasan produk untuk menunjukkan bahwa produk yang dimaksud berstatus sebagai produk halal.
Di Indonesia lembaga yang diberi wewenang oleh Pemerintah dalam proses sertifikasi halal adalah Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang secara teknis ditangani oleh Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan, dan Kosmetika (LPPOM). Label halal yang ada pada kemasan produk yang beredar di Indonesia adalah sebuah logo yang tersusun dari huruf-huruf Arab yang membentuk kata halal dalam sebuah lingkaran.
(32)
Gambar 2.1
Logo halal MUI Peraturan
Sumbe
Dalam pelaksanaannya di Indonesia, kegiatan labelisasi halal telah diterapkan lebih dahulu sebelum sertifikasi halal. Di Indonesia peraturan yang bersifat teknis yang mengatur masalah pelabelan halal antara lain keputusan bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Agama RI No. 427/Men.Kes/SKBMII/1985 (No.68 Tahun 1985) Tentang Pencantuman Tulisan Halal Pada Label Makanan. Pada peraturan ini disebutkan sebagai berikut.
Pasal 2: "Produsen yang mencantumkan tulisan "halal" pada label/penandaan makanan produknya bertanggung jawab terhadap halalnya makanan tersebut bagi pemeluk agama Islam.
(33)
Pasal 3: "Produsen sebagaimana dimaksud pada pasal 2 keputusan bersama ini berkewajiban menyampaikan laporan kepada departemen kesehatan RI dengan mencantumkan keterangan tentang proses pengolahan dan komposisi bahan yang digunakan"
Pasal 4 (ayat 1) "Pengawasan preventif terhadap pelaksanaan ketentuan pasal 2 keputusan bersama ini dilakukan oleh Tim Penilaian Pendaftaran Makanan pada Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Pengawasan Obat Dan Makanan".
Berdasarkan peraturan tersebut izin pencantuman label didasarkan atas hasil laporan sepihak perusahaan kepada departemen kesehatan RI tentang proses pengolahan dan komposisi bahan, belum didasarkan atas sertifikasi halal. Adapun kegiatan sertifikasi halal di Indonesia baru dilakukan semenjak didirikan Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM-MUI) tahun l989.
Sedangkan ketentuan teknis tentang pelaksanaan labelisasi yang didasarkan atas hasil sertifikasi halal baru dikeluarkan tahun 1996 yaitu Keputusan Menteri Kesehatan RI No.: 82/Menkes/SK/I/1996 Tentang Pencantuman Tulisan "Halal" Pada Label Makanan yang direvisi dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI No.924/Menkes/ SK/VIII/1996 tentang Perubahan atas Kepmenkes RI No. 82 Menkes/Sk/I/1996 tersebut.
(34)
Pada Kepmenkes RI No. 82 Menkes/Sk/I/1996 yang telah direvisi ini disebutkan: Pasal 8: "Produsen dan importir yang akan mengajukan permohonan pencantuman tulisan "halal" wajib siap diperiksa oleh petugas tim gabungan dari Majelis Ulama Indonesia dan Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal".
Pasal 10: " (1) Hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pasal 8 dari hasil pengujian laboratorium sebagaimana dimaksud pasal 9 dilakukan evaluasi oleh tim ahli Majelis Ulama Indonesia. (2) Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud ayat (1) disampaikan kepada Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia untuk memperoleh fatwa. (3) Fatwa Majelis Ulama Indonesia sebagaimana dimaksud ayat (2) berupa pemberian sertifikat halal bagi yang memenuhi syarat atau berupa penolakan".
Pasal 11: "Persetujuan pencantuman tulisan "halal" diberikan berdasarkan fatwa dari Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia".
Pasal 12: "(1) berdasarkan Fatwa dari Majelis Ulama Indonesia. Direktur Jenderal memberikan: (a) persetujuan bagi yang memperoleh sertifikat "Halal", (b) penolakan bagi yang tidak memperoleh sertifikat "halal". (2) penolakan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b diberikan secara tertulis kepada pemohon disertai alasan penolakan".
(35)
Pasal 17: "Makanan yang telah mendapat persetujuan pencantuman tulisan "Halal" sebelum ditetapkannya keputusan ini, harus menyesuaikan dengan ketentuan dalam keputusan selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sejak tanggal ditetapkannya keputusan ini".
Berdasarkan ketentuan di atas maka izin pencantuman label halal dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Depkes RI (sekarang menjadi Badan Pengawas Obat dan Makanan/Badan POM) berdasarkan sertifikat halal yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonsia (MUI). Kegiatan sertifikasi halal secara operasional ditangani oleh LPPOM-MUI.
Peraturan yang lebih tinggi yang menaungi atas ketentuan sertifikasi dan labelisasi halal antara lain UU RI Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan dan UU No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Pada pasal 34 (1) UU No. 7/1996 tentang Pangan disebutkan: "Setiap orang yang menyatakan dalam label atau iklan bahwa pangan yang diperdagangkan adalah sesuai dengan persyaratan agama atau kepercayaan tertentu bertanggung jawab atas kebenaran pernyataan berdasarkan persyaratan agama atau kepercayaan tersebut".
Pada Penjelasan UU No. 7/1996 Pasal 34 (1) disebutkan: "Dalam ketentuan ini, benar tidaknya suatu pernyataan halal dalam label atau iklan
(36)
tentang pangan tidak hanya dapat dibuktikan dari segi bahan baku pangan, bahan tambahan pangan, atau bahan bantu lain yang dipergunakan dalam memproduksi pangan, tetapi mencakup pula proses pembuatannya ".
Selanjutnya dalam UU No.8/1999 tentang Perlindungan Konsumen pasal 8 (h) disebutkan: "Pelaku usaha dilarang memproduksi dan/atau memperdagangkan barang dan/atau jasa yang tidak mengikuti ketentuan berproduksi secara halal, sebagaimana pernyataan "halal" yang dicantumkan dalam label.
Dan dalam Pasal 62 (1) disebutkan: Bahwa pelaku usaha yang melanggar ketentuan akan dikenakan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau pidana denda paling banyak Rp. 2.000.000.000,00- (dua milyar rupiah).
