Analisis Pengaruh Informasi Laporan Arus Kas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2009-2011

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH INFORMASI LAPORAN ARUS KAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PERBANKAN

YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2009-2011

OLEH

MARWAN AZHARI 090503071

PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Pengaruh Informasi Laporan Arus Kas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2009-2011 ” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau ditulis sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Desember 2014 Penulis,

NIM. 090503071 MARWAN AZHARI


(3)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH INFORMASI LAPORAN ARUS KAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR

DI BEI TAHUN 2009-2011

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh informasi laporan arus kas terhadap harga saham baik secara parsial maupun simultan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI .

Populasi penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009 hingga tahun 2011. Pemilihan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling dan diperoleh sebanyak 29 perusahaan. Variabel penelitian ini terdiri dari Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi, dan Arus Kas Pendanaan sebagai variabel independen. Dan Harga Saham sebagai variabel dependen. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode statistik deskriptif dengan menggunakan model regresi sederhana untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara individu dan regresi berganda untuk menguji pengaruhnya secara bersama-sama. Pengujian dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel arus kas operasi tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham, arus kas investasi tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham, dan arus kas pendanaan tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara simultan, arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan tidak berpengaruh berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hal ini ditunjukkan oleh nilai R Square sebesar 0,111 yang berarti hanya 11,1 % variasi dari perubahan harga saham dapat dijelaskan oleh variasi dari ketiga variabel independen, sedangkan sisanya sebesar 88,9 % dijelaskan oleh variasi atau faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi.

Kata kunci : Arus kas Operasi, Arus Kas Investasi, Arus Kas Pendanaan, Harga Saham


(4)

ABSTRACT

ANALYZED THE INFLUENCE OF CASHFLOW STATEMENT INFORMATION TO THE STOCK PRICE IN THE BANKING COMPANY

LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE DURING 2009-2011

This study aims to examine and analyze the influence of cashslow statement information to stock price partally and simultaneously in the banking company which listed in BEI.

This study population is banking company listed on the Indonesia Stock Exchange in 2009 until 2011. Sample selection was done by using purposive sampling and obtained as many as 29 companies. The variables of this study consisted of operating cashflow, investing cashflow, and financing cashflow as independent variables stock price as the dependent variable. The method of analysis used in this research is descriptive statistical methods using simple regression model to test the effect of independent variables on the dependent variable individually and multiple regression analysis to examine the effect together. Testing in this study performed using SPSS computer program.

The results of this study indicate that partially operating cashflow doesn’t has significantly effect on stock price , investing cashflow doesn’t has significantly effect on stock price, and financing cashflow variable doesn’t has significantly effect on stock price. Simultaneously, operating cashflow, investing cashflow, and financing cashflow were not significantly affect the stock price. This is indicated by the value of R Square of 0.111, which means only 11.1% of the variation can be explained by changes in stock price variation of the three independent variables, while the remaining 88.9% is explained by the variation or other factors not included in the regression model.

Keywords: operating cashflow, investing cashflow, financing cashflow, stock price


(5)

KATA PENGANTAR

Skripsi ini berjudul “Analisis Pengaruh Informasi Laporan Arus Kas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2009-2011”. Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac,Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM, Ak. selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak, selaku Sekretaris Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaga sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Erwin Abubakar, M.B.A., Ak. selaku Pembaca Penilai yang telah memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi.

6. Kedua Orang Tua Saya Bapak Marsuddin dan Ibu Asni, kakak saya Malinda Agusliana, Adik saya Mahruzar Fadhillah dan keluarga besar saya yang telah memberikan kasih sayang, didikan, perhatian, doa, serta dukungan baik moril


(6)

maupun materil kepada penulis. untuk teman-teman satu angkatan 2009 Ihsan, Baidi, Prian, Syahril, Defri, Kautsar, Devi, Nita, Liza, Fitri, dan teman-teman lain yang telah memberikan masukan, saran, semangat, dan bantuan lain selama proses pengerjaan.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan semua pihak yang membacanya.

Medan, Desember 2014 Penulis,

NIM : 090503071 MARWAN AZHARI


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 8

1.3. Tujuan Penelitian ... 9

1.4. Manfaat Penelitian... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis ... 11

2.1.1. Signalling Theory ... 11

2.1.2. Informasi akuntansi ... 12

2.1.3. Arus kas ... 14

2.1.3.1 Aktivitas Operasi ... 15

2.1.3.2 Aktivitas Investasi ... 16

2.1.3.3 Aktivitas Pendanaan ... 17

2.1.4. Harga Saham ... 17

2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 19

2.3. Kerangka Konseptual ... 22

2.4. Hipotesis Penelitian ... 23

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian ... 24

3.2. Jenis Dan Sumber Data ... 24

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 25

3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 28

3.5. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 28

3.5.1. Variabel Indenpenden ... 28

3.5.2. Variabel Dependen ... 30

3.6. Metode Analisis Data ... 31

3.6.1. Pengujian Asumsi Klasik ... 31

3.6.1.1 Uji Normalitas ... 31

3.6.1.2 Uji Multikolinearitas ... 32


(8)

3.6.1.4 Uji Autokorelasi ... 33

3.6.2. Pengujian Hipotesis ... 34

3.6.2.1 Uji t ... 35

3.6.2.2 Uji f ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Penelitian ... 37

4.2. Hasil Penelitian ... 47

4.2.1. Analisis Statistik Deskriptif ... 47

4.2.2. Pengujian Asumsi Klasik ... 39

4.2.3. Pengujian Hipotesis ... 48

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian ... 53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 57

5.2. Keterbatasan Penelitian ... 59

5.3. Saran ... 59

DAFTAR PUSTAKA ... 60


(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

3.1 Proses Pemilihan Sampel Berdasarkan Kriteria…… 26

3.2 Sampel Perusahaan Perbankan... 27

3.3 Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel…… 30

4.1 Statistik Deskriptif…. ... 38

4.2 One Sample Kolmogorov-Smirnov Test Sebelum Transformasi ... 42

4.3 One Sample Kolmogorov-Smirnov Test Setelah Transformasi ... 44

4.4 Hasil Uji Multikolinearitas ... 45

4.5 Hasil Uji Autokorelasi ... 48

4.6 Model Summary ... 49

4.7 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi………….. 49

4.8 Uji t (Uji Parsial) ... 50


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 22 4.1 Uji Normalitas: Grafik Histogram

Sebelum Transformasi ... 41 4.2 Uji Normalitas: Grafik Normal Probability Plot

Sebelum Transformasi ... 41 4.3 Uji Normalitas: Grafik Histogram

Setelah Transformasi ... 43 4.4 Uji Normalitas: Grafik Normal Probability Plot

Setalah Transformasi ... 43 4.5 Uji Heterokedasitas: Grafik Scatterplot ... 47


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

Lampiran 1 Data Variabel Tahun 2009…………... 62

Lampiran 2 Data Variabel Tahun 2010 …………... 63

Lampiran 3 Data Variabel Tahun 2011 ………..…... 64

Lampiran 4 Data Variabel 2009-2011 Rata-Rata……….. 65

Lampiran 5 Data Variabel 2009-2011 Rata-Rata setelah Ln…… 66

Lampiran 6 Statistik Deskriptif ……… 67

Lampiran 7 Hasil Uji Normalitas sebelum Transformasi………. 67

Lampiran 8 Hasil Uji Normalitas setelah Transformasi ……..… 68

Lampiran 9 Histogram dan P-Plot sebelum Transformasi ……... 68

Lampiran 10 Histogram dan P-Plot setelah Transformasi ………. 69

Lampiran 11 Hasil Uji Multikolinearitas……… 70

Lampiran 12 Hasil Uji Heteroskedastisitas ……… 71

Lampiran 13 Hasil Uji Autokorelasi ……….. 71

Lampiran 14 Hasil Uji t ………. 72


(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Persaingan usaha yang semakin tajam, tuntutan manajemen untuk memiliki keunggulan daya saing, serta keunggulan lain dalam hal informasi laporan keuangan merupakan dampak yang cukup signifikan dalam perkembangan usaha di era globalisasi dewasa ini. Untuk mendapatkan informasi yang berguna bagi para pelaku bisnis tersebut, maka akuntansi ikut berperan dalam menyediakan informasi yang diperlukan. Laporan keuangan adalah salah satu informasi penting dan dapat dipercaya oleh pihak internal maupun eksternal perusahaan, karena laporan keuangan berisi informasi mengenai perkembangan perusahaan untuk periode tertentu. Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan disajikan sebagai informasi yang menyangkut posisi keuangan perusahaan, laporan kinerja, perubahan posisi keuangan dan laporan aliran kas yang bermanfaat bagi pemakainya khususnya investor maupun kreditor dalam pengambilan keputusan yang bersifat ekonomis.

Bagi para investor, informasi yang disampaikan oleh manajemen perusahaan dijadikan sebagai alat analisis dan pengawasan terhadap kinerja manajemen perusahaan. Oleh karena itu perusahaan, baik kecil maupun besar, harus memanfaatkan sumber daya seefisien dan seefektif mungkin sehingga berguna untuk mempertahankan atau meningkatkan kinerja perusahaan. Sementara bagi manajemen, keterbukaan informasi dimaksudkan untuk


(13)

menunjukkan keseriusan dalam mengelola perusahaan secara profesional, sehingga dapat mempengaruhi para investor dalam mengambil keputusan investasi.

Menurut Koetin (1992 : 89), “Secara umum, semakin baik kinerja suatu perusahaan semakin tinggi laba usahanya dan semakin banyak keuntungan yang dapat dinikmati oleh pemegang saham, juga semakin besar kemungkinan harga saham akan naik”. Meskipun demikian saham yang memiliki kinerja baik sekalipun, harganya bisa saja turun karena keadaan pasar. Saham yang memiliki kinerja baik meskipun harganya menurun keras karena keadaan pasar yang jelek (bearish) yang menyebabkan kepercayaan terhadap pemodal terguncang, saham ini tidak akan sampai hilang jika kepercayaan pemodal pulih. Siklus ekonomi membaik ataupun hal-hal lain membaik (bullish), maka harga saham yang baik ini akan kembali menjadi resiko dari pemegang saham karena turunnya harga saham. Cara mengatasinya adalah menahan saham tersebut untuk waktu yang cukup lama sampai keadaan pasar membaik kembali.

