Pengertian Pengendalian Internal Kas

BAB III PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengendalian Internal Kas

Kas merupakan komponen aktiva yang sangat penting dan sangat mempengaruhi semua transaksi yang terjadi karena berlaku sebagai alat tukar dalam perekonomian. Kas terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam semua transaksi usaha. Kas juga menjadi begitu penting bagi perusahaan dan perorangan untuk membayar kewajiban pada saat jatuh tempo agar entitas bersangkutan dapat terus beroperasi. Kas adalah aktiva lancar yang paling likuid dan sebagai alat pertukaran. kas meliputi koin, uang kertas, cek, wesel dan uang yang disimpan di bank yang dapat ditarik tanpa pembatasan dari bank yang bersangkutan. Lazimnya, kas dapat ditarik sebagai segala sesuatu yang diterima bank utuk disetorkan ke rekening bank lainnya. Menurut Syahyunan 2013: 59 kas adalah aset perusahaan yang paling likuid dan merupakan salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Kas adalah seluruh uang tunai yang ada ditangan cash on hand dan dana yang disimpaan di bank dalam berbagai bentuk seperti deposito dan rekening Koran. Menurut Suharli 2006:173, “kas dan setara kas adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka waktu pendek dan dengan cepat dapat dikonversi menjadi kas dalam jumlah tertentu tanpa harus menghadapi resiko perubahan nilai yang signifikan”. 26 Dari pengertian kas di atas, penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut: a. Yang termasuk golongan kas terdiri atas : 1. Uang Tunai uang kertas dan uang logam Uang tunai adalah seluruh alat pembayaran yang sah dan wajib diterima oleh siapa saja sebagai alat pembayaran. 2. Dana yang Tersedia di Bank Maksud dari dana yang tersedia di bank adalah simpanan yang setiap saat dapat diambil dan dikeluarkan untuk pembayaran. 1. Cek Cek yang diterima dari pihak lain sebagai alat pembayaran dan cek tersebut setiap saat dapat dicairkan di bank. 2. Cek Perusahaan Cek perusahaan adalah surat perintah pada bagian keuangan untuk mengeluarkan uang bagi pihak-pihak lain dalam perusahaan itu sendiri untuk membayar kepada pihak lain. 3. Cek Dalam Perjalanan Cek dalam perjalanan adalah cek yang dikeluarkan oleh perusahaan kepada pihak lain tetapi belum di uangkan di bank. 4. Wesel Pos Wesel pos yang menurut sifatnya dapat segera diuangkan pada waktu diperlukan. 5. Simpanan Uang di Bank-bank Luar Negeri Simpanan uang di bank-bank luar negeri yang tidak dikenakan pembatasan penarikannya. Saldo simpanan ini dalam neraca dilaporkan dalam mata uang rupiah sebesar nilai kursnya. 6. Hal-hal Lain yang Dapat Disamakan Dengan Uang Terdiri dari surat-surat yang dapat diuangkan setiap saat di bank, dimana bank bersedia membayar seperti nominal yang tertera dalam surat tersebut. b. Yang tidak termasuk kas terdiri atas : 1. Cek mundur 2. Pembayaran-pembayaran yang dimuka 3. Surat berharga jangka pendek 4. Perangko dan materai 5. Deposito berjangka 6. Kas yang disisihkan untuk tujuan tertentu dan sifatnya terkait seperti dana pensiun 7. Wesel tagih Adapun fungsi dari kas sebagai berikut: 1. Sebagai alat tukar atau alat bayar dalam jumlah besarkecil 2. Alat yang diterima sebagai setoran oleh bank sebesar nilai nominalnya. 3. Kas juga digunakan untuk investasi baru dalam aktiva tetap. Untuk menjaga kas agar tetap aman, maka perusahaan perlu membuat sistem pengendalian intern. Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode, dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, untuk mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Pengendalian intern tersebut menentukan tujuan yang hendak dicapai, dan bukan pada unsur-unsur yang membentuk sistem tersebut. Pengertian pengendalian intern tersebut diatas berlaku baik dalam perusahaan yang mengolah informasinya secara manual, dengan mesin pembukuan maupun dengan komputer. Menurut Simamora 2000 : 183 pengendalian intern intern control adalah langkah-langkah yang diambil perusahaan guna memastikan keandalan data akuntansinya, melindungi aset-asetnya dari pencurian dan penyalahgunaan, meyakinkan bahwa para karyawan mengikuti kebijakan-kebijakan dan prosedur- prosedur perusahaan, dan mengevaluasi kinerja para karyawan, departemen, divisi, dan perusahaan secara keseluruhan”. Menurut Mulyadi 2009 : 183, unsur pokok pengendalian intern adalah sebagai berikut : 1. Lingkungan Pengendalian Lingkungan pengendalian menciptakan suasana pengendalian dalam suatu organisasi dan mempengaruhi personel organisasi tentang pengendalian. lingkungan pengendalian juga merupakan unsur landasan semua pengendalian intern yang membentuk disiplin dan struktur. 2. Penaksiran Resiko Penaksiran Resiko biasanya digunakan dalam pelaksanaan pelaporan keuangan, yaitu penaksiran resiko yang terkandung dalam asersi tertentu dalam laporan keuangan dan desain implementasi aktivitas pengendalian yang ditujukan untuk mengurangi resiko tersebut pada tingkat minimum dengan mempertimbangkan biaya dan manfaatnya. 3. Informasi dan Komunikasi Komunikasi mencakup penyampaian informasi kepada semua personel yang terlibat dalam pelaporan keuangan tentang bagaiamana aktivitas mereka berkaitan dengan orang lain, baik yang berada di dalam maupun diluar organisasi. 4. Aktivitas Pengendalian Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang dibuat untuk memberikan keyakinan bahwa petunjuk yang dibuat oleh manajemen dilaksanakan. Kegiatan dan prosedur ini dilaksanakan untuk mengurangi resiko dalam pencapaian tujuan entitas. 5. Pemantauan Pemantauan adalah proses penilaian kualitas kinerja pengendalian intern sepanjang waktu. Manajemen bertanggung jawab dalam pembentukan dan pembinaan sistem pengendalian intern. Untuk ini manajer perlu mengendalikannya secara terus menerus agar sistem pengendalian intern berjalan dengan semestinya dan dapat dimodifikasi seluruhnya sesuai dengan perubahan. Fungsi pengendalian intern yaitu untuk menentukan apakah ada penyimpangan dalam pelaksanaan. Untuk dapat menentukan adanya penyimpangan, perlu diketahui ukuran yang menjadi dasar hasil pelaksanaan yang diharapkan dan kebijakan dalam pelaksanaan. Pengawasan dan penelaahan pada sistem pengendalian intern yang baik akan mampu melindungi kelemahan manusia dan mengurangi kemungkinan kesalahan dan ketidaktelitian yang terjadi. Pengendalian internal kas pada PT. Telkom Medan telah memperhatikan hal-hal berikut ini: a. Biaya yang dikeluarkan harus disetujui oleh pihak yang berwenang dan biaya tersebut memang benar-benar diperlukan. b. Biaya yang terjadi merupakan tanggung jawab pengawasan yang memberi wewenang. Pengendalian intern pada kas PT. Telkom Medan diawasi oleh manager cabang dan bagian keuangan. Di dalam kas PT. Telkom Medan tidak ada suatu sistem pengawasan khusus, karena dalam pengawasannya PT. Telkom Medan menggunakan anggaran dimana pada awal periode ditentukan jenis anggaran biaya operasional dalam menjalankan suatu kegiatan yang memakai dana dari kas. Dalam hal ini, PT. Telkom Medan melakukan pengawasan melalui prosedur serta catatan yang berkaitan dengan pengamanan harta kekayaan dan catatan-catatan finansial lainnya.

B. Pengendalian internal atas penerimaan kas