Sejarah Kimia Farma Kimia Farma 255 Simpang Limun Medan

BAB I KIMIA FARMA

1.1 Sejarah Kimia Farma

Kimia Farma merupakan pioneer dalam industri farmasi Indonesia. Cika bakal perusahaan dapat dirunut balik ke tahun 1917, ketika NV Chemicalien Handle Rathkamp Co, perusahaan farmasi pertama di Hindia Timur didirikan. Sejalan dengan kebijakan nasionalisasi bekas perusahaan- perusahaan Belanda, pada tahun 1958 pemerintah melebur sejumlah perusahaan farmasi menjadi PNF Bhinneka Kimia Farma. Selanjutnya pada tanggal 16 Agustus 1971 bentuk hukumnya diubah menjadi Perseroan Terbatas, menjadi PT Kimia Farma Persero. Sejak tanggal 4 juli 2001 Kimia Farma tercatat sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Berbekal tradisi industri yang panjang selama lebih dari 187 tahun dan nama yang identik dengan mutu, saat ini Kimia Farma telah berkembang menjadi sebuah perusahaan pelayanan kesehatan utama di Indonesia yang kian memainkan peranan penting dalam pengembangan dan pembangunan bangsa dan masyarakat.

1.2 Bisnis Kimia Farma

1.2.1 Holding

PT Kimia Farma Tbk Dibentuk : 16 Agustus 1971 Jalur Usaha : Pelayanan Kesehatan. Sebagai perusahaan publik sekaligus BUMN, Kimia Farma berkomitment penuh untuk melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik sebagai suatu kebutuhan sekaligus kewajiban sebagaimana diamanatkan Undang-Undang No. 192003 tentang BUMN. PT. Kimia Farma Tbk, merupakan sebuah perusahaan pelayanan kesehatan yang terintegrasi, bergerak dari hulu ke hilir yaitu : industri, marketing, ritel, laboratorium klinik dan klinik kesehatan. Soni Marlise : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU Repository © 2008 Budaya perusahaan mengandung tiga nilai utama : 1. Profesionalisme Profesionalisme merupakan nilai intelektual yang terwujud dalam bekerja lebih giat, cerdik dan kreatif serta jeli mengamati dan memanfaatkan peluang bisnis. Senantiasa meningkatkan pengetahuan dan keterampilan untuk diterapkan secara profesional dalam melaksanakan tugas menjadi komitmen untuk mencapai hasil tersebut. 2. Integritas Totalitas dalam berkarya adalah budaya kerja kami, integritas merupakan nilai spiritual yang mempunyai makna kepercayaan, menekankan integritas sebagai landasan utama dalam menerapkan totalitas kerja dengan didukung ketulusan hati dan semangat untuk mempersembahkan yang terbaik bagi kesehatan masyarakat. 3. Kerja Sama Kerja sama merupakan nilai emosional yang melandasi semangat kerja sama melalui keterbukaan dan kepercayaan, serta mensinergikan kemampuan tiap individu untuk saling melengkapi dalam membangun tim yang tangguh untuk mencapai sukses.

A. Pabrik Industri Farmasi

Dengan dukungan kuat Riset Pengembangan, segmen usaha yang dikelola oleh perusahaan induk ini memproduksi obat jadi dan obat tradisional, yodium, kina dan produk-produk turunannya, serta minyak nabati. Lima fasilitas produksi yang tersebar di kota-kota besar di Indonesia merupakan tulang punggung dari segmen industri. Plant Jakarta memproduksi sediaan tablet, tablet salut, kapsul, sirop kering, suspensisirop, tetes mata, krim, antibiotika dan injeksi. Unit ini merupakan satu-satunya pabrik obat di Indonesia yang mendapat tugas dari pemerintah untuk memproduksi obat golongan narkotika. Industri formulasi ini telah memperoleh sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik CPOB dan ISO-9001. Soni Marlise : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU Repository © 2008 Plant Bandung memproduksi bahan baku kina dan turunan- turunanya, rifampisin, obat asli indonesia dan alat kontrasepsi dalam rahim AKDR. Unit produksi ini telah mendapat US-FDA Approval. Selain itu, Plant Bandung juga memproduksi tablet, sirop, serbuk, dan produk kontrasepsi Pil Keluarga Berencana. Unit produksi ini telah menerima sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik CPOB dan ISO-9002. Plant Semarang mengkhususkan diri pada minyak jarak, minyak nabati bedak. Untuk menjamin kualitas produksi, unit ini secara konsisten menerapkan sistem manajemen mutu ISO-9001 serta telah memperoleh sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik CPOB dan US-FDA Approval. Plant Watudakon di Jawa Timur merupakan satu-satunya pabrik yang mengolah tambang yodium di Indonesia. Unit ini memproduksi yodium dan garam-garamnya, bahan baku ferro sulfat sebagai bahan utama pembuatan tablet besi untuk obat tambah darah, dan kapsul lunak ”Yodiol” yang merupakan obat pilihan untuk pencegahan gondok. Plant Watudakon juga mempunyai fasilitas produksi formulasi seperti tablet, tablet salut, kapsul lunak, salep, sirop, dan cairan obat luardalam. Unit ini telah memperoleh sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik CPOB, ISO-9002 dan ISO- 14001. Plant Tanjung Morawa di Medan, Sumatera Utara, dikhususkan untuk memasok kebutuhan obat di wilayah sumatera. Produk yang dihasilkan oleh pabrik yang telah memperoleh sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik CPOB, ISO-4002 dan ISO-14001 ini meliputi tablet, krim, kapsul lunak, salep, sirop dan cairan obat luardalam.

