Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kepiting (Scilla Serrata) Studi Kasus : Desa Pantai Cermin Kiri, Kecamatan Pantai Cermin. Kabupaten Serdang Bedagai

(1)

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI KEPITING (Scilla serrata) Studi Kasus : Desa Pantai Cermin Kiri, Kecamatan Pantai Cermin. Kabupaten

Serdang Bedagai

SKRIPSI

OLEH :

TOHAR MAHADJI NAINGGOLAN 100304100

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

Kabupaten Serdang Bedagai

SKRIPSI

TOHAR MAHADJI NAINGGOLAN 100304100

AGRIBISNIS

Usulan Penelitian Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Melakukan Penelitian Di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara

Disetujui oleh : Komisi pembimbing

Ketua Komisi Pembimbing Anggota Komisi Pembimbing

( HM. Mozart B. Darus, M.Sc ) (Ir. Thomson Sebayang, M.T.) NIP. 196210951987031005 NIP. 195711151986011001

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(3)

i

ABSTRAK

TOHAR MAHADJI NAINGGOLAN (100304100/AGBRIBISNIS) dengan judul skripsi “ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI KEPITING (Scilla serrata)dibawah bimbingan HM. Mozart B. Darus, M.Sc dan Ir. Thomson

Sebayang, MT

Tujuan Penelitian adalah untuk menganalisis biaya produksi kepiting di daerah penelitian, untuk menganalisis pendapatan usahatani kepiting di daerah penelitian, serta untuk menganalisis tingkat kelayakan usahatani kepiting di daerah penelitian.

Lokasi penelitian ditentukan secara purposive berdasarkan pertimbangan bahwa daerah yang diteliti merupakan salah satu sentra produksi kepiting yang cukup potensial di Provinsi Sumatera Utara. Pengambilan sampel petani menggunakan

Metode Sensus, dengan besar sampel 30 orang. Untuk menganalisis biaya produksi kepiting di daerah penelitian dan untuk menganalisis pendapatan usahatani kepiting digunakan metode analisis deskriptif. Untuk menganalisis tingkat kelayakan usahatani kepiting di daerah penelitian digunakan metode analisis kelayakan finansial.

Hasil penelitian menyimpulkan biaya produksi usahatani kepiting tergolong tinggi. Tingkat pendapatan per periode yang diterima dari usahatani kepiting tergolong kecil. Faktor luas lahan, harga jual, jumlah produksi dan biaya tenaga kerja secara serempak berpengaruh nyata terhadap pendapatan usahatani, dan secara parsial harga jual dan biaya tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap pendapatan usahatani. Usahatani kepiting di daerah penelitian adalah usaha yang menguntungkan, dan secara finansial layak untuk diusahakan dan dikembangkan ditinjau dari kriteria kelayakan finansial (R/C).


(4)

ii

TOHAR MAHADJI NAINGGOLAN, lahir di Jakarta pada tanggal 2 Juli 1992. Anak pertama dari 5 bersaudara dari pasangan Gongo Nainggolan dan Siti Rohana Sidauruk. Pendidikan yang pernah ditempuh penulis adalah sebagai berikut:

1. Tahun 1998 masuk Sekolah Dasar di SD Negeri No. 095127 dan tamat pada tahun 2004.

2. Tahun 2004 masuk Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 3 Siantar dan tamat pada tahun 2007.

3. Tahun 2007 masuk Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Siantar dan tamat pada tahun 2010.

4. Tahun 2010 diterima di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara melalui jalur SNMPTN.

5. Bulan Juli hingga Agustus 2013 Melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Desa Tanah Besi, Kecamatan Tebing Tinggi, Kab. Serdang Bedagai. 6. Bulan Desember 2014 melakukan penelitian skripsi di Desa Pantai Cermin


(5)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat dan anugrah-Nya yang senantiasa menyertai dan membimbing Penulis sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Judul skripsi ini adalah

“ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI KEPITING (scilla serrata) DI DESA PANTAI CERMIN KIRI, KECAMATAN PANTAI CERMIN. KABUPATEN SERDANG BEDAGAI”. Kegunaan dari skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan studi dan memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Ucapan terima kasih Penulis ucapkan kepada Bapak HM. Mozart B. Darus, M.Sc selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untuk mengajari Penulis dalam penyelesaian skripsi ini dan Bapak Ir. Thomson Sebayang, MT selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk mengajari, memotivasi dan membantu penulis dalam penyempurnaan skripsi ini.

Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :

1) Ayahanda dan Ibunda tercinta Gongo Nainggolan dan Siti Rohana Sidauruk yang dengan kasih sayangnya telah memberikan doa dan


(6)

iv

2) Adik-adikku tercinta Artha Januarita Nainggolan, Lady Matari Nainggolan, Isca Barbara Nainggolan, dan si pudan Johannes Parsaoran Nainggolan yang telah memberikan doa, perhatian, dukungan dan merupakan penyemangat bagi penulis dalam menyelesaikan pendidikan di Universitas Sumatera Utara.

3) Semua keluarga Nainggolan yang telah memberikan doa dan dukungan baik secara moril dan materil, Secara khusus Bapak Tua Gendut dan Uda Hanesto yang telah sangat membantu dalam perkuliahan penulis.

4) Teman KTBku Octa E Manurung, Try S Aritonang juga PKK kami kak Wanda Aruan dan kak Romauli yang menjadi teman doa, sharing, motivator, dan membantu penulis di perkuliahan.

5) Sahabat-sahabatku Boy Sitorus, Jufrianto Simanullang, Bill Clinton Siregar, Irwan Joshua Siregar, Perdawira Siregar, Putri Hutasoit, Monalisa Hasibuan, Elisabeth Napitupulu, Dedek Sitorus, Christina Tampubolon, Kristy Saragih dan Ester Pasaribu serta teman seangkatan AGB’10 yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

6) Kepada semua teman-teman Gerimis Kulipad yang menjadi penyemangat penulis untuk menyelesaikan kuliah

7) Kepada temanku Debora Sihombing yang menjadi tempat berbagi cerita, penyemangat, teman senasib, dan pengingat penulis untuk giat mengerjakan skripsi.


(7)

v

8) Kepada adikku Erla Sipayung yang selalu ada untuk menyemangati, mendukung, seorang penasehat yang baik, dan selalu membuat penulis tersenyum.

9) Kepada Segenap pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah memberikan bantuan dan dukungan selama penulis menempuh pendidikan dan penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu Penulis mengharapkan saran dan kritik demi tercapainya karya terbaru kedepannya. Akhirnya Penulis mengucapkan terima kasih dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, April 2015


(8)

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

RIWAYAT HIDUP ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Kegunaan Penelitian... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Tinjauan Pustaka ... 5

2.2Penelitian Terdahulu ... 8

2.2 Landasan Teori ... 8

2.3 Kerangka Pemikiran ... 13

2.4 Hipotesis Penelitian ... 15

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian ... 17

3.2 Metode Penentuan Sampel ... 18

3.3 Metode Pengumpulan Data ... 18

3.4 Metode Analisis Data ... 19

3.5 Defenisi dan Batasan Operasional ... 21

3.5.1 Defenisi ... 21


(9)

vi

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Deskripsi Daerah Penelitian ... 28

4.1.1 Luas Dan Letak geografis ... 28

4.1.2 Keadaan Penduduk ... 28

4.1.3 Sarana Dan Prasarana ... 30

4.1.4 Keadaan Sosial Ekonomi ... 31

4.2 Karakteristik Petani Sampel ... 32

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Biaya Produksi Usahatani Kepiting ... 30

5.1.1. Biaya Tetap ... 30

5.1.2. Biaya Variabel ... 33

5.2Tingkat Pendapatan Usahatani Kepiting ... 36

5.5 Analisis Kelayakan Usahatani Kepiting ... 37

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 39

6.2Saran ... 39

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(10)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel JUDUL HALAMAN

1. Produksi (Ton) Budidaya Pembesaran Kepiting

Perkabupaten Di Sumatera Utara 3

2. Produksi Ikan Air Payau Perkecamatan di

Kabupaten Serdang Bedagai 17

3. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur di

Desa Pantai Cermin Kiri Tahun 2014 24

4. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di

Desa Pantai Cermin Kiri Tahun 2014 16

5. Jumlah Penduduk Menurut Agama di Desa

Pantai Cermin Kiri Tahun 2014 25

6. Sarana dan Prasarana di Desa Pantai Cermin Kiri 26 7. Jumlah Kepala Keluarga Menurut Mata Pencaharian

di Desa Pantai Cermin Kiri 2014 26 8. Karakteristik Petani Sampel Didesa Pantai

Cermin Kiri, Kecamatan Pantai Cermin,

Kabupaten Serdang Berdagai 2015 27

9. Rata-Rata Biaya Tetap (penyusutan Peralatan)

Usahatani Kepiting Per Hektar dan Per Petani 31 10. Biaya Tetap Sewa Lahan Tambak Usahatani

Kepiting Per Hektar Dan Per Petani 32

11. Rata-Rata Biaya Produksi Benih Kepiting Per

Hektar Dan Per Petani 33

12. Rata-Rata Biaya Pakan Usahatani Kepiting Per

Hektar dan Per Petani 34

13. Rata-Rata Biaya Tenaga Kerja Usahatani

Kepiting Per Hektar dan Per Petani 35

14. 15

Rata-Rata Biaya Produksi Usahatani Kepiting Per Hektar dan Per Petani

Rata-Rata Biaya Produksi Usahatani Kepiting Per Hektar dan Per Petani

37 38 16. Rata-Rata Penerimaan Dan Pendapatan

Usahatani Kepiting Per Hektar dan Per Petani 39


(11)

viii

DAFTAR GAMBAR

No. JUDUL HALAMAN


(12)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

No. JUDUL

1. Identitas Petani Kepiting Sampel di Desa Pantai Cermin Kiri

2. Faktor Produksi Benih Usahatani Kepiting di Desa Pantai Cermin PerPeriode

3. Faktor Produksi Pakan Usahatani Kepiting di Desa Pantai Cermin Kiri PerPeriode

4. Sewa Tambak Usahatani Kepiting di Desa Pantai Cermin Kiri PerPeriode 5. Tenaga Kerja Pembukaan Lahan Usahatani Kepiting di Desa Pantai Cermin

