Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008.
USU Repository © 2009
Disimak dari kandungan nilai Pancasila dan Tribrata secara filosofi memuat nilai- nilai kepolisian sebagai abdi utama, sebagai warga negara teladan dan wajib menjaga
ketertiban pribadi rakyat.
3.5. Polda
Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah Polda merupakan satuan pelaksana utama Kewilayahan yang berada di bawah Kapolri. Polda bertugas menyelenggarakan
tugas Polri pada tingkat kewilayahan. Polda dipimpin oleh Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah Kapolda, yang bertanggung jawab kepada Kapolri. Kapolda
dibantu oleh Wakil Kapolda Wakapolda.
Polda membawahi Kepolisian Negara Republik Indonesia Wilayah Polwil. Ada tiga tipe Polda, yakni Tipe A, Tipe B dan Tipe C. Tipe A dipimpin seorang perwira tinggi
berpangkat Komisaris Jenderal Komjen, sedangkan Tipe B dipimpin perwira tinggi berpangkat Brigadir Jenderal Brigjen dan Tipe C dipimpin oleh perwira menengah
berpangkat Komisaris Besar Kombes yang senior. Di bawahnya Polwil membawahi Kepolisian Negara Republik Indonesia Resort Polres atau Kepolisian Negara Republik
Indonesia Resort Kota Polresta. Polwil dipimpin oleh seorang perwira menengah berpangkat Komisari Besar atau Kombes, demikian pula Poltabes juga dipimpin oleh
seorang perwira menengah berpangkat Komisaris Besar. Polres dipimpin oleh seorang
Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008.
USU Repository © 2009
Ajun Komisaris Besar Polisi atau AKBP. Lebih lanjut lagi, Polres membawahi Polsek, sedang Polresta membawahi Polsekta. Baik Polsek maupun Polsekta dipimpin oleh
seorang Komisaris Polisi Kompol untuk jajaran di Polda Metro Jaya, sedangkan di Polda liannya, Polsek atau Polsekta dipimpin oleh perwira berpangkat Ajun Komisaris
Polisi.
BAB 4
PEMBAHASAN DAN HASIL
Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008.
USU Repository © 2009
4.1. Pengolahan Data
Ketika kita berbicara mengenai statistika, pasti tidak akan lepas dengan istilah data. Data berarti sesuatu yang diketahui atau dianggap, meskipun belum tentu benar. Data dapat
digunakan untuk menggambarkan dan memperoleh tentang suatu keadaan atau persoalan. Jadi, data merupakan bahan mentah dari informasi. Data yang telah diolah disebut
informasi.
Data yang baik adalah data yang bermanfaat. Keputusan yang baik dapat dihasilkan jika pengambilan keputusan terssebut didasarkan atas data yang baik.
Untuk membahas dan memecahkan masalah tentang jumlah total kejahatan seperti yang diuraikan pada bagian sebelumnya, penulis menggumpulkan data yang
bnerhubungan dengan permasalahan tersebut. Data yang dikumpulkan dari Kepolisian Republik Indonesia adalah data mengenai jumlah total kejahatan Di Propinsi Sumatera
Utara, serta pengaruh dari beberapa jenis jumlah tindak kejahatan tersebut diantaranya pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Dan Penipuan. Adapun datanya dapat dilihat pada
tabel 4.1 sebagai berikut:
Tabel 4.1. Data Jumlah Total Kejahatan, Pencurian,Penganiayaan, Pemerasan, Dan Penipuan tahun 2006-2007
Bulan Total
Pencurian Penganiayaan Pemerasan
Penipuan
Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008.
USU Repository © 2009
Kejahatan 1
1496 702
153 61
124 2
1620 762
151 84
152 3
1634 664
190 84
167 4
1581 760
163 61
149 5
1521 674
152 57
153 6
1578 668
173 91
156 7
1607 699
229 78
152 8
1785 817
177 62
213 9
1604 767
153 53
184 10
1523 732
147 69
154 11
1661 813
138 65
147 12
1596 760
157 79
133 13
2578 881
433 44
145 14
2507 827
409 76
178 15
2621 846
486 59
191 16
2577 837
452 96
145 17
2691 851
430 66
230 18
2341 699
406 56
148 19
2400 764
428 45
143 20
2689 1099
381 57
127 21
2439 796
328 54
129 22
2117 678
352 31
134 23
2449 763
326 55
140 24
2062 661
317 52
101
4.2 Persamaan Regresi linier Berganda