5
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka rumusan masalah penelitian adalah:
“Apakah penggunaan konsep nilai wajar berpengaruh secara signifikan dalam memprediksi arus kas di masa yang akan datang
pada perusahaan perbankan di Indonesia ”.
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan konsep nilai wajar dalam memprediksi arus kas di masa yang akan datang pada
perusahaan perbankan di Indonesia.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti, untuk menambah wawasan, pengetahuan dalam bidang akuntansi khususnya mengenai
pengaruh penggunaan konsep nilai wajar dalam memprediksi arus kas di masa yang akan datang
. 2. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi untuk mengetahui
dampak penggunaan konsep nilai wajar di dalam informasi akuntansi, terkhusus laporan arus kas, sehingga dapat mengambil keputusan yang lebih baik untuk
melakukan investasi. 3. Bagi investor, hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi untuk mengetahui
dampak penggunaan konsep nilai wajar dalam membuat proyeksi arus kas untuk menilai intrinsik suatu saham dalam pengambilan keputusan investasi.
6
4. Bagi pembaca, untuk menambah pengetahuan dan sebagai referensi bagi pihak lain untuk melakukan penelitian ataupun menyelesaikan permasalahan yang
berhubungan dengan penelitian ini.
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teoritis
2.1.1. Konsep Nilai Wajar
Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi
teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran PSAK 68 : Paragraf 09. Dari definisi ini dapat dilihat bahwa aset dan liabilitas yang dialihkan harus
dicatat berdasarkan harga sekarang yaitu pada tanggal pengukuran. Penentuan harga aset dan liabilitas yang dilakukan dengan pengukuran meliputi
karakteristik berikut : 1. kondisi dan lokasi aset; dan
2. pembatasan, jika ada, atas penjualan atau penggunaan aset Pos
– pos yang diipengaruhi oleh nilai wajar di dalam laporan keuangan adalah :
1. Aset Tetap 2. Properti Investasi
3. Aset Biologis 4. Aset Tak Berwujud
5. Aset Tidak Lancar untuk Dijual dari Operasi yang dihentikan 6. Instrumen Keuangan
Harga yang dipakai pada saat tanggal pengukuran untuk dicatat sebagai nilai wajar aset atau liabilitas dinamakan input. Input harus diobservasi dan
8 diidentifikasi berdasarkan hirarki nilai wajar yang terdiri dari tiga level
sebelum dilakukan pencatatan. Pada Level 1, input adalah harga kuotasian tanpa penyesuaian di pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang identik yang
dapat diakses entitas pada tanggal pengukuran. Selanjutnya, pada Level 2, input adalah input selain harga kuotasian yang termasuk dalam Level 1 yang
dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas, baik secara langsung atau tidak langsung. Terakhir, pada Level 3 input adalah input yang tidak dapat
diobservasi untuk aset atau liabilitas. Jikt tidak ada input yang dapat diobservasi maka harus dilakukan pengukuran nilai wajar.
Gambar 2.1 Hirarki Input dalam Penilaian Nilai Wajar
sumber : Esquivel Gornik Tomaszewski, halaman 21
9 Setelah input telah diperoleh, nilai wajar suatu aset atau liabilitas dapat dinilai.
Penilaian nilai wajar dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu : 1 Pendekatan Biaya
Pendekatan biaya cost approach mencerminkan jumlah yang akan dibutuhkan saat ini untuk menggantikan kapasitas manfaat service
capacity aset sering disebut sebagai biaya pengganti saat ini. 2 Pendekatan Penghasilan
Pendekatan penghasilan income approach mengkonversi jumlah masa depan contohnya arus kas atau penghasilan dan beban ke suatu
jumlah tunggal saat ini yaitu didiskontokan. 3 Pendekatan Pasar
Pendekatan pasar market approach menggunakan harga dan informasi relevan lain yang dihasilkan oleh transaksi pasar yang
melibatkan aset, liabilitas atau kelompok aset dan liabilitas yang identik atau sebanding yaitu serupa, seperti bisnis. PSAK 68 : Paragraf 61-66
Pendekatan yang paling populer digunakan untuk menentukan nilai wajar adalah dengan menggunakan pendekatan penghasilan. Pendekatan penghasilan
diterapkan dengan menggunakan teknik nilai kini. Nilai kini adalah nilai masa depan yang didiskontokan menjadi nilai pada periode kini yang telah
ditetapkan. Nilai yang dipakai di dalam teknik nilai kini adalah nilai arus kas sebuah perusahaan yakni, penghasilan yang terbebas dari dampak estimasi
– estimasi akrual akuntansi. Penjumlahan nilai kini arus kas suatu aset atau
liabilitas di masa yang akan datang akan menghasilkan nilai wajar aset atau liabilitas tersebut.