B. Laboratorium Klinik

Sejak tahun 2004 Kimia Farma mencanangkan perubahan arah bisnis dari perusahaan farmasi menjadi perusahaan pelayanaan kesehatan. Perubahan paradigma ini untuk mengantisipasi munculnya kesadaran baru di masyarakat, dari mengobati penyakit dan mengelola penyakit menjadi mencegah penyakit dan mengelola kesehatan. Oleh sebab itu Kimia Farma Soni Marlise : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU Repository © 2008 melakukan pengembangan usaha baru yang meliputi Laboratorium Klinik dan Klinik Kesehatan. Menangkap peluang dari meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya arti kesehatan, pembentukan unit usaha baru ini terutama ditujukan untuk memberikan layanan pemeriksaan Laboratorium Klinik dan Pemeriksaan Mikrobiologi Industri. Layanan yang diberikan, yaitu : ¬ Pemeriksaan Atas Permintaan Sendiri APS ¬ Pemeriksaan Atas Permintaan Dokter APD ¬ Medical Check Up ¬ Pemeriksaan Mikrobiologi Industri ¬ Pemeriksan Rujukan

C. Klinik

Sebagai salah satu upaya mewujudkan visi perusahaan menjadi Healthcare Company, maka Kimia Farma merintis Infrastruktur bisnisnya memasuki usaha jaringan penyedia layanan kesehatan klinik kesehatan yang terpadu dan terintegrasi dengan membangun sistem informasi yang mendukung. Klinik Kesehatan Kimia Farma dengan konsep one stop healthcare services menyediakan layanan klinik dokter yang didukung dengan layanan pemeriksan kesehatan laboratorium, layanan farmasi apotek dan layanan pendukung lainnya. Jasa layanan kesehatan yang akan diberikan meliputi konsultasi, pemeriksaan kesehatan dan pengobatan layanan medical check up dan untuk perorangan dan perusahaan, serta perencanaan administrasi pelayanan kesehatan dan pengelolaan medical record untuk karyawan. Layanan tersebut diatas juga akan diupgrade sesuai dangan kebutuhan konsumen melalui layanan care service. Klinik Kimia Farma ke depan dihadirkan oleh perusahaan sebagai suatu solusi total kesehatan. Soni Marlise : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU Repository © 2008

1.2.2 Anak Perusahaan A. PT. Kimia Farma Trading and Distribution

Dibentuk : 4 Januari 2003 Jalur usaha : Distribusi Obat dan Alat Kesehatan PT Kimia Farma Trading Distribution, sebagai anak perusahaan dari PT. Kimia Farma persero Tbk. Kimia Farma Traiding Distribution KFTD sebelumnya merupakan divisi yang bergerak dibidang yang sama, yaitu perdagangan dan distribusi. Oleh karena itu pengalamannya bukan baru satu tahun, tetapi sama dengan umur PT. Kimia Farma Persero Tbk sendiri. Hampir sepanjang sejarahnya sejak sebagai Divisi PBF, perusahaan lebih menonjol dalam bidang perdagangan, terlihat dari data tahun ketahun, komposisi penjualan kepada institusi baik melalui tender atau langsung, lebih dominan dari pada penjualan reguler, yang mencerminkan kepada bisnis distribusi. Disamping itu dimasa yang lalu, divisiSBU PBF ini terfokus lebih banyak menyalurkan atau menjadi keagenan dari produk perusahaan induk, yaitu produk Kimia Farma sebagai satu satunya prinsipal. Setelah lahir menjadi anak perusahaan, serta melihat kondisi kedepan, perusahaan telah bertekad untuk merubah visi, tidak lagi hanya menyalurkan produk dari perusahaan induk, tetapi akan menyalurkan produk-produk prinsipal lain. Oleh karenanya perusahaan telah merubah visinya akan menjadi perusahaan distributor pilihan utama bagi prinsipal. Visi ini mengandung arti kedepan perusahaan akan lebih fokus kepada penjualan reguler, tanpa meninggalkan penjualan kepada institusitender dan menjadi perusahaan distribusi multi prinsipal. Jalur Usaha : 1. Jasa pelayanan distribusi produk Prinsipal Kimia Farma dan prinsipal Non Kimia Farma serta Non Prinsipal terdiri dari : ¬ Consumer Health Product : - OTC Chemical - OTC Herbal - Kosmetik Soni Marlise : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU Repository © 2008 - Body Care - Food Supplement ¬ Ethical ¬ Generik ¬ Lisensi ¬ Narkotika ¬ Kontrasepsi ¬ Bahan Baku ¬ Alat Kesehatan ¬ Consumer Goods 2. Jasa Perdagangan atau Trading PT. Kimia Farma Trading Distribution, memiliki 41 cabang yang mendistribusikan obat-obatan dan alat-alat kesehatan, baik yang diproduksi sendiri maupun yang diproduksi oleh pihak ketiga. Dalam operasionalnya didukung dengan fasilitas pergudangan yang besar dan peralatan yang efisien serta armada transportasi yang terintegrasi dengan sistem informasi untuk mendukung kelancaran pengiriman barang ke seluruh Indonesia.