Dalam melakukan prediksi harga saham terdapat pendekatan dasar yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. Secara tradisional analisis fundamental telah memperoleh perhatian yang cukup besar dari para analisis sekuritas. Para praktisi cenderung menyukai penggunaan model yang tidak terlalu rumit, mudah dipahami, dan mendasarkan diri atas informasi akuntansi. Husnan (2001 : 303) menjelaskan bahwa “analisis fundamental mendasarkan pola pikir perilaku harga saham ditentukan oleh perubahan-perubahan variasi perilaku variabel-variabel dasar kinerja perusahaan”. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa harga saham


(14)

tersebut ditentukan oleh nilai perusahaan. Apabila kinerja perusahaan baik maka nilai usaha akan tinggi. Dengan nilai usaha yang tinggi membuat para investor melirik perusahaan tersebut untuk menanamkan modalnya sehingga akan tejradi kenaikan harga saham.

Harga saham penting bagi perusahaan karena hal tersebut merupakan salah satu alasan utama bagi para investor untuk membeli saham sebagai bentuk investasinya pada perusahaan. Investasi tersebut tentunya sangat diperlukan oleh perusahaan, sebab dalam menjalankan usahanya dibutuhkan dana yang tidak sedikit. Cara untuk memperoleh dana salah satunya adalah dengan menerbitkan dan menjual saham melalui pasar modal atau bursa efek sebagai perantara. Harga saham atau perusahaan selalu mengalami pergerakan naik atau turun. Pergerakan pada harga saham inilah yang dapat memberikan keuntungan bagi para investor. Oleh karena itu, para investor sangat membutuhkan informasi mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi harga saham baik secara langsung maupun tidak. Informasi bisa didapat dari faktor eksternal maupun internal perusahaan. Faktor eksternal perusahaan, antara lain kondisi perekonomian, kebijakan pemerintah, dan tingkat suku bunga bank. Sedangkan faktor internal perusahaan berupa informasi dari laporan keuangan perusahaan. Dalam hal ini akuntansi berfungsi sebagai penyedia informasi.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI, 2007 : 1.2) dalam PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) No. 1 tentang tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah “memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan


(15)

pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka”. Informasi arus kas merupakan salah satu parameter kinerja perusahaan yang menjadi fokus perhatian investor. Informasi arus kas harus dapat meyakinkan investor serta menjadi fokus perhatian investor dalam mengambil keputusan. Ukuran kinerja akuntansi perusahaan yang menjadi fokus perhatian investor adalah yang mampu menggambarkan kondisi ekonomi dengan baik serta menyediakan sebuah dasar bagi peramalan aliran kas masa depan suatu saham biasa.

Pentingnya laporan arus kas tercantum pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 2 tentang laporan arus kas yang merekomendasikan perusahaan harus memasukkan laporan arus kas sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan. Informasi arus kas masa depan (IAI, 2007 : 2.2). Di samping itu, informasi arus kas juga berguna untuk meneliti kecermatan dari taksiran arus kas masa depan yang telah dibuat sebelumnya dan dalam menentukan hubungan antara probabilitas dan arus kas bersih serta dampak perubahan harga.

Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 2 dikatakan penyajian laporan arus kas dibagi dalam 3 komponen, yaitu arus kas operasi, arus kas investasi dan arus kas pendanaan dimana dalam penelitian ini akan dilihat masing-masing hubungannya dengan harga saham. Pembedaan komponen-komponen arus kas ini penting karena masing-masing komponen-komponen tersebut dianggap mempunyai pengaruh yang berbeda-beda terhadap harga saham.


(16)

Arus kas operasi merupakan aktivitas utama yang menghasilkan pendapatan yang melibatkan adanya transaksi pembelian dan penjualan serta distribusi barang dan jasa kepada konsumen. Aktivitas operasi menyebabkan naiknya transaksi yang masuk dalam perhitungan nilai laba perusahaan. Sehingga arus kas operasi menjadi indikator yang menentukan usaha perusahaan dalam menghasilkan arus kas untuk memenuhi kebutuhan operasi perusahaan. Naiknya laba bersih perusahaan menunjukkan kinerja yang bagus sehingga investor akan tertarik untuk menanamkan modal sehingga volume perdagangan saham meningkat. Ketika permintaan melebihi jumlah saham yang ditawarkan maka harga saham mengalami kenaikan.

Arus kas investasi merupakan kegiatan yang berkaitan dengan perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas di masa yang akan datang. Informasi dari aktivitas pendanaan digunakan investor dalam menilai kemampuan perusahaan untuk berkembang. Jika perusahaan mampu mengeluarkan dana untuk memperoleh aset produktif ini dapat ditanggapi investor sebagai sebuah keyakinan dari perusahaan untuk dapat bertumbuh sehingga akhirnya akan menguntungkan pemegang saham. Sinyal positif ini digunakan investor untuk berinvestasi di perusahaan tersebut sehingga volume perdagangan saham perusahaan dapat memberi efek kenaikan harga sahamnya.

Arus kas pendanaan merupakan aktivitas yang mengakibatkan perubahan jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan. Arus kas pendanaan berguna untuk memprediksi klaim atas arus kas di masa depan oleh pemegang modal perusahaan. Informasi pada aktivitas pendanaan mengenai kemampuan


(17)

perusahaan dalam memperoleh modal dan melunasi kewajiban jangka panjangnya digunakan investor sebagai informasi untuk mengambil keputusan berinvestasi. Keputusan investasi para investor tentu saja dapat mempengaruhi volume perdagangan saham juga pada harga sahamnya.

Penelitian mengenai pengaruh informasi arus kas terhadap harga saham sebelumnya dilakukan oleh Selvy Hartono pada tahun 2008 yang melakukan penelitian mengenai pengaruh laba dan arus kas terhadap harga saham. Variabel dependen yang digunakan adalah harga saham. Laba dan tiga komponen arus kas menjadi variabel independen. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan secara simultan, laba dan ketiga komponen arus kas berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Secara parsial, variabel laba berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham, variabel arus kas operasi, investasi dan pendanaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.

Abdul Rohman pada tahun 2005 melakukan penelitian pengaruh langsung dan tidak langsung arus kas dan laba terhadap volume perdagangan saham emiten di Bursa Efek Jakarta. Variabel dependen yang digunakan adalah volume perdagangan saham. Variabel independen pada penelitian ini adalah arus kas dan laba. Hasil penelitian menunjukkan secara simultan variabel laba dan arus kas kurang mempengaruhi volume perdagangan saham. Secara parsial baik variabel laba maupun arus kas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.

Evi Mutia pada tahun 2009 melakukan penelitian mengenai pengaruh informasi laba dan arus kas terhadap harga saham. Variabel dependen yang digunakan harga saham. Variabel independen yang digunakan adalah laba


(18)

akuntansi, komponen arus kas, dan total arus kas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laba akuntansi memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham. Variabel arus kas operasi tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham. Variabel arus kas investasi mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham. Sedangkan secara simultan komponen arus kas yang terdiri atas arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Selvy Hartono dengan

objek penelitian perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI selama tahun 2009 – 2011. Variabel independen yang digunakan adalah tiga komponen arus kas

dan harga saham sebagai variabel dependen yang sama seperti penelitian Selvy Hartono. Variabel laba tidak digunakan dalam penelitian dengan alasan untuk menyederhanakan penelitian dan memfokuskan pada pengaruh dari arus kas. Peneliti melakukan modifikasi data dengan menggunakan logaritma natural. Penelitian ini tetap menggunakan pengujian asumsi klasik sebagai metode analisis data agar hasil pengolahan data benar dan akurat.

Penelitian ini juga mereplikasi penelitian Abdul Rohman dengan objek penelitian adalah perusahaan perbankan di BEI. Variabel independen pada penelitian ini adalah komponen arus kas dan harga saham sebagai variabel dependennya. Variabel volume perdagangan saham diganti dengan variabel harga saham, variabel laba tidak digunakan, serta informasi arus kas ditambahkan dengan arus kas dari aktivasi investasi dan arus kas dari aktivitas pendanaan sebagai bentuk modifikasi pada penelitian. Metode analisis data pada penelitian


(19)

ini menggunakan metode pengujian asumsi klasik untuk memastikan hasil regresi dikatakan baik dan akurat.

Penelitian inipun juga mereplikasi penelitian Evi Mutia dengan objek penelitian adalah perusahaan perbankan di BEI. Variabel independen pada penelitian ini adalah komponen arus kas dan harga saham sebagai variabel independen. Variabel laba tidak digunakan guna menitikberatkan pengaruh arus kas terhadap harga saham. Metode analisis data pada penelitian ini menggunakan metode pengujian asumsi klasik.

Berdasarkan uraian dan permasalahan serta keragaman hasil penelitian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Informasi Laporan Arus Kas terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan yang terdaftar di BEI Tahun 2009 – 2011”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka masalah yang dirumuskan peneliti adalah sebagai berikut :

1. Apakah arus kas dari aktivitas operasi berpengaruh signifikan secara parsial terhadap harga saham ?

2. Apakah arus kas dari aktivitas investasi berpenagruh signifikan secara parsial terhadap harga saham ?

3. Apakah arus kas dari aktivitas pendanaan berpenagruh signifikan secara parsial terhadap harga saham ?

4. Apakah arus kas dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan berpengaruh signifikan secara simultan terhadap harga saham ?