Di dalam PSAK 68 paragraf PP13 menytakan bahwa “Pengukuran nilai wajar aset atau liabilitas yang menggunakan teknik nilai
kini mencakup seluruh elemen sebagai berikut dari perspektif pelaku pasar pada tanggal pengukuran:
1. Estimasi arus kas masa depan untuk aset atau liabilitas yang diukur. 2. Harapan mengenai kemungkinan variasi dalam jumlah dan waktu arus
kas yang merepresentasikan ketidakpastian yang inheren dalam arus kas.
10 3. Nilai waktu uang, direpresentasikan oleh tingkat dalam aset moneter
bebas resiko yang memiliki tanggal jatuh tempo atau durasi yang bertepatan dengan periode yang dicakup oleh arus kas dan tidak
menimbulkan ketidakpastian dalam waktu atau risiko gagal bayar terhadap pemilik yaitu suku bunga bebas risiko.
4. Harga untuk menanggung ketidakpastian yang inheren dalam arus kas yaitu premi risiko.
5. Faktor lain yang akan diperhitungkan pelaku pasar dalam keadaan tersebut.
6. Untuk liabilitas, risiko wanprestasi non-performance risk yang terkait dengan liabilitas tersebut, termasuk risiko kredit entitas yaitu obligor
sendiri.” Hal ini menyatakan bahwa teknik nilai kini memberikan informasi yang
lengkap karena terdiri dari banyak elemen perspektif pelaku pasar sehingga cocok digunakan dalam penentuan nilai wajar.
Shortridge 2006 : 38 menyatakan di dalam jurnalnya bahwa “the ultimate goal of the fair value project is to improve comparability,
consistency, and reliability of fair value measurements by creating a model that can be broadly applied to financial and nonfinancial assets and
liabilities”.
Tujuan utama dari penerapan konsep fair value adalah untuk meningkatkan daya banding, konsistensi, dan keandalan pengukuran nilai wajar yang
dilakukan pada aset dan liabilitas keuangan maupun nonkeuangan.
2.1.2. Metode Nilai Kini Discounted Cash Flow
Telah dijelaskan di dalam konsep nilai wajar bahwa metode yang sering digunakan dalam menghitung nilai wajar adalah metode kini. Metode kini
merupakan penghitungan nilai wajar dengan menggunakan pendekatan
11 penghasilan. Penghasilan yang digunakan dalam penghitungan ini adalah arus
kas dengan kata lain metode yang digunakan adalah Discounted Cash Flow. Rumus penilaian dengan menggunakan Discounted Cash Flow adalah :
PV = CF +
+ .... + PV =
PV = Nilai Kini CF
= Arus Kas Periode 0 CF
n
= Arus kas periode n Dari rumus ini dapat dilihat bahwa nilai sebuah aset atau liabilitas diperoleh
melalui penjumlahan nilai kini dari penghasilan yang dihasilkan oleh aset atau liabilitas tersebut dalam hal ini arus kas.
Untuk melakukan penghitungan Discounted Cash Flow, mencari proyeksi arus kas di tahun yang akan datang merupakan sebuah hal yang penting.
Proyeksi arus kas di masa yang akan datang diperoleh dengan melakukan peramalan arus kas di masa yang akan datang. Ada tiga komponen dalam
melakukan peramalan arus kas. Pertama, menentukan lama periode pertumbuhan luar biasa; hal ini tergantung dari siklus hidup dan persaingan
yang dihadapi oleh sebuah perusahaan. Kedua, mengestimasi arus kas dalam periode pertumbuhan tinggi. Ketiga, penghitungan nilai terminal, yang
dihitung berdasarkan jalur arus kas setelah tahun terminal. Pertumbuhan arus kas dapat dihitung dengan menggunakan rumus
g
t
= x ROE
12 Jika pertumbuhan diperoleh, maka arus kas di periode selanjutnya pun dapat
diperoleh. Periode terminal adalah periode di mana sebuah perusahaan mengalami
pertumbuhan yang konstan atau perusahaan tersebut telah dilikuidasi. Jika dihubungkan dengan penilaian aset atau liabilitas, periode terminal adalah
periode di mana sebuah aset berhenti digunakan atau liabilitas sudah terlunaskan.
2.1.3. Laporan Arus Kas
Arus kas adalah suatu laporan keuangan yang berisikan pengaruh kas dari kegiatan operasi, kegiatan transaksi investasi dan kegiatan transaksi
pembiayaanpendanaan serta kenaikan atau penurunan bersih dalam kas suatu perusahaan selama satu periode.