B. PT Kimia Farma Apotek

Dibentuk : 4 Januari 2003 Jalur Usaha : Farmasi PT. Kimia Farma Apotek mengelola sebanyak 320 Apotek yang tersebar diseluruh tanah air, yang memimpin pasar dibidang perapotekan dengan penguasaan pasar sebesar 19 dari total penjualan apotek di seluruh Indonesia. Apotek kimia Farma melayani penjualan langsung dan melayani resep dokter dan menyediakan pelayanan lain, misalnya praktek dokter, optik, dan pelayanan OTC swalayan serta pusat pelayanan informasi obat. Apotek Kimia Farma dipimpin oleh tenaga Apoteker yang bekerja full timer sehingga dapat melayani informasi obat dengan baik. Soni Marlise : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU Repository © 2008 Penambahan jumlah apotek merupakan bagian dari strategi perusahaan dalam memanfaatkan momentum pasar bebas AFTA, dimana pihak yang memiliki jaringan luas seperti Kimia Farma akan diuntungkan. PT. Kimia Farma Apotek, adalah anak perusahaan yang dibentuk oleh Kimia Farma untuk mengelola Apotek-apotek milik perusahaan yang ada, dalam upaya meningkatkan kontribusi penjualan untuk memperbesar penjualan konsolidasi PT. Kimia Farma Tbk. Apotek kimia farma yang ada di Indonesia : No. Provinsi No. Provinsi 1. Bali 16. Kepulauan Bangka Belitung 2. Banten 17. Lampung 3. Bengkulu 18. Maluku 4. DIY 19. Maluku Utara 5. DKI 20. Nanggroe Aceh Darusalam 6. Gorontalo 21. NTB 7. Irian Jaya 22. NTT 8. Jambi 23. Riau 9. Jawa Barat 24. Sulawesi Selatan 10. Jawa Tengah 25. Sulawesi Tengah 11. Jawa Timur 26. Sulawesi Tenggara 12. Kalimantan Barat 27. Sulawesi Utara 13. Kalimantan Selatan 28. Sumatera Barat 14. Kalimantan Tengah 29. Sumatera Selatan 15. Kalimantan Timur 30. Sumatera Utara Soni Marlise : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU Repository © 2008

1.3 PT . Kimia Farma Apotek Bisnis Manager Medan

1.3.1. Bisnis Manager A. Visi dan Misi

Visi : Menjadikan apotek di Medan berdaya saing di pasar global Misi : • Menyediakan, mengadakan dan menyalurkan sediaan farmasi, alat kesehatan lainnya, yang berkualitas dan bernilai tambah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. • Mengembangkan bisnis farmasi dan jasa kesehatan lainnya untuk meningkatkan nilai apotek saham tanpa meninggalkan prinsip Good Corporate Governance. • Mengembangkan SDM untuk meningkatkan kompetensi dan komitmen serta berperan aktif dalam pengembangan perapotekan nasional.

