Gizi untuk pertumbuhan dan perkembangan anak

2.6.7. Disfungsi neurodevelopmental pada anak usia sekolah

Disfungsional susunan saraf pusat sering disertai dengan kemampuan akedemik yang berada dibawah normal, kelainan perilaku dan juga gangguan dalam berinteraksi sosial, salah satu contoh adalah kasus ADHD dan disleksia Soetjiningsih,2002.

2.7. Gizi untuk pertumbuhan dan perkembangan anak

Gizi memegang peran yang penting terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Bermula dari saat bayi ada di dalam kandungan ibu, bila ibu mendapat makanan yang mencukupi, maka bayi yang dikandungnya akan lahir dengan berat badan lahir bayi normal, sedangkan ibu yang kurang gizi akan melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah. Maka dari itu asupan gizi pada ibu hamil harus mendapat perhatian yang lebih terutama pada triwulan terakhir kehamilan, karena pada masa itu terjadi proliferasi sel-sel otak yang pesat dan akumulasi long chain polyunsaturated fatty acids LCPUFAs pada retina dan otak yang pesat Soetjiningsih, IKG, 2002. Setelah lahir terutama pada 3 tahun pertama kehidupan, proliferasi sel-sel otak dan akumulasi LCPUFAs masih berlangsung; disertai dengan proses mielinasi pertumbuhan dendrit dan sinaps yang pesat; sehingga terbentuk jaringan otak yang kompleks. Periode kritis pertumbuhan otak terletak pada masa triwulan terakhir kehamilan hingga anak berusia tiga tahun. Pada masa kritis ini anak harus mendapat gizi yang esensial dan memadai untuk mencukupi kebutuhan gizinya Soetjiningsih, IKG, 2002. ASI adalah salah satu sumber yang baik untuk memenuhi kebutuhan anak karena ASI telah dibuktikan mengandung LCPUFAs dalam jumlah yang memadai untuk pertumbuhan otak anak. Selain gizi yang baik, pada masa periode kritis tersebut, anak juga harus mendapat stimulasi mental dini yang memadai dan dijaga kesehatannya agar dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik Soetjiningsih, IKG, 2002. Universitas Sumatera Utara Pada bayi yang berusia 6 bulan ke atas disarankan agar memberikan makanan tambahan untuk mendamping-ASI atau makanan sapihan, bagi bayi yang tidak disusui lagi oleh ibunya. Proses ini dikenal sebagai proses weaning. Pada tahap ini diet bayi akan berubah dari ASI saja ke makanan orang dewasa. Masa transisi ini merupakan masa yang sangat kritikal bagi bayi, karenakan bayi akan mudah terkena infeksi terutama infeski saluran cerna. Gangguan gizi juga sering terjadi pada tahap ini disebabkan oleh keluarga atau sang ibu yang kurang pengetahuan mengenai kebutuhan bayi dan makanan-makanan yang bergizi yang diperlukan bayi untuk pertumbuhan dan perkembangannya dan juga peran ekonomi, dimana keluarga sang anak kurang mampu menyediakan makanan yang bergizi Soetjiningsih, IKG, 2002. Pada anak-anak yang berusia setahun hingga pra-remaja lebih cenderung mengalami gangguan gizi yang disebabkan oleh asupan-asupan makanan yang tidak tepat, hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi asupan makanan seperti keluarga yaitu orang tua anak dan juga saudara- saudaranya, media massa dimana gencaran iklan makanan dalam televisi dapat bermain peran yang besar terhadap makanan asupan. Teman sebaya sang anak terutama pada anak-anak pra-remaja karena bertambah luasnya kontak sosial anak dengan lingkungannya maka tidak dapat dihindari. Penyakit dapat juga berpengaruh terhadap nafsu makan sang anak dan juga asupan makanannya Soetjiningsih, IKG, 2002.

2.8. Penentuan Status Gizi Anak