Rencana Implementasi Desain Formulir Laporan Integrasi

Desain formulir laporan integrasi dapat dilihat dengan lengkap pada lampiran halaman 100.

4.3.6. Rencana Implementasi Desain Formulir Laporan Integrasi

Adapun prosedur yang akan dilakukan dalam mengimplementasikan penggunaan desain formulir laporan integrasi ini adalah: a. Puskesmas akan mengirimkan laporan ke kabupaten dengan format laporan integrasi yang telah disusun. b. Format ini akan diterima oleh seksi data, informasi dan evaluasi dan meng-inputnya ke dalam sistem yang berfungsi sebagai server kemudian masing-masing bidang lainnya akan mengakses data dari sistem yang dibangun melalui komputer client. 4.4. Model Sistem Informasi di Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Besar Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan, input data laporan masuk terdiri dari 3 tiga entitas yaitu puskesmas dengan input data berupa hasil-hasil kegiatan yang dirangkum dalam 49 format laporan diganti dengan format laporan integrasi hasil desain, rumah sakit dengan cakupan pelayanan kesakitan dan Badan Pusat statistik dengan angka-angka kependudukan. Ketiga entitas akan masuk ke sistem dalam bentuk data agregat yang akan diolah sistem untuk menghasilkan data-data untuk kebutuhan penyusunan profil kesehatan kabupaten, rekapitulasi laporan program 45 laporan yang dibutuhkan oleh seksi program masing-masing dan setiap triwulan akan dikirim ke Dinas Kesehatan Propisi NAD dan untuk kepentingan lainnya. Diagram konteks dari sistem informasi Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Besar dapat digambarkan sebagai berikut: Kirim data laporan Kirim data laporan Data Pendukung Laporan Gambar 12. Diagram Konteks Sistem Informasi Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Puskesmas Data La poran Seksi Data, Informasi dan Evaluasi Rumah Sakit Pemerintahswasta BPS Seksi pada 4 bidang lainnya Kepala Dinkes Kabupaten Propinsi Bupati Dinkes Provinsi DPRK Besar. Berdasarkan diagram konteks yang disusun , maka digambarkan diagram aliran data DAD dengan 3 tiga proses mulai dari input data sampai output data yang dihasilkan sistem. Proses-proses yang terjadi dalam sistem informasi diatas akan dijelaskan dalam pokok bahasan Diagram Aliran Data DAD. Setelah diagram konteks digambarkan, maka diagram konteks akan diturunkan dalam bentuk yang lebih rinci yaitu dengan mendefinisikan proses apa saja yang terdapat dalam sistem sebagaimana yang digambarkan dalam DAD level 0 pada gambar 6 sebagai berikut: SEKSI DATA INFORMASI DAN EVALUASI File data simpan File Rekap advokasi laporan laporan Laporan 1.0 Proses Penangkap an Data 3.0 Pelaporan Dinkes Provinsi 2.0 Pengolahan Data Kepala Dinkes Kabupaten DPRK Bupati BPS Puskesmas Rumah Sakit Gambar 13. DAD Level 0 Sistem Informasi Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Besar. Berdasarkan gambar 13, maka sistem informasi di dinas kesehatan terdapat 3 tiga proses yaitu ; 1. Input Data penangkapan data Pada proses pengumpulan penangkapan data semua data dari puskesmas, Rumah Sakit dan BPS di masukkan kedalam sistem oleh operator yang ada di Seksi Data, Informasi dan Evaluasi. 2. Pengolahan Pada proses ini dilakukan pengolahan data terhadap data-data yang berasal dari puskesmas, Rumah Sakit dan BPS. Hasil dari pengolahan ini akan disimpan kemudian data ini dijadikan informasi sesuai dengan kebutuhan masing-masing pengguna. 3. Laporan Pada proses pelaporan, kegiatan yang dilakukan adalah pembuatan pelaporan untuk kebutuhan pengiriman laporan ke propinsi, penyusunan profil kesehatan kabupaten dan kepetingan lainnya.

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1. Permasalahan Sistem Informasi di Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Besar

Berdasarkan hasil identifikasi masalah dari kegiatan sistem informasi yang sedang berjalan ditemukan banyaknya permasalahan sistem informasi pada data-data program mulai dari pengelolaan, pengolahan, penyimpanan sampai pemanfaatan data disebabkan oleh data kurang akurat, tidak lengkap, pengelolaan data masih terfragmentasi. Permasalahan dalam sistem informasi ini membutuhkan penanganan yang lebih baik agar hasilnya dapat digunakan semaksimal mungkin untuk berbagai kepentingan. Indikator kinerja sistem informasi diukur dari kelengkapan, kemudahan dan ketepatan waktu Departemen Kesehatan RI, 1997. Dalam rangka memenuhi kebutuhan data dan informasi yang akurat, cepat dan tepat serta pesatnya kemajuan di bidang informasi dan teknologinya, maka Sistem Informasi Kesehatan perlu diselaraskan, dimantapkan dan dikembangkan guna menunjang pelaksanaan manajemen kesehatan. Banyaknya laporan yang dibebankan pada unit pelayanan kesehatan seperti Puskesmas dengan duplikasi yang tinggi menyebabkan data yang diperoleh tidak bermanfaat maksimal dan akan merugikan organisasi dalam pengambilan keputusan. Kurangnya koordinasi sistem informasi pada program-program memudahkan terjadinya duplikasi data Kusnanto dan Fuad, 2005 yang menyebabkan tidak efisiennya informasi yang mengakibatkan informasi yang didapatkan kurang berguna