Menurut PSAK No.2 2015:5 Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas. Laporan arus kas merupakan revisi dari mana uang kas
diperoleh perusahaan dan bagaimana mereka membelanjakannya. Laporan arus kas merupakan ringkasan dari penerimaan dan pengeluaran kas
perusahaan selama periode tertentu biasanya satu tahun buku. Laporan arus kas cash flow mengandung dua macam aliranarus kas yaitu :
1. Cash inflow Cash inflow adalah arus kas yang terjadi dari kegiatan
transaksi yang melahirkan keuntungan kas penerimaan kas. Arus kas masuk cash inflow terdiri dari:
13 Hasil penjualan produkjasa perusahaan.
Penagihan piutang dari penjualan kredit. Penjualan aktiva tetap yang ada.
Penerimaan investasi dari pemilik atau saham bila perseroan terbatas.
Pinjamanhutang dari pihak lain. Penerimaan sewa dan pendapatan lain.
2. Cash out flow Cash out flow adalah arus kas yang terjadi dari kegiatan
transaksi yang mengakibatkan beban pengeluaran kas. Arus kas keluar cash out flow terdiri dari :
Pengeluaran biaya bahan baku, tenaga kerja langsung dan biaya pabrik lain-lain.
Pengeluaran biaya administrasi umum dan administrasi penjualan.
Pembelian aktiva tetap. Pembayaran hutang-hutang perusahaan.
Pembayaran kembali investasi dari pemilik perusahaan. Pembayaran sewa, pajak, deviden, bunga dan pengeluaran
lain-lain.
14
2.1.4. Komponen Laporan Arus Kas
Laporan arus kas ini memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas dari perusahaan dari suatu periode tertentu,
dengan mengklasifikasikan transaksi berdasarkan pada kegiatan operasi, investasi dan pendanaan.
Menurut PSAK No.2 2015:9 Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu yang diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Aktivitas Operasi Aktivitas operasi menimburkan pendapatan dan beban dari operasi
utama suatu perusahaan. Karena itu aktivitas operasi mempengaruhi laporan laba rugi, yang dilaporkan dengan dasar akrual. Sedangkan
laporan arus kas melaporkan dampaknya terhadap kas. Arus masuk kas terbesar dari opersi berasal dari pengumpulan kas dari langganan. Arus
masuk kas yang kurang penting adalah penerimaan bunga atas pinjaman dan dividen atas investasi saham. Arus keluar kas operasi
meliputi pembayaran terhadap pemasok dan karyawan, serta pembayaran bunga dan pajak.
2. Aktivitas Investasi Aktivitas investasi meningkatkan dan menurunkan aktiva jangka
panjang yang digunakan perusahaan untuk melakukan kegiatannya. Pembelian atau penjualan aktiva tetap seperti tanah, gedung, atau
peralatan merupakan kegiatan investasi, atau dapat pula berupa
15 pembelian atau penjualan investasi dalam saham atau obligasi dari
perusahaan lain. Pada laporan arus kas kegiatan investasi mencakup lebih dari
sekedar pembelian dan penjualan aktiva yang digolongkan sebagai investasi di neraca. Pemberian pinjaman juga merupakan suatu
kegiatan investasi karena pinjaman menciptakan piutang kepada peminjam. Pelunasan pinjaman tersebut juga dilaporkan sebagai
kegiatan investasi pada laporan arus kas. 3. Aktivitas Pendanaan
Aktivitas pendanaan meliputi kegiatan untuk memperoleh kas dari investor dan kreditor yang diperlukan untuk menjalankan dan
melanjutkan kegiatan perusahaan. Kegiatan pendanaan mencakup pengeluaran saham, peminjaman uang dengan mengeluarkan wesel
bayar dan pinjaman obligasi, penjualan saham perbendaharaan, dan pembayaran terhadap pemegang saham seperti dividen dan pembelian
saham perbendaharaan. Pembayaran terhadap kreditor hanyalah mencakup pembayaran pokok pinjaman.
2.1.5. Metode Penyusunan Laporan Arus Kas
Menurut PSAK 2 2015 : paragraf 18 ada dua metode yang dapat dilakukan untuk menyusun laporan arus kas, yakni:
1. Metode Langsung
16 Dalam metode langsung, penerimaan dan pengeluaran kas dilaporkan
dari aktivitas operasi. Perbedaan dari dua jumlah tersebut adalah arus kas bersih dari aktivitas operasi. Dengan kata lain, dalam metode
langsung dilakukan pengurangan penerimaan dan pengeluaran kas. 2. Metode Tidak Langsung
Metode tidak langsung dilakukan dengan cara mengubah laba bersih menjadi arus kas bersih dari aktivitas operasi. Dengan kata lain,
metode tidak langsung dilakukan dengan cara menghilangkan dampak akrual atau estimasi dan pos yang tidak mempengaruhi kas dari laba
bersih.