Kiri PerPeriode

6. Tenaga Kerja Penyebaran Benih Usahatani Kepiting di Desa Pantai Cermin Kiri PerPeriode

7. Tenaga Kerja Pemberian Pakan Usahatani Kepiting di Desa Pantai Cermin Kiri PerPeriode

8. Tenaga Kerja Pemotongan Capit Usahatani Kepiting di Desa Pantai Cermin Kiri PerPeriode

9. Tenaga Kerja Panen Usahatani Kepiting di Desa Pantai Cermin Kiri PerPeriode

10. Upah Tenaga Kerja Usahatani Kepiting di Desa Pantai Cermin Kiri PerPeriode

11. Penyusutan Keramba Usahatani Kepiting di Desa Pantai Cermin Kiri PerPeriode

12. Penyusutan Gunting Usahatani Kepiting di Desa Pantai Cermin Kiri PerPeriode

13. Penyusutan Ember Usahatani Kepiting di Desa Pantai Cermin Kiri PerPeriode

14. Penyusutan Tang Usahatani Kepiting di Desa Pantai Cermin Kiri PerPeriode

15. Penyusutan Keranjang Usahatani Kepiting di Desa Pantai Cermin Kiri PerPeriode

16. Biaya Produksi Per Petani Usahatani Kepiting di Desa Pantai Cermin Kiri PerPeriode

17. Biaya Produksi Per Ha Usahatani Kopi di Desa Pantai Cermin Kiri PerPeriode

18. Total Penerimaan Usahatani Kepiting di Desa Pantai Cermin Kiri PerPeriode

19. Pendapatan Perpetani Usahatani Kepiting di Desa Pantai Cermin Kiri PerPeriode

20. Pendapatan PerHa Usahatani Kepiting di Desa Pantai Cermin Kiri PerPeriode

21. Kelayakan R/C Perpetani Usahatani Kepiting 22. Kelayakan R/C PerHa Usahatani Kepiting


(13)

i

ABSTRAK

TOHAR MAHADJI NAINGGOLAN (100304100/AGBRIBISNIS) dengan judul skripsi “ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI KEPITING (Scilla serrata)dibawah bimbingan HM. Mozart B. Darus, M.Sc dan Ir. Thomson

Sebayang, MT

Tujuan Penelitian adalah untuk menganalisis biaya produksi kepiting di daerah penelitian, untuk menganalisis pendapatan usahatani kepiting di daerah penelitian, serta untuk menganalisis tingkat kelayakan usahatani kepiting di daerah penelitian.

Lokasi penelitian ditentukan secara purposive berdasarkan pertimbangan bahwa daerah yang diteliti merupakan salah satu sentra produksi kepiting yang cukup potensial di Provinsi Sumatera Utara. Pengambilan sampel petani menggunakan

Metode Sensus, dengan besar sampel 30 orang. Untuk menganalisis biaya produksi kepiting di daerah penelitian dan untuk menganalisis pendapatan usahatani kepiting digunakan metode analisis deskriptif. Untuk menganalisis tingkat kelayakan usahatani kepiting di daerah penelitian digunakan metode analisis kelayakan finansial.

Hasil penelitian menyimpulkan biaya produksi usahatani kepiting tergolong tinggi. Tingkat pendapatan per periode yang diterima dari usahatani kepiting tergolong kecil. Faktor luas lahan, harga jual, jumlah produksi dan biaya tenaga kerja secara serempak berpengaruh nyata terhadap pendapatan usahatani, dan secara parsial harga jual dan biaya tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap pendapatan usahatani. Usahatani kepiting di daerah penelitian adalah usaha yang menguntungkan, dan secara finansial layak untuk diusahakan dan dikembangkan ditinjau dari kriteria kelayakan finansial (R/C).


(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Wilayah Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki wilayah laut sangat luas, mencapai tiga perempat luas Indonesia. Dan wilayah yang sangat luas tersebut mengandung sumber daya alam (perikanan) dan jasa lingkungan yang sangat berlimpah yang belum dikembangkan secara optimal. Padahal laut memiliki potensi sumber daya ikan laut yang dapat ditangkap dari perairan setiap tahun secara berkesinambungan (Burhan, 2006).

Dengan semakin terbatasnya sumber daya yang ada di wilayah daratan sedangkan jumlah penduduk terus meningkat, maka wilayah perairan perlu dikelola secara optimal dan dimanfaatkan untuk budidaya perikanan. Pemanfaatan budidaya ikan dapat dikembangkan baik dengan pembuatan keramba, jaring terapung, hampang, dan lain-lain (Koes Irianto, 2009).

Departemen Kelautan dan Perikanan saat ini telah menetapkan budidaya perikanan sebagai program unggulan. Produk perikanan unggulan yang mulai dikembangkan adalah udang, bandeng, tuna, kerapu, kakap mera, kepiting, dan teripang (Adnan Kasry, 1996).

Produk perikanan memiliki keunggulan yang tidak dimiliki oleh produk hewani/ternak lainnya, seperti :

1. Variasi produk perikanan sangat banyak sehingga konsumen tidak akan pernah bosan mengkonsumsi hasil perikanan.


(15)

2

2. Harga produk perikanan relative lebih murah dibandingkan dengan produk perternakan seperti daging ayam, daging kambing, atau daging sapi.

3. Dapat memenuhi kebutuhan protein hewani (Adnan Kasry, 1996).

Salah satu hasil perikanan pantai dan banyak disenangi masyarakat karena rasa dagingnya yang enak dan memiliki kandungan protein yang tinggi adalah kepiting. Kepiting saat ini merupakan salah satu komoditi yang sudah mulai dibudidayakan khususnya di daerah pantai. Harga yang cukup tinggi dan bervariasi menurut tempat dan permintaan masyarakat menjadikan budidaya kepiting sangat menjanjikan (Adnan Kasry, 1996).

Diperkirakan perkembangan usaha perdagangan kepiting dimasa akan datang terus meningkat dikarenakan adanya indikasi peluang pasar eksport terbuka luas, potensi lahan yang merupakan habitat hidup kepiting cukup besar dan belum digali secara optimal, juga pengetahuan budidaya yang semakin meningkat baik dari pembenihan maupun pembesaran (M. Ghufron, 1997).

Disamping itu rasa yang gurih dan gizi yang tinggi dengan kandungan protein sebesar 13,6 gram, lemak 3,8 gram, hidrat arang 14,1 gram, dan air sebanyak 68,1 gram persetiap 100 gram daging kepiting menjadikan kepiting komoditi yang layak dibudidayakan (M. Ghufron, 1997).

Serdang Bedagai merupakan salah satu kabupaten dengan produksi usahatani kepiting terbesar di Sumatera Utara dan merupakan kabupaten dengan produksi kepiting yang meningkat di setiap tahunnya.


(16)

Tabel 1. Produksi (Ton) Budidaya Pembesaran Kepiting Perkabupaten Di Sumatera Utara

No Kabupaten/Kota 2009 2010 2011 2012

1 Mandailing Natal 0 0 2.5 2.6

2 Langkat 239.7 195.8 371.8 441.3

3 Serdang Bedagai 17 180 235 236

4 Batu Bara 0 77 77 21.3

5 Asahan 0 4.8 8.3 10.2

Jumlah 256.8 457.6 694.6 711.4

Sumber : Dinas Perikanan Kabupaten Serdang Bedagai

Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa Produksi perikanan budidaya tambak khususnya kepiting di Sumatera Utara (Sumut) mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Tercatat, di tahun 2012, produksinya mencapai 711,14 ton (Dewantoro, 2013).

Produksi kepiting di Sumatera Utara paling banyak dihasilkan dari kawasan pantai timur, seperti di Serdang Bedagai, Deliserdang, Langkat, Asahan, Batubara, dan Tanjung Balai. "Kawasan pantai timur cocok untuk perikanan budidaya karena lebih dangkal dibandingkan pantai barat (Dewantoro, 2013).

Kabupaten Serdang Bedagai merupakan daerah yang produksi Kepitingnya meningkat drastis diantara Kabupaten lain di Kabupaten Serdang Bedagai dari tahun 2009 berproduksi sebanyak 17 ton sampai tahun 2012 sebanyak 236 ton.

Salah satu desa di Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai merupakan Desa yang memiliki potensi dalam usahatani kepiting. Dan desa


(17)

4

tersebut adalah Desa yang menjadi daerah penelitian penulis, yaitu Desa Pantai Cermin Kiri.

1.2 Identifikasi masalah

Berdasarkan uraian yang diatas maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut :

1. Berapa besar biaya dari setiap komponen pendukung produksi usahatani kepiting didaerah penelitian?

2. Berapa pendapatan usahatani kepiting di daerah penelitian?

3. Apakah usahatani kepiting layak diusahakan secara financial di daerah penelitian?

1.3 Tujuan penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan tersebut, maka tujuan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis komponen biaya produksi kepiting di daerah penelitian.

2. Untuk menganalisis pendapatan usahatani kepiting di daerah penelitian. 3. Untuk menganalisis layak tidaknya usahatani kepiting di daerah

penelitian.

