Fretty Florentina : Analisis Angkatan Kerja Wanita Di Kabupaten Karo Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
DAFTAR TABEL
HALAMAN
1. Tabel 4.1 Penduduk wanita menurut kelompok umur pada tahun 2004, 2005, 2006, 2007
34 2. Tabel 4.2 Penduduk wanita menurut kelompok
umur pada tahun 2004, 2005, 2006, 2007 36
3. Tabel 4.3 Penduduk usia kerja wanita dan laki-laki menurut kelompok umur pada tahun
2004, 2005, 2006, 2007 37
4. Tabel 4.4 Persentase penduduk usia kerja wanita menurut golongan umur pada
tahun 2004, 2005, 2006, 2007 39
5. Tabel 4.6 Persentase penduduk wanita yang bekerja menurut lapangan usaha
dan jenis kelamin, tahun 2004,2006,2007
41 6. Tabel 4.7 Persentase penduduk wanita
yang bekerja menurut lapangan usaha dan jenis kelamin, tahun 2004,2006,2007
43 7. Tabel 4.8 Persentase penduduk wanita
menurut Status pekerjaandan Jenis kelamin di Kabupaten Karo pada tahun 2004,2006, 2007
45 8. Tabel 4.9 Persentase angkatan kerja wanita
menurut jenis kegiatan selama seminggu yang lalu pada tahun 2004, 2006, 2007
46 9. Tabel 4.10 Persentase angkatan kerja wanita
menurut jenis kegiatan selama seminggu yang lalu pada tahun 2004, 2006, 2007
47 10.
Tabel 4.14 Proyeksi TPAK wanita tahun 2008 – 2011 berdasarkan tahun 2005-2007
52 11.
Tabel 4.5 Persentase penduduk wanita usia 10 tahun keatas yang bekerja menurut
pendidikan tertinggi yang ditamatkan, dan jenis kelamin pada tahun 2004, 2005, 2006, 2007
54
Fretty Florentina : Analisis Angkatan Kerja Wanita Di Kabupaten Karo Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
DAFTAR GRAFIK
HALAMAN
1. Grafik 4.1 Perbandingan TPAK
penduduk wanita dan Laki-laki pada tahun 20041, 20062, 20073
47 2.
Grafik 4.2 Perbandingan tingkat partisipasi angkatan kerja wanita mulai tahun 2005-2011
53
Fretty Florentina : Analisis Angkatan Kerja Wanita Di Kabupaten Karo Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul
Wanita merupakan suatu sosok yang identik dengan kelemahlembutan dan senantiasa menurut terhadap apa yang diperintahkan atau diaturkan. Sewaktu zaman penjajahan,
wanita hanya dijadikan sebagai pelengkap rumah tangga yang hanya bekerja didapur untuk mempersiapkan kebutuhan keluarga, mereka terkekang untuk melakukan suatu
kegiatan, mereka juga tidak terlalu dipentingkan untuk bersekolah karena berfikiran tidak perlu. Namun semenjak perjuangan Raden Ajeng Kartini yang begitu gigih
sehingga sekarang keadaannya berubah walaupun berangsur-angsur. Hingga saat ini kehadiran wanita lebih bermakna dan berarti didalam kehidupan kita dibanding masa
dulu.
Wanita sebagai sumber daya insani untuk ikut serta sepenuhnya dalam segala kegiatan pembangunan. Dikatakan pada pengakuan tentang pentingnya peningkatan
kedudukan wanita dalam masyarakat dan peranannya dalam pembangunan dinyatakan dalam GBHN 1978, 1983, 1988. GBHN menyatakan bahwa pembangunan yang
menyeluruh mensyaratkan ikut sertanya pria dan wanita secara maksimal disegala bidang. Tanpa mengurangi peranannya dalam pembinaan keluarga sejahtera umumnya
dan pembinaan generasi muda khususnya, dalam rangka pembinaan manusia Indonesia yang seutuhnya, wanita sebagai sumber daya insani untuk ikut serta
sepenuhnya dalam segala kegiatan pembangunan.
Fretty Florentina : Analisis Angkatan Kerja Wanita Di Kabupaten Karo Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
Seiring dengan perkembangan zaman dan berjalannya waktu, peranan wanita juga semakin banyak. Mereka kini bukan hanya terlibat dalam mengurus keluarga tapi
juga terlibat dalam kegiatan politik, ekonomi keuangan, maupun pembangunan dan lain-lain. Seperti sekarang, wanita menempati peringkat yang cukup tinggi dibanding
dengan laki–laki. Itu dapat kita lihat dari survei yang sudah diadakan oleh Biro Pusat Statistika BPS
Konsep partisipasi wanita dalam pembangunan seperti yang ditulis diatas harus sungguh-sungguh dipahami, dalam artian perlu untuk selalu diperhatikan dan
menerima wanita sepenuhnya. Baik itu sebagai, istri, ibu rumah tangga, pencari nafkah, pemimpin di dalam masyarakat atau tingkat-tingkat yang penting.
Disisi lain ada yang cenderung memandang wanita hanya sebagai konsumen dan bukan sebagai produsen, sehingga wanita kurang diikutsertakan dalam berbagai
program pembangunan. Didalam hal ini, dirasakan bahwa wewenang dan tanggung jawab wanita hanya terbatas dalam rumah tangga. Dan ini dapat menyebabkan ketidak
untungan dari wanita karena dapat mempersempit kesempatan wanita untuk berpartisipasi didalam pembangunan.
Akibat dari tingkat kependudukan pada wanita lebih tinggi daripada laki-laki. Jadi apabila dikaji, seharusnya masalah tenaga kerja, masalah ketenagakerjaan adalah
masalah pokok yang harus dihadapi oleh bangsa Indonesia dari dulu hingga sekarang. Sebagai negara yang sedang berkembang, Indonesia mempunyai masalah dalam
Fretty Florentina : Analisis Angkatan Kerja Wanita Di Kabupaten Karo Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
menghadapi jumlah pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat dan tidak seimbangnya pertumbuhan didalam penyediaan lapangan pekerjaan baru. Jumlah
penduduk yang semakin bertambah merupakan suatu modal dasar dalam pembangunan bangsa. Oleh karena itu, dituntut kepada kita bahwa sebagai masyarakat
Indonesia, kita harus menempah keterampilan, kemandirian, dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sejak dini. Sebab dalam pembangunan bangsa Indonesia,
kualitas sumber daya manusia sangat diutamakan sebagai tenaga pembangunan tapi dalam status pekerjaan, wanita perlu mendapat tempat yang sama dengan laki-laki,
karena jumlahnya yang terus meningkat. Mungkin masalah ketenagakerjaan sering sekali dibahas tapi tenaga kerja buat wanita relatif sedikit pembahasannya.
