Distribusi peran bidan sebagai pemberi palayanan rujukan dalam upaya menurunkan AKI pada ibu hamil
Variabel f
Baik 25
62,5 Tidak baik
15 37,5
Dari tabel 5.13 Dapat dilihat bahwa dari hasil jawaban responden bidan dapat berperan baik dalam memberi pelayanan dalam KB sebanyak 25 orang 62,5.
B. Pembahasan 1.
Peran bidan sebagai pemberi pelayanan dalam upaya menurunkan AKI pada ibu hamil berdasarkan ANC
Dari penelitian ini dilihat bahwa bidan dapat berpera baik dalam memberikan pelayanan ANC terhadap ibu hamil.
Menurut Saifudin 2010, antenatal care merupakan pelayanan yang diberikan pada ibu hamil untuk memonitor, mendukung kesehatan ibu dan mendeteksi ibu dan mendeteksi ibu
apakah ibu hamil normal atau bermasalah.Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu serta perubahanSosial dalam keluarga,memantau perubahan-perubahan
fisik yang normal yang dialami ibu serta tubuh kembang janin,juga mendeteksi dan serta menatalaksana kondisi yang tidak normal. Pada umumnya kehamilan berkembang dengan
normal dan menghasilkan kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir namun kadang-kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan .
Standar pelayanan kebidanan dapat digunakan untuk menentukan kompetensi yang diperlukan bidan dalam menjalani praktek sehari-hari. Penerapan standar pelayanan akan
sekaligus melindungi masyarakat, karena penilaian terhadap proses dan hasil pelayanan dapat dilakukan dengan dasar yang jelas. Pelayanan yang berkualitas dapat dikatakan sebagai
tingkat pelayanan yang telah memenuhi standar yang ditetapkan Depkes RI, 2001. Standart
pelayanan kebidanan untuk ANC ada 6 standart mulai dari identifikasi ibu hamil, pemeriksaan dan pemantauan antenatal, palpasi abdominal, pengelolaan anemia pada
kehamilan, pengelolaan dini hipertensi dan persiapan persalinan. Depkes RI, 2001. Dengan pelayanan sesuai standar, terutama di standart pemeriksaan dan pemantauan antenatal dimana
disana diwajibkan bahwa setiap ibu hamil harus melakukan pemeriksaan minimal 4 kali selama kehamilan, yang terdiri dari minimal 1 kali pada kehamilan TM I, 1 kali pada
kehamilan TM II dan 2 kali pada kehamilan TM III maka cakupan kunjungan ibu hamil akan terpenuhi.
Hasil wawancara dari responden bidan melakukan pelayanan sesuai standart kebidanan, memberi pelayanan dengan baik terhadap pasien. Bidan melakukan timbang berat badan ibu,
memberikan tablet besi, mengukur pemeriksaan tinggi fundus dan bidan juga menjelaskan tentang gizi pada ibu hamil.semua penjelasan yang diberikan bidan bermanfaat untuk ibu
dalam masa kehamilanya..
2. Peran bidan sebagai pemberi pelayanan dalam upaya menurunkan AKI pada ibu
hamil berdasarkan INC
Dari penelitia ini dilihat bahwa bidan dapat berperan baik dalam memberikan pelayanan kebidanan berdasarkan INC.
Menurut Friska 2012, bidan harus berperan dalam memberikan pelayanan pada ibu bersalin mencegah terjadinya depresi saat atau setelah melahirkan. Cemas menghadapi
persalinan adalah hal yang wajar tetapi seorang bidan harus mampu mengahadapi hal tersebut.
Dalam penelitian ini, praktek atau tindakan bidanmengenai kebersihan yang berhubungan dengan prosespersalinan dan proses sesudah persalinan masih ada
sebagianbidan yang tidak melakukan dengan benar karena hanya dengan membakar peralatan dan bak instrumennyadengan menggunakan alkohol tanpa dilakukan sterilisasi. Selain itu,
sewaktu dilakukan observasi asistenbidan tersebut tidak menggunakan sarung tangan sewaktumerawat bayi baru lahir. Praktek yang dilakukantersebut menurut peneliti
membuktikan bahwa sebenarnyabidan belum mempraktekan secara baik dan benarmengenai standar kebersihan dalam proses persalinandan pasca persalinan, kejadian tersebut dalam
penelitian ini dianggap masihberesiko pada terjadinyainfeksi.Kondisi tersebut juga didukung oleh hasil penelitian Fauzi 2012, pada bidan di Kota Jambi bahwa praktek bidanpada
kebersihan dan pencegahan infeksi, katagori kurang50,9 dan pada katagori baik 49,1, dari beberapaindikator kebersihan dalam penelitian yang dilakukan,indikator pemakaian
sarung tangan ditemuibahwa sebagian besar respondennya berperilaku kurang
.
Selain itu, ada beberapa hal yang merupakan bagian dari standar pelayanan kebidanan yaitu, setengah dari bidan menyatakan hanya mengukur suhu bayi dilakukan sekali setelah
lahir sedangkan menurut standar dianjurkan pemeriksaan suhu tubuh bayi setiap satu jam sampai kondisi suhu tubuh bayi stabil. Masih ada bidan yang mengukur suhu bayi melalui
dubur yang menurut standar hal tersebut berbahaya bagi bayi. Penyuluhan bidan tentang tanda bahaya pada bayi baru lahir hanya dijelaskan secara sekilas seperti kulit bayi biru, tidak
bernafas spontan sewaktu lahir, tidak menangis dan kejang. Setelah dikonfirmasi dengan ibu yang persalinannya dilayani oleh bidan tersebut ternyata hanya setengah dari ibu bersalin
yang mengetahui tanda bahaya pada bayi. Standar sesuai standar pelayanan setelah dikonfirmasi dengan ibu bersalin klienpasien bidan ternyata lebih dari setengah informan
tidak mengetahui tanda bahaya pada ibu pasca persalinan. Informan mengetahui tanda bahaya tersebut hanya secara umum. Padahal, semua bidan menyatakan pernah menangai ibu
bersalin dengan tanda bahaya Bidan Delima yang berada didesa Pantai Cermin Kiri memberi pelayanan dengan baik
dan tindakan sesuai standar, bidan sering mengikuti pelatihan tentang kebidana memberi pelayanan paripurna dan komperhensif terhadap ibu bersalin, sebelum melakukan tindakan