(20)

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah disebutkan di atas maka penelitian ini bertujuan untuk :

1. Menganalisis apakah terdapat pengaruh secara parsial dari arus kas operasi terhadap harga saham.

2. Menganalisis apakah terdapat pengaruh secara parsial dari arus kas investasi terhadap harga saham.

3. Menganalisis apakah terdapat pengaruh secara parsial dari arus kas pendanaan terhadap harga saham.

4. Menganalisis apakah terdapat pengaruh secara simultan dari arus kas operasi, investasi, dan pendanaan terhadap harga saham.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan antara lain sebagai berikut :

1. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai kontribusi pemikiran untuk dipakai oleh perusahaan sebagai alat bantu alternatif dalam menilai kinerja keuangan perusahaan terhadap fluktuasi harga sahamnya di pasar modal.

2. Bagi investor, penelitian diharapkan menjadi bahan pembelajaran untuk dapat memprediksi harga saham di masa yang akan datang sehingga dapat membantu pengambilan keputusan jual beli saham dan menentukan strategi investasi yang tepat dan sesuai dengan harapan investor untuk memperoleh return yang diharapkan.


(21)

3. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan menambah wawasan dan pengetahuan peneliti mengenai pasar modal dan mekanisme dalam penentuan harga saham yang dipengaruhi oleh kandungan informasi komponen arus kas.

4. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini menjadi sumbangan literatur sehingga diharapkan dapat digunakan sebaga bahan rujukan untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh informasi arus kas terhadap harga saham dan mengembangkan hasil penelitian ini di masa yang akan datang.


(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Signalling Theory

Signalling theory menyatakan bahwa perusahaan yang berkualitas baik dengan sengaja akan memberikan sinyal kepada pasar untuk dapat membedakan perusahaan yang berkualitas baik dan yang buruk sehingga diharapkan pasar dapat bereaksi terhadap sinyal tersebut. Sinyal yang dimaksudkan adalah kandungan informasi (contain of information). Kandungan informasi ini dapat ditemukan pada laporan keuangan perusahaan.

Laporan keuangan terdiri atas laporan laba rugi, laporan posisi keuangan, laporan perubahan ekuitas, dan catatan atas laporan keuangan. Laporan arus kas dapat digunakan sebagai alternatif informasi dalam menilai kinerja dan prospek suatu perusahaan. Kandungan aktivitas yaitu operasi, investasi, dan pendanaan dapat memberikan sinyal bagi investor dalam menentukan kinerja perusahaan sehingga dapat tercermin pada volume perdagangan saham.

Arus kas operasi merupakan aktivitas utama yang menghasilkan pendapatan yang melibatkan adanya transaksi pembelian dan penjualan, serta distribusi barang dan jasa kepada konsumen. Aktivitas operasi menyebabkan naiknya transaksi yang masuk dalam perhitungan laba bersih sehingga jumlah arus kas operasi menjadi indikator yang menentukan usaha perusahaan dalam menghasilkan kas dari aktivitas operasinya. Oleh karena itu semakin tinggi nilai


(23)

arus kas operasinya menunjukkan kinerja yang bagus dan naiknya permintaan terhadap saham. Hal ini akan mempengaruhi harga saham perusahaan tersebut.

Arus kas investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang untuk mendapatkan pendapatan dan arus kas di masa mendatang. Informasi dari aktivitas investasi digunakan investor untuk menilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan masa depannya. Hal ini berarti jika perusahaan mengeluarkan dana untuk aset produktif maka perusahaan dapat bertumbuh sehingga nilai arus kas investasi digunakan investor sebagai sinyal positif dalam mengambil keputusan investasi sehingga akan tercermin pada volume perdagangan sahamnya dengan kemungkinan naiknya harga saham.

Arus kas pendanaan merupakan aktivitas yang mengakibatkan perubahan jumlah dan komposisi dalam modal serta pinjaman perusahaan. Aktivitas pendanaan digunakan untuk memperoleh modal yang berasal dari perusahaan sendiri maupun kreditor. Informasi dari arus kas mengenai kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka panjang dapat menjadi sinyal positif bagi investor untuk berinvestasi sehingga akan mempengaruhi volume perdagangan saham dan harga sahamnya.

2.1.2. Informasi Akuntansi

Akuntansi adalah suatu sistem informasi keuangan beradasarkan pengukuran atau penginterpretasian dan pelaporan transaksi keuangan perusahaan. Sistem informasi tersebut berupa laporan keuangan yang kemudian akan digunakan pengguna sebagai alat bantu dalam membuat dan mengambil keputusan investasi. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)


(24)

No. 1 yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI, 2007 : 2.2) menyatakan bahwa :

Tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna laporan dalam pengambilan keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas pengguna sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.

Namun demikian, laporan keuangan itu tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dan kejadian masa lalu.

Laporan keuangan harus memiliki karakteristik yang membuat informasi dalam laporan keuangan menjadi berguna bagi pemakai. Karakteristik tersebut adalah dapat dipahami, relevan, handal, dan dapat dibandingkan, untuk memahami tujuan laporan keuangan ada dua hal yang harus dipahami, laporan keuangan harus memberikan informasi yang bermanfaat dan dapat digunakan untuk membuat keputusan yang logis dan rasional. Dengan demikian, tujuan informasi akuntansi adalah memberikan informasi yang bermanfaat bagi pembuatan keputusan yang logis.

Terdapat empat interpretasi dari construct nilai revelan informasi akuntansi dalam laporan keuangan menurut menurut Francis dan Schiper (dalam Astuti & Rahmawati, 2007 : 23 – 24) yaitu :

Pertama, informasi dari laporan keuangan mengarahkan harga saham dengan menyerap nilai intrinsik saham berdasarkan pergerakan dari nilai saham. Laba yang dihasilkan dari implementasi accounting based learning rules digunakan untuk mengukur nilai relevan. Penggunaan interpretasi ini membutuhkan beberapa penyesuaian salah satunya ialah penyesuaian mengenai perubahan resiko selama waktu meneliti.


(25)

Menurut interpretasi kedua, informasi keuangan memiliki nilai relevan jika menggunakan variabel-variabel yang digunakan dalam model penilaian dan membantu dalam memprediksi variabel-variabel tersebut. Indikasi nilai relevan dalam interpretasi ketiga dan keempat ialah asosiasi statis antara data akuntansi atau informasi keuangan dengan nilai pasar modal yang dapat berupa harga saham ataupun return saham. Nilai relevan dalam interpretasi ketiga diukur dengan kemampuan informasi tersebut dianggap mempengaruhi investor untuk memperbaiki ekspektasinya. Sedangkan pada interpretasi keempat, nilai relevan diukur berdasarkan kemampuan informasi laporan keuangan untuk mengikhtisarkan informasi yang mempengaruhi nilai saham tanpa memperhatikan sumber informasi tersebut.

2.1.3. Arus Kas

Arus kas bersih (net cash flow) atau disebut arus kas saja, mengacu pada pengertian arus kas masuk dikurangi arus kas keluar atau setara kas pada periode berjalan. Laporan arus kas menyajikan nilai arus kas dari tiga aktivitas utama dalam suatu perusahaan : operasi, investasi, dan pendanaan. Informasi dari laporan arus kas membantu kita dalam menilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya, membayar dividen, meningkatkan kepastian, dan mendapatkan pendanaan. Informasi pada laporan arus kas juga membantu kita dalam menilai kualitas laba dan ketergantungan akan laba pada estimasi dan asumsi mengenai arus kas di masa mendatang.

Tujuan penyajian informasi arus kas berdasarkan IAI (2007 : 2.1) dalam pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 2 “Laporan arus kas digunakan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas serta setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut”. Menurut Kieso et.al. (2007 : 306), “tujuan dari laporan arus kas adalah memberikan informasi tentang penerimaan kas dan pengeluaran kas entitas selama satu periode. Tujuan lainnya adalah untuk


(26)

menyediakan informasi tentang kegiatan operasi, investasi dan pembiayaan entitas tersebut atas dasar kas”.

Manfaat informasi arus kas jika digunakan dalam kaitannya dengan laporan keuangan lain menurut IAI (2007 : 2.1) dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 2 bahwa :

Laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan pengguna untuk mengevaluasi perubahan dalam aset bersih perusahaan, struktur keuangan, dan kemampuan memengaruhi jumlah serta waktu arus kas beradaptasi terhadap perubahan keadaan dan peluang. Informasi arus kas berguna dalam menilai kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas dan setara kas sehingga memungkinkan pengguna untuk mengembangkan model untuk menilai dan membangkitkan nilai sekarang dan arus kas di masa depan dari perusahaan lain. Informasi tersebut juga membantu meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi dari berbagai perusahaan.

Laporan arus kas harus melaporkan arus kas yang terjadi selama periode tertentu dan diklasifikasikan menjadi tiga aktivitas yaitu aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

2.1.3.1. Aktivitas Operasi

Stice et.al (2004 : 285) mengatakan “aktivitas operasi adalah aktivitas utama penghasil pendapatan perusahaan. Termasuk ke dalam aktivitas operasi adalah transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian yang akan menentukan laba bersih”. Setiap perusahaan harus melaporkan arus kas dari aktivitas operasi berdasarkan salah satu dari dua metode, metode langsung dan tidak langsung.

Metode langsung pada dasarnya adalah pemeriksaan kembali setiap pos laporan laba rugi dengan tujuan melaporkan seberapa banyak kas yang diterima dan dikeluarkan sehubungan dengan pos tersebut.


(27)

Metode tidak langsung dimulai dengan laba bersih yang dilaporkan di laporan laba rugi, dan menyesuaikan nilai akrual ini untuk setiap hal yang tidak mempengaruhi arus kas.

Arus kas dari aktivitas operasi secara rinci menurut IAI (2007 : 2.3) dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 2 terdiri dari :

1. Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa.

2. Penerimaan kas dari royalti, fees, komisi da pendapatan lain. 3. Pembayaran kas kepada pemasok dan jasa.

4. Pembayaran kas kepada karyawan

5. Penerimaan dan pembayaran kas oleh perpustakaan asuransi sehubungan dengan premi, klaim, anuitas dan manfaat asuransi lainnya.

6. Pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan kecuali jika dapat diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi.

7. Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha dan perdagangan.