1.3.2. Store Manager Apotik Kimia Farma

Apotik Kimia Farma Medan memiliki 20 store yang tersebar diseluruh sumatera yaitu : 1. Kimia Farma 2 R.S. Inalum 2. Kimia Farma 14 R.S. Pirngadi 3. Kimia Farma 27 Palang merah pusat 4. Kimia Farma 27 M3 Palang merah 5. Kimia Farma 28 Belawan 6. Kimia Farma 29 P. Siantar 1 7. Kimia Farma 30 Tebing Tinggi 8. Kimia Farma 39 Sei Kambing 9. Kimia Farma 41 Kaban Jahe 10. Kimia Farma 54 R.S. Rantau Prapat 11. Kimia Farma 84 Tanjung Balai 12. Kimia Farma 85 P. Siantar 2 13. Kimia Farma 90 Kisaran 14. Kimia Farma 106 Aksara 15. Kimia Farma 107 Gatot Subroto 72 C Soni Marlise : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU Repository © 2008 16. Kimia Farma 160 Setia Budi 17. Kimia Farma 162 Pematang Siantar 3 18. Kimia Farma 255 Sisingamangaraja Medan 19. Kimia Farma Basri 20. Kimia Farma R.S. Pelengkap. 21. Kimia Farma 9 Sidempuan 22. Kimia Farma 98 Rantau Prapat 23. Kimia Farma 256 Binjai.