Perusahaan yang akan melakukan pelabelan halal secara legal harus melakukan sertifikasi halal. Hal ini untuk menghindari adanya pernyataan halal yang tidak valid. Suatu perusahaan yang membuat pernyataan halal secara tidak valid dapat dikenakan sanksi sesuai dengan pasal 62 ayat 1 UU No. 8 tahun 1999 karena termasuk sebagai pelanggaran terhadap pasal 8 (h) dari UU tersebut.
Dari penjelasan di atas tentang proses labelisasi halal tersebut dapat di tarik kesimpulan, yaitu Label Halal merupakan suatu apresiasi yang diberikan
(37)
kepada produk – produk yang telah memenuhi kriteria halal menurut ajaran agama Islam, perusahaan yang telah mencantumkan label halal di kemasan produk mereka berarti telah melakukan dan melewati proses penlabelisasian halal yang dilakukan oleh Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM-MUI).
Majelis Ulama Indonesia ( MUI ) itu sendiri adalah wadah atau majelis yang menghimpun para ulama,zuama dan cendekiawan muslim Indonesia untuk menyatukan gerak dan langkah-langkah umat Islam Indonesia dalam mewujudkan cita-cita bersama. Majelis Ulama Indonesia berdiri pada tanggal, 7 Rajab 1395 H, bertepatan dengan tanggal 26 Juli 1975 di Jakarta, yang salah satu tugasnya yaitu pemberi fatwa ( mufti ) / memberikan label halal terhadap setiap produk yang di produksi di Indonesia maupun barang impor dari luar negeri.
2.2. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual dan kerangka berpikir merupakan gambaran tetang hubungan antara variabel yang diteliti, yang tersusun dari teori yang telah dideskripsikan (Sugiyono, 2008:49).
Kebudayaan adalah faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang yang paling mendasar. Simbol-simbol kebudayaan dapat berupa sesuatu yang tidak kasat mata (seperti : sikap, kepercayaan, nilai-nilai, bahasa, dan agama)
(38)
atau sesuatu yang kasat mata (peralatan, perumahan, produk, hasil seni). (Setiadi, 2003:338)
Dengan adanya label halal di setiap produk makan dalam kemasan yang beredar di pasaran akan memberikan kenyamanan para konsumen dalam memilih produk yang akan mereka beli tanpa ada rasa was – was apakah barang tersebut layak atau tidak di makan, Khususnya konsumen dari kalangan umat muslim.
Dari uraian di atas, maka dapat di buat kerangka konseptual ataupun kerangka berpikir sebagai berikut :
Gambar 2.2
Kerangka Konseptual Penelitian
Sumber : Setiadi (2003) diolah
Gambar 2.2
Kerangka Konseptual Penelitian LABELISASI HALAL
(X)
KEPUTUSAN PEMBELIAN (Y)
(39)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriftif karena dalam pelaksanaannya akan menganalisis dan menginterpretasi tentang arti dari data yang diperoleh. Penelitian ini di susun sebagai penelitian induktif yakni mencari dan mengumpulkan data yang ada di lapangan dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor, unsur-unsur bentuk, dan suatu sifat dari fenomena di masyarakat. (Nazir, 1998: 51). Penelitian deskriftif adalah salah satu jenis penelitian yang tujuannya untuk menyajikan gambaran lengkap mengenai setting sosial atau hubungan antara fenomena yang diuji (Wikipedia, 10 mei 2013).
3.2 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah untuk melihat persepsi masyarakat di kecamatan perbaungan tentang pengaruh labelisasi halal terhadap keputusan konsumen untuk membeli, Adapun yang menjadi objek penelitian adalah masayarakat di kecamatan perbaungan. Alasan mengambil sampel di kecamatan ini dikarenakan daerah ini mayoritas penduduknya muslim dan melihat tingkat kepedulian masyarakat muslim di kecamatan ini terhadap halal atau tidaknya produk yang dikonsumsi.
(40)
3.3 Populasi Dan Sampel
a. Populasi
populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari subjek dan objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (sugiyono, 2006 : 25). Populasi penelitian ini adalah masyarakat di kecamatan perbaungan.
b. Sampel
sampel adalah anggota populasi yang memberikan keterangan atau data yang diperlukan dalam suatu penelitian (jalil, 1997 : 4). Pada keadaan ini hasil kesimpulan dari data tersebut dapat memberikan gambaran tentang keadaan yang sesungguhnya.
Sampel yang digunakan adalah 60 orang (ukuran sampel menurut Gay dimana dengan metode diskriftif-korelasional minimal 30 subjek) dengan menggunakan sistem non probability sampling yang artinya tidak semua populasi memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi calon responden atau sampel. Dalam menentukan calon responden sebagai sampel, pada survey ini digunakan coinvinence sampling (kuncoro, 2003 : 119).
Metode untuk pengumpulan data untuk variable diatas menggunakan self administered survey yaitu responden diminta untuk mengisi sendiri
(41)
kuesioner yang diberikan. Data yang diperoleh dari hasil kuesioner akan ditabulasi di komputer dengan menggunakan program Excel untuk menyimpulkan karakteristik terhadap responden.
Pengukuran menggunakan data ordinal dan data interval. Data ordinal adalah data yang berbentuk peringkat atau rangking. Data interval adalah data yang jaraknya sama tapi tidak memiliki nilai 0 absolut/mutlak. Data ditabulasi dengan menggunakan skala likert yang menggunakan data interval. Dimana jawaban yang diberikan memiliki skala :
1 = sangat setuju dengan skor 5
2 = setuju dengan skor 4
3 = netral dengan skor 3
4 = tidak setuju dengan skor 2
5 = sangat tidak setuju dengan skor 1
3.4 Jenis Dan Sumber Data
a. Data Primer
data yang langsung diperoleh dari objek penelitian yaitu masyarakat melalui wawancara langsung, observasi, dan daftar pertanyaan yang telah disiapkan.
(42)
b. Data Sekunder
data pendukung yang diperoleh dari berbagai tulisan melalui buku, jurnal, tesis, dan sumber-sumber lain yang dapat memperkuat hasil analisa.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
a. Kuesioner
merupakan teknik pengumpulan data dengan cara memberikan daftar pertanyaan dan dijawab langsung oleh responden yang dipilih.
b. Wawancara
merupakan teknik pengumpulan data dimana peneliti langsung mewawancara masyarakat berupa pertanayaan-pertanyaan yang berhubungan dengan penelitian.
c. Observasi
merupakan teknik pengumpulan data dimana peneliti mengamati langsung fakta-fakta yang ada dilapangan untuk mempelajari objek yang diteliti.
d. Studi Kepustakaan
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang sedang
(43)
diteliti dimana informasi ini diperoleh dari laporan penelitian, karangan-karangan ilmiah, tesis dan disertasi, laporan tahunan badan-badan tertentu, ensiklopedia, dan sumber-sumber tertulis baik tercetak maupun elektronik lain.