1.4 Kegunaan penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah diuraikan tersebut, maka kegunaan penelitian dirumuskan sebagai berikut:


(18)

1. Sebagai bahan informasi bagi produsen dan konsumen serta pihak terkait mengenai kelayakan financial kepiting.

2. Sebagai bahan informasi dan referensi bagi peneliti lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini.


(19)

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

Kepiting diklarifikasikan sebagai berikut : Filum : arthopoda

Kelas : crustacea

Ordo : decapoda

Family : a) kanthidae

b) Cancridae

c) Potamonidae

d) Portunidae

Genus : Scylla

Spesies : Scilla serrata, S. oceania, S. transquebarica (M. Ghufron, 1997). Jumlah jenis dalam marga (genus) Scylla masih diperdebatkan. Estampador, seorang peneliti berpendapat bahwa marga Scylla ada tiga jenis (S. Serrata, S. oceania dan S.transquebarica). Namun sebagian besar peneliti menganggap marga


(20)

Kepiting dapat dibedakan berdasarkan beberapa jenis, antara lain: a. Kepiting Bakau (Scylla Serrata)

Jenis ini banyak ditemukan di pasaran. Kepiting bakau juga dikenal dengan nama kepiting hijau atau kepiting cina (mungkin karena sering dijual di restoran - restoran Cina). Ukurannya bisa mencapai lebih 20 cm. sapit pada yang jantan dewasa lebih panjang dari pada sapit pada yang betina (Ghufron,1997).

b. Kepiting Rajungan (Portunus pelagicus)

Kepiting rajungan merupakan jenis yang memiliki nilai ekspor tinggi, baik dalam bentuk rajungan beku maupun sudah dalam bentuk daging rajungan dalam kaleng. Daging rajungan berbeda secara fisik dengan daging kepiting. Bila daging rajungan berwarna putih, maka daging kepiting lainnya bewarna kemerahan (Burhan, 2006).

c. Kepiting Batu (Grapus Tenuicristatus)

Kepiting ini badannya relatif kecil, memiliki warna kulit kehijau – hijauan dan sebagian dadanya berwarna putih. Sapit kepiting batu relatif kecil bila dibandingkan dengan ukuran badannya, akan tetapi dilengkapi dengan gerigi yang sangat tajam sehingga cukup efektif untuk menangkap mangsa dan menghadapi musuhnya (M. Ghufron, 1997).

d. Kepiting Tentara (Muotiris Longicarpus)

Kepiting tentara “soldier crub” atau sering pula dijuluki tentara Jepang. Jika sering sedang surut kepiting ini bergerak kian kemari di atas pasir, serentak dalam gerombolan besar yang terdiri dari ratusan atau ribuan individu dengan penuh kewaspadaan (M. Ghufron, 1997).


(21)

8

e. Kepiting Binatu (Uca Demani)

Kepiting binatu mempunyai ukuran tubuh relatif kecil dan dikenal sebagai kepiting yang telah lebih baik beradaptasi dengan lingkungan darat. Meskipun sudah beradaptasi dengan lingkungan darat, kepiting ini tidak sepenuhnya meninggalkan lingkungan air (M. Ghufron, 1997).

d. Kepiting Gelenteng (Oypode Ceratophthalmus dan Ocypode Marcrophtalmus) Kepiting ini hidup dengan menyesuaikan diri pada kehidupan darat. Kemampuan menyesuaikan diri dengan kehidupan darat ini karena kepiting ini mempunyai kantong insang yang berisi air. Jika kantung insang ini telah jenuh, maka air di dalamnya harus diganti dengan air yang lebih segar

Kepiting - kepiting lain

Jenis kepiting yang tidak dikenal secara umum, tetapi telah akrab dengan ilmuwan (terutama ilmuwan yang menggeluti dunia kepiting) diantarannya:

1. Pinotheres Palaensis

2. Pinnotheres Semperi

3. Hapalocarcinus Marsupiali (M. Ghufron, 1997).

Untuk pemasaran dalam negeri kepiting ini dipasarkan diwilayah Medan, Jakarta, Surabaya dan Bandung. Harga untuk pemasaran dalam negeri Rp. 60.000/Kg, sampai dengan Rp 65.000/Kg. Untuk permintaan luar negeri kepiting sebelumnya ditampung dipabrik (coll storage) di Kawasan Industri Medan (KIM) setelah memenuhi syarat ekspor baru dikirim dalam container untuk memenuhi permintaan pasar luar negeri seperti Jepang, Amerika Serikat, Singapura dan Malaysia. Harga nya pun lebih tinggi dibanding kepiting biasa karena dari komoditas ini seluruh organ


(22)

tubuhnya lunak sehingga dapat dimakan secara keseluruhan tanpa harus susah payah memisahkan antara daging dan cangkangnya (Herman, 2013).

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang menjadi rujukan buat peneliti adalah penelitian yang dilakukan oleh Hasri dengan judul penelitiannya Analisis Usaha Agribisnis Pembudidayaan Kepiting Cangkang Lunak Di Sulawesi Selatan

Dengan analisisnya yang menyatakan usaha pembesaran kepiting di Sulawesi Selatan memperoleh R/C sebesar 1,42.

2.3 Landasan Teori

Usahatani merupakan suatu usaha yang dilakukan petani dalam mengusahakan penggunaan faktor-faktor produksi dengan efektif dan efisien untuk memberikan pendapatan yang semaksimal mungkin, dalam mengusahakannya.

(Suratiyah, 2009)

Ilmu usahatani dapat dianggap sebagai ilmu terapan yang sangat tergantung kepada struktur pertanian suatu wilayah, cara-cara bertani serta kondisi sosial ekonominya. Oleh karena itu usahatani juga disebut sebagai ilmu terapan yang membahas atau mempelajari bagaimana membuat atau menggunakan sumber daya secara efisien pada suatu usaha pertanian. Karena sifatnya adalah manajemen, maka usahatani dapat pula diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana membuat atau melaksanakan keputusan pada usaha pertanian untuk mencapai tujuan yang telah disepakati sebelumnya oleh manajer atau petani (Prawirokusumo, 1990).


(23)

10

Usahatani dilakukan untuk memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Suatu usahatani dikatakan efektif jika petani atau produsen dapat mengalokasikan sumberdaya yang mereka miliki sebaik-baiknya dan usahatani tani itu dikatakan efiien apabila pemanfaatan sumberdaya tersebut dapat menghasilkan output yang melebihi input (Soekartawi, 1995).

Usahatani yang dilakukan untuk meghasilkan suatu produk perlu melalui proses yang cukup panjang dan beresiko. Panjang waktu yang dibutuhkan setiap usahatani tidak sama, tergantung pada jeis komoditas yang diusahakn masing-masing. Komoditas tanaman pangan dan sebagian tanaman hortikultura umumnya membutuhkan waktu yang lebih pendek dibandingkan dengan tanaman lainnya dan dapat dilakukan proses penanaman sampi dua kali atau lebih dalam setahun. Proses produksi akan dapat berjalan jika persyaratan yang dbutuhkan tanaman dapat terpenuhi. Persyaratan ini lebih dikenal dengan nama faktor produksi. Faktor produksi ini mutlak harus tersedia dan akan lebih sempurna jika syarat dipenuhi (Moehar Daniel, 2002).

Dalam pengelolaan usahataninya setiap petani mempunyai tujuan yang berbeda-beda. Ada tujuannya untuk memenuhi kebutuhan keluarga yang disebut usahatani subsisten, dan ada yang bertujuan mencari keuntungan disebut usahatani komersial. Petani umumnya bertujuan untuk mencari keuntungan dalam meningkatkan penghasilan/pendapatannya bukan semata-mata untuk memenuhi kebutuhan keluarga (Rismayani, 2007).

Usahatani juga memiliki faktor-faktor yang bekerja yaitu faktor alam, tenaga, dan modal. Faktor alam yang menentukan adalah tanah dan air, karena merupakan


(24)

tempat tumbuh dan berkembangnya tanaman dan hewan. Tenaga kerja adalah salah satu unsur penentu dalam keberhasilan suatu usahatani. Distribusi tenaga kerja pertahun dalam usahatani tidak merata karena sangat bergantung pada musim. Banyak sedikitnya tenaga kerja yang dibutuhkan dalam suatu usahatani berbeda-beda tergantung pada jenis komoditas yang diusahakan. Kelangkaan tenaga kerja akan berakibat pada mundurnya penanaman sehingga akan berpengaruh pada pertumbuhan tanaman, produktivitas dan kualitas produk. Pada saat-saat tertentu jumlah tenaga kerja sangat banyak dibutuhkan misalnya pada saat pengelolaan tanah dan pada saat tanam dimana tidak dapat diselesaikan sendiri oleh tenaga kerja keluarga. Peranan anggota keluarga yang lain adalah sebagai tenaga kerja luar yang diupah. Banyak sedikitnya tenaga kerja yang diupah tergantung pada dana yang tersedia untuk membiayai tenaga kerja luar tersebut (Suratiyah, 2009).

Sedangkan modal adalah syarat mutlak untuk berlansungnya suatu usaha. Modal dapat dikelompokkan berdasarkan sifat, kegunaan, waktu, juga fungsi. Pembagian modal berdasarkan fungsi sangat penting dilakukan dalam memperhitungkan biya usahatani. Modal berdasarkan fungsinya dibagi atas modal tidak tetap dan modal tetap. Modal tidak tetap adalah modal yang hanya dipakai sekali dalam produksi, sedangkan modal tetap perlu diperhitungkan terlebih dahulu karena tidak semua modal tetap dibebankan pada produksi. Salah satu kosekuensi dari penggunaan modal tetap adalah penyusutan (Suratiyah, 2009).

Penyusutan adalah alokasi harga perolehan dan biaya secara sistematis dan rasional sepanjang umur manfaat aktiva tetap yang bersangkutan. Berbagai metode sudah dikembangkan untuk menetapkan konsep dasar penyusutan aktiva tetap.


(25)

12

Metode-metode tersebut mengkombinasikan nilai perolehan, taksiran umur atau manfaat, dan taksiran nilai residu dengan asumsi-asumsi tertentu menyangkut sifat dan pola penurunan potensial aktiva tetap (Soekartawi, 1995).

Dalam usahatani biaya diklarifikasikan menjadi dua, yaitu biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variable cost). Biaya tetap ini umumnya didefinisikan sebagai biaya yang relative tetap jumlahnya dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak maupun sedikit. Jadi besarnya biaya tetap tidak tergantung pada besar kecilnya produksi yang diperoleh. Misalnya biaya pajak yang akan tetap dibayar walaupun usahatani itu besar atau gagal sekalipun. Disisi lain biaya tidak tetap atau biaya variable biasanya didefenisikan sebagai biaya yang besar-kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh. Misalnya biaya untuk sarana produksi. Kalau menginginkan produksi yang tinggi maka tenaga kerja perlu ditambah, pupuk juga perlu ditambah dan sebagainya, sehingga biaya ini sifatnya berubah-ubah

(Soekartawi, 1995).