Untuk mengetahui keberadaan perkembangan dan kondisi dari angkatan kerja wanita di Kabupaten Karo, dengan menggunakan data-data tenaga kerja yang telah
ada maka penulis tertarik menganalisa angkatan kerja di Kabupaten Karo khususnya wanita sehingga saya memilih judul “ANALISIS ANGKATAN KERJA WANITA DI
KABUPATEN KARO” .
1.2 Perumusan Masalah
Sumber daya manusia merupakan unsur penting dalam menggerakkan pembangunan. Oleh sebab itu dibutuhkan tenaga-tenaga yang terampil dan berkualitas untuk
mewujudkan pembangunan.
Fretty Florentina : Analisis Angkatan Kerja Wanita Di Kabupaten Karo Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
Penulis juga mencoba mencari perbandingan antara jumlah penduduk usia kerja, tingkat partipasi angkatan kerja, kualitas tenaga kerja jika ditinjau dari kelompok
umur, jenis kelamin, dan daerah tempat tinggal.
Sehubung dengan uraian yang disinggung pada latar belakang pemilihan judul, maka dirumuskan masalah sebagai berikut yakni bagaimana keadaan ketenagakerjaan
wanita di Kabupaten karo. Selain itu juga ingin diketahui bagaimana perkembangan angkatan kerjanya dari waktu ke waktu apakah mengalami peningkatan, atau malah
terjadi penurunan.
1.3 Maksud dan Tujuan
Adapun tujuan penelitian mengenai kondisi perkembangan tenaga kerja ini, adalah : a.
Untuk menggambarkan besarnya tingkat partisipasi Angkatan Kerja yang terjadi di Kabupaten Karo.
b. Untuk menghitung persentase angkatan kerja menurut umur, jenis
kelamin, tingkat pendidikan dan daerah tempat tinggal. c.
Bagi penulis, yaitu sebagai penerapan ilmu pengetahuan yang didapat penulis selama duduk dibangku perkuliahan.
Tapi tujuan utamanya yaitu untuk memenuhi persyaratan pendidikan yang diwajibkan kepada mahasiswa Program Studi Diploma 3 Statistika Fakultas MIPA Universitas
Sumatera Utara dalam menyelesaikan perkuliahan .
Fretty Florentina : Analisis Angkatan Kerja Wanita Di Kabupaten Karo Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
1.4 Lokasi Penelitian
Riset dilaksanakan di kantor Statistik Tingkat I Sumatera Utara Jalan Asrama Medan dan waktu riset dimulai bulan februari 2009 sampai dengan akhir buan maret 2009.
1.5 Metode Penelitian
Analisis mengenai data angkatan kerja di Sumatera Utara ini menggunakan ilmu demografi yang disesuaikan dengan permasalahan dan tujuan penelitian. Selain itu
penulis juga ingin menyajikan gambaran–gambaran yang berisikan perbandingan atau rasio yang menggunakan ukuran dasar dalam angkatan kerja.
Data yang digunakan didalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data tentang jumlah penduduk wanita dalam usia kerja di Kabupaten Karo tahun 2004,
2005, 2006, 2007, meliputi tingkat partisipasi angkatan kerja wanita di Kabupaten Karo, komposisi penduduk wanita di Kabupaten karo yang bekerja menurut lapangan
usaha, yang bekerja menurut pendidikan terakhir. Bentuk dalam bidang penelitian yang penulis lakukan adalah berupa :
Fretty Florentina : Analisis Angkatan Kerja Wanita Di Kabupaten Karo Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
1. Library metode penelitian perpustakaan
Metode penelitian perpustakaan merupakan penggalian data-data dengan mempelajari beberapa jenis buku yang memuat mengenai teori-teori yang berkaitan
dengan penelitian.
2. Filed research penelitian Lapangan
Penelitian Lapangan merupakan penelitian yang diadakan oleh penulis dengan langsung mengambil data dari tempat penelitian yang bertempat di kantor Badan Pusat
Statistik Propinsi Sumatera Utara di kantor Statistik Tingkat I Sumatera Utara Jalan Asrama Medan.
3. Metode Deskriptif
Metode Deskriptif merupakan penelitian yang memaparkan situasi atau peristiwa dengan tujuan untuk menggambarkan secara sistematis karakteristik populasi
tertentu.
4. Metode Analisa
Metode analisa adalah metode yang memperoleh data dan diolah sesuai dengan masalah yang dihadapi, untuk mengetahui angka partisipasi angkatan kerja dengan
membandingkan jumlah angkatan kerja wanita dengan jumlah penduduk usia kerja wanita tenaga kerja pada setiap kelompok umur. Tingkat partisipasi angkatan kerja
ini dianalisa menurut umur pendidikan
Fretty Florentina : Analisis Angkatan Kerja Wanita Di Kabupaten Karo Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
100 ker
ker tan
x ja
Tenaga ja
Angka TPAK
=
Tingkat kesempatan kerja wanita dapat dihitung dengan membandingkan penduduk wanita yang bekerja dengan angkatan kerja wanita untuk ketiga tahun tersebut
menurut umur dan pendidikan
100 ker
tan ker
x ja
Angka ja
Be TKK
=
Persentase penduduk wanita yang bekerja menurut lapangan pekerjaan dan status pekerjaan diperoleh dengan membandingkan jumlah penduduk wanita yang bekerja
pada setiap klasifikasi dengan total jumlah penduduk wanita untuk semua klasifikasi.