3.6 Uji Analisis Data
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode deskriftif, dimana data yang diperoleh dianalisis sehingga diperoleh berbagai gambaran yang menunjukkan pandangan masyarakat di kecamatan perbaungan dalam pembelian produk makanan dalam kemasan. Disamping itu, dilakukan pula dengan bentuk analisi lain seperti : Tabulasi data dengan menggunakan program komputer Microsoft Excel, tabel, dan program SPSS.
3.6.1 Uji Validitas
Validitas menunujukkan sejauh dimana skor/ nilai/ ukuran yang diperoleh benar-benar menghasilkan pengukuran/ pengamatan yang ingin diukur (agung, 1990). Validitas pada umumnya dipermasalahkan berkaitan dengan hasil pengukuran psikologis atau non fisik.
Uji validitas digunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut :
(44)
Dimana : rxy = Koefisien korelasi suatu butir/ item
N = Jumlah subyek
X = skor suatu butir/ item
Y = skor total (Arikunto, 2005: 72)
Nilai r kemudian dibandingkan dengan rtabel (rkritis).
Instrumen valid, jika rhitung≥ rtabel
Instrumen tidak valid, jika rhitung < rtabel
3.6.2 Uji Reliabilitas
Merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukut dapat dipercaya atau dapat di andalkan (Singarimbun, 1989). Setiap alat pengukur seharusnya memilki kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran relative konsisten dari waktu ke waktu.
Dalam menguji reliabilitas digunakan uji konsistensi internal dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach sebagai berikut :
r
xy=
�(∑ ��)−(∑ �)(∑ �)
(45)
Dimana : r 11 = Reliabilitas instrumen
K = Banyaknya butir pertanyaan/ soal
∑��2 = Jumlah varian butir/ item
�12 = Varian total
Kriteria suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel dengan menggunakan teknik ini, bila koefisien reliabilitas (r11) > 0,6. Dalam penelitian ini reliabilitas diukur menggunakan metode Alpha Cronbach dengan menggunakan program SPSS versi 20.0. nilai alpa yang diperoleh akan dibandingkan dengan r tabel, apabila nilai alpa lebih besar daripada r tabel , maka instrumen tersebut dapat disebut reliabel. Indikator pengukuran reliabelitas yang dibuat oleh J.P.Gurlford dengan taraf kepercayaan 95 %, dengan kriteria r hitung > r tabel adalah sebagai berikut :
0,00 ≤ r hitung < 0,20 : reliabilitas sangat rendah
0,20 < r hitung < 0,40 : reliabilitas rendah
0,40 < r hitung < 0,60 : reliabilitas sedang/ cukup
r
11=
�
�
�−1
� �
1
−
∑ ��2
(46)
0,60 < r hitung < 0,80 : reliabilitas tinggi
0,80 < r hitung < 1,00 : reliabilitas sangat tinggi
3.6.3 Analisis Diskriftif
Metode analisis deskriftif merupakan metode analisis dengan cara mengumpulkan data, menganalisis serta menginterpretasikannya sehingga menghasilkan kesimpulan mengenai penelitian yang dilakukan,
3.7 Definisi Operasional
1. Persepsi merupakan hasil (gambaran) dari informasi yang diterima masyarakat kecamatan perbaungan terhadap labelisasi halal.
2. masyarakat kecamatan perbaungan merupakan kelompok penduduk yang bermayoritaskan pemeluk agama islam yang terletak di wilayah Kabupaten Serdang Bedagai.
3. labelisasi halal adalah pencantuman tulisan atau pernyataan halal pada kemasan produk untuk menunjukkan bahwa produk yang dimaksud berstatus sebagai produk halal.
(47)
BAB IV
ANALISI DAN PEMBAHASAN
4.1 Statistik Diskriftif
Setiap reponden memiliki karakteristik yang berbeda. Untuk ini perlu dilakukan pengelompokkan dengan karakteristik tertentu. Adapun karakteristik yang digunakan dalam penelitian ini adalah kategori jenis kelamin,pendidikan terakhir, pekerjaan, penghasilan dan cara mendapatkan informasi awal mengenai produk berlabel halal. Berikut ini adalah hasil pengelompokkan responden berdasarkan kuisioner yang telah disebar ke 60 orang responden.
4.1.1 Karakteristik Jenis Kelamin
Responden yang terpilih dapat dikelompokkan ke dalam 2 jenis kelamin yaitu pria dan wanita. Untuk mengetahui proporsi jenis kelamin dengan jelas dapat dilihat melalui tabel berikut :
Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi
( orang )
Persentase ( % )
Pria 38 63,33
Wanita 22 36,67
Jumlah 60 100,00
(48)
Dari data 4.1 diatas dapat diketahui jumlah responden pria paling banyak yaitu 38 orang atau 63,33% dari total responden, sedangkan responden wanita sebanyak 22 orang atau 36,67% dari jumlah responden yang terpilih. Hal ini dikarenakan jumlah pria lebih banyak pada lokasi yang dijadikan tempat penyebaran kuisioner.
4.2 Karakteristik Pendidikan Terakhir
Responden dikelompokkan menjadi 4 kelompok pendidikan yaitu SMA, D3, S1, dan S2. Proporsi pendidikan responden dapat dilihat melalui tabel 4.2 berikut :
Tabel 4.2
Karakteristik Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Pendidikan Frekuensi
( orang )
Persentase ( % )
SMA 41 68,33
D3 3 5,00
S1 15 25,00
S2 1 1,67
Jumlah 60 100,00
Sumber : Data Primer Diolah
Berdasarkan tabel 4.2 dapar disimpulkan bahwa pendidikan terakhir yang dimiliki responden yang paling dominan adalah SMA sebesar 41 orang atau 68,33% dari total responden. Dan diikutin dengan S1 sebesar 15 orang atau 25%, D3 sebesar 3 orang atau 5%, dan S2 sebesar 1 orang atau 1,67% dari jumlah responden yang terpilih.