2.1.6. Manfaat Laporan Arus Kas
Menurut Kieso 2012 : 1436 manfaat yang dapat diberikan dengan adanya laporan arus kas adalah:
1. Kemampuan entitas untuk menghasilkan arus kas masa depan. Tujuan utama dari pelaporan keuangan untuk memberikan informasi
yang dapat digunakan dalam memprediksi jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas masa depan. Dengan memeriksa hubungan
antara pos – pos seperti penjualan dan arus kas bersih dari aktivitas
operasi, atau arus kas bersih dari operasi dan peningkatan atau penurunan kas, dapat dilakukan prediksi arus kas yang lebih baik
dibandingkan dengan menggunakan data dengan basis akrual saja
2. Kemampuan entitas untuk membayar dividen dan memenuhi kewajiban.
Tanpa uang yang memadai, perusahaan tidak dapat membayar karyawan, melunasi utang, membayar dividen, atau memperoleh
peralatan. Sebuah laporan arus kas menunjukkan dari mana kas perusahaan berasal dan bagaimana perusahaan menggunakan kas
tersebut . Karyawan, kreditur, pemegang saham, dan pelanggan sangat tertarik pada pernyataan ini, karena laporan ini sendiri menunjukan
aliran uang di dalam bisnis
17 3. Penyebab perbedaan antara laba bersih dan arus kas bersih dari
kegiatan operasi. Angka laba bersih merupakan hal yang penting, karena memberikan
informasi tentang keberhasilan atau kegagalan sebuah perusahaan bisnis dari suatu periode ke periode lainnya. Namun beberapa orang
telah menyatakan kritik atas laba bersih menurut dasar akrual karena harus membuat estimasi untuk mendapatkan angka laba bersih itu.
Sebagai akibatnya, keandalan angka laba bersih sering diragukan. Hal ini tidak akan terjadi dengan kas. Jadi, pembaca laporan keuangan
akan mendapat manfaat dengan mengetahui penyebab perbedaan antara laba bersih dan arus kas bersih dari kegiatan operasi, kemudian
mereka dapat menilai keandalan angka laba itu.
4. Transaksi investasi dan pembiayaan yang melibatkan kas dan non kas selama suatu periode.
Dengan memeriksa kegiatan investasi perusahaan pembelian dan penjualan aktiva selain dari produknya dan kegiatan pembiayaannya
peminjaman dan pelunasan pinjaman, investasi oleh pemilik, dan distribusi kepada pemilik, seseorang pembaca laporan keuangan dapat
memahami dengan lebih baik mengapa aktiva dan kewajiban bertambah atau berkurang selama suatu periode.
Satu hal yang penting bila dilihat dari manfaat laporan arus kas di atas, informasi arus kas digunakan untuk melihat keberhasilan atau kegagalan
sebuah perusahaan, dalam hal ini nilai perusahaan, karena informasi yang dihasilkan oleh laporan arus kas terbebas dari unsur
– unsur estimasi yang sering kali ditemukan di dalam laba bersih.
Manfaat arus kas itu sendiri adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan. Ross2013:8 di dalam bukunya menyatakan
“ How do financial managers create value? The answer is that the firm should:
1. Try to buy assets that generate more cash than they cost
2. Sell bonds and stocks and other financial instrument that raise
more cash than they cost Thus, the firm must create more cash flow than it uses.”
Hal ini menyatakan bahwa adanya aliran kas masuk yang melebihi aliran kas
keluar dapat meningkatkan nilai sebuah perusahaan, yaitu nilai instrinsiknya.
18 Jika dikaitkan dengan nilai wajar, untuk meningkatkan nilai wajar suatu aset
atau liabilitas, maka selisih antara arus kas masuk yang dihasilkan dari aset tersebut dengan arus kas untuk memperoleh aset atau liabilitas tersebut harus
ditingkatkan juga.