1.4. Kimia Farma 255 Simpang Limun Medan

Letak Apotek Kimia Farma 255 berada didaerah yang strategis, karena terletak didaerah arus lalu lintas dua arah, mudah dijangkau kendaraan, terletak dekat pusat perbelanjaan dan rumah penduduk, rumah sakit, serta praketk dokter. Apotek Apotek Kimia Farma 255 juga didukung dengan praktek dokter in house seperti praktek dokter umum dan dokter ASKES. Apotek Kimia Farma 255 merupakan apotek pelayanan yang dalam pengelolaannya dipimpin seorang apoteker dan empat orang karyawan yang terdiri dari dua orang asisten apoteker dan dua orang petugas penjualan bebas dan sekaligus kasir. Apotek Kimia Farma 255 merupakan apotek tipe 3M Medical Mini Market yang melayani penjualan obat – obat bebas, kosmetik, obat tradisional dan alat kesehatan. Apotek Kimia Farma 255 juga menyediakan pelayanan resep tunai dan resep kredit seperti resep kredit dari PLN. Soni Marlise : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU Repository © 2008 BAB II MERCHANDISING 2.1. Pengertian Merchandising adalah kegiatan pengadaan barang yang sesuai dengan bisnis yang di jalani toko untuk di sediakan dalam toko dalam jumlah, waktu dan harga yang sesuai sasaran perusahaan ritel. Produk-produk yang dijual peritel dalam gerainya tempat pembelian barang dan jasa disebut merchandise. Merchandise yang akan dijual penting dipilih dengan benar karena merchandise adalah menentukan kesuksesan bagi pengecer. Manajemen atau pengelolaan merchandise berkaitan dengan pembelian atau pembelanjaan, penanganan, dan keuangannya. Hal-hal yang berhubungan dengan manajemen merchandise adalah: 1. Target market Untuk pengelolaan merchandise yang optimal, maka pertanyaan pertama yang perlu dijawab, yaitu siapa konsumen yang hendak dituju. Jawaban pertanyaan biasanya bervariasi dari ragam segmen berdasarkan usia, kelas sosial, perilaku, status dan gaya hidup. Selain segmen, motivasi konsumen penting diketahui. Keinginan konsumen atas keragaman barang membuat peritel perlu menyiapkan variasi kategori produk. 2. Jenis gerai Pengadaan dan persedian merchandise disesuaikan dengan jenis gerai.Misalnya department store akan memiliki keragaman kategori dan kualitas produk yang ditawarkan banyak dan masing-masing lengkap dengan itemnya.Kualitas barang yang ditawarkan bervariasi dari yang rata- rata hingga yang berkelas.Gerai lain seperti supermarket juga menawarkan kategori produk yang beragam dan masing-masingdengan banyak item yang kualitasnya kelas menengah. Soni Marlise : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU Repository © 2008 3. Lokasi dimana gerai berada Lokasi gerai turut mempengaruhi macam produk yang dijual.Perumahan kelas menengah mempunyai selera dan kebiasaan belanja yang berbeda dari perumahan kelas atas atau kelas bawah. 4. Value chain Paritel kecil yang bergabung dalam suatu kelompok memiliki peluang lebih baik dibandingkan paritel kecil lain yang mandiri,yaitu jaminan penyediaan barang secara berkesinambungan. 5. Kemampuan pemasok Kemampuan pemasok mengirim barang akan mempengaruhi jenis barang yang dijual peritel. Pemasok yang ideal adalah yang mampu mengirim barang sesuai jumlah, jenis, harga dan harga yang diminta peritel. 6. Biaya Biaya pembelian barang dari pemasok akan menjadi komponen harga pokok penjualan peritel. 7. Kecenderungan mode produk Antisipasi atas perubahan fitur produk perlu dimiliki oleh paritel dengan membaca kecenderungan pasar atau pembeli. 2.1.1. Prinsip umum merchandising Secara umum merchandising berfungsi sebagai berikut: 1. Menolong pelanggan mengelompokan barang dengan logika urutan dari suatu visualisasi signed, petunjuk arah, warna, ukuran dan jenis. Pelanggan akan lebih mudah menemukan barang yang dibutuhkan. 2. Menarik perhatian pelanggan, dengan pajangan yang sesuai dengan prinsip visualisasi warna,ukuran dan keselarasan interior, pelanggan cendrung tertarikdengan apa yang dilihatnya. 3. Membangkitkan perasaan pelanggan, melalui visual, sentuhan dan aroma, pelanggan dapat merasakan barang yang ada secara langsung. Soni Marlise : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU Repository © 2008 4. Menstilasi ketertarikan pada produk, ini dapat terjadi melalui kemasan, informasi atau selebaran dalam toko. 5. Menolong pelanggan untuk segera membuat keputusan. 6. Mempunyai stok di rak barang-barang yang fast moving. 7. Menjaga keamanan stok. Dengan merchandise yang dipajang rapi keamanan barang akan lebih terjaga. 