2.1.3.2. Aktivitas Investasi

Aktivitas investasi adalah aktivitas yang menyangkut perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk dalam kas dan setara kas. Aktivitas investasi juga termasuk pembelian dan penjualan instrumen keuangan yang tidak ditujukan untuk diperdagangkan.

Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi menurut IAI (2007 : 2.4) dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 2 adalah :

1. Pembayaran kas untuk membeli aktiva tetap, aktiva tak berwujud, dan aktiva jangka panjang lain, termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan aktiva tetap yang dibangun sendiri.

2. Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan dan peralatan aktiva tak berwujud, dan aktiva jangka panjang lain.


(28)

4. Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain serta pelunasannya (kecuali dilakukan oleh lembaga keuangan).

5. Pembayaran kas sehubungan dengan future contracts, forward contracts, dan swap contracts, kecuali jika kontrak tersebut dilakukan untuk tujuan perdagangan dan diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.

2.1.3.3 Aktivitas Pendanaan

Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan jumlah serta komposisi ekuitas dan pinjaman perusahaan. Termasuk dalam dalam aktivitas pendanaan adalah transaksi dan kejadian dimana kas diperoleh dari dan dibayarkan kembali kepada para pemilik (pendanaan dengan ekuitas atau modal) dan para kreditor (pendanaan dengan utang). Arus kas pendanaan berguna memprediksi klaim atas arus kas masa depan oleh para pemegang modal perusahaan. Komponen arus kas dari aktivitas pendanaan menurut IAI (2007 : 2.4) dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 2 adalah:

1) Penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen modal lainnya,

2) Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau menebus saham perusahaan,

3) Penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotek, dan pinjaman lainnya serta pelunasan pinjaman,

4) Pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lesses) untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna usaha pembiayaan. 2.1.4. Harga Saham

Harga saham adalah nilai suatu saham di bursa saham pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan oleh permintaan serta penawaran terhadap saham yang bersangkutan di pasar modal. Pada saat permintaan terhadap saham lebih tinggi dari penawarannya, harga saham cenderung naik, demikian sebaliknya ketika permintaan terhadap saham lebih rendah dari penawarannya maka harga saham cenderung akan turun.


(29)

Berikut ini elemen-elemen dari harga saham (Lubis, 2008 : 60) : a. Harga Nominal

Harga nominal merupakan nilai yang ditetapkan oleh emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkannya.

b. Harga Perdana

Harga perdana merupakan harga sebelum harga tersebut dicatat di Bursa Efek. Setelah bernegosiasi dengan penjamin, maka akan diketahui berapa harga saham tersebut akan dijual ke masyarakat. c. Harga Pasar

Kalau harga perdana merupakan harga penjual dari penjamin emisi kepada investor, maka harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor lainnya. Harga terjadi setelah saham dicatat di bursa, baik Bursa utama maupun OTC.

d. Harga Pembukaan

Merupakan harga yang diminta penjual dan pembeli pada saat jam bursa dibuka, atau pada saat dimulainya hari bursa itu. Harga pembuka tadi menjadi harga pasar bila terjadi transaksi pada saat itu.

e. Harga Penutupan

Merupakan harga yang diminta oleh penjual/pembeli pada saat akhir hari bursa.

f. Harga Tertinggi

Harga yang tertinggi pada suatu hari bursa. g. Harga Terendah

Merupakan lawan dari harga tertinggi. Bisa untuk mendeteksi transaksi harian, bulanan atau tahunan.

h. Harga Rata-rata

Merupakan rata-rata dari harga tertinggi dan harga terendah.

Berdasarkan fungsinya, nilai suatu saham dibagi atas tiga jenis, yaitu sebagai berikut (Panji Anoraga & Pakarti, 2001 : 58-59) :

a. Par Value (Nilai Nominal) / Stated Value / Face Value

Nilai yang tercantum pada saham untuk tujuan akuntansi (Ketentuan UU PT No. 1/1995) yaitu :

1. Nilai nominal dicantumkan pada mata uang Republik Indonesia, 2. Saham tanpa nilai nominal tidak dapat dikeluarkan.

Nilai nominal ini tidak digunakan untuk mengukur sesuatu. Dalam pencatatan akuntansi, nilai nominal dicatat sebagai modal ekuitas perseroan di neraca.

b. Base Price

Harga dasar adalah harga perdana yang digunakan dalam perhitungan indeks harga saham. Harga dasar akan berubah sesuai dengan aksi emiten. Untuk saham baru, harga dasar meurpakan harga perdananya.


(30)

c. Market Price

Market Price merupakan harga pada pasar riil, dan merupakan harga yang paling mudah ditentukan karena merupakan harga dari suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung atau jika pasar sudah tutup, maka harga pasar adalah harga penutupan (closing price). Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatatkan di bursa, baik bursa utama maupun OTC (Over The Counter Market). Harga pasar ini merupakan harga jual dari investor yang satu dengan investor yang lain, dan disebut sebagai harga di pasar sekunder. Harga pasar inilah yang menyatakan naik turunnya suatu saham dan setiap hari diumumkan di surat-surat kabar atau media-media lain.

Dalam penilaian harga saham, terdapat tiga pedoman yang dapat dipergunakan. Pertama, bila harga saham melampaui nilai intrinsik saham, maka saham tersebut dinilai overvalued (dinilai terlalu mahal). Oleh karena itu, saham tersebut sebaiknya dihindari atau dilakukan penjualan saham karena kondisi seperti ini pada masa yang akan datang kemungkinan besar akan terjadi koreksi pasar. Kedua, apabila harga saham sama dengan nilai intrinsiknya maka harga saham tersebut dinilai wajar dan berada dalam posisi keseimbangan. Saat kondisi demikian, sebaiknya pelaku pasar tidak melakukan pembelian atau penjualan saham yang bersangkutan. Ketiga, apabila harga saham lebih kecil dari nilai intrinsiknya maka dikatakan undervalued (harganya terlalu rendah). Bagi para pelaku pasar, saham sebaiknya tetap dimilikinya, karena besar kemungkinkan di masa yang akan datang akan terjadi lonjakan harga saham.

2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Beberapa tinjauan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengaruh informasi laporan arus kas terhadap harga saham adalah sebagai berikut :

1. Selvy Hartono melakukan penelitian mengenai pengaruh laba dan arus kas terhadap harga saham. Penelitian ini menggunakan data dari seluruh


(31)

perusahaan yang terdaftar di BEI antara bulan Agustus 2007 – Januari 2008 selama dua tahun dan dengan kriteria tertentu maka didapat sampel sebanyak 35 perusahaan. Analisis dilakukan secara deskriptif dengan data cross section dengan time series dan analisis dilakukan dengan metode regresi linier berganda untuk menguji normalitas, heteroskedastisitas, multikolinearitas, dan auto korelasi. Variabel dependen yang digunakan adalah harga saham. Laba dan komponen arus kas sebagai variabel independen. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel laba berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham sementara itu variabel arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.

2. Abdul Rohman melakukan penelitian tentang pengaruh langsung dan tidak langsung arus kas dan laba terhadap volume perdagangan saham pada emiten di Bursa Efek Jakarta. Analisis data dilakukan pada 68 emiten pada tahun 1995. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian survei. Volume perdagangan saham merupakan variabel dependennya sedangkan laba dan arus kas, dalam hal ini arus kas operasi, adalah sebagai variabel independennya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik uji secara simultan maupun parsial pengaruh laba dan arus kas tidak signifikan terhadap volume perdagangan saham.

3. Evi Mutia melakukan penelitian mengenai pengaruh informasi laba dan arus kas terhadap harga saham. Penelitian ini dilakukan terhadap 45 perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama Agustus 2008 – Februari


(32)

2009. Metode analisis data yang digunakan adalah model regresi linier. Harga saham adalah variabel dependennya sedangkan laba akuntansi, komponen arus kas dan total arus kas sebagai variabel independennya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laba akuntansi berpengaruh secara parsial terhadap harga saham, arus kas operasi tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham, arus kas investasi berpengaruh signifikan terhadap harga saham, arus kas pendanaan juga berpengaruh terhadap harga saham, serta total arus kas tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara simultan hanya dilakukan untuk setiap komponen arus kas yang mana hasilnya menunjukkan bahwa arus kas operasi, arus kas investasi dan arus kas pendanaan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Selvy Hartono tahun 2012 dengan objek penelitian adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI selama tahun 2009-2011. Variabel independen pada penelitian ini menggunakan arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan sedangkan harga saham menjadi variabel dependen. Variabel laba pada penelitian Selvy Hartono tidak digunakan dengan alasan penitikberatan pengaruh arus kas terhadap harga saham dan penyederhanaan penelitian yang dilakukan. Peneliti juga memodifikasi data dengan menggunakan logaritma natural pada variabel yang diuji. Metode analisis data pada penelitian ini tetap menggunakan metode pengujian asumsi klasik dengan menguji normalitas, multikolinearitas. Autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas untuk memastikan bahwa hasil regresi baik dan akurat.


(33)

Penelitian ini juga mereplikasi penelitian Abdul Rohman dengan objek penelitian adalah perusahaan perbankan di BEI. Variabel independen pada penelitian ini adalah komponen arus kas dan harga saham sebagai variabel dependennya. Variabel volume perdagangan saham diganti dengan variabel harga saham, variabel laba tidak digunakan, serta informasi arus kas ditambahkan dengan arus kas dari aktivitas investasi dan arus kas dari aktivitas pendanaan sebagai bentuk modifikasi pada penelitian. Metode analisis data pada penelitian ini menggunakan metode pengujian asumsi klasik untuk memastikan hasil regresi dikatakan baik dan akurat.

Penelitian ini juga mereplikasi penelitian Evi Mutia dengan objek penelitian adalah perusahaan perbankan di BEI. Variabel independen pada penelitian ini adalah komponen arus kas dan harga saham sebagai variabel independen. Variabel laba tidak digunakan guna menitikberatkan pengaruh arus kas terhadap harga saham. Metode analisis data pada penelitian ini menggunakan metode pengujian asumsi klasik.