Penerimaan total (total revenue) adalah seluruh pendapatan yang diterima perusahaan atas penjualan barang hasil produksinya. Penerimaan rata-rata (average revenue) adalah penerimaan dari hasil penjualan setiap unit barang. Penerimaan marginal (marginal revenue) adalah tambahan penerimaan dengan menjual suatu unit lagi hasil produksinya (Soekartawi, 1995).

Pendapatan usahatani dapat dihitung dengan mengurangi nilai output total (penerimaan) dengan nilai total input (biaya). Selisih dinamakan pendapatan pengelola atau manajemen income. Jadi pendapatan adalah jumlah yang tersisa


(26)

setelah biaya yaitu semua nilai input untuk produksi, baik yang benar-benar dibayar maupun yang hanya diperhitungkan, telah dikurangkan dari penerimaan

(Soekartawi, 1995).

Studi kelayakan atau yang sering disebut feasibility study merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan, apakah menerima atau menolak dari suatu gagasan usaha/proyek yang direncanakan. Pengertian layak dalam penelitian studi kelayakan adalah kemungkinan dari gagasan usaha/proyek yang akan dilaksanakan memberikan manfaat (benefit), baik dalam arti financial maupun dalam arti sosial benefit (Ibrahim, 2009).

Kriteria investasi yang digunakan dalam menentukan kelayakan suatu usaha adalah R/C. hal ini ditentukan atas dasar umur tanaman. Apabila tanam semusim jangka pendek, maka tidak diperlukan penggangdaan Discount Factors (DF), misal tanaman semusim seperti cabe, sayur-mayur, padi dan ikan. Sedangkan tanaman tahunan seperti kakao, kelapa sawit, cengkeh, angroindustri (usaha pengelolaan) menghendaki waktu dengan umur proyek yang lama (10-20 tahun) baru investasinya kembali. (Musa, 2012)

2.4 Kerangka Pemikiran

Usahatani kepiting di Desa Pantai Cermin Kiri melibatkan beberapa faktor produksi seperti faktor produksi alam, tenaga, dan juga modal. Faktor produksi alam yang digunakan seperti air laut dan faktor produksi tenaga yang digunakan yaitu seperti tenaga kerja luar keluarga.


(27)

14

Dalam produksi kepiting dibutuhkan berbagai sarana produksi, peralatan dan tenaga kerja yang merupakan masukan (input). Sarana produksi yang digunakan dalam usahatani kepiting ini adalah bibit, dan pakan.

Masukan (input) yang digunakan dalam produksi kepiting akan menjadi biaya produksi usahatani kepiting yaitu seluruh biaya yang dikeluarkan dalam usahatani kepiting. Dari proses produksi yang dilakukan akan diperoleh keluaran (output) berupa kepiting yang dihitung dalam satuan berat.

Biaya yang dikeluarkan selama pasca panen juga termasuk dalam biaya produksi, seperti biaya transportasi. Hasil penjualan dari kepiting merupakan penerimaan yang diperoleh oleh petani kepiting, sedangkan pendapatan petani diperoleh dari selisih antara penerimaan dengan total biaya dalam usahatani kepiting.

Penerimaan usahatani tersebut kemudian dapat dianalisis kelayakan usahatani kepiting. Usahatani tersebut dikatakan layak untuk dikembangkan jika nilai dari R/C ≥ 1. Secara skematis pemikiran tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.


(28)

Menyatakan Hubungan Menunjukkan kelayakan

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran

PENERIMAAN

TIDAK LAYAK LAYAK

USAHATANI KEPITING

PROSES

INPUT OUTPUT

BIAYA PRODUKSI


(29)

16

2.5 Hipotesis Penelitian

1. Biaya produksi usahatani kepiting di daerah penelitian didominasi oleh komponen biaya penyusutan alat-alat usahatani.

2. Usahatani kepiting di daaerah penelitian adalah usaha yang menguntungkan

3.

Usahatani kepiting di daerah penelitian secara financial layak untuk diusahakan.


(30)

17

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian

Metode penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive sampling atau secara sengaja yaitu teknik penentuan suatu daerah berdasarkan pertimbangan tertentu yang telah dibuat terhadap suatu objek yang sesuai dengan tujuan.

Daerah yang dijadikan tempat penelitian adalah Desa Pantai Cermin Kiri, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai. Pemilihan daerah Pantai Cermin tersebut didasarkan karena Pantai Cermin merupakan Daerah dengan usahatani kepiting terbesar di Kabupaten Serdang Bedagai.

Tabel 2. Produksi Ikan Air Payau Perkecamatan di Kabupaten Serdang Bedagai

No Kecamatan Produksi Per Komoditi (Ton) TAHUN 2012

Windu Vaname Kerapu Kakap Bandeng R. Laut Kepiting 1 Pantai

Cermin 148 1605 57 17 34 29 153

2 Perbaungan 50 110 10 11 13 18 27

3 Teluk

Mengkudu 220 3005 31 26 27 31 54

4 Tanjung

Beringin 6 6 0 0 1 0 38

5 Bandar

Khalifah 53 67 16 12 47 0 76

Jumlah 477 4793 114 66 122 78 348


(31)

18

3.2 Metode penentuan sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah petani tambak yang telah menghasilkan kepiting dengan jenis kepiting sangkak atau soka yang terdapat di Desa Pantai Cermin Kiri Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai. Jumlah petani kepiting sangkak atau soka di desa ini adalah 30 petani yang membentuk kelompok menjadi 3 kelompok dengan masing-masing kelompok berjumlah 10 petani.

Sampel penelitian ditentukan secara sensus artinya seluruh petani kepiting yaitu sebanyak 30 orang yang membentuk kelompok menjadi 3 kelompok dalam budidaya kepiting sangkak atau soka diambil sebagai sampel.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil pengamatan lansung, wawancara dan pengisian kuesioner kepada petani kepiting yang sebelumnya telah menyusun daftar pertanyaan. Jenis data yang dikumpulkan seperti data harga input dan harga output, dalam usahatani kepiting. Data sekunder diperoleh dari instansi terkait seperti Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara, Dinas Perikanan Kabupaten Serdang Bedagai, dan instansi terkait lainnya.


(32)

3.4 Metode Analisis Data 3.4.1 Untuk Hipotesis 1

a. Digunakan analisis biaya untuk menghitung biaya tetap yang dikeluarkan dalam usahatani dengan menggunakan persamaan :

b. Digunakan metode garis lurus (straight-line method) untuk menghitung biaya penyusutan dari peralatan pertanian yang digunakan dan secara sistematis dapat ditulis :

c. Digunakan analisis biaya produksi untuk menghitung total biaya yang dikeluarkan dalam usahatani dengan menggunakan persamaan :

Keterangan : TC = Total Biaya FC = Biaya Tetap VC = Biaya Variabel

TC = FC + VC

FC =

X

i

Px

i

=1

Harga pembelian – nilai residu

Penyusutan =


(33)

20

3.4.2 Untuk Hipotesis 2

a. Digunakan analisis sederhana dengan menghitung penerimaan dan pendapatan. Untuk penerimaan usahatani dapat dihitung dengan mengalikan jumlah hasil produksi dengan harga jual dari hasil produksi tersebut. Persamaan ini dapat dinyatakan dengan mengggunakan rumus :

Keterangan :

TR = Penerimaan total

Y = Produksi yang diperoleh Py = Harga jual

b. Digunakan analisis total pendapatan yang dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan nominal (nominal approach) yaitu tanpa memperhitungkan nilai uang menurut waktu (time value of money), tetapi yang dipakai adalah harga yang berlaku sehingga dapat lansung dihitung jumlah pengeluaran dan jumlah penerimaan dalam suatu periode proses produksi.

Rumus untuk menghitung pendapatan adalah sebagai berikut :

TR = Y . Py


(34)

Keterangan :

Pd = Pendapatan usahatani kepiting TR = Total Input yang diperoleh TC = Total Output petani buah duku

3.4.3 Untuk Hipotesis 3

Digunakan Analisis Reveneu-Cost Ratio (R/C Ratio) untuk mengetahui kelayakan usahatani yang dapat dirumuskan :

Dengan asumsi :

Jika R/C ratio > 1 maka usahatani layak di kembangkan Jika R/C ratio < 1 maka usahatani tidak layak dikembangkan

3.5 Defenisi dan Batasan Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dan kekeliruan atas pengertian dalam penelitian ini, maka diberikan beberapa defenisi dan batasan operasional :

Defenisi

1. Usahatani kepiting adalah usahatani yang dilakukan dalam mengusahakan kepiting di daerah penelitian mulai dari penyediaan input, produksi yang menghasilkan keluaran kepiting sampai pemasaran kepiting.

