7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teoritis
2.1.1. Konsep Nilai Wajar
Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi
teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran PSAK 68 : Paragraf 09. Dari definisi ini dapat dilihat bahwa aset dan liabilitas yang dialihkan harus
dicatat berdasarkan harga sekarang yaitu pada tanggal pengukuran. Penentuan harga aset dan liabilitas yang dilakukan dengan pengukuran meliputi
karakteristik berikut : 1. kondisi dan lokasi aset; dan
2. pembatasan, jika ada, atas penjualan atau penggunaan aset Pos
– pos yang diipengaruhi oleh nilai wajar di dalam laporan keuangan adalah :
1. Aset Tetap 2. Properti Investasi
3. Aset Biologis 4. Aset Tak Berwujud
5. Aset Tidak Lancar untuk Dijual dari Operasi yang dihentikan 6. Instrumen Keuangan
Harga yang dipakai pada saat tanggal pengukuran untuk dicatat sebagai nilai wajar aset atau liabilitas dinamakan input. Input harus diobservasi dan
8 diidentifikasi berdasarkan hirarki nilai wajar yang terdiri dari tiga level
sebelum dilakukan pencatatan. Pada Level 1, input adalah harga kuotasian tanpa penyesuaian di pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang identik yang
dapat diakses entitas pada tanggal pengukuran. Selanjutnya, pada Level 2, input adalah input selain harga kuotasian yang termasuk dalam Level 1 yang
dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas, baik secara langsung atau tidak langsung. Terakhir, pada Level 3 input adalah input yang tidak dapat
diobservasi untuk aset atau liabilitas. Jikt tidak ada input yang dapat diobservasi maka harus dilakukan pengukuran nilai wajar.
Gambar 2.1 Hirarki Input dalam Penilaian Nilai Wajar
sumber : Esquivel Gornik Tomaszewski, halaman 21
9 Setelah input telah diperoleh, nilai wajar suatu aset atau liabilitas dapat dinilai.
Penilaian nilai wajar dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu : 1 Pendekatan Biaya
Pendekatan biaya cost approach mencerminkan jumlah yang akan dibutuhkan saat ini untuk menggantikan kapasitas manfaat service
capacity aset sering disebut sebagai biaya pengganti saat ini. 2 Pendekatan Penghasilan
Pendekatan penghasilan income approach mengkonversi jumlah masa depan contohnya arus kas atau penghasilan dan beban ke suatu
jumlah tunggal saat ini yaitu didiskontokan. 3 Pendekatan Pasar
Pendekatan pasar market approach menggunakan harga dan informasi relevan lain yang dihasilkan oleh transaksi pasar yang
melibatkan aset, liabilitas atau kelompok aset dan liabilitas yang identik atau sebanding yaitu serupa, seperti bisnis. PSAK 68 : Paragraf 61-66
Pendekatan yang paling populer digunakan untuk menentukan nilai wajar adalah dengan menggunakan pendekatan penghasilan. Pendekatan penghasilan
diterapkan dengan menggunakan teknik nilai kini. Nilai kini adalah nilai masa depan yang didiskontokan menjadi nilai pada periode kini yang telah
ditetapkan. Nilai yang dipakai di dalam teknik nilai kini adalah nilai arus kas sebuah perusahaan yakni, penghasilan yang terbebas dari dampak estimasi
– estimasi akrual akuntansi. Penjumlahan nilai kini arus kas suatu aset atau
liabilitas di masa yang akan datang akan menghasilkan nilai wajar aset atau liabilitas tersebut.
Di dalam PSAK 68 paragraf PP13 menytakan bahwa “Pengukuran nilai wajar aset atau liabilitas yang menggunakan teknik nilai
kini mencakup seluruh elemen sebagai berikut dari perspektif pelaku pasar pada tanggal pengukuran:
1. Estimasi arus kas masa depan untuk aset atau liabilitas yang diukur. 2. Harapan mengenai kemungkinan variasi dalam jumlah dan waktu arus
kas yang merepresentasikan ketidakpastian yang inheren dalam arus kas.
10 3. Nilai waktu uang, direpresentasikan oleh tingkat dalam aset moneter
bebas resiko yang memiliki tanggal jatuh tempo atau durasi yang bertepatan dengan periode yang dicakup oleh arus kas dan tidak
menimbulkan ketidakpastian dalam waktu atau risiko gagal bayar terhadap pemilik yaitu suku bunga bebas risiko.
4. Harga untuk menanggung ketidakpastian yang inheren dalam arus kas yaitu premi risiko.
5. Faktor lain yang akan diperhitungkan pelaku pasar dalam keadaan tersebut.
6. Untuk liabilitas, risiko wanprestasi non-performance risk yang terkait dengan liabilitas tersebut, termasuk risiko kredit entitas yaitu obligor
sendiri.” Hal ini menyatakan bahwa teknik nilai kini memberikan informasi yang
lengkap karena terdiri dari banyak elemen perspektif pelaku pasar sehingga cocok digunakan dalam penentuan nilai wajar.
Shortridge 2006 : 38 menyatakan di dalam jurnalnya bahwa “the ultimate goal of the fair value project is to improve comparability,
consistency, and reliability of fair value measurements by creating a model that can be broadly applied to financial and nonfinancial assets and
liabilities”.
Tujuan utama dari penerapan konsep fair value adalah untuk meningkatkan daya banding, konsistensi, dan keandalan pengukuran nilai wajar yang
dilakukan pada aset dan liabilitas keuangan maupun nonkeuangan.
2.1.2. Metode Nilai Kini Discounted Cash Flow