100 ker
ker ker
ja Total
ja Be
ja Be
=
Laju pertumbuhan dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
e t
Po Pt
r log
log log
− =
Dimana r = laju pertumbuhan penduduk
P
t
= jumlah penduduk pada tahun t
Fretty Florentina : Analisis Angkatan Kerja Wanita Di Kabupaten Karo Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
P
o
= jumlah penduduk pada tahun dasar tahun awal t = selisih antara tahun t dengan tahun dasar
e = bilangan konstanta 2,718282
Sedangkan untuk menentukan proyeksi tahun ke depan digunakan rumus:
P
t
= P
o
. e
rt
1.6 Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan tugas akhir penulis dapat membagi ke dalam enam bab dimana masing-masing bab terdiri dari sub bab yang sudah ditentukan oleh penulis. Tujuan
dari pembagiannya adalah untuk mempermudah penguraian. Penulisan diuraikan untuk memberikan kerangka atau gambaran dari Tugas Akhir ini, yaitu sebagai
berikut :
BAB 1 : PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang pemilihan judul, maksud dan tujuan,
perumusan masalah, metode penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB 2 : TINJAUAN TEORITIS
Fretty Florentina : Analisis Angkatan Kerja Wanita Di Kabupaten Karo Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
Pada bab ini menjelaskan tentang penjelasan segala sesuatu yang berhubungan dengan konsep ketenagakerjaan secara umum di Indonesia.
BAB 3 : GAMBARAN UMUM STATISTIKA Bab ini memberikan keterangan mengenai sejarah singkat Kabupaten karo, mengenai
letak astronomisnya, berapa banyak kecamatan di Kabupaten Karo, dan keterangan yang lain yang dapat memberi penjelasan tentang Kabupaten Karo.
BAB 4 : ANALISIS Dalam bab ini dilakukan pembahasan tentang penduduk usia kerja, tingkat partisipasi
angkatan kerja.
BAB 5 : PENUTUP Pada bab ini memberikan kesimpulan dari semua materi yang di paparkan beserta
saran-saran yang dapat penulis sampaikan.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Fretty Florentina : Analisis Angkatan Kerja Wanita Di Kabupaten Karo Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Pengertian-pengertian
Defenisi-defenisi yang digunakan dalam pengertian Angkatan Kerja adalah sehubungan dengan ketenegakerjaan, tenaga kerja, dan bukan angkatan kerja.
2.1.1 Pengertian Ketenagakerjaan
Didalam buku sisdjiatmo kusumosuwidho tenaga kerja adalah seluruh penduduk berusia 15-64 tahun dalam usia kerja. Tapi di Indonesia, pada umumnya dipakai
adalah seluruh penduduk yang umurnya diatas 10 tahun keatas. ini dapat dilihat pada sensus penduduk 1971 dan 1980. Tapi batasan penduduk usia kerja disetiap negara
berbeda-beda.
Fretty Florentina : Analisis Angkatan Kerja Wanita Di Kabupaten Karo Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
Defenisi dari tenaga kerja manpower ala Indonesia sebenarnya adalah jumlah penduduk dalam suatu negara yang dapat memproduksi barang dan jasa. Jika
ada permintaan terhadap tenaga mereka dan jika mereka mau berpartisipasi dalam aktivitas yang sedang dikerjakan.
2.1.2 Pengertian Angkatan kerja
Secara demografis besarnya angkatan kerja tergantung pada tingkat partisipasi angkatan kerja Labor Force Participation rate yaitu berapa persen dari tenaga kerja
yang akan menjadi angkatan kerja. Dan pengertian dari angkatan kerja adalah bagian dari tenaga kerja yang sesungguhnya terlibat, dalam kegiatan produktif yaitu untuk
memproduksi barang dan jasa. Dan didalam konsep “Labor Force Consept” angkatan kerja mempunyai referensi waktu yang pasti misalnya satu minggu, dan sebagainya.
Dan menurut konsep ini berfokus kepada mereka yang bekerja. Jadi mereka yang bukan pekerja yaitu : pengangguranmencari pekerjaan, dianggap sebagai kelompok
residual.
Angkatan kerja terdiri dari penduduk yang bekerja, mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja, tidak mempunyai pekerjaan sama sekali tetapi mencari
pekerjaan secara aktif.
Kelompok angkatan kerja yang digolongkan kedalam bekerja adalah setiap orang yang didalam seminggu sebelum pencacahan melakukan suatu pekerjaan
Fretty Florentina : Analisis Angkatan Kerja Wanita Di Kabupaten Karo Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh penghasilan atau keuntungan, lama bekerja paling sedikit dua hari. Dan setiap orang yang didalam
seminggu sebelum pencacahan tidak melakukan pekerjaan atau bekerja kurang dari dua hari tetapi mereka adalah pekerja tetap pegawai-pegawai yang tidak masuk kerja
karena cuti, sakit dan sebagainya, petani-petani yang mengusahakan tanah pertanian yang tidak bekerja karena mereka menunggu panen, orang-orang yang bekerja
didalam bidang keahlian seperti dokter, tukang pangkas dan sebagainya.
Kelompok angkatan kerja yang digolongkan mencari pekerjaan adalah penduduk 10 tahun keatas yang sedang berusaha mencari pekerjaan mereka yang
belum pernah bekerja, mereka yang sudah bekerja tapi akhirnnya mereka berhenti bekerja karena hal tertentu. Kegiatan untuk mencari pekerjaan tidak terbatas didalam
jangka waktu seminggu yang lalu saja tetapi bisa dilakukan dalam beberapa waktu yang lalu. Jadi kedalam kategori mencari pekerjaan juga dimaksukkan, misalnya
mereka yang sedang memasukkan lamaran pekerjaan atau pesan pada saudara mereka dan mereka sedang menunggu jawaban.
Ada 3 konsep lain dalam angkatan kerja yang sering dipakai adalah Gainful Worker Concept, Labor Force Concept, Labor Utilization Approach. Disini tidak
mempunyai referensi waktu yang pasti
Dengan konsep Gainful Worker Concept kita tidak dapat mendapat statistik pasti dari penduduk yang bekerja dan mencari pekerjaan
Fretty Florentina : Analisis Angkatan Kerja Wanita Di Kabupaten Karo Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
Beberapa ukuran dasar dalam angkatan kerja yaitu : a.
tingkat partisipasi angkatan kerja labor force participation rate tingkat partisipasi angkatan kerja, menggambarkan jumlah angkatan kerja dalam
suatu kelompok umur. Dan dapat juga merupakan tingkat partisipasi total dari seluruh penduduk dalam usia kerja tingkat aktivitas umum.