2.2. Perencanaan merchandise Ada hal-hal yang harus dipertimbangkan yang menyangkut aspek peramalan, inovasi, ragam produik, merek dan timing sortasi lokasi. Dapat dilihat pada gambar 1. Inovasi Keterangan : − Peramalan merupakan jumlah barang yang hendak disediakan peritel dalam gerainya terkait dengan rencana penjualan dalam jangka setahun. − Inovasi merupakan hal-hal baru baik dalam hal cara pakai, fitur, penggunaan atau barang itu sendiri. − Assortment keragaman produk merupakan keanekaragaman produk, dibagi atas 2 bagian:lebar dan dalam. − Merek perubahan nama atau identitas suatu produk. Peramalan Assortment Perencanaan Merchandise Timing Lokasi Merek Gambar 1. Diagram Perencanaan Merchandise Soni Marlise : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU Repository © 2008 − Timing dan lokasi, mencakup saat kapan barang ditrima dari masing- masing pemasok, disimpan dimana, disimpan secara bagaimana dan sebagainya. Hal hal yang perlu diperhatiakn dalam merchandise antara lain : − Dapat melakukan pesanan dan menerima kiriman pesanan. − Meminimalkan batas waktu antara saat pesanan dan saat menerima barang. − Mengkoordinasikan pengiriman barang. − Cukup persediaan untuk memenuhi permintaan konsumen. − Menempatkan barang diruang gerai secara efisien. − Segera memenuhi permintaan konsumen secara efisien dan memuaskan. − Bekerja sama dengan pihak-pihak lain dalam mata rantai pemasok. − Menerima keluhan pembeli meminimalisir produk yang rusak. 2.3. Lokasi Bagi bisnis ritel, lokasi yang strategis sangat menentukan kesuksesan bagi pemasaran ritel. Beberapa hal yang secara umum dapat mempengaruhi kelangsungan bisnis ritel terutama dalam hal menciptakan kepadatan pengunjung untuk membeli diantaranya adalah : 1. Kemudahan transportasi untuk mencapai lokasi Pebisnis ritel yang tidak memperhatikan aspek kemudahan untuk mencapai lokasi akan ditinggalkan oleh pelanggan. Sebagai pebisnis ritel kita harus biasa menganalisa secara cemat prospek arus lalu lintas yang melewati lokasi toko kita. Kita harus bisa memilih lokasi yang lebih memungkinkan pelanggan datang dengan nyaman dan mydah seperti kemudahan jalan tidak berbelit-belit serta banyaknya kendaraan umum yang menuju lokasi toko kita. 2. Kenyamanan dan keamanan parkir kendaraan. 3. Kelengkapan. Ini merupakan konsep one stop shopping, artinya menyediakan segala kebutuhan pelanggan secara lengkap. Dengan kelengkapan ini, pelanggan akan sangat terbantu khususnya dalam hal kemudahan dan efsiennya belanja. Soni Marlise : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU Repository © 2008 4. Daur hidup lokasi Dalam memilih dan menetapkan lokasi, pertimbangkanlah secara cermat daur hidup sebuah bisnis ritel. Persiapkanlah segala konsekuensinya untuk memilih tempat agar tetap bertahan dan sukses. Selain itu juga sebelum suatu toko didirikan, langkah pertama adalah mempelajari suatu area investasi yang ditanamkan dapat menguntungkan. Suatu wilayah yang berpenduduk padat dan berpenghasilan cukup besar adalah area perdagangan yang menarik banyak peritel. Faktor-faktor dalam mengevaluasi area perdagangan ritel, yaitu: 1. Besarnya populasi karakteristiknya Meliputi jumlah penduduk dan kepadatan,usia, perkerjaan dan tingkat kepadatan masyarakat pada suatu wilayah. 2. Kedekatan dengan sumber pemasok Pemasok mempunyai pengaruh pada peritel dalam hal kecepatan penyediaan produk, kualitas produk yang terjaga dan biaya pengiriman. 3. Basis ekonomi Basis ekonomi adalah industri daerah setempat, potensi pertumbuhan, fluktuasi karena musiman dan fasilitas keuangan. 4. Ketersediaan tenaga kerja Tenaga kerja perlu diperhatikan pada semua tingkat, yaitu dari tingkat administratif dan lapangan hingga manager. 5. Situasi Penting mengenali jumlah dan ukuran para peritel disuatu wilayah. Jika banyak pihak membuka gerai ritel dengan asumsi merebut pasar sebesar- besarnya, maka kemungkinan yang terjadi adalah kejenuhan pasar, yaitu terlalu banyak peritel di bandingkan total belanja konsumen. Studi tentang pesaing akan menunjukan peta kekuatan dan kelemahan masing-masing peritel. Sumber daya keuangan, tenaga kerja, pemasok, kualitas, keragaman produk dan kualitas pelayanan akan membuatnya menjadi pesaing yang tangguh atau sedang-sedang saja. 6. Fasilitas promosi Soni Marlise : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU Repository © 2008 Adanya media masa seperti surat kabar dan radio akan memfasilitasi kegiatan promosi peritel. 7. Ketersediaan lokasi toko Faktor bagi suatu area perdagangan dan hal-hal yang terkait dengan lokasi adalah jumlah lokasi serta jenisnya, akses pada masing-masing lokasi dan peluang kepemilikan. 8. Hukum dan peraturan Hukum dan peraturan perlu diperhatikan khususnya jika terdapat peraturan daerah yang tidak terdapat di wilayah ini. 2.3.1. Jenis-jenis lokasi - Gerai tunggal adalah toko yang berdiri sendiri tanpa ada toko lain didekatnya. - Pertokoan adalah deretan toko yang berdiri tanpa melalui suatu perencanaan terpadu. - Central bisinnes district CBD adalah gerai yang berlokasi pada wilayah yang padat perkantoran, dekat dengan fasilitas komersil dan fasilitas sosial. - Pusat belanja adalah gerai yang berada pada pusat perbelanjaan. 