Penilaian perkembangan anak kecil dilakukan diprogram kegiatan surveilans dan skrining, kepedulian orang tua dan apabila terdapat hal-hal yang
ganjil ditemukan oleh para profesional pada perkembangan anak Narendra, 2002. Skrining perkembangan adalah instrumen yang standard dan valid yang
telah diteliti kepekaannya untuk mendeteksi gangguan perkembangan pada anak. Instrumen standard pengukuran memerlukan kepekaan dan spesifisitas sebanyak
70-80 Glascoe, 2004. Ada beberapa instrumen yang dapat digunakan untuk deteksi gangguan perkembangan anak, salah satu yang paling sering digunakan
secara internasional adalah DDST Denver Developmental Screening Test Narendra, 2002. Sedangkan di Indonesia alat yang paling sering digunakan oleh
para ahli medis seperti dokter, bidan , perawat dan juga dikalangan masyarakat oleh petugas PADU terlatih atau Guru TK terlatih, adalah KPSP atau Kuesioner
Pra Skrining Perkembangan Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2005. KPSP adalah suatu kuesioner yang berisi 9 hingga 10 pertanyaan yang
disusun merurut umur anak. Sasaran KPSP adalah anak umur 0 hingga 72 bulan. Acuan yang digunakan dalam penyusunan KPSP adalah Prescreening
Developmental Questionaire PDQ dari Frankenburg dkk pada tahun 1976.
2.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan
Faktor faktor yang berpengaruh digolongkan ke dalam dua golongan, internal dan eksternal atau faktor lingkungan.
Faktor internal yang mempengaruhi perutumbuhan dan perkembangan adalah perbedaan ras, etnik atau bangsa, usia mengalami pubertas, jenis kelamin
wanita lebih cepat dewasa dibandingkan laki - laki, kelainan gen atau kromosom.
Faktor eksternal atau peranan lingkungan adalah faktor prenatal ibu yang termasuk status gizi ibu pada saat hamil, posisi fetus normal atau tidak, salah satu
kelainan kongenital yang bisa disebabkan oleh abnormalitas posisi fetus adalah club foot. Toksin atau obat-obatan yang bisa menyebabkan kelainan kongenital
seperti thalidomide. Kelainan gejala endokrin seperti yang dialami oleh ibu hamil yang menderita gestational diabetes mellitus, GDM, bayinya bisa mengalami
Universitas Sumatera Utara
makrosomia atau kardiomegali atau hiperplasia adrenal. Paparan terhadap sinar radiasi seperti X-ray dapat mengakibatkan kelainan pada janin seperti
mikrosefali, spina bifida, retardasi mental dan deformitas anggota gerak, kelainan kongenital mata dan jantung. Ibu yang mengalami infeksi pada trimester pertama
dan kedua oleh TORCH Toksoplasma, Rubella, Sitomegalo virus, Herpes simpleks dan penyakit menular seksual dapat mengakibatkan kelainan pada
janin seperti katarak, bisu, tuli, mikrosefali, retardasi mental dan kelainan jantung congenital. Jika sang ibu memiliki golongan darah yang berbeda antara dirinya
dan janin maka ada kemungkinan terjadi Eritroblastosis fetalis, dimana tubuh sang ibu akan membentuk antibodi terhadap darah sel darah merah janin, dan
akan mengalir ke dalam peredaran darah janin dan akan menyebabkan hemolisis yang akan mengakibatkan hiperbilirubinemia dan kern ikterus, yang akan
menyebabkan kerusakan jaringan otak janin. Gangguan fungsi plasenta seperti anoksia embrio juga dapat mengganggu pertumbuhan janin. Psikologis ibu juga
berperan penting dalam perkembangan janin. Faktor eksternal yang lainnya adalah faktor pasca natal, yaitu bila gizi
yang diperlukan bayi untuk bertumbuh dan berkembang mencukupi. Jika sang anak atau bayi mengalami penyakit kronis atau kelainan congenital, serta
lingkungan fisik dan kimia, contohnya adalah tempat tinggal anak sanitasinya baik atau tidak, kecukupan terpapar dengan sinar matahari untuk membentuk
vitamin D, terpapar terhadap rokok, merkuri dan biji timah hitam, yang memberikan dampak negatif pada anak. Psikologis sang anak, caranya
berhubungan dan berinteraksi dengan orang sekitarnya, apakah sang anak tidak dikehendaki oleh orang tuanya dan merasa tertekan. Gangguan hormon tiroid
anak dapat mengakibatkan anak mengalami dwarfnism hypothyroid atau gigantism hyperthyroid dan juga retardasi mental pada hypothyroid. Sosio-
ekonomi keluarga sang anak, apakah kebutuhannya ditemui, serta apakah ia tumbuh pada lingkungan yang mendukung atau tidak Tanuwidjaya, 2002.
Universitas Sumatera Utara
2.5. Peyimpangan pada Pertumbuhan