Rumus :
100 tan
Kerja Tenaga
Kerja Angka
TPAK =
b. Tingkat aktivitas umum general activity rate
Tingkat aktivitas umum adalah tingkat aktivitas activity rate untuk seluruh penduduk dalam usia kerja. Untuk Indonesia adalah labor force dibagi seluruh
penduduk berumur 10 tahun keatas. Perkataan activity rate biasanya dipakai oleh terbitan PBB, sedang yang lebih lazim adalah participation rate
c. Tingkat aktivitas menurut umur dan jenis kelamin :
age sex specific activity rate Tingkat aktivitas menurut umur dan jenis kelamin ini yang paling banyak dipakai
dalam menyelesaikan tugas ini. Ini merupakan suatu basic rates yang dipelajari dan diproyeksikan dalam analisa economically active population
Rumus :
100 min
min tan
X tertentu
umur kela
jenis Seluruh
Jumlah tertentu
umur kela
jenis Kerja
Angka
Fretty Florentina : Analisis Angkatan Kerja Wanita Di Kabupaten Karo Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
Ini bisa dilakukan untuk berbagai karakteristik dari angkatan kerja seperti : 1. Tingkat pendidikan
2. Status perkawinan 3. Tingkat pendapatan di rumah tangga
Perbandingan internasional bisa juga dilakukan dengan mengadakan plotting dari kurva age sex specific activity rate ini.
d. Tingkat activitas menurut jenis kelamin :
Sex specivic activity rate Adalah tingkat aktivitas tingkat partisipasi ini disajikan terpisah antara laki-laki
dan wanita. Dilihat dari polanya, biasanya tingkat aktivitas untuk laki-laki lebih tinggi dibanding wanita.
Rumusnya:
100 min
min tan
kela jenis
Kerja Tenaga
kela jenis
Kerja Angka
e. Tingkat aktivitas kasar Crude activity rate
Tingkat aktivitas kasar adalah jumlah economically active population dibagi jumlah seluruh penduduk dan dinyatakan dalam persentase. Crude activity rate ini
sangat dipengaruhi oleh komposisi umur dari penduduk. Ini digunakan untuk perbandingan dimana penganalisa ingin menunjukkan jumlah relative orang dalam
Fretty Florentina : Analisis Angkatan Kerja Wanita Di Kabupaten Karo Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
angkatan kerja tanpa memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi. Ini juga berguna dalam perbandingan dimana ingin ditunjukkan pengaruh berbagai tingkat
kenaikan alamiah dan migrasi terhadap aktivitas ekonomi.
f. Tingkat pengangguran Unemployment rate :
Adalah angka yang menunjukkan berapa banyak dari jumlah angkatan kerja yang sedang aktif mencari pekerjaan. Pengertian pengangguran disini adalah aktif
mencari pekerjaan. Rumus :
100 ker
tan ker
ja angka
Jumlah jaan
pe mencari
yang orang
Jumlah
Dan pengertian dari penduduk yang sedang mencari pekerjaan menganggur adalah orang yang tidak bekerja dan sekarang ini sedang aktif mencari pekerjaan
menurut referensi waktu tertentu. Ini termasuk dalam kelompok menganggur ini adalah orang yang pernah bekerja atau sekarang sedang dibebastugaskan, tetapi
sedang menganggur atau mencari pekerjaan.
g. Tingkat bekerja penuh Fully employed
Rumus :
Fretty Florentina : Analisis Angkatan Kerja Wanita Di Kabupaten Karo Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
100 tan
ker Kerja
Angka yed
underemplo ja
be yang
Jumlah −
h. Tingkat bekerja tidak penuh Underemployed
Rumus:
100 tan Kerja
Angka yed
underemplo yang
orang Jumlah
i. Rasio beban ketergantungan dependency ratio
Rumus :
100 64
15 65
14 −
+ +
− Penduduk
Penduduk Penduduk
Rasio ini diartikan untuk mendapat gambaran mengenai beberapa persen penduduk yang dianggap mempunyai aktivitas komsumtif harus ditanggung oleh
penduduk usia 15-64 tahun, yang dianggap sebagai penduduk yang secara potensial disebut produktif
2.1.3 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
Pengukuran tingkat partisipasi penduduk dalam angkatan kerja dapat memberikan gambaran yang jelas sampai seberapa jauh sebenarnya penduduk yang termasuk usia
kerja sepuluh tahun keatas benar-benar aktif di dalam bekerja dan tidak aktif bekerja
Fretty Florentina : Analisis Angkatan Kerja Wanita Di Kabupaten Karo Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
adalah penduduk usia kerja yang tidak bekerja, misalnya didalam mengurus rumah tangga. Jadi TPAK adalah perbandingan antara angkatan kerja dan penduduk usia
kerja. Semakin besar jumlah penduduk usia kerja. Semakin besar jumlah penduduk usia kerja akan menyebabkan semakin besarnya angkatan kerja.
Banyak yang mempengaruhi tingkat partisipasi penduduk dalam angkatan kerja yaitu diantaranya adalah : faktor umur, faktor pendidikan yang sudah
ditamatkan, status dalam perkawinan, kesempatan kerja bagi wanita.
Semua laki-laki telah mencapai usia kerja dalam kegiatan ekonomi karena pada umumnya yang mencari nafkah adalah laki-laki. Menurut Durand1675,
perbedaan TPAK laki-laki antara daerah terdapat pada pertama kali masuk angkatan kerja umur muda dan umur keluar dari angkatan kerja umur tua.
Fungsi dari wanita pada umumnya adalah mengurus rumah tangga dan menjadi istri sekaligus ibu dalam keluarga, berbeda jauh dengan laki-laki. Oleh karena
itu partisipati wanita dalam angkatan kerja sangat dipengaruhi oleh faktor sosial, ekonomi, dan budaya. Akibatnya TPAK wanita baik secara keseluruhan maupun
berdasarkan umur.
Fretty Florentina : Analisis Angkatan Kerja Wanita Di Kabupaten Karo Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
BAB 3
GAMBARAN UMUM KABUPATEN KARO
3.1 Sosial Budaya
Penduduk asli yang mendiami wilayah Kabupaten Karo disebut Suku Bangsa Karo. Suku Bangsa Karo ini mempunyai adat istiadat yang sampai saat ini terpelihara
dengan baik dan sangat mengikat bagi suku bangsa karo sendiri. Suku ini terdiri 5 lima Merga, Tutur Siwaluh, dan Rakut Sitelu.