2. Biaya input adalah semua biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi usahatani kepiting.

R/C Ratio =

��


(35)

22

3. Output adalah hasil dari produksi dalam usahatani kepiting.

4. Produksi adalah jumlah kepiting yang dihasilkan (ton) dalam satuan tanam (ha).

5. Penerimaan usahatani adalah produksi yang dihasilkan dikalikan dengan harga jual yang diukur dengan harga.

6. Biaya produksi adalah seluruh biaya yang dikeluarkan oleh petani selama proses produksi masih berlangsung.

7. Pendapatan adalah jumlah penerimaan yang diperoleh petani dari hasil usahatani dikurangi biaya produksi.

8. Usahatani kepiting dikatakan layak jika R/C Ratio ≥ 1

Batasan Operasional

1. Sampel adalah petani yang mengusahakan kepiting yang sampai saat ini masih melakukan kegiatan usahataninya.

2. Daerah penelitian adalah Desa Pantai Cermin Kiri, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai.


(36)

23

BAB IV

DESKRIPSI WILAYAH DAN KARAKTERISTIK SAMPEL

4.1 Deskripsi Daerah Penelitian

Penelitian dilakukan di Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai dan yang menjadi daerah penelitian adalah Desa Pantai Cermin Kiri. Berikut deskripsi daerah penelitian Desa Pantai Cermin Kiri:

4.1.1 Luas dan Letak Geografis

Desa Pantai Cermin Kiri adalah salah satu dari 12 desa di Kecamatan Pantai Cermin dengan Luas Wilayah desa Pantai Cermin ± 80,30 km². Desa Pantai Cermin Kiri berada di Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai, Provinsi Sumatera Utara dengan luas wilayah sebesar 850 Ha. Secara administrasi Desa Pantai Cermin Kiri mempunyai batas – batas sebagai berikut :

Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka

Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Besar II Terjun

Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Sei Baungan dan Desa Pantai Cermin Kanan


(37)

24

4.1.2 Keadaan Penduduk

a. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Penduduk di Desa Pantai Cermin Kiri berjumlah 3659 orang dengan rumah tangga yang tersebar di setiap dusun. Berdasarkan golongan umur sampel penduduk Desa Pantai Cermin Kiri dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini:

Tabel 3. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Desa Pantai Cermin Kiri Tahun 2014

Jumlah Penduduk (Jiwa) Jumlah Persentase (%)

Laki-Laki

Perempuan

1800

1859

49,2

50,8

Total 3659 100,0

Sumber: Kantor Kecamatan Pantai Cermin, 2014

Dari Tabel 3 dapat dilihat penduduk di Desa Pantai Cermin Kiri pada tahun 2014 berjumlah 3659 jiwa atau 902 kepala keluarga. Dan berdasarkan jenis kelamin jumlah penduduk perempuan sebanyak 1859 jiwa (50,8%) dari total penduduk sebanyak 3659 jiwa dan penduduk laki-laki berjumlah 1800 jiwa (49,2%).

b. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur

Dilihat dari kelompok umur ternyata kelompok umur usia poduktif di Desa Pantai Cermin Kiri cukup besar. Berikut gambaran jumlah penduduk menurut kelompok umur di Desa Pantai Cermin Kiri:


(38)

Tabel 4. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur di Desa Pantai Cermin Kiri Tahun 2014

Kelompok Umur (Tahun)

Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

>60 Tahun 181 4,95

17-59Tahun 1097 29,98

13-16 Tahun 1212 33,12

6-12 Tahun 757 20,69

0-5 Tahun 412 11,26

Total 3659 100,00

Sumber: Kantor Kecamatan Pantai Cermin, 2014

Tabel 4 di atas menjelaskan bahwa kelompok umur yang mempunyai jumlah paling besar adalah kelompok umur 13-16 tahun ke atas yaitu 1212 (33,12%) dari total 3659 jiwa penduduk. Dan jumlah yang paling sedikit berada pada kelompok umur >60 tahun yaitu sebesar 181 jiwa (4,95%). Sedangkan umur 17-59 tahun berjumlah 1097 jiwa (29,98 %), umur 6-12 tahun berjumlah 757 jiwa (20,69%) dan umur 0-5 tahun berjumlah 412 jiwa (11,26).

c. Jumlah Penduduk Menurut Agama

Berdasarkan jumlah penduduk menurut agama dapat dilihat dari Tabel 4.3 berikut ini:


(39)

26

Tabel 5. Jumlah Penduduk Menurut Agama di Desa Pantai Cermin Kiri Tahun 2014

Agama Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

Islam 3333 91,09

Kristen Protestan 217 5,93

Katolik 8 0,22

Budha 101 2,76

Total 3659 100,00

Sumber: Kantor Kecamatan Pantai Cermin, 2014

Dari Tabel 5 di atas dapat dilihat bahwa penduduk di Desa Pantai Cermin Kiri memeluk agama Islam yaitu sebanyak 3333 jiwa (91,09%), memeluk agama kristen sebanyak 217 jiwa (5,93%), memeluk agama Budha sebanyak 101 jiwa (2,76%) dan memeluk agama katolik sebanyak 8 jiwa (0,22%).

4.1.3 Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang ada di suatu desa sangat dibutuhkan demi perkembangan desa tersebut. Untuk mencapai desa ini dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda empat atau roda dua. Di Desa Pantai Cermin Kiri, sarana dan prasarana yang dibutuhkan penduduk, seperti sarana ibadah, kesehatan, pendidikan, transportasi, dan lain-lain telah tersedia. Hal ini dapat dilihat pada Tabel berikut ini:


(40)

Tabel 6. Sarana dan Prasarana

No Sarana dan Prasarana Jumlah (Unit)

1 Sekolah

a. SD 2

2 Kesehatan

a. Poskesdes b. Posyandu

1 2 3 Tempat Peribadahan

a. Mesjid b. Gereja

3 3 4 Transportasi

a. Jalan Baik b. Jalan Rusak

2 km 6 km Sumber: Kantor Kecamatan Pantai Cermin, 2014

4.1.4 Keadaan Sosial Ekonomi

a. Jumlah Kepala Keluarga Menurut Mata Pencaharian

Di Desa Pantai Cermin Kiri Mata Pencaharian penduduk mayoritas adalah petani yang terdiri dari salak, karet, padi, cabe dan lain-lain. Sebagian lagi masyarakat di desa ini adalah swasta dan PNS. Adapun jumlah kepala keluarga (KK) menurut kelompok mata pencaharian di Desa Pantai Cermin Kiri dapat dilihat pada Tabel 7.


(41)

28

Tabel 7. Jumlah Kepala Keluarga Menurut Mata Pencaharian di Desa Pantai Cermin Kiri 2014

No. Mata Pencaharian Jumlah Penduduk

1. Petani 246

2. PNS 58

3. TNI/Polri 3

4. Karyawan 77

5. Wiraswasta 554

6. Jasa 15

7. Nelayan 221

8. Buruh 78

9. Lainnya 2404

Sumber: Kantor Kepala Desa Pantai Cermin Kiri, 2014

4.2 Karakteristik Petani Sampel

Karakteristik petani sampel menggambarkan kondisi, keadaan serta status dari petani. Karakteristik seorang responden didalam suatu penelitian akan sangat membantu untuk memperoleh informasi tentang keadaan usahataninya terutama dalam peningkatan produksi usahataninya.

Karakteristik petani usahatani kepiting pada penelitian ini, terdiri dari umur usahatani, umur petani sampel, tingkat pendidikan, pengalaman berusahatani, jumlah tanggungan keluarga, luas lahan, produksi, produktivitas, akan dijelaskan lebih rinci sebagai berikut.


(42)

Tabel 8. Karakteristik Petani Sampel Didesa Pantai Cermin Kiri, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Berdagai 2015

No Uraian Range Rataan

1 Umur Petani Sampel (Tahun) 29-65 43,33

2 Tingkat Pendidikan (Tahun) 06-12 10,40

3 Jumlah Tanggungan (Jiwa) 1-8 3,53

4 Luas Tambak (Ha) 0,24-0.4 0,37

5 Benih (Kg) 100-150 137,67

6 Produksi (Kg) 80-118 106,17

Umur petani kepiting di Desa Pantai Cermin Kiri berkisar antara 29-65 tahun dengan rata-rata umur 43,33 tahun. Berdasarkan data umur yang diperoleh, pada umumnya petani kepiting berada pada usia produktif sehingga mempunyai kemampuan lebih baik dalam berfikir dan bertindak untuk merencanakan suatu kegiatan. Tingkat umur mempunyai pengaruh terhadap kemampuan fisik petani dalam mengelola usahatani yang dikerjakannya. Pada umumnya petani yang berumur muda dan sehat jasmaninya memiliki kemampuan fisik yang lebih kuat sedangkan semakin tua umur petani maka kemampuan kerjanya relatif menurun, produktifitas kerja petani kepiting juga terbatas setelah melewati tahap jenuh dalam mengerjakan usahataninya. Sementara itu petani yang masih muda memiliki tingkat adopsi yang lebih tinggi terhadap ide-ide baru yang disampaikan oleh para ahli atau penyuluh pertanian, dan cepat menerima perkembangan


(43)

30

teknologi yang berhubungan dengan usahatani yang petani kopi kerjakan. Petani muda ini juga lebih berani mengambil resiko meskipun masih kurang memiliki pengalaman yang cukup dibanding dengan petani usia tua. Oleh karena itu, usia sangat mempengaruhi kemampuan petani untuk mengambil keputusan untuk usahatani nya.

Pendidikan formal merupakan salah satu factor yang penting dalam mengelola usahatani dimana respon petani terhadap teknologi yang sedang berkembang sangat bergantung dari tingkat pendidikannya. Semakin tinggi tingkat pendidikan petani maka semakin mudah untuk mengadopsi teknologi dalam menjalankan usahataninya. Tingkat pendidikan petani di daerah penelitian berkisar 6 – 12 tahun dengan rata-rata 10,40. Dari datya ini dapat dikatakan bahwa tingkat pendidikan petani sampel di daerrah penelitian tergolong sedang untuk mengadopsi teknologi.

Jumlah tanggungan keluarga dalam daerah penelitian akan berpengaruh terhadap distribusi pendapatan dan ketersediaan tenaga kerja dalam keluarga Jumlah tanggungan keluarga di daerah penelitian berkisar 1 - 8 orang demgan rata-rata jumlah tanggungan keluarga sebanyak 3 orang. Semakin banyak jumlah tanggungan keluarga, maka akan semakin banyak pula tenaga kerja dalam keluarga.

Besarnya luas pengolahan lahan petani kepiting merupakan sesuatu yang sangat penting dalam proses produksi ataupun usahatani. Dalam usahatani, pengusahaan lahan yang sempit sudah pasti tidak efisien dibandingkan dengan pengusahaan lahan yang luas. Luas lahan usahatani yang dikelola akan


(44)

berpengaruh terhadap jumlah penerimaan, pendapatan, dan biaya yang dikeluarkan dalam usahatani tersebut. Besarnya produksi kepiting juga dipengaruhi oleh luasnya lahan tambak yang dimiliki petani kepiting. Dan hal ini juga akan meningkatkan besarnya biaya yang dikeluarkan terhadap tenaga kerja. Luas lahan tambak petani kepiting berkisar antara 0,24 Ha sampai 0.4 Ha dengan rata-rata luas lahan tambak 0,37 Ha. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa luas lahan yang diusahakan oleh petani di daerah penelitian masih tergolong sangat kecil.