2.3. Kerangka Konseptual

Menurut Hermawan (2003 : 34) “Kerangka konseptual merupakan landasan dari seluruh proses penelitian. Secara logis mengembangkan, menguraikan dan menjelaskan hubungan-hubungan yang terjadi antar variabel yang diperlukan untuk menjawab masalah penelitian”. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen penelitian adalah harga saham sementara variabel independen adalah setiap komponen dari arus kas yaitu arus kas operasi, investasi dan pendanaan.


(34)

H1 H2 H3 H4

Pengauh antara informasi arus kas terhadap harga saham digambarkan pada kerangka konseptual pada gambar 2.1

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 2.4. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara yang harus diuji kebenarannya dari sebuah penelitian yang dilakukan agar dapat mempermudah dalam mengenalisis penelitian tersebut.

Berdasarkan tinjauan teoritis, rumusan masalah, dan kerangka konseptual di atas maka hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

H1 : Arus kas operasi berpengaruh signifikan terhadap harga saham H2 : Arus kas inventasi berpengaruh signifikan terhadap harga saham H3 : Arus kas pendanaan berpengaruh signifikan terhadap harga saham

H4 : Arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham

Arus Kas Operasi (X1) Arus Kas Investasi (X2) Arus Kas Pendanaan (X3)

Harga Saham (Y)


(35)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Menurut Erlina (2011 : 73) “desain penelitian merupakan suatu rencana dan struktur penelitian yang dibuat sedemikian rupa agar diperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian. Dalam rencana tersebut tercakup hal-hal yang dilakukan peneliti mulai dari membuat hipotesis dan implikasinya secara operasional sampai kepada analisis data akhir”.

Penelitian ini menguji pengaruh dari arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan rancangan penelitian. Berdasarkan tujuan penelitian merupakan studi kausal, sebab tujuan penelitian berusaha menjelaskan hubungan sebab akibat dalam bentuk pengaruh antar variabel melalui pengujian hipotesis.

3.2. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan untuk penelitian ini adalah data kuantitatif dan merupakan data sekunder. Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan oleh pihak pengumpul data primer maupun pihak lain. Data penelitian diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dan dari situs web Indonesia Stock Exchange (IDX) dengan mengunduh laporan keuangan yang menjadi sampel. Data yang diperoleh bersifat pooling data. Pooling data adalah data kombinasi antara data time series dan cross section.


(36)

Suliyanto (2006 : 133-134) mengatakan “data time series adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu dengan tujuan menggambarkan perkembangan, sedangkan data cross section adalah data yang dikumpulkan pada satu waktu tertentu pada beberapa objek dengan tujuan menggambarkan keadaan”.

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah keseluruhan elemen ataupun individu yang akan diteliti. Menurut Erlina (2011 : 80) “populasi adalah sekelompok entitas yang lengkap berupa orang, kejadian, atau benda yang mempunyai karakteristik tertentu, yang berada dalam suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian”. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2009 – 2011 yang berjumlah 33 perusahaan.

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2007 : 56). Sampel yang diambil harus representatif atau mewakili. Jika sampel kurang representatif maka nilai yang dihitung dari

sampel tidak cukup tepat untuk menduga nilai populasi sesungguhnya (Erlina, 2011 : 81).

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik purposive sampling. Teknik purposive sampling dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi berdasarkan kriteria tertentu.

Adapun kriteria dalam pemilihan sampel penelitian sebagai berikut : a. Perusahaan yang dijadikan sampel penelitian ini adalah perusahaan perbankan


(37)

b. Perushaan yang tidak delisting dari Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2009 – 2011.

c. Perusahaan perbankan yang tersedia laporan keuangan perusahaan tahunannya secara lengkap selama 3 thaun berturut-rutur yaitu dari tahun 2009 – 2011. d. Perusahaan sampel memiliki semua data yang diperlukan secara lengkap dari

variabel yang diteliti.

e. Laporan keuangan sampel adalah laporan keuangan yang menggunakan mata uang Rupiah Indonesia.

Berdasarkan kriteria tersebut, terdapat 29 perusahaan yang dijadikan sampel dari 33 perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Adapun proses pemilihan sampel ditunjukkan oleh Tabel 3.1 berikut ini :

Tabel 3.1

Proses Pemilihan Sampel Berdasarkan Kriteria

No Kode Nama Perusahaan

Kriteria Penentuan

Sampel Sampel 1 2 3 4 5

1 AGRO Bank Agroniaga, Tbk 0 0 0 0 0 Sampel 1 2 INPC Bank Artha Graha Internasional, Tbk 0 0 0 0 0 Sampel 2

3 BBKP Bank Bukopin, Tbk 0 0 0 0 0 Sampel 3

4 BNBA Bank Bumi Arta, Tbk 0 0 0 0 0 Sampel 4 5 BABP Bank Bumiputera Indonesia, Tbk / Bank

ICB Bumiputera, Tbk

0 0 0 0 0 Sampel 5 6 BACA Bank Capital Indonesia, Tbk 0 0 0 0 0 Sampel 6 7 BBCA Bank Central Asia, Tbk 0 0 0 0 0 Sampel 7 8 BCIC Bank Century, Tbk/Bank Mutiara, Tbk 0 0 0 0 0 Sampel 8 9 BDMN Bank Danamon Indonesia, Tbk 0 0 0 0 0 Sampel 9 10 BEKS Bank Eksekutif Internasional, Tbk /

Bank Pundi Indonesia, Tbk

0 0 0 0 0 Sampel 10 11 SDRA Bank Himpunan Saudara 1906, Tbk 0 0 0 0 0 Sampel 11 12 BNII Bank Internasional Indonesia, Tbk 0 0 0 0 0 Sampel 12 13 BKSW Bank Kesawan, Tbk 0 0 0 0 0 Sampel 13


(38)

15 BMRI Bank Mandiri (Persero), Tbk 0 0 0 0 0 Sampel 14 16 MAYA Bank Mayapada Internasional, Tbk 0 0 0 0 0 Sampel 15

17 MEGA Bank Mega, Tbk 0 0 0 0 0 Sampel 16

18 BBNI Bank Negara Indonesia, Tbk 0 0 0 0 0 Sampel 17 19 BNGA Bank Niaga, Tbk / Bank CIMB Niaga, Tbk 0 0 0 0 0 Sampel 18 20 NISP Bank NISP, Tbk / Bank OCBC NISP, Tbk 0 0 0 0 0 Sampel 19 21 BBNP Bank Nusantara Parahyangan, Tbk 0 0 0 0 0 Sampel 20 22 PNBN Bank Pan Indonesia, Tbk 0 0 0 0 0 Sampel 21 23 BNLI Bank Permata, Tbk 0 0 0 0 0 Sampel 22 24 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk 0 0 0 0 0 Sampel 23 25 BSWD Bank Swadesi, Tbk 0 0 0 0 0 Sampel 24

26 BBIA Bank UOB Buana, Tbk X X 0 0 0

27 BVIC Bank Victoria Internasional, Tbk 0 0 0 0 0 Sampel 25 28 MCOR Bank Windu Kentjana Internasional, Tbk 0 0 0 0 0 Sampel 26 29 BAEK Bank Ekonomi Raharja, Tbk 0 0 0 0 0 Sampel 27 30 BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Tbk 0 0 0 0 0 Sampel 28 31 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk 0 0 0 0 0 Sampel 29 32 BJBR BPD Jawa Barat dan Banten, Tbk X 0 0 0 0

33 BSIM Bank Sinarmas, Tbk X 0 0 0 0

Sumber : Indonesia Stock Exchange (IDX), diolah peneliti, 2014

Berikut ini adalah daftar sampel penelitian perusahaan perbankan yang digunakan setelah melewati tahap pemilihan berdasarkan kriteria sampel :

Tabel 3.2

Sampel Perusahaan Perbankan

No Kode Nama Perusahaan

1 AGRO Bank Agroniaga, Tbk

2 INPC Bank Artha Graha Internasional, Tbk 3 BBKP Bank Bukopin, Tbk

4 BNBA Bank Bumi Arta, Tbk

5 BABP Bank Bumiputera Indonesia, Tbk / Bank ICB Bumiputera, Tbk 6 BACA Bank Capital Indonesia, Tbk

7 BBCA Bank Central Asia, Tbk

8 BCIC Bank Century, Tbk/Bank Mutiara, Tbk 9 BDMN Bank Danamon Indonesia, Tbk

10 BEKS Bank Eksekutif Internasional, Tbk/Bank Pundi Indonesia, Tbk 11 SDRA Bank Himpunan Saudara 1906, Tbk

12 BNII Bank Internasional Indonesia, Tbk 13 BKSW Bank Kesawan, Tbk


(39)

15 MAYA Bank Mayapada Internasional, Tbk 16 MEGA Bank Mega, Tbk

17 BBNI Bank Negara Indonesia, Tbk

18 BNGA Bank Niaga, Tbk / Bank CIMB Niaga, Tbk 19 NISP Bank NISP, Tbk / Bank OCBC NISP, Tbk 20 BBNP Bank Nusantara Parahyangan, Tbk

21 PNBN Bank Pan Indonesia, Tbk 22 BNLI Bank Permata, Tbk

23 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk 24 BSWD Bank Swadesi, Tbk

25 BVIC Bank Victoria Internasional, Tbk

26 MCOR Bank Windu Kentjana Internasional, Tbk 27 BAEK Bank Ekonomi Raharja, Tbk

28 BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Tbk 29 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk Sumber : Tabel 3.1, diolah peneliti, 2014

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan adalah data eksternal, yaitu data yang diperoleh secara manual dengan cara mendapatkannya dari luar perusahaan yaitu studi dokumentasi dengan mengumpulkan data laporan keuangan dan informasi lain yang berkaitan melalui situs Indonesia Stock Exchange (IDX).

3.5. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Defenisi operasional adalah menjelaskan karakteristik dari objek dalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalkan ke dalam penelitian (Erlina, 2011 : 48). Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas variabel independen dan variabel dependen.