Merga Silima yakni :
Fretty Florentina : Analisis Angkatan Kerja Wanita Di Kabupaten Karo Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
1. karo–karo
2. Ginting
3. Sembiring
4. Tarigan
5. Perangin–angin
Dari kelima Merga tersebut, masih terdapat sub–sub Merga. Berdasarkan Merga ini maka tersusunlah pola kekerabatan atau yang dikenal dengan Rakut Sitelu,
Tutur Siwaluh dan Perkade – kaden Sepuluh Dua Tambah sada.
Rakut Sitelu yaitu : 1.
Senina Sembuyak 2.
Kalimbubu 3.
Anak Beru
Tutur Siwaluh yaitu : 1.
Sipemere 2.
Siparibanen 3.
Sipengalon 4.
Anak beru 5.
Anak beru menteri 6.
Anak beru singikuri 7.
Kalimbubu
Fretty Florentina : Analisis Angkatan Kerja Wanita Di Kabupaten Karo Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
8. Puang kalimbubu
Perkade–kaden Sepuluh Dua : 1.
Nini 2.
Bulang 3.
Kempu 4.
Bapa 5.
Nande 6.
Anak 7.
Bengkila 8.
Bibi 9.
Permen 10.
Mama 11.
Mami 12.
Bere-bere
Dalam perkembangannya, adat Suku Bangsa Karo terbuka, dalam arti bahwa Suku Bangsa Indonesia lainnya dapat diterima menjadi Suku Bangsa Karo dengan
beberapa persyaratan adat.
1. Masyarakat Karo terkenal dengan semangat keperkasaanya dalam pergerakan
merebut kemerdekaan Indonesia, misalnya pertempuran melawan Belanda, Jepang, politik bumi hangus. Semangat patriotisme ini dapat kita lihat
Fretty Florentina : Analisis Angkatan Kerja Wanita Di Kabupaten Karo Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
sekarang dengan banyaknya makam para pahlawan di Taman Makam Pahlawan di Kota Kabanjahe yang didirikan pada tahun 1950.
2. Penduduk Kabupaten Karo adalah dinamis dan patriotis serta taqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Masyarakat Karo kuat berpegang kepada adat istiadat yang luhur, merupakan modal yang dapat dimanfaatkan dalam proses
pembangunan.
Dalam kehidupan masyarakat Karo, idaman dan harapan sura-sura pusuh peraten yang ingin diwujudkan adalah pencapaian 3 tiga hal pokok yang disebut
Tuah, Sangap dan Mejuah-juah.
1. Tuah berarti menerima berkah dari Tuhan Yang Maha Esa, mendapat
keturunan, banyak kawan dan sahabat, cerdas, gigih, disiplin dan menjaga kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup untuk generasi yang akan
datang. 2.
Sangap berarti mendapat rejeki, kemakmuran bagi pribadi, bagi anggota keluarga, bagi masyarakat serta bagi generasi yang akan datang.
3. Mejuah-juah berarti sehat sejahtera lahir batin, aman, damai, bersemangat serta
keseimbangan dan keselarasan antara manusia dengan manusia, antara manusia dan lingkungan, dan antara manusia dengan Tuhannya. Ketiga hal
tersebut adalah merupakan satu kesatuan yang bulat yang tak dapat dipisah- pisahkan satu sama lain.
Fretty Florentina : Analisis Angkatan Kerja Wanita Di Kabupaten Karo Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
3.2 Pemerintahan
Sistem pemerintahan tertua yang dijumpai di wilayah Kabupaten Karo adalah Penghulu, yang menjalankan pemerintahan di Kampung kuta menurut adat.
Terbentuknya suatu kuta harus memenuhi persyaratan adat antara lain : ada Merga pendiri Merga tanehsimantek kuta, ada Senina Simantek Kuta Kalimbubu Taneh.
Pada masa penjajahan Belanda mulai tahun 1906, sistem pemerintahan di wilayah Kabupaten Karo pada dasarnya adalah :
1. Pemerintahan oleh Onderafdeling Karo Landen yang dipimpin oleh Controleur
pimpinan pemerintahan selalu ditangan bangsa Belanda. 2.
Landschaap, yaitu pemerintahan Bumi Putra. Pemerintahan landschaap ini dibentuk berdasarkan perjanjian pendek dengan pemerintahan Onderafdeling.
Berdasarkan perjanjian pendek Korte Verklaring tahun 1907, maka di Tanah Karo terdapat 5 lima Landscaap yang dikepalai oleh SIBAYAK yang
membawahi beberapa URUNG yang dikepalai oleh RAJA URUNG yaitu :
a. Landscaap Lingga, membawahi 8 delapan urung :
1. Sepuluh Dua Kuta di Kabanjahe
2. Telu Kuta di Lingga
3. Tigapancur di Tigapancur
4. Empat Teran di Naman
Fretty Florentina : Analisis Angkatan Kerja Wanita Di Kabupaten Karo Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
5. Lima Senina di Batu Karang , dan
6. Tiganderket di Tiganderket
7. Namo Haji di Kutabuluh, dan
8. Liang Melas di Samperaya
b. Landscaap Sarinembah, membawahi 4 empat urung :
1. Sepuluhpitu Kuta di Sarinembah
2. Perbesi di Perbesi
3. Juhar di Juhar, dan
4. Kuta Bangun di Kuta Bangun
c. Landscaap Suka, membawahi 4 empat urung :
1. Suka di Suka
2. SukapiringSeberaya di Seberaya
3. Ajinembah di Ajinembah, dan
4. Tongging di Tongging
d. Landscaap Barusjahe, membawahi 2 dua urung :
1. Sipitu Kuta di Barusjahe, dan
2. Sinaman Kuta di Sukanalu
Pada masa penjajahan Jepang Tentara Jepang masuk ke Tanah Karo bulan Maret 1942 susunan pemerintahan di Tanah Karo adalah serupa dengan masa
penjajahan Belanda, dengan pergantian orang-orangnya yakni yang setia kepada
Fretty Florentina : Analisis Angkatan Kerja Wanita Di Kabupaten Karo Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
penjajahan Jepang. Pada masa Kemerdekaan RI stuktur pemerintahan di Tanah Karo adalah sebagai berikut :
1. Pemerintahan Tanah Karo sebagai alat pemerintahan Pusat yang pada saat itu
dikepalai oleh Sibayak Ngerajai Milala 2.
Pemerintahan Swapraja yaitu Landscaap : a.
Lingga dengan 6 urung b.
Barusjahe dengan 2 urung c.
Suka dengan 4 urung d.
Sarinembah dengan 4 urung e.