(49)
4.1.3 karakteristik berdasarkan pekerjaan
Responden yang terpilih dibagi dalam 5 kelompok pekerjaan yaitu : PNS/POLRI, mahasiswa, wiraswasta, pegawan BUMN/Karyawan, dan lain-lain, proporsi pekerjaan dapat dilihat dalam tabel 4.3 berikut :
Tabel 4.3
Karakteristik berdasarkan pekerjaan Jenis pekerjaan Frekuensi
( orang )
Persentase ( % )
PNS/TNI/POLRI 18 30,00
Mahasiswa 9 15,00
Wiraswasta 17 28,33
Pegawai BUMN/ Karyawan
10 16,67
Lain – lain 6 10,00
Jumlah 60 100,00
Sumber : Data Primer Diolah
Dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa pekerjaan yang banyak dimiliki responden adalah PNS/TNI/POLRI yaitu sebesar 18 orang atau 30%, wiraswasta sebesar 17 orang atau 28,33%, pegawai BUMN/Karyawan sebesar 10 orang atau 16,67%. Mahasiswa sebesar 9 orang atau 15%, dan lain – lain sebesar 6 orang atau 10% dari jumlah responden yang dipilih.
4.1.4 karakteristik berdasarkan jumlah penghasilan
Hasil penelitian mendapati bahwa responden mempunyai berbagai jenis jumlah penghasilan, yaitu Rp. 1 juta – 4 juta, Rp. 5 juta – 8 juta, Rp. 9
(50)
juta – 12 juta, Rp 13 juta – 16 juta, dan > Rp 16 juta, proporsi berdasarkan jumlah penghasilan dapat dilihat di tabel 4.4 berikut :
Tabel 4.4
Karakteristik berdasarkan jumlah penghasilan Jumlah
Penghasilan
Frekuensi ( orang )
Persentase ( % )
Rp 1 juta – 4 juta 52 86,67
Rp 5 juta – 8 juta 5 8,33
Rp 9 juta – 12 juta 2 3,33
Rp 13 juta – 16 juta 1 1,67
… > 16 juta 0 0,00
Jumlah 60 100,00
Sumber : Data Primer Diolah
Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa jumlah penghasilan yang paling dominan adalah Rp 1 juta – 4 juta yaitu sebanyak 52 orang atau sebesar 86,67% dari jumlah seluruh responden, Rp 5 juta – 8 juta sebanyak 5 orang atau 8,33%, Rp 9 juta – 12 juta sebanyak 2 orang atau 3,33%, Rp 13 juta – 16 juta sebanyak 1 orang atau 1,67% dan tidak dapat responden yang memiliki penghasilan di atas Rp 16 juta.
4.1.5 karakteristik berdasarkan cara mendapatkan info tentang produk berlabel halal.
Responden berdasarkan cara mendapatkan info tentang produk berlabel halal dikelompokkan dalam 5 kelompok, yaitu iklan di media, dalam kemasan, mulut ke mulut, sertifikat halal yang di pajang di toko, dan lain –
(51)
lain ( selain informasi dari keempat tersebut ). Proporsinya dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut :
Tabel 4.5
Karakteristik berdasakan cara mendapatkan informasi tentang Produk berlabel halal
Sumber informasi Frekuensi ( orang )
Persentase ( % )
Iklan di media 5 8,33
Dalam kemasan 48 80,00
Mulut ke mulut 1 1,67
Sertifikat halal yang di pajang di took
3 5,00
Dan lain – lain 3 5,00
Jumlah 60 100,00
Sumber : Data Primer Diolah
Brdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa sertifikat halal yang tertera dalam kemasan merupakan sumber informasi bagi responden yang dominan yaitu sebanyak 48 orang atau sebesar 80% dari jumlah keseluruhan responden, iklan di media sebanyak 5 orang atau 8,33%, sertifikasi halal yang di pajang di toko serta informasi lain nya masing – masing sebanyak 3 orang atau 5%, dan dari mulut ke mulut sebanyak 1 orang atau 1,67%.
4.2 Pembahasan
(52)
Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan program SPSS versi 17.0 for windows. Adapun criteria pengujian validitas sebagai berikut :
a. Jika rhitung > rtabel maka butir pertanyaan dinyatakan valid
b. Jika rhitung > rtabel maka butir pertanyaan dinyatakan tidak valid c. Rhitung dapat dilihat pada kolom corrected item total correlation
d. Rhitung dengan ketentuan df = ( n-2 ) dan tingkat signifikansi 5 % yaitu
df = ( 60 – 2 ) = 58,maka rhitung = 1,67 dan rtabel = 0,22
a. Pengujian Variabel Persepsi
Sebelum dilakukan pengolahan data, maka terlebih dahulu dilakukan
uji validitas dan realibitas sebagai berikut :
Tabel 4.6
Kolom corrected item total correlation pada tabel 4.6 di atas merupakan korelasi antara skor item dengan skor total item yang akan
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
VAR00001 10.7167 4.308 .560 .550
VAR00002 11.1667 3.836 .561 .534
VAR00003 11.4833 5.305 .375 .662
(53)
digunakan untuk menguji validitas instruments. Dalam hal ini rtabel ditetapkan
sebesar 0,22 dan diperoleh rhitung positif dan rhitung > rtabel, maka pernyataan
dinyatakan valid. Selanjutnya perlu dilakukan uji reabilitas sebagai berikut :
Tabel 4.7
Dari tabel diatas, diperoleh bahwa nilai cronbach’s alpha ( 0,675 ) > 0,60, dengan demikian data dikatakan reliabel.
b. Pengujian Variabel Pelayanan
Sebelum dilakukan pengolahan data, maka terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reabilitas sebagai berikut :
Tabel 4.8
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.675 4
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
VAR00001 16.6500 3.181 .520 .538
VAR00002 17.0167 3.034 .316 .640
VAR00003 16.8667 2.728 .601 .478
VAR00004 16.2167 3.969 .171 .672
(54)
Kolom corrected item total correlation pada tabel 4.8 di atas merupakan korelasi antara skor item dengan skor total item yang akan digunakan untuk menguji validitas instruments. Dalam hal ini rtabel ditetapkan sebesar 0,22 dan diperoleh rhitung positif dan rhitung > rtabel, maka
pernyataan dinyatakan valid. Selanjutnya perlu dilakukan uji reabilitas sebagai berikut :
Tabel 4.9
Dari tabel diatas, diperoleh bahwa nilai cronbach’s alpha ( 0,641) > 0,60, dengan demikian data dikatakan reliabel.
