e. Prosedur, terdiri dari peraturan-peraturan yang menentukan operasi sistem komputer.
2.5. Sistem Informasi Kesehatan
2.5.1. Definisi
Sistem informasi kesehatan SIK adalah suatu sistem yang mengintegrasikan pengumpulan data, pengolahan, pelaporan dan penggunaan informasi yang diperlukan untuk meningkatkan
pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien melalui manajemen yang lebih baik pada semua tingkat pelayanan kesehatan Lippeveld, et al 2000.
Menurut Hartono 2002 sistem informasi kesehatan terdiri dari komponen yang saling berhubungan yang dapat dikelompokkan dalam dua bagian yaitu proses informasi dan struktur
manajemen sistem informasi. Proses informasi, yang terdiri dari: pengumpulan data, pengiriman data, pengolahan data, analisis data, presentasi informasi sedangkan struktur manajemen sistem informasi,
terdiri dari sumber daya sistem informasi kesehatan yang meliputi orang-orang perencana, manajer, ahli statistik, ahli epidemiologi, pengumpul data, perangkat keras register, telepon, komputer,
perangkat lunak kertas karbon, format laporan, program pengolah data dan sumber dana serta aturan- aturan organisasi, misalnya penggunaan standar diagnosa dan penanganan, uraian tugas staf, prosedur
manajemen distribusi, prosedur pemeliharaan komputer yang akan memungkinkan efisiensi penggunaan sumber daya sistem informasi kesehatan.
Ada beberapa prinsip umum yang dianut dalam penyempurnaan sistem informasi kesehatan yaitu Budiharto, M, 2006:
a. SIK merupakan bagian integral dari sistem kesehatan.
b. Setiap datainformasi yang dikumpulkan harus jelas kegunaannya.
c. Setiap perubahan dalam pencatatan dan pelaporan, harus dikaitkan dengan upaya pelayanan tanpa
menghilangkan informasi yang penting. d.
Desain SIK disesuaikan dengan kemampuan manajerial unit pelaksana. e.
Tidak terjadi duplikasi data, terutama dalam kegiatan pencatatan.
Universitas Sumatera Utara
f. SIK mencakup informasi sektor terkait lain dan swasta, serta hasil survai.
2.5.2. Masalah Dalam Sistem Informasi Kesehatan
Terdapat beberapa permasalahan dalam pelaksanaan sistem informasi kesehatan di Indonesia, diantaranya data yang kurang akurat, kurang sesuai dengan kebutuhan, pengiriman laporandata yang
tidak tepat waktu, banyaknya pencatatan yang dilakukan di lapangan, sehingga memberi beban pada petugas. Selain itu juga kuantitas dan kualitas tenaga pelaksana yang masih sangat kurang, demikian
pula pengolahan dan pemanfaatan data di berbagai tingkat administrasi belum optimal. Identifikasi lainnya adalah pelaksanaan umpan balik sangat jarang ditemui, perlengkapan komputer yang belum
memadai, dana pengelolaan SIK yang terbatas dan belum terakomodasinya data dari sektor yang terkait.
Menurut Hartono 2002, buruknya sistem informasi kesehatan karena disebabkan oleh beberapa kelemahan yang ada, yaitu:
a. Pemanfaatan data dan informasi kesehatan masih sangat terbatas pada semua tingkat dan unit
dalam manajemen kesehatan dan sistem kesehatan.
b. Sistem pencatatan dan pelaporan yang tidak dikoordinir mengakibatkan duplikasi pengumpulan
data dari sumber yang sama. c.
Kebanyakan kotakabupaten dan propinsi terbatas kapasitas, terutama di dalam membangun sistem informasi kesehatan.
d. Pemanfaatan komputer dan fasilitas jaringan, terutama oleh para manajer kesehatan, masih rendah.
e. Dukungan keuangan untuk membangun sistem informasi kesehatan yang efektif sangat terbatas.
f. Hanya sedikit orang-orang statistik dan para profesional informasi kesehatan lain bekerja penuh
untuk sistem informasi kesehatan. Menurut Lippeveld, et al 2000 permasalahan sistem informasi kesehatan menyangkut
informasi yang tidak relevan dengan kebutuhan, kualitas data yang kurang baik, duplikasi data menyebabkan tidak efisiennya informasi dan tidak tepat waktu dalam pelaporan sehingga
Universitas Sumatera Utara
keterlambatan dalam tindak lanjut yang secara keseluruhan mengakibatkan informasi yang didapat kurang berguna.
2.6. Pengembangan Sistem Informasi