3.5.1. Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah :


(40)

1. Arus kas operasi adalah arus kas yang berasal dari aktivitas utama penghasil pendapatan perusahaan yang di dalamnya terdapat transaksi-transaksi yang menentukan laba bersih. Arus kas operasi diukur dengan jumlah perubahan (kenaikan/penurunan) arus kas operasi akhir tahun antara tahun t dengan tahun t-1 (∆AKO). Total perubahan arus kas operasi selama tiga tahun dibagi 3 untuk mengambil rata-rata pertumbuhan arus kas operasi selama 3 tahun. Rumus nya adalah: πAKO = (∆AKO 2009 + ∆AKO 2010 + ∆AKO 2011) : 3 2. Arus kas investasi adalah arus kas yang menyangkut perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk dalam kas dan setara dengan kas. Arus kas investasi diukur dengan jumlah perubahan (kenaikan/penurunan) arus kas investasi akhir tahun antara tahun t dengan tahun t-1(∆AKI). Total perubahan arus kas investasi selama 3 tahun dibagi 3 untuk mengambil rata-rata perubahannya. Rumusnya adalah:

πAKI = (∆AKI 2009 + ∆AKI 2010 + ∆AKI 2011) : 3

3. Arus kas pendanaan adalahyang berasal dari aktivitas yang mengakibatkan perubahan jumlah serta komposisi ekuitas dan pinjaman perusahaan. Arus kas pendanaan diukur dengan jumlah perubahan (kenaikan/penurunan) arus kas pendanaan akhir tahun antara t dengan t-1(∆AKP). Total perubahan arus kas pendanaan selama 3 tahun dibagi 3 untuk rata-rata perubahannya Rumusnya: πAKP = (∆AKP 2009 + ∆AKP 2010 + ∆AKP 2011) : 3


(41)

3.5.2. Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat adanya variabel bebas. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga saham yang diukur dengan jumlah perubahan (kenaikan / penurunan) saat closing price tahun t dengan t-1 (∆HS). Total perubahan harga saham selama 3 tahun dibagi 3 untuk mengambil rata-rata perubahan harga sahamnya selama 3 tahun. Rumusnya:

πHS = (∆HS 2009 + ∆HS 2010 + ∆HS 2011) : 3 Tabel 3.3

Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel Defenisi Operasional Pengukuran Skala Harga

saham (Y)

Harga yang terbentuk akibat mekanisme pasar antara penjual dan pembeli saham di pasar bursa.

πHS = (∆HS 2009 + ∆HS

2010 + ∆HS 2011) : 3

Rasio

Arus kas operasi (X1)

Selisih bersih antara penerimaan dan

pengeluaran kas dan setara kas dari aktivitas operasi selama satu tahun buku.

πAKO = (∆AKO 2009 + ∆AKO 2010 + ∆AKO 2011) : 3

Rasio

Arus kas investasi

(X2)

Selisih bersih antara penerimaan dan

pengeluaran kas dan setara kas dari aktivitas investasi selama satu tahun buku.

πAKI = (∆AKI 2009 + ∆AKI 2010 + ∆AKI 2011) : 3

Rasio

Arus kas pendanaan

(X3)

Selisih bersih antara penerimaan dan

pengeluaran kas dan setara kas dari aktivitas

pendanaan selama satu tahun buku.

πAKP = (∆AKP 2009 + ∆AKP 2010 + ∆AKP 2011) : 3


(42)

3.6. Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode analisis data berupa uji asumsi klasik dan uji hipotesis. Peneliti menggunakan program SPSS 17 dalam menganalisis data.

3.6.1. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan sebelum dilakukan uji hipotesis sebagai persyaratan untuk melakukan analisis regresi linier berganda. Uji asumsi klasik diperlukan untuk mengetahui apakah hasil estimasi regresi yang dilakukan benar-benar bebas dari gejala heteroskedastisitas, multikolinearitas, dan autokorelasi serta data tersebut terdistribusi secara normal.

3.6.1.1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat variabel pengganggu atau residual berdistribusi normal atau tidak. Uji ini ditujukan untuk mendapat kepastian terpenuhinya syarat normalitas yang akan menjamin dapat dipertanggungjawabkannya langkah-langkah analisis statistik sehingga kesimpulan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan. Peneliti menggunakan uji Kolmogorov dan Smirnov dalam menguji normalitas data dengan cara menentukan hipotesis pengujian terlebih dahulu, yaitu :

Hipotesis Nol (Ho) : Data terdistribusi normal Hipotesis Alternatif (Ha) : Data tidak terdistribusi normal


(43)

Jika probabilitas > 0,05 pada uji Kolmogorov Smirnov maka data terdistribusi normal dan dapat digunakan regresi berganda dan jika probabilitas < 0,05 maka data terdistribusi tidak normal. Menurut Erlina (2011 : 100) untuk data yang tidak normal dapat dinormalkan dengan berbagai cara sebagai berikut :

1. Transformasi data

Tranformasi data dilakukan dengan logaritma natural, log. 10, maupun akar kuadrat. Jika data negatif, transformasi akan menghilangkannya sehingga sampel berkurang

2. Trimming

Trimming adalah dengan memangkas atau membuang observasi yang bersifat outlier.

3. Winzorising

Winzorising mengubah nilai-nilai outlier menjadi nilai-nilai minimum atau maksimum yang diizinkan supaya distribusinya menjadi normal.

Uji normalitas data dapat juga dengan melihat grafik histogram dan penyebaran titik pada normal probability plot, dimana :

1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arahnya, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. 3.6.1.2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan korelasi diantara variabel independennya. Model regresi yang baik seharusnya korelasi diantara variabelnya tidak terjadi. Untuk menguji ada atau tidaknya multikolinearitas, dapat dilakukan dengan cara :


(44)

1. Melihat nilai tolerance : Nilai cutoff yang umumnya dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0,10. 2. Melihat VIF (varians inflation factor) : Nilai cutoff yang umum

digunakan adalah nilai VIF > 10.

3. Menganalisis matriks korelasi variabel-variabel independen. 3.6.1.3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap maka disebut homoskedastisitas dan apabila berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.

Untuk mendeteksi terjadi atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilihat dari grafik scatterplot. Jika ada pola tertentu seperti titik – titik membentuk pola tertentu dan teratur, maka terjadi heteroskedastisitas. Sebaliknya, jika tidak ada pola tertentu, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.6.1.4. Uji Autokorelasi

Ghozali (2005 : 95) mengatakana : uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya)”. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnnya yang sering ditemukan pada data time series.


(45)

Cara yang dapat digunakan untuk menguji autokorelasi adalah dengan uji Durbin Watson dengan melihat kriteria berikut :

1. Bila DW lebih besar dari DU (batas atas) dan 4–DU, maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, artinya tidak ada autokorelasi positif dan negatif.

2. Bila DW lebih rendah dari D (batas bawah), maka koefisien autokorelasi lebih besar dari nol, artinya ada autokorelasi positif.

3. Bila DW terletak diantara DU dan DL, maka tidak dapat disimpulkan apakah ada autokorelasi atau tidak.

4. Bila DW > 4–DL, maka koefisien autokorelasi lebih kecil dari nol, artinya ada autokorelasi negatif.

3.6.2. Pengujian Hipotesis

Hipotesis yang akan diuji berkaitan dengan bagaimanakah pengaruh variabel indepeden pertama, kedua, dan ketiga terhadap variabel dependennya. Hipotesis pertama (H), hipotesis kedua (H2), hipotesis ketiga (H3) dianalisis dengan model regresi linier untuk melihat pengaruh masing- masing variabel yaitu arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan secara individu terhadap harga saham dengan rumus.

Y = a + b1 (x1) Y = a + b2 (x2) Y = a + b3 (x3)

Hipotesis keempat (H4) menggunakan analisis regresi linier berganda untuk melihat pengaruh arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas


(46)

pendanaan secara simultan terhadap harga saham dengan model persamaan berikut :

Y = a + b1 (x1) + b2 (x2) + b3 (x3) + e Keterangan :

Y = harga saham a = konstanta

b1-b4 = koefisien regresi x1 = arus kas operasi x2 = arus kas investasi x3 = arus kas pendanaan e = error

3.6.2.1. Uji T (T – test)

Uji t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen. Kriteria dalam uji tersebut adalah :

Ho =Variabel independen secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen

Ha =Variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Uji ini dilakukan dengan membandingkan nilai t hitung dengan t tabel Jika t hitung < t tabel dengan α 0,05 maka Ho diterima, dan

Jika t hitung > t tabel dengan α 0,05 maka Ha diterima. Atau dapat juga menggunakan nilai signifikan :


(47)

Jika sig < 0,05 maka Ho ditolak, artinya signifikan, dan Jika sig > 0,05 maka Ho diterima, artinya tidak signifikan

dalam uji hipotesis untuk menentukan t tabel, derajat bebas (df) ditentukan dengan rumus = n – k dimana n adalah banyaknya objek penelitian, sedangkan k adalah banyaknya variabel bebas dan terikat.

3.6.2. Uji F (F-Test)

Uji ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependennya secara simultan. Kriteria dalam uji tersebut adalah :

Ho = Variabel independen secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Ha = Variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Uji ini dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung dengan F tabel Jika f hitung < f tabel dengan α 0,05 maka Ho diterima, dan

Jika f hitung > f tabel dengan α 0,05 maka Ha diterima. Atau dapat juga menggunakan nilai signifikan :

Jika sig < 0,05 maka Ho ditolak, artinya signifikan, dan Jika sig > 0,05 maka Ho diterima, artinya tidak signifikan

dalam menentukan f tabel terlebih dahulu tentukan df1 (pembilang) dan df2 (penyebut). Untuk menentukan df1 rumusnya k-1 dan untuk menentukan df2 rumusnya n-k, dimana n adalah jumlah objek penelitian dan k adalah jumlah variabel bebas dan terikat.