4.2.2 Analisis Deskriftif
4.2.2.1 Penilaian Terhadap Persepsi
Tabel 4.10
Jawaban Responden Terhadap Persepsi Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items
.641 5
No Pernyataan
1 2 3 4 5 Total
( % ) ( % ) ( % ) ( % ) ( % ) ( % )
1 Dengan adanya label halal yang dikeluarkan LPPOM-MUI, saya yakin bahwa pembuatan makanan
(55)
Sumber : Data Primer Diolah
Berdasarkan penilaian terhadap persepsi, dapat diketahui bahwa pada uraian pertama responden menyatakan sangat setuju bahwa dengan adanya label halal yang dikeluarkan LPPOM-MUI, maka proses pembuatan makanan tersebut halal sebesar 61,67%, dan sebesar 25% menyatakan setuju. Sedangkan yang menyatakan netral ( ragu-ragu ) sebesar 10%, dan sisanya sebesar 3,33% menyatakan tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat di kecamatan perbaungan percaya akan lembaga LPPOM-MUI dalam pengawasan terhadap produk makanan.
Pada uraian kedua,dapat diketahui bahwa reponden yang menyatakan sangat setuju dengan pernyataan adanya label halal dari LPPOM-MUI, maka produk makanan tersebut tidak berpengaruh buruk terhadap konsumen sebesar 35%, dan 40% setuju, sedangkan 15% menyatakan netral ( ragu-ragu ), dan sisanya sebesar 10% menyatakan tidak setuju.
tersebut halal.
2 Dengan adanya label halal yang dikeluarkan LPPOM-MUI, saya yakin bahwa makanan tersebut tidak berpengaruh buruk pada konsumen.
35,00 40,00 15,00 10,00 0,00 100,00
3 Dengan tidak adanya mengandung unsur babi dalam makanan tersebut, maka makanan tersebut halal.
10,00 48,33 41,67 0,00 0,00 100,00
4 Tanpa adanya logo halal, konsumen muslim percaya makanan tersebut boleh dimakan karena dibuat oleh muslim.
(56)
Kemudian pada uraian ketiga, responden sangat setuju dan setuju bahwa dengan tidak adanya unsur babi dalam makanan tersebut, maka makanan tersebut halal sebesar 10%, dan 48,33% sedangkan sisanya sebesar 41,67% menyatakan netral ( ragu-ragu ).
Selanjutnya pada uraian keempat, menjelaskan responden yang menyatakan sangat setuju bahwa walaupun tidak ada logo halal, konsumen muslim tetap percaya makanan tersebut halal karena dibuat oleh orang muslim sebesar 13,33%, dan sebesar 23,33% setuju, sedangkan yang menyatakan netral ( ragu-ragu ) sebesar 23,33%, 33,33% menyatakan tidak setuju, dan sisanya sebesar 6,67% menyatakan sangat tidak setuju.
Dari uraian terhadap persepsi, dapat disimpulkan bahwa konsumen yang berasal dari kecamatan perbaungan telah cerdas dalam memilih produk yang akan mereka konsumsi, apakah itu halal atau tidak. Maka persepsi masyarakat mengenai produk halal memuaskan.
4.2.2.2 Penilaian Terhadap Minat Beli
Tabel 4.11
Jawaban Responden Terhadap Minat Beli
No Pernyataan 1
( % )
2
( % )
3
( % )
4
( % )
5
( % )
Total
(57)
1 Pencantuman label halal terhadap makanan kemasan tersebut membuat saya memutuskan untuk membeli.
31,66 61,66 6,66 0,00 0,00 100,00
2 Saya percaya sertifikat halal dari MUI itu di tujukan untuk setiap jenis makanan bukan sekedar dari merek nya saja.
20,00 55,00 18,33 6,67 0,00 100,00
3 Saya membeli makanan kemasan berikut karena memiliki label halal.
25,00 53,33 21,67 0,00 0,00 100,00
4 Sebagai seorang muslim, saya
mengkonsumsi produk makanan yang berlabel halal.
70,00 28,33 1,67 0,00 0,00 100,00
5 Kualitas dari label halal yang tertera dalam kemasan produk tersebut, mempengaruhi saya untuk membelinya.
28,33 48,33 23,33 0,00 0,00 100,00
Sumber : Data Primer Diolah
Berdasarkan penilaian terhadap minat beli, dapat diketahui bahwa uraian pertama responden sangat setuju dan setuju bahwa pencantuman label halal terhadap kemasan makanan menjadi salah satu faktor untuk memutuskan membeli sebesar 31,66% dan 61,66%. Sedangkan sisanya sebesar 6,66% menyatakan netral ( ragu-ragu ).
Pada uraian kedua, dapat diketahui responden sangat setuju bahwa setifikat yang dikeluarkan LPPOM-MUI ditujukan untuk setiap jenis produk sebesar 20%, dan 55% menyatakan setuju, sedangkan 18,33 menyatakan netral ( ragu-ragu ), dan sisanya sebesar 6,67 menyatakan tidak setuju.
(58)
Kemudian pada uraian ketiga, dapat diketahui responden yang sangat setuju dan setuju bahwa konsumen memutuskan membeli sebuah produk karena memiliki label halal sebesar 25% dan 53,33%, sedangkan sisanya sebesar 21,67% responden menyatakan netral ( ragu-ragu ).
Selanjutnya pada uraian keempat, dapat diketahui responden yang sangat setuju bahwa sebagai seorang muslim, harus mengkonsumsi produk makanan yang berlabel halal sebesar 70%, dan setuju sebesar 28,33% sedangkan sisanya sebesar 1,67% dari responden menyatakan netral ( ragu-ragu ).
Sedangkan pada uraian kelima, dapat diketahui responden yang sangat setuju bahwa salah satu faktor konsumen untuk membeli adalah kualitas dari label halal yang tertera sebesar 28,33%, dan yang setuju sebesar 48,33%, sedangkan sisanya responden yang menyatakan netral ( ragu-ragu ) sebesar 23,33 %.
