BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada umumnya setiap perusahaan memiliki tiga tujuan utama yang ingin dicapai. Ketiga tujuan tersebut antara lain: laba perusahaan yang maksimal,
pertumbuhan yang terus meningkat, dan kelangsungan hidup perusahaan. Dan ketiga tujuan tersebut saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Contohnya,
laba perusahaan yang maksimal. Apabila perusahaan mencapai laba yang memuaskan, tentunya akan berdampak terhadap pertumbuhan perusahaan, dan
apabila perusahaan terus-menerus mengalami pertumbuhan, akan menjamin kelangsungan hidup perusahaan itu sendiri.
Oleh karena itu, setiap perusahaan selalu berusaha meningkatkan laba perusahaannya. Dan usaha yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan
pendapatannya dan berusaha menekan biaya produksi yang ada. Dengan demikian setiap perusahaan selalu berusaha meningkatkan volume penjualannya dalam
usaha pencapaian laba yang maksimal. Dalam meningkatkan laba, perusahaan perlu memperhatikan penjualannya,
bahwa laba adalah selisih lebih pendapatan terhadap biaya. Oleh sebab itu, kesempatan perusahaan memaksimalkan laba dipengaruhi oleh besarnya
pendapatan atau berkurangnya biaya. Dengan demikian setiap perusahaan berusaha memaksimalkan penjualannya. Pada saat harga pokok produksi rendah,
perusahaan berusaha menjual hasil produksi sebanyak-banyaknya. Karena jika
Universitas Sumatera Utara
penjualan meningkat dan biaya rendah, maka laba lebih maksimal. Selain daripada itu, apabila harga jual tinggi, perusahaan juga berusaha menjual hasil
produksi sebanyak-banyaknya agar meningkatkan laba. PTPN IV adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak pada
bidang usaha argoindustri. PTPN IV mengusahakan perkebunan dan pengolahan komoditas kelapa sawit dan teh yang mencakup perolehan areal dan tanaman,
kebun bibit dan pemeliharaan tanaman, pengolahan komoditas menjadi bahan baku berbagai industri, pemasaran komoditas yang dihasilkan, dan kegiatan
pendukung lainnya. Berikut adalah luas areal tanaman kelapa sawit dan teh pada perkebunan
PTPN IV: 1.
Areal tanaman kelapa sawit Total luas areal tanaman kelapa sawit sampai pada tahun 2008 adalah
seluas 144.508,79 Ha, yang terdiri dari: Tanaman Menghasilkan TM seluas : 90.747 Ha
Tanaman Belum Menghasilkan TBM seluas: 27.884 Ha Tanaman Ulang TU, Tanaman Baru TB, Tanaman Konversi
TK seluas: 17.647 Ha Tanaman Tahun akan datang TTAD dengan maksud untuk tahun
2009 saat ini seluas: 8.231 Ha 2.
Areal Tanaman Teh
Universitas Sumatera Utara
Total areal tanaman teh sampai tahun 2008 yaitu 5.209 Ha. Dari luasan tersebut, seluas 211 Ha saat ini sedang diberakan untuk selanjutnya
direncanakan akan mengganti dengan klon baru. Dari data tersebut di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa total areal tanaman
kelapa sawit jauh lebih luas dibandingkan dengan total areal tanaman teh. Oleh karena itu, maka peneliti memilih untuk mengkhususkan penelitian hanya pada
tanaman kelapa sawit. Sebagai perusahaan perkebunan, yang salah satu kegitan utamanya adalah
perkebunan kelapa sawit, produk yang dihasilkan adalah CPO Crude Palm Oil dan PKO Palm Kernel Oil. Adapun yang dimaksud dengan Crude Palm Oil
CPO adalah produksi minyak sawit, sedangkan Palm Kernel Oil PKO adalah produksi inti sawit. Oleh sebab itu, perusahaan sangat memperhatikan harga
pokok produksinya, dalam memaksimalkan labanya. Karena pada saat harga pokok produksi rendah, perusahaan berusaha menjual hasil produksi CPO dan
PKO sebanyak-banyaknya, untuk meningkatkan pendapatan. Perusahaan PTPN IV sendiri juga menyadari fenomena permintaan dan
penawaran dalam menjual hasil produksinya. Hal ini dikarenakan harga jual minyak kelapa sawit ditentukan berdasarkan pasar. Oleh karena itu, harga pasar
sangat mempengaruhi volume penjualan perusahaan. Hasil penjualan perusahaan ini juga yang akan dipakai perusahaan dalam menutupi biaya produksinya. Dan
pada akhirnya akan menghasilkan laba bagi perusahaan. Selain keterangan di atas, berdasarkan data yang telah diperoleh oleh peneliti,
biaya produksi dan harga jual terus mengalami perubahan. Fenomena yang terjadi
Universitas Sumatera Utara
secara khusus pada masa krisis global pada tahun 2008 kemarin. Pada kenyataannya, krisis global tersebut berdampak pada harga jual CPO dan PKO
yang terus berubah-ubah. Padahal perusahaan harus mampu menutupi harga pokok produksi dari CPO dan PKO itu sendiri. Berikut adalah data harga pokok
produksi, harga jual, dan volume penjualan tahunan minyak sawit pada PTPN IV selama tahun 2006-2008:
Tabel 1.1 Data Harga Pokok Produksi, Harga Jual, dan Volume Penjualan
Tahun Harga Pokok
Produksi CPO dan PKO Rpkg
Harga jual CPO dan PKO Rpkg
Volume Penjualan CPO dan PKO
2006 Rp 2.786,94
Rp 3.482,46 Rp 1.721.070.460.880
2007 Rp 3.819,73
Rp 5.794,12 Rp 2.948.362.187.450
2008 Rp 4.652,71
Rp 6.906,91 Rp 4.193.302.632.400
Dengan demikian, perusahaan sangat bergantung dari fenomena-fenomena di atas dalam usahanya meningkatkan penjualan CPO dan PKO. Oleh sebab itu
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai bagaimanakah sebenarnya pengaruh harga pokok produksi dan harga jual terhadap volume penjualan dalam
skripsi yang berjudul “Pengaruh Harga Pokok Produksi dan Harga Jual CPO dan PKO Terhadap Volume Penjualan pada PTPN IV PERSERO Medan
”.
B. Perumusan Masalah