(48)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Data Penelitian

Objek penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang masih terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2009-2011. Jumlah seluruh perusahaan perbankan tersebut adalah 33 perusahaan. Setelah data terkumpul, perusahaan yang termasuk dalam populasi diseleksi berdasarkan criteria (purposive sampling) penarikan sampel yang ditentukan. Dari penyeleksian tersebut diperoleh 29 perusahaan yang menjadi sampel serta 29 data observasi yang terdiri atas 3 variabel independen yaitu arus kas aktivitas operasi (AKO), arus kas aktivitas investasi (AKI), dan arus kas aktivitas pendanaan (AKP). Harga saham menjadi variabel dependen penelitian.

4.2. Hasil Penelitian

4.2.1. Analisis Statistik Deskriptif

Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang didapat dari situs Bursa Efek Indonesia berupa data keuangan perusahaan perbankan antara tahun 2009-2011 yang dijabarkan dalam bentuk statistik. Hasil analisis deskriptif menunjukkan nilai maksimum, nilai minimum, mean, dan standar deviasi, baik variabel dependen yaitu harga saham, maupun variabel-variabel independen yaitu arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan dapat dilihat pada table 4.1 berikut ini:


(49)

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

LN_AKO 29 .00 29.94 15.0247 13.83611

LN_AKI 29 .00 27.97 7.5106 11.46011

LN_AKP 29 .00 29.71 16.1516 12.95459

LN_HS 29 .00 7.33 3.6687 2.41334

Valid N (listwise) 29

Berdasarkan data dari table 4.1 dapat dijelaskan bahwa:

1. Variabel LnAKO (arus kas operasi) memiliki nilai minimum (terendah) sebesar 0,00 dan nilai maksimum (terbesar) sebesar 29,94 dengan mean (nilai rata-rata) sebesar 15,0247 dan standard deviasi sebesar 13,83611. Standar deviasi yang lebih kecil dari mean (rata-rata) menunjukkan penyebaran data yang lebih sempit.

2. Variabel LnAKI (arus kas investasi) memiliki nilai minimum (terendah) sebesar 0,00 dan nilai maksimum (terbesar) sebesar 27,97 dengan mean (nilai rata-rata) sebesar 7,5106 dan standard deviasi sebesar 11,461011. Standar deviasi yang lebih besar dari mean (rata-rata) menunjukkan penyebaran data yang lebih luas.

3. Variabel LnAKP (arus kas pendanaan) memiliki nilai minimum (terendah) sebesar 0,00 dan nilai maksimum (terbesar) sebesar 29,71 dengan mean (nilai rata-rata) sebesar 16,1516 dan standard deviasi sebesar 12,95459. Standar deviasi yang lebih kecil dari mean (rata-rata) menunjukkan penyebaran data yang sempit.


(50)

4. Variabel LnHS (harga saham) memiliki nilai minimum (terendah) sebesar 0,00 dan nilai maksimum (terbesar) sebesar 7,33 dengan mean (nilai rata-rata) sebesar 3,6687 dan standard deviasi sebesar 2,41334. Standar deviasi yang lebih kecil dari mean (rata-rata) menunjukkan penyebaran data yang sempit.

4.2.2. Pengujian Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik digunakan untuk memastikan bahwa model yang diperoleh benar-benar memenuhi asumsi dasar dalam analisis regresi. Sebelum pengujian hipotesis dilakukan, terlebih dahulu perlu dilakukan pengujian terhadap gejala penyimpangan asumsi klasik. Pengujian asumsi klasik meliputi:

a. Uji Normalitas

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terdapat variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Erlina, 2011: 100). Uji ini ditujukan untuk mendapatkan epastian terpenuhinya syarat normalitas yang akan menjamin dapat dipertanggungjawabkannya langkah-langkah analisis statistik sehingga kesimpulan yang diambilpun dapat dipertanggungjawabkan. Peneliti menggunakan analisis grafik dengan melihat grafik histogram, normal probability plot, dan analisis one sample kolmogorov-smirnov.

Analisis grafik dilakukan dengan melihat grafik histogram yang membandingkan data observasi dengan distribusi yang


(51)

mendekati distribusi normal atau mengikuti kurva berbentuk lonceng. Pada grafik normal probability plot, apabila data menyebar di sekitar garis diagonal, maka regresi memenuhi asumsi normalitas. Sedangkan pada analisis one sample kolmogorov-smirnov, apabila sigma > 0,05 maka tidak ada perbedaan distribusi residual dengan distribusi normal, dengan kata lain regresi memenuhi asumsi normalitas.

Pada grafik histogram pada gambar 4.1, grafik histogram menunjukkan data sudah berdistribusi normal karena grafik histogram menunjukkan distribusi mengikuti garis diagonal yaitu tidak menceng ke kiri atau ke kanan. Namun pada grafik normal probability plot pada gambar 4.2, data menyebar agak menjauh dari garis diagonal yang menunjukkan indikasi bahwa residual berdistribusi tidak normal begitu juga dengan nilai sigma dari analisis one sample kolmogorov-smirnov sebesar 0,000 < 0,05


(52)

Gambar 4.1 Uji Normalitas : grafik histogram sebelum transformasi

Gambar 4.2 Uji Normalitas : grafik normal probability plot


(53)

Tabel 4.2 One Sample Kolmogorov-smirnov Test sebelum transformasi.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 29

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 3.95754161E2

Most Extreme Differences Absolute .267

Positive .267

Negative -.194

Kolmogorov-Smirnov Z 1.439

Asymp. Sig. (2-tailed) .032

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Berdasarkan uji tersebut, uji normalitas yang melanggar asumsi normalitas dapat dijadikan ke bentuk normal dengan mentransformasi data. Transformasi data dapat dilakukan dengan menggunakan logaritma natural (Ln) baik terhadap faktor dependen maupun faktor independen. Jika terdapat data yang bernilai negatif, transformasi data dengan logaritma akan menghilangkannya sehingga jumlah sampel akan berkurang. Hasil pengujian terhadap data yang telah ditransformasi nanti akan diperbandingkan dengan hasil pengujian sebelum transformasi sehingga akan memperlihatkan apakah data tersebut sudah memenuhi kriteria-kriteria asumsi klasik.


(54)

Gambar 4.3 Uji Normalitas : grafik histogram setelah transformasi

Gambar 4.4 Uji Normalitas: grafik normal probability plot


(55)

Tabel 4.3 One Sample Kolmogorov-smirnov Test setelah transformasi

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 29

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 2.27565956

Most Extreme Differences Absolute .071

Positive .071

Negative -.056

Kolmogorov-Smirnov Z .383

Asymp. Sig. (2-tailed) .999

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Dari uji normalitas terhadap data yang telah ditransformasi, pada grafik histogram di atas menunjukkan bahwa data tetap berdistribusi normal, hal ini dapat dilihat dari grafik histogram yang menunjukkan distribusi data mengikuti garis diagonal yang tidak menceng ke kiri ataupun ke kanan. Hal ini juga didukung dengan hasil uji normalitas dengan melihat grafik normal probability plot yang ditampilkan pada gambar 4.4 yang menunjukkan data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonalnya. Pada uji One Sample Kolmogorov-smirnov yang ditampilkan pada gambar 4.3 terlihat sigma sebesar 0,999 atau lebih besar dari 0,05 yang menunjukkan bahwa data berdistribusi normal.


(56)

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi di antara variabel independen. Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas dapat dilihat dari nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan nilai Tolerance. Apabila nilai VIF > 10 dan nilai Tolerance < 0,1 maka telah terjadi multikolinearitas dan apabila VIF < 10 dan Tolerance > 0,1 maka tidak terjadi multikolinearitas.

Hasil dari uji multikolinearitas dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

LN_AKI .998 1.002

LN_AKP .972 1.029

LN_AKO .974 1.027

a. Dependent Variable: LN_HS

Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian ini bebas dari adanya gejala multikolinearitas. Hal ini dapat dilihat dengan perbandingan antara nilai VIF dan Tolerance. Dari hasil pengujian ini dapat dilihat bahwa angka tolerance AKO (LnAKO), AKI (LnAKI), AKP (LnAKP) lebih besar dari 0,10


(57)

yakni masing-masing sebesar 0,988; 0,972; 0,974. Jika kita lihat dari nilai VIF masing-masing, maka nilai VIF masing-masing variabel lebih kecil dari 10 yaitu sebesar 1,002; 1,029; dan 1,027 sehingga dapat disimpulkan tidak ada multikolinearitas antara variabel independennya.

c. Uji Heterokedastisitas

Uji ini bertujuan untuk menganalisis apakah dalam suatu model regresi linear terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilihat dari grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu SRESID dengan residualnya ZPRED. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang membentuk pola teratur maka terjadi heteroskedastisitas. Sebaliknya jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar ke segala arah maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat dari grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED sebagai berikut:


(58)

Gambar 4.5 Uji Heteroskedastisitas dengan grafik scatterplot

Berdasarkan hasil pengujian tersebut terlihat bahwa titik-titik menyebar ke segala arah dan tidak membentuk pola tertentu sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengalami gejala heteroskedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menganalisis apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antarkesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (periode sebelumnya). Criteria pengambilan keputusan ada atau tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut:

a. Bila nilai DW (Durbin Watson) terletak antara batas atas (DU) dan 4-DU, maka koefisien autokorelasi sama dengan nol artinya tidak terjadi autokorelasi.

b. Bila nilai DW<DL (batas bawah) maka koefisien autokorelasi lebih besar dari nol artinya autokorelasi positif.


(59)

c. Bila nilai DW>4-DL maka koefisien autokorelasi lebih kecil dari nol artinya ada autokorelasi negative.

d. Bila nilai DW terletak di antara DU dengan DL atau DW terletak di antara 4-DU dan 4-DL maka hasilnya tidak dapat diputuskan ada korelasi atau tidak

Hasil uji autokorelasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini Tabel 4.5 Hasil uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .333a .111 .004 2.40833 1.779

a. Predictors: (Constant), LN_AKO, LN_AKI, LN_AKP

b. Dependent Variable: LN_HS

Berdasarkan tabel 4.5 statistik DurbinWatson, dengan jumlah observasi sebanyak 29 dan jumlah variabel independen sebanyak 3, maka nilai dl adalah 1,976 dan nilai du adalah 1,6499. Dari hasil uji statistik uji Durbin Watson nilai DW adalah 1.779 terletak antara batas atas (DU) dan 4-DU (1,6499 < DW < 2,3501), sehingga dapat disimpulkan bahwa koefisien autokorelasi sama dengan nol atau tidak terjadi adanya autokorelasi.