Berdasarkan pada penilaian terhadap minat beli, maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas konsumen di kecamatan perbaungan setuju kalau dengan adanya label halal yang tertera di dalam kemasan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi minat beli konsumen.
(59)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian – uraian dari hasil analisis yang telah ditemukan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Peran MUI ( majelis ulama Indonesia ) dalam pengawasan dan sosialisasi terhadap produk makanan kepada masyarakat di Kecamatan Perbaungan cukup memuaskan.
2. Dengan ada tercantumnya label halal dalam kemasan produk makanan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi konsumen untuk membeli.
3. Dari hasil analisis deskriptif yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa tanggapan dari para responden akan pernyataan yang ditujukan kepada mereka sangat memuaskan, hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan terhadap produk makanan berlabel halal cukup tinggi.
(60)
5.2 Saran
Dari hasil studi yang dilakukan maka dapat di buat beberapa saran, yaitu sebagai berikut :
1. Beberapa dari penduduk di Kecamatan Perbaungan masih belum bisa membedakan makanan tersebut halal atau tidak, untuk itu di perlukan peranan yang lebih dari MUI ( Majelis Ulama Indonesia ) Kabupaten Serdang Bedagai untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat, khusus nya mereka yang berada di desa yang jauh dari perkotaan.
2. Pihak MUI ( Majelis Ulama Indonesia ) Kabupaten Serdang Bedagai harus lebih aktif dalam pengawasan terhadap produk makanan yang dijual oleh masyarakat, karena masih banyak toko – toko makanan ringan atau rumah makan di Kecamatan Perbaungan yang belum memiliki label halal.
3. Pihak MUI ( Majelis Ulama Indonesia ) Kabupaten Serdang Bedagai harus lebih banyak memberikan pelayanan gratis untuk pengajuan logo halal bagi pelaku bisnis, khusunya bagi para pelaku usaha kecil menengah ( UKM ).
4. Selain itu diperlukan juga kesadaran diri kita masing-masing dalam menentukan apa yang kita konsumsi, khususnya umat muslim wajib untuk mengkonsumsi makanan yang halal, makanan
(61)
Daftar Pustaka
Ali, M.B, dan Deli, T. 1997. Kamus Bahasa Indonesia. Citra Umbara. bandung
Engel, James F. 1994. Perilaku Konsumen. Edisi keenam. Jilid 1.Binarupa Aksara: Jakarta
Kotler, Philip. 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Edisi 12. Jilid Erlangga: Jakarta
Setiadi, Nugroho J. 2003. Perilaku Konsumen. Konsep dan Implikasi Untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran. Kencana : Jakarta
Supriadi, Yayat. 2005. Pengaruh Kebijakan Labelisasi Halal Terhadap Hasil Penjualan Produk Industri Makanan dan Dampaknya Pada Ketahanan Perusahaan. Sripsi. Departemen Manajemen. Universitas Indonesia. Sugiyono. 2007. Metodologi penelitian Bisnis. Alfabeta:Bandung
Stanton, J. William, 1996, Prinsip Pemasaran, Edisi ke tujuh. Jilid 1Erlangga: Jakarta
Wibisono, M. Agung. 2007. Hubungan Antara persepsi Konsumen Muslim Terhadap Labelisasi Halal Makanan Kaleng Dengan Pengambilan Keputusan Pembelian Pada Konsumen Muslim Di Surabaya. Skripsi. Departemen Manajemen. Universitas Airlangga. Surabaya.
www.halalmui.org. Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-Obatan & kosmetika, Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI). Diakses tgl 13 April 2013 pukul 19.00 WIB.
(62)
Rambe, Yuli Mutiah, 2012. Pengaruh Pencantuman Label Halal Pada Kemasan Mie Instan Terhadap Minat Pembelian Masyarakat Muslim (Studi Kasus Pada Mahasiswa Universitas Al-Washliyah, Medan), http://repository.usu.ac.id/ ( 23 mei 2013 ).
(63)
Lampiran 1
Kuesioner Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Keputusan Masyarakat Kecamatan Perbaungan Dalam Pembelian Produk Makanan Dalam Kemasan.
Petunjuk pengisian
a. Saudara/i diharapkan menjawab pertanyaan dengan sejujur-jujurnya, perlu diketahui jawaban dari kuesioner tidak berhubungan dengan benar atau salah.
b. Pilih jawaban yang paling sesuai dengan membulatkan atau menyilang pada salah satu pilihan yang di sediakan pada pertanyaan bagian I dan beri tanda check pada jawaban yang menurut anda paling sesuai, pada bagian II dengan ketentuan sebagai berikut :
1 : Apabila anda sangat setuju dengan pernyataan tersebut. 2 : Apabila anda setuju dengan pernyataan tersebut.
3 : Apabila anda netral dengan pernyataan tersebut. 4 : Apabila anda tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
5 : Apabila anda sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
Nama :
Jenis kelamin :
(64)
1. Apakah pekerjaan anda saat ini ? 1) PNS/TNI/POLRI
2) Mahasiswa 3) Wiraswasta
4) Pegawai BUMN/karyawan 5) Lain-lain
2. Berapakah jumlah penghasilan anda ? 1) RP. 1 juta-RP. 4 juta
2) RP. 5 juta-RP. 8 juta 3) RP. 9 juta-RP. 12 juta 4) RP. 13 juta-RP. 16 juta 5) > RP. 16 juta
3. Dari mana anda mendapatkan informasi mengenai makanan kemasan yang berlabel halal ?
1) Iklan di media 2) Dalam kemasan 3) Mulut ke mulut
4) Sertifikat halal yang di pajang di toko 5) Dan lain-lain
Pernyataan untuk persepsi
No Pernyataan 1 2 3 4 5
1 Dengan adanya label halal yang dikeluarkan LPPOM-MUI, saya yakin bahwa pembuatan makanan tersebut halal.
2 Dengan adanya label halal yang dikeluarkan LPPOM-MUI, saya yakin bahwa makanan tersebut tidak berpengaruh buruk pada konsumen.