Banyaknya benih kepiting yang diusahakan pada usahatani kepiting juga sangat berpengaruh terhadap hasil produksi kepiting. Semakin banyak benih yang diusahakan maka akan semakin besar pula hasil produksi yang didapat. Benih kepiting petani sampel di daerah penelitian berkisar antara 100kg – 150kg dengan rata-rata 137,67kg, dari data tersebut dapat dilihat bahwa benih kepiting yang diusahakan oleh petani masi tergolong kecil jika dibandingkan dengan luas lahan tambak yang di pakai.


(45)

32

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Biaya Produksi Usahatani Kepiting

Petani sebagai pelaksana usahatani mengharapkan produksi yang besar untuk menghasilkan pendapatan yang besar pula. Dipandang dari sudut efisiensi, semakin luas lahan yang diusahakan maka akan semakin tinggi produksi dan pendapatan per satuan luasnya. Dalam proses produksi dikeluarkan biaya-biaya yang mendukung terjadinya proses produksi. Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan selama proses produksi berlangsung,. Biaya produksi terdiri dari biaya tetap (Fixed Cost) dimana penggunaanya tidak habis dalam satu masa produksi. Biaya yang termasuk biaya tetap adalah sewa lahan, penyusutan alat dan bangunan. Selain biaya tetap terdapat juga biaya tidak tetap (Variable Cost) dimana penggunaanya habis dalam satu masa produksi. Biaya yang termasuk kedalam biaya tidak tetap adalah benih, pakan, dan tenaga kerja.

5.1.1 Biaya Tetap

Biaya tetap yang dianalisis oleh peneliti adalah biaya penyusutan alat dan sewa lahan Tambak.

1. Penyusutan Peralatan

Penyusutan biaya peralatan yang dihitung meliputi penyusutan peralatan diantaranya terdiri atas keramba, gunting, ember, tang dan keranjang . Dimana, untuk


(46)

rincian perhitungan dapat dilihat pada lampiran, sedangkan rata-rata besarnya biaya penyusutan peralatan yang dikeluarkan oleh per petani kepiting dan per hektar, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 9. Rata-Rata Biaya Tetap (Penyusutan Peralatan) Usahatani Kepiting Per Hektar dan Per Petani Per Periode Produksi

No. Alat Biaya per petani (Rp) Biaya per hektar (Rp)

1 Keramba 28.948 79.571

2 Gunting 1.174 2.981

3 Ember 1.333 3.906

4 Tang 153 387

5 Keranjang 3.706 10.234

Total 35.314 97.079

Sumber : Diolah dari Data Primer, 2015 Lampiran 11 sampai 15

Berdasarkan tabel 9 di atas diketahui bahwa rata-rata biaya tetap penyusutan peralatan usahatani kepiting untuk keramba sebesar Rp. 28.948,- per petani dan sebesar Rp. 79.571,- per Ha dalam sekali periode. Untuk gunting sebesar Rp. 1.114,-per petani dan sebesar Rp. 2.981,- 1.114,-per Ha dalam sekali 1.114,-periode. Untuk ember sebesar Rp. 1.333,- per petani dan sebesar Rp. 3.906,- per Ha dalam sekali periode. Tang sebesar Rp. 153,- per petani dan sebesar Rp. 387,- per Ha dalam sekali periode.. sedangkan untuk keranjang sebesar Rp. 3.704,- per petani dan sebesar Rp. 10.234,- per Ha dalam sekali periode, total biaya penyusutan di dapat sebesar Rp. 97.079,- per Ha. Dari data tersebut diketahui bahwa keramba kepiting adalah biaya penyusutan terbesar yang harus dikeluarkan dalam usahatani kepiting.


(47)

34

2. Sewa Lahan

Dalam usahatani kepiting di Desa Pantai Cermin Kiri, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai, para petani tambak kepiting menyewa lahan tambak untuk usahatani kepiting. Dengan menyewa tersebut petani membayar sewa untuk lahan tambak mereka. Petani menyewa lahan tambak selama satu tahun untuk 5 kali periode usahatani kepiting

Berdasarkan rincian besarnya komponen masing-masing biaya tetap yang dikeluarkan dalam kegiatan usaha kepiting untuk penyusutan peralatan dan sewa lahan tambak diperoleh hasil sebagai berikut.

Tabel 10. Biaya Tetap Sewa Lahan Tambak Usahatani Kepiting Per Hektar Dan Per Petani Perperiode

No Komponen Biaya Tetap Biaya Per Petani (Rp) Biaya Per Hektar (Rp)

1 Penyusutan Peralatan 35.314 97.079

2 Sewa Lahan Tambak 355.333 963.148

Sumber : Diolah dari Data Primer, 2014 Lampiran 16 dan 17

Dari data tabel 10 diketahui bahwa biaya penyusutan peralatan per petani mencapai Rp. 35.314,- dan per Ha mencapai Rp. 97.079,- untuk per periode. Sedangkan untuk sewa lahan tambak mencapai Rp. 355.333,- untuk per petani dan Rp. 963.148 per Ha untuk per periode. Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa sewa lahan tambak merupakan biaya tetap terbesar yang harus dikeluarkan petani dalam berusahatani kepiting.


(48)

5.1.2 Biaya Variabel

Biaya variabel yang digunakan dalam kegiatan usahatani di Desa Pantai Cermin Kiri, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai, terdiri atas biaya benih, pakan dan tenaga kerja. Penjelasan umum untuk biaya variabel akan dijelaskan sebagai berikut.

1. Benih

Benih kepiting di Desa Pantai Cermin Kiri, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai merupakan benih kepiting sangkak, soka atau kepiting bakau, dengan rata-rata berat benih kepiting 375,43kg untuk perHa di daerah penelitian. Untuk rata-rata biaya yang dikeluarkan dalam pembelian benih sebagai komponen biaya variabel dapat dilihat dari tabel berikut.

Tabel 11. Rata-Rata Biaya Produksi Benih Kepiting Per Hektar Dan Per Petani Per Periode

No Rupiah

1 PerPetani 11.013.333

2 PerHa 30.034.392

Sumber : Diolah dari Data Primer, 2015 Lampiran 2

Berdasarkan data di tabel 11 diketahui bahwa rata-rata biaya produksi benih kepiting per petani mencapai Rp. 11.013.333,- dan sebesar Rp. 30.034.392,- untuk per Ha dalam sekali periode. Dari data tersebut didapat bahwa biaya produksi benih kepiting merupakan biaya terbesar yang harus dikeluarkan oleh petani kepiting.


(49)

36

2. Pakan

Untuk pakan kepiting di Desa Pantai Cermin Kiri, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai harus diberikan dengan dosis yang tepat agar kepiting tidak mati kelaparan atau kekenyangan, jumlah pemberian pakan kepiting disesuaikan dengan banyaknya kepiting yang di pelihara petani. Besarnya rata-rata jumlah biaya pakan yang dikeluarkan petani untuk memberi makan kepiting dapat dilihat dari tabel dibawah ini.

Tabel 12. Rata-Rata Biaya Pakan Usahatani Kepiting Per Hektar dan Per Petani Per Periode

No Rupiah

1 PerPetani 460.000

2 PerHa 1.256.366

Sumber : Diolah dari Data Primer, 2015 Lampiran 3

Berdasarkan tabel 12 di dapat rata-rata biaya pakan yang dikeluarkan dalam usahatani kepiting per petani mencapai Rp. 460.000,- dan biaya pakan per Ha yang dikeluarkan mencapai Rp. 1.256.366 untuk sekali periode.

3. Biaya Tenaga Kerja

Tenaga kerja dibedakan menjadi tenaga kerja dalam keluarga dan tenaga kerja luar keluarga. Jenis komoditi yang diusahakan menentukan jumlah tenaga kerja. Besarnya biaya tenaga kerja didasarkan pada jumlah hari kerja yang dilakukan dan jumlah tenaga kerja yang terlibat. Tenaga kerja yang digunakan dalam usahatani kepiting di daerah penelitian adalah tenaga kerja dalam dan luar keluarga. Rata-rata


(50)

biaya tenaga kerja yang dikeluarkan dalam usahatani sawi perpetani dan perHa dalam sekali periode dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 13. Rata-Rata Biaya Tenaga Kerja Usahatani Kepiting Per Hektar dan Per Petani Per Periode

No Rata-rata biaya Tenaga Kerja Rupiah

1. PerPetani 78.517

2. PerHa 212.721

Sumber : Diolah dari Data Primer Lampiran 10

Berdasarkan data tabel 13 diatas didapat bahwa rata-rata biaya tenaga kerja yang dikeluarkan dalam usahatani kepiting mencapai Rp. 78.517,- untuk per petani dan biaya per Ha yang dikeluarkan mencapai Rp. 212.721,- untuk sekali periode.

Setelah didapatkan biaya tetap dan biaya variabel, penjumlahan kedua biaya tersebutlah yang menjadi biaya produksi usahatani kepiting yang rata-rata biaya produksi usahatani tersebut dapat dilihat dari tabel berikut ini.

Tabel 14. Rata-Rata Biaya Produksi Usahatani Kepiting Per Hektar dan Per Petani Per Periode

No Rata-rata Biaya Produksi Rupiah

1 PerPetani 11.942.498

2 PerHa 32.563.705

Sumber : Diolah dari Data Primer Lampiran 16 dan 17

Dari data tabel 14 di ketahui bahwa total biaya produksi yang dikeluarkan petani dalam usahatani kepiting mencapai Rp. 11.942.498,- untuk per petani dan untuk total biaya produksi per Ha mencapai Rp. 32.563.705,- dalam sekali periode.


(51)

38

Berikut ini ditampilkan tabel rekapitulasi komponen biaya produksi per Ha dan proporsinya

Tabel 15. Rekapitulasi Komponen Biaya Produksi Per Ha Dan Proporsinya

No Komponen Biaya Rp %

1 Biaya Tetap

1. Penyusutan 97.079 0,30

2. Sewa Lahan 963.148 2,96

2 Biaya Variabel

1. Benih 30.034.392 92,23

2. Pakan 1.256.366 3,86

3. Tenaga Kerja 212.721 0,65

Total 32.563.705 100

Sumber : Diolah dari Data Primer Lampiran 17

Berdasarkan tabel rekapitulasi komponen biaya produksi per Ha tersebut di dapat bahwa komponen biaya benih kepiting merupakan komponen biaya terbesar yang dikeluarkan petani untuk produksi kepiting. Dari hal ini dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan komponen biaya penyusutan menjadi biaya dominasi ditolak.