Kutabuluh dengan 2 urung
Oleh Komite Nasional Indonesia, Tanah Karo dalam sidangnya tanggal 13 Maret 1946, Kabupaten Karo diperluas dengan Daerah Deli Hulu dan Cingkes, dibagi
kedalam 3 tiga Kewedanaan dengan masing-masing membawahi 5 lima kecamatan yaitu :
1. Kewedaan Kabanjahe membawahi 5 Kecamatan yaitu :
a. Kabanjahe
b. Tigapanah
c. Barusjahe
d. Simpang Empat, dan
e. Payung
2. Kewedaan Tigabinanga membawahi 5 Kecamatan yaitu :
Fretty Florentina : Analisis Angkatan Kerja Wanita Di Kabupaten Karo Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
a. Tigabinanga
b. Juhar
c. Munte
d. Kutabuluh
e. Mardinding
3. Kewedanaan Deli Hulu membawahi 5 Kecamatan yaitu :
a. Pancur Batu
b. Sibolangit
c. Kutalimbaru
d. Biru-biru, dan
e. Namo Rambe
Bentuk dan Susunan Pemerintahan Daerah
Susunan Pemerintah Daerah seperti yang diatur menurut UU No.22 Tahun 1999 bahwa di daerah dibentuk DPRD sebagai Badan legislative Daerah dan Pemerintah
Daerah sebagai Badan Eksekutif Daerah. Kepala daerah kabupaten disebut Bupati, dan dalam melakanakan tugas dan kewenangan selaku kepala Daerah,
Bupati dibantu oleh seorang Wakil Bupati. Sejak Terbentuknya Kabupaten Karo hingga saat ini tercatat yang memimpin Kabupaten Karo adalah sbb :
NO Nama Bupati
Masa Bakti 1
Ngerajai Meliala -1946
Fretty Florentina : Analisis Angkatan Kerja Wanita Di Kabupaten Karo Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
2 Rakutta Sembiring Berahmana
1946-1955 3
Abdullah Eteng 4
Baja Purba 5
Mayor Matang Sitepu 6
Baharudin Siregar 7
Kol. Tambak Sebayang, SH 1970-1981
8 Drs. Rukun Sembiring
1981-1986 9
Ir. Menet Ginting 1986-1991
10 Drs. Rupai Perangin-angin
1991-1995 11
Kol. Drs. D.D. Sinulingga 1995-2000
12 Sinar Perangin-angin
2000-2005 13
Drs. D.D. Sinulingga 2005-2010
Sumber : Kantor BPS Sumatera Utara
Pada lembaga Legislatif dipimpin oleh :
No Nama Ketua DPRD
Masa Bakti 1
Selamat Ginting 1950-1955
2 Tokoh Purba
1955-1959 3
Matang Sitepu 1959-1962
4 Tempe Perangin-angin
1962-1965
Fretty Florentina : Analisis Angkatan Kerja Wanita Di Kabupaten Karo Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
5 Kolom Bukit
1969-1971 6
Panjang Barus 1971-1977
7 Muli Sembiring
1977-1982 8
Kursi Singarimbun 1982-1987
9 Kursi Singarimbun
1987-1992 10
Musim Firman Tarigan 1992-1997
11 Natangsa Suka Tendel
1997-1999 12
Bon Purba 1999-2004
13 R. Ramanus Purba
2004-2009 Sumber : Kantor BPS Sumatera Utara
Wilayah pemerintahan Kabupaten Karo terbagi dalam 13 Kecamatan dan 258 Desakelurahan yaitu :
1. Kecamatan Kabanjahe, sebanyak 8 desa dan 5 kelurahan
2. Kecamatan Berastagi, sebanyak 5 desa dan 4 kelurahan
3. Kecamatan Tigapanah sebanyak 29 desa
4. Kecamatan Merek, sebanyak 19 desa
5. Kecamatan Barusjahe, sebanyak 19 desa
6. Kecamatan Simpang Empat, sebanyak 40 desa
7. Kecamatan Payung, sebanyak 25 desa
8. Kecamatan Kutabuluh, sebanyak 16 desa
9. Kecamatan Munte, sebanyak 22 desa
10. Kecamatan Juhar, sebanyak 24 desa
Fretty Florentina : Analisis Angkatan Kerja Wanita Di Kabupaten Karo Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
11. Kecamatan Tiga Binanga, sebanyak 18 desa dan 1 kelurahan
12. Kecamatan Laubaleng, sebanyak 13 desa
13. Kecamatan Mardingding, sebanyak 10 desa
3.4 Penduduk
Hasil sensus tahun 2000 penduduk Kabupaten Karo berjumlah 283.713 jiwa, pada pertengahan tahun 2004 diperkirakan sebesar 312.300 yang mendiami wilayah
seluas 2.127,25 Km². kepadatan penduduk diperkirakan sebesar 146,81 jiwa Km². Laju pertumbuhan penduduk Karo tahun 2000-2004 keadaan tengah tahun adalah
sebesar 2,43 per tahun. Tahun 2004 di Kabupaten Karo Penduduk laki-laki berjumlah 156.262 jiwa dan perempuan berjumlah 156.038 jiwa. Sex rasio sebesar
100,14.
Selanjutnya dengan melihat jumlah penduduk yang berusia dibawah 15 tahun dan 65 tahun ke atas maka diperoleh rasio ketergantungan sebesar 60 yang berarti
setiap seratus orang usia produktif menanggung 60 orang dari usia dibawah 15 tahun dan 65 tahun keatas. Beban tanggungan anak sebesar 52 dan beban tanggungan lanjut
sebesar 7.
3.5 Iklim dan Geografis
3.5.1 Iklim
Fretty Florentina : Analisis Angkatan Kerja Wanita Di Kabupaten Karo Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
Kabupaten Karo beriklim tropis dan mempunyai dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan pertama mulai bulan Agustus sampai dengan
bulan Januari dan musim kedua pada bulan Maret sampai dengan bulan Mei, sedangkan musim kemarau biasanya pada bulan Februari, Juni dan Juli.
Curah hujan dikabupaten Karo tahun 2004 tertinggi pada bulan Desember sebesar 390 MM dan terendah pada bulan Agustus sebesar 24 MM sedangkan hari
hujan tertinggi pada bulan September sebanyak 22 hari dan terendah pada bulan Juni sebanyak 2 hari. Suhu udara berkisar antara 12,7 °C sd 25 °C dengan kelembaban
udara rata – rata setinggi 88.