3 Dengan tidak adanya mengandung unsur babi dalam makanan tersebut, maka makanan tersebut halal.
4 Tanpa adanya logo halal, konsumen muslim percaya makanan tersebut boleh dimakan karena dibuat oleh muslim.
(65)
Pernyataan untuk minat beli
No Pernyataan 1 2 3 4 5
1 Pencantuman label halal terhadap makanan kemasan tersebut membuat saya memutuskan untuk membeli.
2 Saya percaya sertifikat halal dari MUI itu di tujukan untuk setiap jenis makanan bukan sekedar dari merek nya saja.
3 Saya membeli makanan kemasan berikut karena memiliki label halal.
4 Sebagai seorang muslim, saya
mengkonsumsi produk makanan yang berlabel halal.
5 Kualitas dari label halal yang tertera dalam kemasan produk tersebut, mempengaruhi saya untuk membelinya.
(66)
Lampiran 2
Uji validitas
Uji Validitas Terhadap Persepsi
Uji Validitas Terhadap Minat Beli Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item
Deleted
VAR00001 10.7167 4.308 .560 .550
VAR00002 11.1667 3.836 .561 .534
VAR00003 11.4833 5.305 .375 .662
VAR00004 12.1333 3.643 .405 .678
Item-Total Statistics Scale Mean if
Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item
Deleted
VAR00001 16.6500 3.181 .520 .538
VAR00002 17.0167 3.034 .316 .640
VAR00003 16.8667 2.728 .601 .478
VAR00004 16.2167 3.969 .171 .672
(67)
Lampiran 3
Uji Reabilitas
Uji Reabilitas Terhadap Persepsi
Uji Reabilitas Terhadap Minat Beli
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.675 4
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
(68)
Lampiran 4
Butir Skor Penilaian Terhadap Persepsi pernyataan
Responden 1 2 3 4
1 3 3 3 2
2 5 4 4 4
3 4 3 3 1
4 3 3 4 3
5 2 2 3 2
6 3 2 3 1
7 4 4 3 2
8 5 3 4 2
9 5 4 3 4
10 3 2 4 4
11 5 3 4 3
12 5 3 4 3
13 5 5 4 5
14 4 4 3 2
15 4 4 3 2
16 5 5 4 3
17 5 5 5 3
18 4 4 3 2
19 3 2 3 3
20 4 2 3 3
21 3 3 4 3
22 4 4 4 2
23 4 5 4 2
24 5 5 4 2
25 4 4 4 3
26 5 5 4 2
27 5 5 3 2
(69)
29 4 4 4 2
30 5 5 3 2
31 4 4 4 4
32 4 4 4 2
33 5 5 4 4
34 5 5 3 2
35 5 4 3 3
36 5 4 4 4
37 5 5 3 3
38 5 5 5 4
39 5 4 5 5
40 4 4 4 2
41 5 4 3 3
42 5 4 3 2
43 5 4 4 1
44 2 2 4 2
45 5 4 3 1
46 5 4 3 2
47 5 5 4 3
48 5 5 3 4
49 5 5 4 5
50 5 5 4 4
51 5 4 4 5
52 4 4 4 5
53 4 4 3 4
54 5 3 3 4
55 5 5 4 5
56 5 5 5 5
57 5 3 3 3
58 5 5 4 4
59 5 5 3 5
(70)
Butir skor penilaian terhadap minat beli Pernyataan
Responden 1 2 3 4 5
1 3 3 3 4 3
2 5 4 5 5 5
3 3 4 3 3 3
4 5 4 5 5 5
5 5 3 5 5 5
6 4 4 4 4 5
7 4 4 4 4 3
8 4 4 5 5 5
9 4 5 5 4 5
10 5 3 4 4 5
11 4 5 4 5 3
12 5 4 5 5 4
13 5 3 5 5 5
14 4 4 4 4 4
15 4 4 4 4 4
16 5 4 4 4 4
17 4 4 4 4 4
18 3 4 5 4 4
19 4 4 4 5 4
20 4 5 5 5 3
21 4 4 4 4 3
22 4 4 5 4 5
23 4 5 4 4 4
24 5 5 5 5 5
25 4 4 3 4 4
26 5 5 4 5 4
27 5 4 4 5 4
28 4 4 4 5 4
29 5 4 4 5 4
30 4 4 4 5 4
(71)
32 4 4 4 5 4
33 4 4 4 5 4
34 4 4 4 5 4
35 4 4 4 5 4
36 4 4 4 5 4
37 5 5 5 5 5
38 4 3 4 5 3
39 5 4 4 5 4
40 3 2 3 5 3
41 4 3 3 4 4
42 4 4 4 5 3
43 5 5 5 5 5
44 4 4 4 5 4
45 5 5 5 5 5
46 4 5 4 5 4
47 5 5 5 5 3
48 4 3 3 5 3
49 5 2 4 5 3
50 4 5 3 5 5
51 4 3 3 5 4
52 4 2 3 5 3
53 4 4 3 5 5
54 4 4 4 4 4
55 4 3 3 5 3
56 4 4 4 5 4
57 5 3 3 5 4
58 4 3 3 5 5
59 5 4 4 5 4
(72)
Lampiran 5
Prosedur Pengajuan Label Halal
• Pengisian formulir
Formulir tersebut berisikan, seperti berikut : a) Data detail perusahaan.
b) Data detail produk, seperti proses pembuatan, bahan-bahan yang digunakan, dll.
• Pihak LPPOM-MUI mengirim orang untuk mengecek ke toko yang mengajukan.
Setelah perusahaan yang bersangkutan telah mengisi formulir tersebut kemudian mengirim ke MUI, maka pihak MUI yang berkerja sama dengan LPPOM akan mengirim orang untuk mengecek kebenaran dari data-data yang telah mereka isi.
• Sidang komisi fatwa MUI
Setelah tahap 1 dan 2 selesai, maka tahap terakhir adalah sidang komisi fatwa MUI , sidang tersebut terdapat 11 orang dewan fatwa, ini untuk mengeluarkan label halal, dalam menentukan label halal tersebut tidak di benarkan secara voting, jika ada salah satu dewan fatwa yang berbeda suara, maka akan di lanjutkan ke sidang
(73)
berikutnya sampai suara semua dewan fatwa bulat bahwa makanan tersebut halal.