5.2 Tingkat Pendapatan Usahatani Kepiting

Dalam menjalankan usahatani kepiting, petani kepiting didaerah penelitian dapat memanen hasil produksinya 5 kali dalam setahun. Hal ini dikarenakan kepiting sudah mulai dapat di panen saat kepiting berumur 22 hari. Setelah kepiting dipanen, hasil produksi lansung dijual ke agen yang datang untuk membeli kepiting. Dengan demikian tidak ada perlakuan pasca panen yang dilakukan terhadap kepiting tersebut.


(52)

Pendapatan petani dapat diketahui dengan mengurangkan hasil penerimaan yang diperoleh dengan total biaya yang dikeluarkan selama proses produksi kepiting. Sedangkan penerimaan adalah perkalian antara produksi kepiting dengan harga jual kepiting. Dalam usahatani kepiting, ada 2 kali penerimaan yang diperoleh. Penerimaan dari hasil penjualan capit kepiting dan penerimaan dari hasil penjualan kepiting.

Dibawah ini akan disajikan rata-rata penerimaan dan pendapatan usahatani kepiting per petani dan per Ha per periode di Desa Pantai Cermin Kiri.

Tabel 15. Rata-Rata Penerimaan Dan Pendapatan Usahatani Kepiting Per Hektar dan Per Petani

No Uraian

Rata-rata

Penerimaan (Rp)

Rata-rata Biaya Produksi (Rp)

Rata-rata

Pendapatan (Rp)

1 Per Petani 13.131.260 11.942.498 1.188.762

2 Per Ha 35.943.561 32.563.705 3.379.856

Sumber : Diolah dari Data Primer Lampiran 16,17,18,19, dan 20

Dari data tabel 15 diketahui bahwa rata-rata penerimaan petani dalam sekali periode produksi mencapai Rp. 13.131.260 per petani dan sebesar Rp. 35.943.561,- untuk per Ha. Pendapatan yang diperoleh petani kepiting per petani mencapai Rp.1.188.762,- dan sebesar Rp. 3.379.856,- untuk per Ha dalam sekali periode produksi.


(53)

40

5.3 Analisis Kelayakan Usahatani Kepiting

Setiap petani dalam berusaha tani yang dilakukannya pasti mengharapkan keuntungan yang besar. Menganalisis kelayakan usahatani berguna untuk mengetahui apakah suatu usahatani tersebut layak di usahakan atau tidak. Kelayakan usahatani kepiting secara finansial dapat diketahui dengan menghitung nilai R/C. Nilai R/C dari usahatani kepiting di Desa Pantai Cermin Kiri dapat di lihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 16. Nilai R/C Ratio per Ha

No Uraian

Nilai/Ha

1 R/C 1,11

Sumber : Diolah dari Data Primer, 2015 Lampiran 22

Salah satu kriteria kelayakan usahatani untuk usahatani semusim atau jangka pendek adalah R/C. Usahatani dapat dikatakan layak untuk dikembangkan jika nilai R/C >1. Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa nilai R/C lebih besar dari 1 yaitu 1,11 (R/C>1). Nilai 1,11 juga menunjukkan bahwa hasil penjualan kepiting mencapai 111% dari modal yang dikeluarkan. Nilai R/C yang lebih besar dari 1 menunjukkan bahwa usahatani tersebut layak untuk dikembangkan.

Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa hipotesis ketiga yang mengatakan bahwa usahatani kepiting layak dikembangkan adalah sesuai dengan hasil yang diperoleh di daerah penelitian. Dengan demikian hipotesis ketiga diterima.


(54)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari analisis yang dilakukan terhadap usahatani kepiting di Desa Pantai Cermin Kiri, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai dapat disimpulkan bahwa :

1. Rata-rata biaya produksi yang dikeluarkan dalam usahatani kepiting adalah sebesar Rp. 11.942.498,- per petani dan sebesar Rp. 32.563.705,- per Ha per periode.

2. Rata-rata pendapatan bersih yang diperoleh petani dalam usahatani kepiting adalah sebesar Rp. 1.188.762,- per petani dan sebesar Rp. 3.379.856,- per Ha per periode.

3. Usahatani kepiting di Desa Pantai Cermin Kiri, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai layak untuk diusahakan dan dikembangkan. Hal ini dapat dilihat dari nilai R/C yang lebih besar dari 1, yaitu 1,11>1.

6.2 Saran

Kepada Petani

Agar petani lebih baik lagi dalam menekan biaya yang dikeluarkan dalam usahatani kepiting dan meningkatkan jumlah benih yang diusahakan untuk dapat memberikan pendapatan yang lebih tinggi lagi.


(55)

Kepada pemerintah

Agar pemerintah dapat lebih memperhatikan petani kepiting dan mengawasi harga jual kepiting di pasar, karena sering terjadi fluktuasi harga kepiting yang tidak menentu. Jika harga kepiting di pasar normal, maka pendapatan petani kepiting juga akan lebih baik.

Kepada peneliti selanjutnya

Agar peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian tentang analisis pemasaran kepiting, karena mengingat kepiting memiliki prospek yang baik ke depannya.


(56)

DAFTAR PUSTAKA

Afrizal, Herman. 2013. Budidaya Kepiting Soka.

(Diakses tanggal 30 Agustus 2014)

Bahar, Burhan. 2006. Panduan Praktis Memilih Dan Menangani Produk Perikanan. Jakarta: PT. Gramedia

Daniel, Moehar. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta. Dewantoro. 2013.Produksi Kepiting Sumut 711 Ton.

http://medanbisnisdaily.com/news/read/2013/07/16/40533/produksi_kepitin_s umut_711_ton/ (Diakses tanggal 04 September 2014)

Ghufron H Kordi K, M. (1997). Budidaya Kepiting & Ikan Bandeng Di Tambak Sistem Polikultur. Semarang: Dahara Prize & Effhar

Ibrahim, J. 2009. Studi kelayakan bisnis. PT. Rineka Cipts. Jakarta

Irianto, Koes. 2009. Sukses Budidaya Hewan Air. Bandung: PT. Sarana Ilmu Pustaka

Kadariah, Lien K, dan Clive G. 1999. Pengantar Evaluasi Proyek. UI Press. Jakarta.

Kasry, Adnan. 1996. Budidaya Kepiting Bakau Dan Biologi Ringkas. Jakarta: PT. Bharatara Niaga Media

Musa, Ali Pasaribu. 2012. Perencanaan dan evaluasi proyek agribisnis.

Yogyakarta: Lily Publisher

Prawirokusumo S, 1990. Ilmu Usahatani. BPFE. Yogyakarta.

Rismayani. 2007. Analisis Usahatani dan Pemasaran Hasil. USU Press. Medan. Soekartawi. 1995. Analisis usahatani. UI Press. Jakarta


(57)

(58)

No. Sampel Umur Sampel (Tahun) Tinggi Pendidikan (Tahun) Jumlah Tanggungan (Jiwa) Benih (Kg) Luas Tambak (Ha)

1 39 9 6 150 0,4

2 50 9 3 150 0,4

3 35 12 2 150 0,4

4 34 12 1 150 0,4

5 31 12 3 150 0,4

6 47 9 5 120 0,32

7 51 9 6 150 0,36

8 47 12 5 150 0,4

9 55 9 7 100 0,28

10 33 9 2 150 0,4

11 36 12 3 150 0,4

12 59 9 7 150 0,4

13 29 9 1 150 0,4

14 31 12 1 150 0,4

15 36 12 3 150 0,4

16 52 9 4 150 0,4

17 35 12 2 150 0,36

18 33 12 2 120 0,32

19 53 9 5 100 0,32

20 47 12 3 100 0,28

21 44 12 4 150 0,4

22 61 6 8 130 0,36

23 56 9 6 150 0,4

24 32 12 2 150 0,4

25 60 9 4 150 0,4

26 32 12 1 150 0,4

27 30 9 1 120 0,32

28 32 12 2 120 0,32

29 65 9 3 120 0,32

30 55 12 4 100 0,24

Total 1300 312 106 4130 11


(59)

Lampiran 2. Faktor Produksi Benih Usahatani Kepiting di Desa Pantai Cermin PerPeriode No. Sampel Luas Tambak (Ha) Benih (kg) Jumlah Benih (kg/Ha) Harga (Rp/kg)

Per Periode

Nilai Biaya (Rp/Petani) Nilai Biaya (Rp/Ha)

1 0,4 150 375 80000 12.000.000 30.000.000

2 0,4 150 375 80000 12.000.000 30.000.000

3 0,4 150 375 80000 12.000.000 30.000.000

4 0,4 150 375 80000 12.000.000 30.000.000

5 0,4 150 375 80000 12.000.000 30.000.000

6 0,32 120 375 80000 9.600.000 30.000.000

7 0,36 150 417 80000 12.000.000 33.333.333

8 0,4 150 375 80000 12.000.000 30.000.000

9 0,28 100 357 80000 8.000.000 28.571.429

10 0,4 150 375 80000 12.000.000 30.000.000

11 0,4 150 375 80000 12.000.000 30.000.000

12 0,4 150 375 80000 12.000.000 30.000.000

13 0,4 150 375 80000 12.000.000 30.000.000

14 0,4 150 375 80000 12.000.000 30.000.000

15 0,4 150 375 80000 12.000.000 30.000.000

16 0,4 150 375 80000 12.000.000 30.000.000

17 0,36 150 417 80000 12.000.000 33.333.333

18 0,32 120 375 80000 9.600.000 30.000.000

19 0,32 100 313 80000 8.000.000 25.000.000

20 0,28 100 357 80000 8.000.000 28.571.429

21 0,4 150 375 80000 12.000.000 30.000.000

22 0,36 130 361 80000 10.400.000 28.888.889

23 0,4 150 375 80000 12.000.000 30.000.000

24 0,4 150 375 80000 12.000.000 30.000.000

25 0,4 150 375 80000 12.000.000 30.000.000

26 0,4 150 375 80000 12.000.000 30.000.000

27 0,32 120 375 80000 9.600.000 30.000.000

28 0,32 120 375 80000 9.600.000 30.000.000

29 0,32 120 375 80000 9.600.000 30.000.000

30 0,24 100 417 80000 8.000.000 33.333.333

Jumlah 11 4.130 11262,90 2.400.000 330.400.000 901.031.746


(60)