3.5.2 Geografis
Secara geografis letak kabupaten Karo Berada diantara 2º50º - 3º19º Lintang Utara dan 97º55º - 98º38’ Bujur Timur dengan luas 2.127’25 KM
2
. Kabupaten Karo terletak pada jajaran Bukit Barisan dan sebagian besar wilayahnya merupakan dataran
tinggi. Dua gunung berapi aktif terlatek diwilayah ini sehingga rawan gempa vulkanik.
Wilayah Kabupaten karo berada pada ketinggian 120 – 1400 M diatas permukaan laut. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten LAngkat dan Kabupaten
Deli Serdang, sebelah selatan dengan Kabupaten Dairi dan Kabupaten Toba Samosir, sebelah Timur dengan Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Simalungun dan
sebelah barat dengan Propinsi Nangroe Aceh Darusalam.
Fretty Florentina : Analisis Angkatan Kerja Wanita Di Kabupaten Karo Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
BAB 4
PEMBAHASAN
Fretty Florentina : Analisis Angkatan Kerja Wanita Di Kabupaten Karo Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
4.1 Keadaan TPAK Wanita Secara Umum
Penduduk yang termasuk kategori angkatan kerja adalah penduduk yang secara ekonomis berpotensi menghasilkan pendapatan, baik yang sudah bekerja maupun
yang sedang mencari pekerjaan. TPAK adalah persentase jumlah angkatan kerja terhadap jumlah penduduk usia kerja 15 tahun keatas. Dan berdasarkan pengamatan
di beberapa negara TPAK wanita adalah berbentuk kurva “U”, dimana penurunan TPAK wanita banyak dipengaruhi oleh tenaga kerja laki-laki yang menganggur dalam
persaingan di pasar kerja. Semakin tinggi TPAK, artinya akan semakin besar juga keterlibatan penduduk usia 15 tahun ke dalam pasar kerja.
Oleh karena itu TPAK wanita secara garis besar adalah berbeda dari masa ke masa dan antara negara dan daerah yang satu dengan yang lain. Tingkat partisipasi
diidentifikasi menjadi 4 tipe yaitu puncak partisipasi pada umur pertengahan, pada umur tinggi, umur rendah, dan mempunyai dua puncak. Perbedaan tingkat partisipasi
angkatan kerja antar kelompok-kelompok wanita yang berbeda sangat menonjol.
Karena secara umum TPAK wanita akan meningkat pada kelompok umur 15-9 tahun, 20-24 tahun dan kelompok umur 50-54 tahun. Selain peningkatan TPAK
wanita dapat terjadi pada periode usia sebelum kelahiran anak-anak, kemudian akan menurun pada masa kelahiran anak, dan akan meningkat pula setelah anak-anak
menjadi besar.
Fretty Florentina : Analisis Angkatan Kerja Wanita Di Kabupaten Karo Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
Menurut daerah di Indonesia ada dua hal yang lain mempengaruhi perbedaan TPAK wanita di daerah jawa akan selalu lebih tinggi dari pada TPAK yang ada di
Indonesia Walaupun di Jawa TPAK wanita rendah. Di Kalimantan akan lebih rendah dari Jawa adalah perbedaan kesempatan kerja ataupun kebutuhan ekonomi antara
kelompok wanita tersebut, dan penyebab yang lain adalah perbedaan dari kebudayaan di masing-masing tempat. Perbedaan dari kebudayaan sangatlah relefan untuk
menjelaskan sebab-sebab TPAK wanita yang lebih tinggi pada suku tertentu seperti suku Jawa dan Bali dibanding dengan suku lain.
Menurut Durand, rendahnya TPAK dikota dibanding di desa adalah banyaknya negara yang tingkat partisipasi kerjanya lebih tinggi di desa dari pada di kota.
Perbedaan ini disebabkan oleh keadaan ekonomi suatu daerah. Karena bisa dikatakan bahwa wanita yang ada di kota lebih aktif dalam kegiatan ekonomi dibanding dengan
wanita yang ada di pedesaan.
Secara teoritis pendidikan wanita terutama pendidikan kejuruan akan menyebabkan perbedaan TPAK wanita pada sosial ekonomi yaitu pada penawaran
dan permintaan terhadap tenaga kerja wanita. Pendidikan akan menghasilkan peningkatan aspirasi dan harapan seorang wanita akan penghasilan dan kehidupan
yang akan lebih baik, sehingga hal ini akan mendorong mereka untuk masuk angkatan kerja.
Fretty Florentina : Analisis Angkatan Kerja Wanita Di Kabupaten Karo Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
4.2 Keadaan Penduduk, Penduduk Usia Kerja Dan Pencari Kerja Menurut Golongan Umur tahun 2004, 2005, 2006,2007
4.2.1. Keadaan Penduduk
Seiring dengan pertambahan penduduk, di Kabupaten karo yang setiap tahunnya mengalami pertambahan penduduk. Tabel 4.1 akan menunjukkan pertambahan
penduduk pada tahun 2004, 2005, 2006, 2007 menurut kelompok umur.
Tabel 4.1
Fretty Florentina : Analisis Angkatan Kerja Wanita Di Kabupaten Karo Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
Penduduk wanita menurut kelompok umur pada tahun 2004, 2005, 2006, 2007 Golongan Umur
2004 2005
2006 2007
0 – 4 17.136
17.437 18.815
19.526 5 – 9
16.053 16.308
17.611 18.274
10 – 14 16.247
16.515 17.834
18.516 15 – 19
15.039 15.305
16.441 17.064
20 – 24 13.181
13.444 14.429
14.983 25 – 29
13.851 14.112
15.152 15.730
30 – 34 12.533
12.776 13.741
14.263 35 – 39
11.146 11.360
12.228 12.703
40 – 44 9.581
9.801 10.647
11.044 45 – 49
7.853 8.035
8.754 9.081
50 – 54 5.933
6.046 6.639
6.889 55 – 59
5.011 5.107
5.589 5.802
60 – 64 4.299
4.391 4.815
4.995 65 +
8.170 8.432
9.287 9.636
Jumlah 156.038
159.100 171.981
178.506
Sumber : Kantor BPS Propinsi Sumatera Utara
Fretty Florentina : Analisis Angkatan Kerja Wanita Di Kabupaten Karo Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
Komposisi jumlah penduduk wanita dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2007 seperti pada tabel 4.1mengalami kenaikan yang dialami yakni :
Pada tahun 2004 sebesar 156.038 Pada tahun 2005 sebesar 159.100
Pada tahun 2006 sebesar 171.981 Pada tahun 2007 sebesar 178.506
Artinya adalah laju pertumbuhan penduduk wanita di Kabupaten Karo setiap tahunnya bertambah.