Dalam pengajuan sertifikasi halal di kenakan biaya sebesar Rp. 1,5 juta sampai dengan Rp. 3,5 juta perproduk. Sertifikasi halal yang keluar memiliki jangka waktu berlaku selama 2 tahun, setelah habis perusahaan mengajukan kembali permohonan perpanjang masa berlaku.
Karena lembaga MUI tidak memiliki kekuatan hukum, maka bagi yang melanggar persyaratan yang dikeluarkan MUI hanya mendapatkan sanksi administrasi yaitu pencabutan sertfikasi halal.
Di Perbaungan sendiri baru-baru ini ada 4 toko yang mendapatkan logo halal dari MUI setelah lulus dari proses seleksi yang diikuti 7 toko, yang terdiri dari 4 toko dodol, 1 depot air, dan 1 rumah makan, dan dari keempat yang lolos tersebut semua nya dari toko dodol.
Dari data MUI Kabupaten Serdang Bedagai, Toko makanan yang telah berlabel halal ada 5,yaitu :
o Toko dodol anugerah o Toko dodol hayati o Toko dodol rini o Toko dodol sri rezeki o Rumah makan bahagia II
(1)
pernyataan
Responden 1 2 3 4
1 3 3 3 2
2 5 4 4 4
3 4 3 3 1
4 3 3 4 3
5 2 2 3 2
6 3 2 3 1
7 4 4 3 2
8 5 3 4 2
9 5 4 3 4
10 3 2 4 4
11 5 3 4 3
12 5 3 4 3
13 5 5 4 5
14 4 4 3 2
15 4 4 3 2
16 5 5 4 3
17 5 5 5 3
18 4 4 3 2
19 3 2 3 3
20 4 2 3 3
21 3 3 4 3
22 4 4 4 2
23 4 5 4 2
24 5 5 4 2
(2)
29 4 4 4 2
30 5 5 3 2
31 4 4 4 4
32 4 4 4 2
33 5 5 4 4
34 5 5 3 2
35 5 4 3 3
36 5 4 4 4
37 5 5 3 3
38 5 5 5 4
39 5 4 5 5
40 4 4 4 2
41 5 4 3 3
42 5 4 3 2
43 5 4 4 1
44 2 2 4 2
45 5 4 3 1
46 5 4 3 2
47 5 5 4 3
48 5 5 3 4
49 5 5 4 5
50 5 5 4 4
51 5 4 4 5
52 4 4 4 5
53 4 4 3 4
54 5 3 3 4
55 5 5 4 5
56 5 5 5 5
57 5 3 3 3
58 5 5 4 4
59 5 5 3 5
(3)
1 3 3 3 4 3
2 5 4 5 5 5
3 3 4 3 3 3
4 5 4 5 5 5
5 5 3 5 5 5
6 4 4 4 4 5
7 4 4 4 4 3
8 4 4 5 5 5
9 4 5 5 4 5
10 5 3 4 4 5
11 4 5 4 5 3
12 5 4 5 5 4
13 5 3 5 5 5
14 4 4 4 4 4
15 4 4 4 4 4
16 5 4 4 4 4
17 4 4 4 4 4
18 3 4 5 4 4
19 4 4 4 5 4
20 4 5 5 5 3
21 4 4 4 4 3
22 4 4 5 4 5
23 4 5 4 4 4
24 5 5 5 5 5
25 4 4 3 4 4
26 5 5 4 5 4
27 5 4 4 5 4
(4)
32 4 4 4 5 4
33 4 4 4 5 4
34 4 4 4 5 4
35 4 4 4 5 4
36 4 4 4 5 4
37 5 5 5 5 5
38 4 3 4 5 3
39 5 4 4 5 4
40 3 2 3 5 3
41 4 3 3 4 4
42 4 4 4 5 3
43 5 5 5 5 5
44 4 4 4 5 4
45 5 5 5 5 5
46 4 5 4 5 4
47 5 5 5 5 3
48 4 3 3 5 3
49 5 2 4 5 3
50 4 5 3 5 5
51 4 3 3 5 4
52 4 2 3 5 3
53 4 4 3 5 5
54 4 4 4 4 4
55 4 3 3 5 3
56 4 4 4 5 4
57 5 3 3 5 4
58 4 3 3 5 5
59 5 4 4 5 4
(5)
• Pengisian formulir
Formulir tersebut berisikan, seperti berikut : a) Data detail perusahaan.
b) Data detail produk, seperti proses pembuatan, bahan-bahan yang digunakan, dll.
• Pihak LPPOM-MUI mengirim orang untuk mengecek ke toko yang
mengajukan.
Setelah perusahaan yang bersangkutan telah mengisi formulir tersebut kemudian mengirim ke MUI, maka pihak MUI yang berkerja sama dengan LPPOM akan mengirim orang untuk mengecek kebenaran dari data-data yang telah mereka isi.
• Sidang komisi fatwa MUI
Setelah tahap 1 dan 2 selesai, maka tahap terakhir adalah sidang komisi fatwa MUI , sidang tersebut terdapat 11 orang dewan fatwa, ini untuk mengeluarkan label halal, dalam menentukan label halal tersebut tidak di benarkan secara voting, jika ada salah satu
(6)
berikutnya sampai suara semua dewan fatwa bulat bahwa makanan tersebut halal.
Dalam pengajuan sertifikasi halal di kenakan biaya sebesar Rp. 1,5 juta sampai dengan Rp. 3,5 juta perproduk. Sertifikasi halal yang keluar memiliki jangka waktu berlaku selama 2 tahun, setelah habis perusahaan mengajukan kembali permohonan perpanjang masa berlaku.
Karena lembaga MUI tidak memiliki kekuatan hukum, maka bagi yang melanggar persyaratan yang dikeluarkan MUI hanya mendapatkan sanksi administrasi yaitu pencabutan sertfikasi halal.
Di Perbaungan sendiri baru-baru ini ada 4 toko yang mendapatkan logo halal dari MUI setelah lulus dari proses seleksi yang diikuti 7 toko, yang terdiri dari 4 toko dodol, 1 depot air, dan 1 rumah makan, dan dari keempat yang lolos tersebut semua nya dari toko dodol.
Dari data MUI Kabupaten Serdang Bedagai, Toko makanan yang telah berlabel halal ada 5,yaitu :
o Toko dodol anugerah o Toko dodol hayati o Toko dodol rini o Toko dodol sri rezeki o Rumah makan bahagia II