2.1.7. Hubungan Penerapan Konsep Nilai Wajar dengan Peramalan
Arus Kas
Ada beberapa penjelasan mengapa nilai wajar dapat membantu menilai kinerja masa depan, dalam hal ini arus kas. Pertama, di dalam teori, nilai wajar
mencerminkan keadaan pasar terkini dan menangkap ekspektasi arus kas terbaru. Jika ekspektasi kinerja di masa depan berubah maka nilai wajar
seharusnya mencerminkan perubahan ini. Karena nilai wajar mencerminkan estimasi terkini dari kinerja masa depan, maka nilai wajar seharusnya
berhubungan dengan arus kas masa depan Barth, 2000. Barth 1995 menemukan bahwa di dalam industri bank, kebijakan kecukupan modal
dengan basis nilai wajar lebih prediktif untuk kebijakan modal di masa depan. Dokumen literatur yang ada menunjukan bahwa penerapan nilai wajar relevan
dengan peramalan kinerja masa depan dilihat dari harga saham dan return- nya.
Kedua, nilai wajar dari beberapa instrumen keuangan memiliki nilai prediktif untuk arus kas yang diperoleh dari asset tersebut karena a akumulasi
keuntungan atau kerugian yang belum diakui dapat direalisasi menjadi arus kas pada saat penjualan aset tersebut; dan b untuk sekuritas yang belum
19 terjual, perbedaan antara nilai wajar dan biaya perolehan investasi
menunjukan jumlah pendapatan bungan yang diakui di masa depan, apakah lebih besar atau lebih kecil dibanding dengan instrumen sejenis Evans, 2013.
Oleh karena itu nilai wajar berdampak pada keuntungan maupun kerugian masa depan karena nilai wajar merupakan proyeksi kenaikan atau penurunan
nilai dari aset tersebut. Dengan kata lain nilai wajar berhubungan dengan kinerja masa depan.
Terakhir, kebijakan penggunaan fair value dapat digunakan untuk melakukan income smoothing untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan
dari laba. Sebagai contoh, manajer bisa menggunakan fair value dalam menilai bunga yang ditahan untuk mengelola laba atau melaporkan keuntungan yang
lebih besar pada saat laba rendah. Penggunaan konsep nilai wajar membuat laba menjadi lebih rentan karena
laba lebih terpengaruh oleh estimasi penilaian. Untuk melakukan penghitungan arus kas, laba akuntansi harus disesuaikan dengan
menghilangkan estimasi-estimasi akrual, namun estimasi pada saat penilaian masi memiliki dampak di dalam arus kas. Dampak estimasi penilaian tersebut
secara langsung mempengaruhi prediksi arus kas di masa yang akan datang untuk memprediksi kinerja suatu perusahaan di masa yang akan datang.
Sehingga banyak perdebatan tentang nilai wajar, di satu sisi ada yang beranggapan bahwa nilai wajar meningkatkan relevansi, di sisi lain ada yang
beranggapan bahwa nilai wajar menurunkan keandalan informasi keuangan Shortridge, 2006:3
20
2.2. Penelitian Terdahulu
Penelitian ini dibuat berdasarkan penelitian – penelitian sejenis yang telah
dibuat oleh peneliti terdahulu. Ringkasan penelitian – penelitian terdahulu
dapat dilihat dalam Tabel 2.1 berikut :
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu
NO NAMA PENELITI
JUDUL PENELITIAN
VARIABEL HASIL PENELITIAN
1 Brian Bratten
Usefullness of Fair Values in Predicting
Future Earnings and Cash Flow
Cash flow
t+1 t+2,
LnAsset
t
, Pre Tax
ROA
t
, FVA
t
Dampak nilai wajar diproyeksikan pada
FVA dengan cara menjumlahkan nilai aset
yang terkena dampak nilai wajar dan
diskalakan dengan total aset. Pada penelitian ini,
penerapan konsep nilai wajar berpengaruh
positif dalam memprediksi arus kas di
masa yang akan datang
2 Mufid Adi As’ad
Kemampuan Informasi
Komponen Arus Kas dan Laba dalam
Memprediksi Arus Kas Masa Depan
Arus Kas Masa Depan,
Arus Kas Operasi
t-1t-2
, Arus Kas
Investasi
t-1t-2
, Arus Kas
Pendanaan
t- 1t-2,
Laba
t-1t-2
Penelitian dilakukan untuk meneliti
kemampuan informasi di masa lalu untuk
memprediksi arus kas masa depan. Hasil dari
penelitian ini adalah informasi komponen
arus kas dan laba memiliki kemampuan
untuk memprediksi arus kas di masa yang akan
datang
21 3
Yolanda Dahler, Rajmat Febrianto
Kemampuan Prediktif Earning
dan Arus Kas dalam Memprediksi Arus
Kas Masa Depan Arus Kas
Operasi
t+1
, Arus Kas
Operasi
t
, Earning
t
Hasil dari penelitian ini adalah arus kas operasi
di tahun berjalan memiliki kemampuan
yang lebih baik untuk dijadikan informasi
dalam memprediksi arus kas di masa depan
2.3. Kerangka Konseptual