4.2.2 Penduduk usia Kerja
Seiring dengan pertambahan penduduk yang setiap tahunnya bertambah, maka penduduk usia kerja juga mengalami pertambahan. Seperti terlihat pada table 4.2 yang
akan menunjukkan jumlah penduduk usia kerja wanita pada tahun 2004, 2005, 2006, 2007 menurut kelompok umur :
Fretty Florentina : Analisis Angkatan Kerja Wanita Di Kabupaten Karo Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
Tabel 4.2 Penduduk wanita menurut kelompok umur pada tahun 2004, 2005, 2006, 2007
Golongan Umur 2004
2005 2006
2007
10 – 14 16.247
16.515 17.834
18.516 15 – 19
15.039 15.305
16.441 17.064
20 – 24 13.181
13.444 14.429
14.983 25 – 29
13.851 14.112
15.152 15.730
30 – 34 12.533
12.776 13.741
14.263 35 – 39
11.146 11.360
12.228 12.703
40 – 44 9.581
9.801 10.647
11.044 45 – 49
7.853 8.035
8.754 9.081
50 – 54 5.933
6.046 6.639
6.889 55 – 59
5.011 5.107
5.589 5.802
60 – 64 4.299
4.391 4.815
4.995 65 +
8.170 8.432
9.287 9.636
Jumlah 122.849
125.359 135.559
140.706
Sumber : Kantor BPS Sumatera Utara
Komposisi penduduk usia kerja wanita setiap tahunnya di dalam kurun waktu 2004-2007 tidak terlalu terlihat didalam peningkatannya atau perubahannya. Tapi
dibanding dengan jumlah pertambahan penduduk dalam usia kerja, biasanya laki-laki yang pertambahannya lebih baik. Seperti yang kita lihat dalam table 4.3
Fretty Florentina : Analisis Angkatan Kerja Wanita Di Kabupaten Karo Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
Tabel 4.3 Penduduk usia kerja wanita dan laki-laki menurut kelompok umur pada tahun
2004, 2005, 2006, 2007 Golongan
Umur
Jenis Kelamin Wanita
Laki-laki
2004 2005
2006 2007
2004 2005
2006 2007
10 – 14 16.247
16.515 17.834
18.516 17.330
17.501 18.985
19.247 15 – 19
15.039 15.305
16.441 17.064
15.778
15.852 17.143
17.370 20 – 24
13.181 13.444
14.429 14.983
12.630
12.694 13.731
13.918 25 – 29
13.851 14.112
15.152 15.730
13.425
13.511 14.619
14.817 30 – 34
12.533 12.776
13.741 14.263
12.547
12.631 13.663
13.847 35 – 39
11.146 11.360
12.228 12.703
11.019
11.060 11.940
12.116 40 – 44
9.581 9.801
10.647 11.044
9.497
9.474 10.269
10.405 45 – 49
7.853 8.035
8.754 9.081
7.858
7.840 8.546
8.669 50 – 54
5.933 6.046
6.639 6.889
5.987
6.033 6.618
6.701 55 – 59
5.011 5.107
5.589 5.802
4.545
4.572 5.032
5.093 60 – 64
4.299 4.391
4.815 4.995
3.966
4.006 4.418
4.472 65 +
8.170 8.432
9.287 9.636
6.081
5.970 6.618
6.707
Jumlah 122.849 125.359 135.559 140.706 120.690 121.177 131.598 133.362
Sumber : Kantor BPS Sumatera Utara
Fretty Florentina : Analisis Angkatan Kerja Wanita Di Kabupaten Karo Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
Dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa usia kerja wanita biasanya lebih banyak daripada usia kerja laki-laki. Hal ini sesuai dengan besarnya sex rasio perbandingan
antara jumlah penduduk usia kerja laki-laki dengan jumlah penduduk usia kerja wanita.
Dilihat dari komposisi umur penduduk usia kerja wanita, sebagian besar menunjukkan stuktur usia produktif, jumlah penduduk wanita usia kerja produktif
yaitu umur 25-54, pada tahun 2004 sebesar 49,57 dari seluruh jumlah penduduk usia kerja pada wanita, tahun 2005 adalah sebesar 49,56, kemudian pada tahun 2006
adalah sebesar 49,54, dan pada tahun 2007 adalah sebesar 49,54, terlihat terjadinya peningkatan, walaupun hanya sedikit. Dan pada tahun 2006 dan tahun
2007, persentase penduduk usia kerja produktif adalah sama.
Sedangkan struktur usia yang masih muda yaitu antara usia 10-25 tahun, pada tahun 2004 adalah sebesar36,20, pada tahun 2005 adalah sebesar 36,11, kemudian
pada tahun 2006 adalah sebesar 35,93, dan pada tahun 2007 adalah sebesar 35,94. Disini kita dapat melihat struktur usia muda mengalami penurunan.
Penduduk wanita usia kerja yang tergolong tua 55-65 keatas, pada tahun 2004 adalah sebesar 14,23, pada tahun 2005 adalah sebesar 14,30, kemudian pada
tahun 2006 adalah sebesar 14,52, dan pada tahun 2008 adalah sebesar14,52. Terlihat dalam penduduk wanita usia kerja yang tergolong tua, walaupun mengalami
kenaikan, tapi tidak mengalami perubahan yang berarti.
Fretty Florentina : Analisis Angkatan Kerja Wanita Di Kabupaten Karo Tahun 2004-2007, 2009. USU Repository © 2009
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa komposisi umur penduduk usia kerja wanita dari tahun ke tahun, sampai tahun 2007 tidak mengalami perubahan yang
sangat drastis. Tapi hanya berkurang sedikit dan pertambahannya juga, tidak begitu berarti persentase penduduk usia kerja wanita menurut golongan umur ini dapat
dilihat pada tabel 4.4. berikut :
Tabel 4.4 Persentase penduduk usia kerja wanita menurut golongan umur pada tahun
2004, 2005, 2006, 2007 Golongan Umur