4.2.3. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis penelitian, peneliti menggunakan analisis regresi berganda. Dalam melakukan pengujian ini variabel independen yang digunakan adalah arus kas operasi (AKO), arus kas investasi (AKI), dan arus


(60)

kas pendanaan (AKP) dan yang menjadi variabel dependen adalah harga saham. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS 17.0, maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.6

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .333a .111 .004 2.40833 1.779

a. Predictors: (Constant), LN_AKO, LN_AKI, LN_AKP

b. Dependent Variable: LN_HS

Berdasarkan tabel 4.6 Model Summary, nilai R sebesar 0,333 menunjukkan korelasi atau hubungan antara harga saham dengan arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan sebagai variabel independennya adalah rendah karena hanya 33,3 %. Tingkat hubungan ini dapat dilihat pada tabel pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut:

Tabel 4.7

Pedoman interpretasi koefisien korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,000 – 0,199 Sangat rendah

0,2 – 0,399 Rendah

0,4 – 0,599 Sedang

0,6 – 0,799 Kuat

0,8 - 1 Sangat kuat

Sumber : Sugiyono (2006:183)

Nilai R square atau koefisien determinasi adalah 0,111 yang artinya hanya 11,1 % variasi atau perubahan dalam harga saham dapat dijelaskan dari perubahan arus kas operasi, investasi, dan pendanaan dan sebanyak 88,9 % dijelaskan oleh faktor-faktor lain.


(61)

a. Pengujian secara Parsial

Untuk melihat pengaruh secara parsial dari masing-masing variabel independen dapat dilihat dengan menggunakan uji-t, yaitu apakah arus kas operasi, investasi, dan pendanaan berpengaruh signifikan secara parsial terhadap harga saham perusahaan dengan melihat apakah t hitung > t tabel atau t hitung < t tabel dengan tingat signifikansi < 0,05

Tabel 4.8 Uji t (Uji Parsial)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 2.472 .992 2.492 .020

LN_AKO .003 .033 .015 .077 .939

LN_AKI .039 .040 .188 .993 .330

LN_AKP .053 .036 .286 1.497 .147

a. Dependent Variable: LN_HS

Berdasarkan tabel 4.8 koefisien regresi data di atas nilai konstanta sebesar 2,472 yang artinya jika semua variabel bebas memiliki nilai nol maka nilai variabel dependennya sebesar 2,472.

Variabel AKO (x1) memiliki nilai koefisien sebesar 0,003. Setiap kenaikan nilai AKO akan menyebabkan kenaikan harga saham sebesar 0,003 dengan asumsi nilai variabel bebas yang lain dari model regresi tetap. Nilai t hitung AKO sebesar 0,077 sedangkan t tabel 1,70814 maka t hitung < t tabel dengan tingkat


(62)

signifikansi 0,939 > 0,05 artinya H1 tidak diterima sehingga dapat disimpulkan arus kas operasi secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Y = 2,472 + 0,003(X1)

Variabel AKI (x2) memiliki nilai koefisien sebesar 0,039. Setiap kenaikan nilai AKI satu satuan, maka variabel harga saham akan meningkat 0,039 dengan asumsi nilai variabel bebas yang lain dari model regresi tetap. Nilai t hitung AKI sebesar 0,993 sedangkan t tabel 1,70814 maka t hitung < t tabel dengan tingkat signifikansi 0,330 > 0,05 artinya H2 tidak diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa arus investasi secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Y = 2,472 + 0,039(x2)

Variabel AKP (x3) memiliki koefisien sebesar 0,053. Setiap kenaikan arus kas pendanaan sebesar satu satuan, maka nilai variabel harga saham meningkat sebesar 0,053 dengan asumsi nilai variabel bebas yang lain dalam model regresi tetap. Nilai t hitung x3 sebesar 1,497 sedangkan t tabel 1,70814 maka t hitung < t tabel dengan tingkat signifikansi 0,147 > 0,05 artinya H3 tidak diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa arus kas pendanaan secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.


(63)

b. Pengujian secara Simultan

Untuk dapat melihat pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel dependennya dapat dilihat dengan menggunakan uji-F yaitu apakah arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan berpengaruh signifikan secara simultan terhadap harga saham dengan melihat apakah F hitung > F tabel atau sebaliknya dengan tingkat signifikansi yaitu < 0,05. Tabel 4.9 Uji F (Uji Simultan)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 18.076 3 6.025 1.039 .393a

Residual 145.002 25 5.800

Total 163.077 28

a. Predictors: (Constant), LN_AKP, LN_AKI, LN_AKO

b. Dependent Variable: LN_HS

Berdasarkan tabel 4.9 ANOVA dapat dilihat bahwa f hitung sebesar 1,039 dengan nilai signifikansi 0,393 dengan nilai f tabel sebesar 2,99 maka f hitung < f tabel dengan tingkat signifikansi 0,393 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa secara simultan arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Oleh karena itu, berdasarkan tabel 4.8 koefisien yang dianalisis dengan regresi berganda untuk melihat pengaruh masing-masing variabel yaitu AKO, AKI, AKP secara simultan terhadap harga saham adalah dengan rumus:


(64)

Keterangan :

Y : Harga Saham X1 : Arus Kas Operasi X2 : Arus Kas Investasi X3 : Arus Kas Pendanaan

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian

a. Pengaruh Arus kas operasi (AKO) terhadap harga saham.

Hasil penelitian ini menunjukkan variabel Arus Kas Operasi (x1) memiliki nilai koefisien sebesar 0,003. Setiap kenaikan nilai Arus kas operasi, maka tidak diikuti dengan kenaikan harga saham sebesar 0,003 dengan asumsi nilai variabel bebas yang lain dari model regresi tetap. Nilai t hitung sebesar 0,077 sedangkan t tabel 1,70814 maka t hitung < t tabel dengan tingkat signifikansi 0,939 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan arus kas operasi berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap harga saham. Hal ini berarti semakin besar perubahan arus kas operasi maka akan semakin tinggi harga saham. Semakin besar arus kas operasi menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dan memenuhi setiap kebutuhan operasi perusahaan tersebut. Meningkatnya arus kas operasi menunjukkan kinerja yang bagus dari perusahaan tersebut dan memberikan good news bagi pihak yang ingin berinvestasi dengan memiliki saham perusahaan tersebut. Ketika permintaan melebihi penawaran yang ada maka harga saham dapat meningkat.


(1)

Lampiran 6

Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

LN_AKO 29 .00 29.94 15.0247 13.83611

LN_AKI 29 .00 27.97 7.5106 11.46011

LN_AKP 29 .00 29.71 16.1516 12.95459

LN_HS 29 .00 7.33 3.6687 2.41334

Valid N (listwise) 29

Lampiran 7

Hasil Uji Normalitas Sebelum Transformasi

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 29

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 3.95754161E2

Most Extreme Differences Absolute .267

Positive .267

Negative -.194

Kolmogorov-Smirnov Z 1.439

Asymp. Sig. (2-tailed) .032

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(2)

Lampiran 8

Hasil Uji Normalitas Setelah Transformasi

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 29

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 2.27565956

Most Extreme Differences Absolute .071

Positive .071

Negative -.056

Kolmogorov-Smirnov Z .383

Asymp. Sig. (2-tailed) .999

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Lampiran 9


(3)

Lampiran 10


(4)

Lampiran 11

Hasil uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 (Constant)

LN_AKI .998 1.002

LN_AKP .972 1.029

LN_AKO .974 1.027


(5)

Lampiran 12

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Lampiran 13

Hasil uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .333a .111 .004 2.40833 1.779

a. Predictors: (Constant), LN_AKO, LN_AKI, LN_AKP b. Dependent Variable: LN_HS


(6)

Lampiran 14

Hasil Uji t

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 2.472 .992 2.492 .020

LN_AKO .003 .033 .015 .077 .939

LN_AKI .039 .040 .188 .993 .330

LN_AKP .053 .036 .286 1.497 .147

a. Dependent Variable: LN_HS

Lampiran 15

Hasil Uji f

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 18.076 3 6.025 1.039 .393a

Residual 145.002 25 5.800

Total 163.077 28

a. Predictors: (Constant), LN_AKP, LN_AKI, LN_AKO b. Dependent Variable: LN_HS


Dokumen yang terkait

Pengaruh Laporan Arus Kas Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI

5 82 90

Analisis Pengaruh Informasi Laba Akuntansi Dan Komponen Arus Kas Terhadap Harga Saham Pada Industri Perbankan Yang Terdaftar Di BEI

0 35 80

Pengaruh Informasi Laba Akuntansi Dan Komponen Arus Kas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di BEI Periode Tahun 2005-2008

1 44 123

Pengaruh Informasi Laba Akuntnasi dan Arus Kas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 51 83

PENGARUH INFORMASI KOMPONEN LAPORAN ARUS KAS TERHADAP RETURN SAHAM (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI)

0 7 15

Pengaruh laporan arus kas dan likuiditas perusahaan terhadap return saham pada perusahaan yang terdaftar di BEI

0 8 82

ANALISIS PENGARUH RASIO PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2009-2011.

0 1 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Signalling Theory - Analisis Pengaruh Informasi Laporan Arus Kas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2009-2011

0 0 13

KATA PENGANTAR - Analisis Pengaruh Informasi Laporan Arus Kas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2009-2011

0 0 17

PENGARUH INFORMASI LABA DAN ARUS KAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN LQ-45 YANG TERDAFTAR DI BEI

0 1 17