Nama Teh Perkembangan Teh Di Indonesia

membawanya sebagai oleh-oleh. Pada tahun 1610 oleh pedagang bangsa Belanda hasil teh dari tiongkok mulai diperdagangkan di negeri Belanda dan negeri-negeri lain di Eropa dan pada Abad XVII orang Inggris pun mulai banyak yang mengkonsumsi teh. Spillane, 1992

2.1.1. Nama Teh

Nama asli teh hampir sama. Penutur bahasa Hokkien asal Xiamen menyebutnya sebagai te, sedangkan penutur bahasa Kantonis di Guangzhou dan Hong Kong menyebutnya sebagai cha. Penutur dialek Wu di Shanghai dan sekitarnya menyebutnya sebagai zoo. Bahasa yang menyebut teh mengikuti sebutan te menurut bahasa Hokkien: bahasa Afrikaans tee, bahasa Armenia, bahasa Katalan te, bahasa Denmark te, bahasa Belanda thee, bahasa Inggris tea, bahasa Esperanto teo, bahasa Estonia tee, bahasa Faroe te, bahasa Finlandia tee, bahasa Perancis thé, bahasa Frisia tee, bahasa Galicia té, bahasa Jerman Tee, bahasa Hongaria tea, bahasa Islandia te, bahasa Irlandia tae, bahasa Italia tè, bahasa Latin thea, bahasa Melayu dan bahasa Indonesia teh, bahasa Norwegia te, bahasa Polandia herbata dari bahasa Latin herba thea, bahasa Gaelik-Skotlandia tì, teatha, bahasa Sinhala, bahasa Spanyol té, bahasa Swedia te, bahasa Tamil thè, bahasa Wales te, and bahasa Yiddish tei. http:id.wikipedia.orgwikiTeh.

2.1.2. Perkembangan Teh Di Indonesia

Tanaman teh pertama kali masuk ke Indonesia tahun 1686, berupa biji teh dari jepang yang dibawa oleh seorang Belanda bernama Andreas Cleyer, dan ditanam sebagai tanaman hias di Jakarta. Pada tahun 1694, seorang pendeta bernama F. Valentijn Universitas Sumatera Utara melaporkan melihat perdu teh muda berasal dari China tumbuh di Taman Istana Gubernur Jendral Champhuys di Jakarta, setelah pada tahun 1824 Dr.Van Siebold seorang ahli bedah tentara Hindia Belanda yang pernah melakukan penelitian alam di Jepang mempromosikan usaha pembudidayaan dengan bibit teh dari Jepang. Pada tahun 1826 tanaman teh berhasil ditanam melengkapi Kebun Raya Bogor, dan pada tahun 1827 di Kebun Percobaan Cisurupan, Garut, Jawa Barat. Usaha perkebunan teh pertama dipelopori oleh Jacobus Isidorus Loudewijk Levian Jacobson, seorang ahli teh pada tahun 1828, yang kemudian digunakan sebagai dasar bagi usaha perkebunan teh di Jawa dan sejak itu menjadi komoditas yang menguntungkan pemerintah Hindia Belanda, sehingga pada masa pemerintahan Gubernur Van Den Bosh, teh menjadi salah satu tanaman yang harus ditanam rakyat melalui politik Tanam Paksa Culture Stelsel. Pada masa kemerdekaan, usaha perkebunan dan perdagangan teh diambil alih oleh pemerintah RI. Sekarang, perkebunan dan perdagangan teh juga dilakukan oleh pihak swasta. http:travelogue.multiply.comjournalitem6.

2.2. Taksonomi Teh