2.4.Penetapan harga Penetapan harga merupakan hal yang paling sulit diantara unsur-unsur dalam pemasaran ritel. Harga adalah satu-satunya unsur yang mendatangkan laba bagi peritel sedangkan unsur lain dalam bauran pemasaran menghabiskan biaya. Penetapan harga oleh perusahaan besar pedagang eceran untuk 30.000 sampai 50.000 item produk adalah hal biasa. Bagi perusahan perdagangan ritel yang baru berdiri, yang belum memiliki sistem ataupun orang yang telah terampil dalam harga, satu-satunya cara adalah merekrut orang yang telah ahli dalam hal harga dan sekaligus membeli sistem yang sesuai, yaitu yang berkaitan dengan sistem teknologi informasi. Soni Marlise : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU Repository © 2008 Bagi peritel kecil, penetapan harga merchandise relatif mudah. Ada dua faktor penting bagi mereka, yaitu besarnya laba yang akan diambil dan faktor pesaing. Harga jual mereka adalah menambahkan besarnya laba yang diinginkan pada biaya perolehan produk mereka. Sedangkan faktor pesaing akan menjadi kendali atas berapa besaran laba yang diinginkan. Peritel menengah apalagi peritel besar menghadapi lebih banyak faktor dari pada peritel kecil dalam menetapkan harga. Ada tiga pihak yang menjadi dasar pertimbangan dalam penetapan harga oleh perusahaan perdagangan ritel yaitu konsumen, dirinya sendiri dan pesaing. Peritel perlu memperhatikan keinginan konsumen yaitu membayar harga yang sepadan dengan nilai yang diperoleh, lalu keinginannya untuk mendapatkan laba semaksimal mungkin dan faktor penetapan harga oleh pesaing. Penetapan harga rendah, harga biasanya yaitu sama dengan harga rata- rata pasar dan harga tinggi berkaitan erat dengan faktor-faktor merchandise yaitu ragam, fitur, nilai, lokasi, suasana gerai dan pelayanan. Harga rendah sering kali dijadikan sebagai strategi. Strategi ini amat efektif menarik pembeli karena harga rendah berarti penghematan. Harga jual yang lebih rendah berarti marjin laba yang kecil. Jika dimaksudkan untuk menarik pembeli dan ternyata jumlah pembeli bertambah maka penurunan harga oleh peritel berhasil karena terkompensasi oleh penjualan yang lebih tinggi. Penetapan harga berkaitan dengan aspek-aspek seperti aspek laba, pelanggan, pasar dan persaingan, pengadaan barang, citra kualitas merek yang berbeda, hukum dan peraturan. 2.5.Tehnik menarik pelanggan melalui strategi merchandising Untuk dapat menarik pelanggan, pertama tama yang harus dikerjakan adalah mendeskripsikan segmen atau segmen pelanggan. Dengan demikian, kita dapat memahami kebutuhan pelanggan. Langkah berikutnya adalah menentukan jenis barang yang akan kita tawarkan kepada pelanggan dan membangun citra toko. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan secara seksama dan dapat menarik konsumen melalui Soni Marlise : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU Repository © 2008 strategi merchandising adalah citra toko, pajangan depan, bagian dalam toko, lampu penerangan dan kekuatan warna. - Citra toko Banyak pebisnis ritel yang membangun citra toko dengan menampilkan secara optimal jenis barang dagangan mereka. Ini didorong alasan bahwa hal utama yang dilihat konsumen adalah barang dagangan yang dipajang. Dengan demikian, pelaku bisnis ritel dapat semakin objektif dalam menyusun strategi merchandising untuk meningkatkan kepuasan pelangggan, meningkatkan penjualan dan menambah penghasilan. Aspek eksterior logo, nama toko, petunjuk,pesan toko atau slogan yang ditonjolkan juga perlu dioptimalkan. Meskipun hanya bagian kecil, kebersihan pintu masuk,keset kalau ada dan bagian depan toko juga harus terus diupayakan. - Pajangan depan Pajangan di depan toko yang mengesankan akan jendela samping kiri dan kanan sangat berpengaruh dalam menciptakan kesan positif pelanggan. Pajangan di depan semestinya memiliki tema khusus. Ini bergunauntuk mempengaruhi pelanggan agar bersedia memiliki barang yang dijual toko tersebut. Tema yang sering diangkat sepanjang tahun adalah tahun baru masehi, imlek, liburan sekolah, hari valentine, lebaran dan natal. Pajangan didepan dianjurkan memakai warna yang harmonis dan dioptimalkan dengan penyinaran lampu yang luks. Kebersihan kaca-kaca dan bagian dalam harus terus dijaga. Secara periodik pajangan depan harus diganti sesuai dengan jangka waktu yang dijadwalkan dan tema ditentukan. - Bagian dalam toko Inside the store Pelanggan sangat sensitive terhadap keadaan atau lokasi didalam toko, mereka membutuhkan ruang untuk privasi dalam rangka melihat-lihat. Apabila toko terlihat penuh dan semrawut, pelanggan merasa tidak Soni Marlise : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU Repository © 2008 nyaman dan akan pergi. Untuk dapat menarik pelanggan, toko harus dibuat dengan suasana penuh merchandising item barang lengkap, keluasan dan kedalamnya baik jenis maupun ukurannya, namun tidak semrawut. Bila toko terlihat kosong, pelanggan mungkin enggan untuk masuk. - Lampu penerangan. Penerangan yang baik sangat efektif dalam membangkitkan perhatian pelanggan. Peneranganbahkan terbukti mampu menciptakan semangat pembeli pelanggan. Penerangan juga memiliki kwalitas dan warna untuk memberikan gambaran terbaik bagi merchandise toko. Untuk menciptakan semangat membeli pelanggan, dianjurkan memakai lampu bewarna dan penerangan yang lembut. Barang yang ada ditempat –tempat pajangan harus diberi penerangan khusus agar lebih menarik pelanggan. - Kekuatan warna Warna adalah alat yang sangat kuat dalam visualisasi merchandising. Warna dipakai untuk menciptakan daya tarik, menumbuhkan perhatian, menciptakan semangat dan merangsang tiap orang untuk bertindak. 2.6. Kriteria barang dan posisi pajangan Secara umum kategori barang dan kebutuhan pajangannya adalah sebagai berikut: 1. Barang paling laku Ada dua tipe barang paling laku yang posisi pajangnya perlu dipertimbangkan secara berbeda yaitu: - Jenis barang kebutuhan dasar, harus diletakan ditempat yang memungkinkan untuk memacu penjualan barang lain. - Jenis barang promosi, posisikan ditempat yang utama. 2. Barang dengan laba tinggi Barang jenis ini harus diletakan ditempat utama. 3. Barang yang memancing untuk dibeli Soni Marlise : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU Repository © 2008 Barang jenis ini diletakkan dipajangan yang mudah dilihat dan didekati untuk memancing pelanggan agar berani melihat dan pada akhinya membeli. 4. Barang spesial Barang ini harus mudah dilihat dan punya tanda khusus sehingga pelanggan dapat langsung kelokasi dan melihat-lihat nya untuk membeli. 5. Barang musim Pajangan barang ini membutuhkan lokasi yang utama agar pelanggan tahu bahwa barang ini ada di toko. 6. Barang dengan persediaan bermasalah Barang ini jangan memajangnya di tempat utama karena penjualan bisa tidak optimal. 2.7. Atmosfer dalam gerai Suasana ataupun atmosfer dalam gerai berperan penting memikat pembeli, membuat nyaman mereka dalam memilih barang belanjaan dan mengingatkan mereka produk apa yang perlu dimiliki. Atmosfer dapat tercipta melalui aspek berikut: - Visual seperti :warna, cahaya, ukuran dan bentuk. - Tactile atau yang berkaitan dengan sentuhan tangan atau kulit seperti: temperatur - Olfactory, berkaitan dengan berbauan atau aroma. - Aural, berkaitan dengan suara. 2.8. Penyajian merchandise Berkenaan dengan tehnik penyajian barang-barang dalam gerai untuk menciptakan situasi tertentu. Tehnik dan metode penyajian berkenaan dengan keragaman produk, koordinasi kategori produk. Tehnik penyajian atau tehnik display adalah: - Display terbuka,penataan yang dimaksudkan untuk menciptakan kedekatan antara konsumen dan merchandise. - Display gabungan yaitu penyajian bayak ragam merchandise. Soni Marlise : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU Repository © 2008 - Display lengkap yaitu penyajian secara lengkap produk-produk yang saling berkaitan dan saling mendukung. 2.9. Retail service Retail service pelayanan eceran bertujuan memfasilitasi pembeli saat mereka berbelanja digerai. Hal-hal yang dapat memfasilitasi para pembeli terdiri atas pelayanan, personal seling, layanan transaksi dengan cara yang mudah, layanan keuangan berupa penjualan kredit dan fasilitas- fasilitas lainnya, seperti: toilet, telepon umum, sarana parker dan sebagainya. Retail service beserta unsur-unsur pemasaran ritel lainnya mempunyai fungsi memenuhi kebutuhan pembeli dalam berbelanja. Meskipun yang dijual oleh sebuah gerai eceran berupa barang yang sederhana, pada hakikatnya pembeli mencari barang untuk memenuhi kebutuhannya. Aspek pelayanan membuat sebuah gerai berbeda dibandingkan gerai lainnya. 2.9.1. Jenis-jenis pelayanan - Customer service, seperti: pramuniaga dan staf lain kasir dan SPGSales promotion girl, personal shopper, yaitu staf perusahaan ritel yang melayani pembeli melalui telepon dan menyiapkan barang pesanan yang tinggal diambil oleh pelanggan. - Terkait fasilitas gerai yakni: jasa pengantaran, pembayaran denhan kartu kredit, fasilitas tempat makan dan fasilitas telepon - Fasilitas-fasilitas lainnya yakni: lahan parkir. Pelayanan adalah salah satu factor pemberi nilai tambah bagi peritel. Adanya karyawan yang bertugas melayani pembeli menambah beban atau biaya operasional sehingga harga jual barang dinaikkan untuk bias menutup pengeluaran tersebut. Pelayanan untuk pembeli terkait dengan citra gerai dan perusahaan ritel, karena itu segala upaya termasuk menata sistem pelayanan, gerai- gerai besar membuat taktik dan program pelayanan. Soni Marlise : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU Repository © 2008 Dalam menerapkan pelayanan kepada pelanggan, perlu dipertimbangkan nilai pelayanan di mata mereka dikombinasikan besarnya biaya operasional yang dikeluarkan. Tujuan program pemasaran termasuk pelayanan ritel pada akhirnya adalah tercapainya target penjualan dan laba, meski demikian tujuan pemasaran kegiatan pelayanan ritel sebaiknya dan semestinya ditujukan untuk benar-benar melayani pembeli sebaik- baiknya. 2.10. Periklanan dan promosi Periklanan dan promosi dalam bisnis ritel berkenaan dengan pemasaran barang-barang atau jasa yang dibutuhkan perorangan atau rumah tangga. Periklanan bertujuan memberitahu, menarik, memikat dan mendorong konsumen untuk datang ke gerai dan membeli barang. 2.11. Teori komunikasi Teori komunikasi merupakan landasan bagi keberhasilan strategi promosi yang dilakukan peritel. Termasuk jenis perusahaan lain. Teori ini menjelaskan siapa yang mengirim pesan dengan cara apa, kepada siapa dan bagaimana hasilnya. Tujuan dari komunikasi adalah sebagai dasar promosi untuk mendorong target pemasaran menjadi pembeli atau bahkan menjadi pelanggan yang setia. Soni Marlise : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU Repository © 2008

BAB III PELAYANAN RESEP DAN SWAMEDIKASI

3.1. Pelayanan Resep Resep I

Soni Marlise : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 255 Medan, 2007 USU Repository © 2008