Lampiran 3. Faktor Produksi Pakan Usahatani Kepiting di Desa Pantai Cermin Kiri PerPeriode No. Sampel Luas Tambak (Ha) Benih (Kg) Pakan (Kg) Jumlah Pakan (Kg/Ha) Harga (Rp/Kg) Per Periode

Nilai Biaya (Rp/Petani) Nilai Biaya (Rp/Ha)

1 0,4 150 125 312,5 4.000 500.000 1.250.000

2 0,4 150 125 312,5 4.000 500.000 1.250.000

3 0,4 150 125 312,5 4.000 500.000 1.250.000

4 0,4 150 125 312,5 4.000 500.000 1.250.000

5 0,4 150 125 312,5 4.000 500.000 1.250.000

6 0,32 120 100 312,5 4.000 400.000 1.250.000

7 0,36 150 125 347,22 4.000 500.000 1.388.889

8 0,4 150 125 312,5 4.000 500.000 1.250.000

9 0,28 100 87,5 312,5 4.000 350.000 1.250.000

10 0,4 150 125 312,5 4.000 500.000 1.250.000

11 0,4 150 125 312,5 4.000 500.000 1.250.000

12 0,4 150 125 312,5 4.000 500.000 1.250.000

13 0,4 150 125 312,5 4.000 500.000 1.250.000

14 0,4 150 125 312,5 4.000 500.000 1.250.000

15 0,4 150 125 312,5 4.000 500.000 1.250.000

16 0,4 150 125 312,5 4.000 500.000 1.250.000

17 0,36 150 125 347,22 4.000 500.000 1.388.889

18 0,32 120 100 312,5 4.000 400.000 1.250.000

19 0,32 100 87,5 273,44 4.000 350.000 1.093.750

20 0,28 100 87,5 312,5 4.000 350.000 1.250.000

21 0,4 150 125 312,5 4.000 500.000 1.250.000

22 0,36 130 100 277,78 4.000 400.000 1.111.111

23 0,4 150 125 312,5 4.000 500.000 1.250.000

24 0,4 150 125 312,5 4.000 500.000 1.250.000

25 0,4 150 125 312,5 4.000 500.000 1.250.000

26 0,4 150 125 312,5 4.000 500.000 1.250.000

27 0,32 120 100 312,5 4.000 400.000 1.250.000

28 0,32 120 100 312,5 4.000 400.000 1.250.000

29 0,32 120 100 312,5 4.000 400.000 1.250.000

30 0,24 100 87,5 364,58 4.000 350.000 1.458.333

Jumlah 11 4.130 3450 9422,74 120.000 13.800.000 37.690.972


(61)

Lampiran 4. Sewa Tambak Usahatani Kepiting di Desa Pantai Cermin Kiri PerPeriode

No. Sampel Luas Tambak (Ha) Benih (Kg) Sewa Lahan (Rp) Sewa Lahan (Rp/Ha)

1 0,4 150 400.000 1.000.000

2 0,4 150 320.000 800.000

3 0,4 150 400.000 1.000.000

4 0,4 150 360.000 900.000

5 0,4 150 400.000 1.000.000

6 0,32 120 300.000 937.500

7 0,36 150 360.000 1.000.000

8 0,4 150 420.000 1.050.000

9 0,28 100 200.000 714.286

10 0,4 150 400.000 1.000.000

11 0,4 150 400.000 1.000.000

12 0,4 150 400.000 1.000.000

13 0,4 150 400.000 1.000.000

14 0,4 150 400.000 1.000.000

15 0,4 150 380.000 950.000

16 0,4 150 400.000 1.000.000

17 0,36 150 400.000 1.111.111

18 0,32 120 300.000 937.500

19 0,32 100 340.000 1.062.500

20 0,28 100 220.000 785.714

21 0,4 150 400.000 1.000.000

22 0,36 130 360.000 1.000.000

23 0,4 150 400.000 1.000.000

24 0,4 150 400.000 1.000.000

25 0,4 150 400.000 1.000.000

26 0,4 150 400.000 1.000.000

27 0,32 120 300.000 937.500

28 0,32 120 300.000 937.500

29 0,32 120 300.000 937.500

30 0,24 100 200.000 833.333

Jumlah 11,0 4130,0 10.660.000 28.894.444


(62)

Lampiran 5. Tenaga Kerja Pembukaan Lahan Usahatani Kepiting di Desa Pantai Cermin Kiri PerPeriode No. Sampel Luas Tambak (Ha) Dalam Keluarga Luar Keluarga

HK JK

JLH TK WANITA JLH TK PRIA HOK WANITA HOK PRIA UPAH HOK WANITA UPAH HOK PRIA TOTAL UPAH PER PETANI TOTAL UPAH PER Ha L P L P

1 0,4 2 0 0 0 1 1 0 2 0 0,3 0 15.000 15.000 37.500

2 0,4 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0,1 0 7.500 7.500 18.750

3 0,4 1 0 0 0 1 2 0 1 0 0,3 0 15.000 15.000 37.500

4 0,4 1 1 0 0 1 1 1 1 0,1 0,1 4.375 7.500 11.875 29.688

5 0,4 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0,1 0 7.500 7.500 18.750

6 0,32 2 0 0 0 1 1 0 2 0 0,3 0 15.000 15.000 46.875

7 0,36 2 1 0 0 1 1 1 2 0,1 0,3 4.375 15.000 19.375 53.819

8 0,4 2 0 0 0 1 1 0 2 0 0,3 0 15.000 15.000 37.500

9 0,28 2 0 0 0 1 1 0 2 0 0,3 0 15.000 15.000 53.571

10 0,4 1 0 0 0 1 2 0 1 0 0,3 0 15.000 15.000 37.500

11 0,4 1 0 0 0 1 2 0 1 0 0,3 0 15.000 15.000 37.500

12 0,4 2 0 0 0 1 2 0 2 0 0,5 0 30.000 30.000 75.000

13 0,4 1 1 0 0 1 2 1 1 0,2 0,3 8.750 15.000 23.750 59.375

14 0,4 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0,1 0 7.500 7.500 18.750

15 0,4 1 0 0 0 1 2 0 1 0 0,3 0 15.000 15.000 37.500

16 0,4 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0,1 0 7.500 7.500 18.750

17 0,36 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0,1 0 7.500 7.500 20.833

18 0,32 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0,1 0 7.500 7.500 23.438

19 0,32 2 0 0 0 1 1 0 2 0 0,3 0 15.000 15.000 46.875

20 0,28 1 1 0 0 1 1 1 1 0,1 0,1 4.375 7.500 11.875 42.411

21 0,4 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0,1 0 7.500 7.500 18.750

22 0,36 2 0 0 0 1 1 0 2 0 0,3 0 15.000 15.000 41.667

23 0,4 1 0 0 0 1 2 0 1 0 0,3 0 15.000 15.000 37.500

24 0,4 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0,1 0 7.500 7.500 18.750

25 0,4 1 0 0 0 1 2 0 1 0 0,3 0 15.000 15.000 37.500

26 0,4 1 1 0 0 1 2 1 1 0,2 0,3 8.750 15.000 23.750 59.375

27 0,32 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0,1 0 7.500 7.500 23.438

28 0,32 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0,1 0 7.500 7.500 23.438

29 0,32 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0,1 0 7.500 7.500 23.438

30 0,24 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0,1 0 7.500 7.500 31.250

Jumlah 11 38 5 0 0 30 39 5 38 0,61 6 30.625 360.000 390.625 1.066.989 Rataan 0,37 1,27 0,17 0 0 1 1,3 0,17 1,27 0,02 0,2 1.021 12.000 13.021 35.566


(1)

Lampiran 17. Biaya Produksi Per Ha Usahatani Kopi di Desa Pantai Cermin Kiri PerPeriode

No. Sampel Luas Tambak (Ha)

Biaya Saprodi Per

Ha Biaya TK Per Ha

Biaya Sewa Tambak Per Ha

Biaya Penyusutan

Per Ha Total Biaya Per Ha

1 0,4 31.250.000 201.563 1.000.000 104.600 32.556.163

2 0,4 31.250.000 137.500 800.000 90.267 32.277.767

3 0,4 31.250.000 275.000 1.000.000 91.100 32.616.100

4 0,4 31.250.000 148.438 900.000 92.350 32.390.788

5 0,4 31.250.000 137.500 1.000.000 91.167 32.478.667

6 0,32 31.250.000 224.609 937.500 105.625 32.517.734

7 0,36 34.722.222 236.111 1.000.000 108.889 36.067.222

8 0,4 31.250.000 201.563 1.050.000 93.500 32.595.063

9 0,28 29.821.429 256.696 714.286 105.000 30.897.411

10 0,4 31.250.000 275.000 1.000.000 91.500 32.616.500

11 0,4 31.250.000 275.000 1.000.000 89.367 32.614.367

12 0,4 31.250.000 446.875 1.000.000 93.500 32.790.375

13 0,4 31.250.000 296.875 1.000.000 92.000 32.638.875

14 0,4 31.250.000 137.500 1.000.000 92.350 32.479.850

15 0,4 31.250.000 275.000 950.000 91.600 32.566.600

16 0,4 31.250.000 137.500 1.000.000 91.250 32.478.750

17 0,36 34.722.222 140.625 1.111.111 108.222 36.082.180

18 0,32 31.250.000 158.203 937.500 105.625 32.451.328

19 0,32 26.093.750 265.625 1.062.500 84.875 27.506.750

20 0,28 29.821.429 154.018 785.714 105.000 30.866.161

21 0,4 31.250.000 137.500 1.000.000 89.067 32.476.567

22 0,36 30.000.000 236.111 1.000.000 92.333 31.328.444

23 0,4 31.250.000 253.125 1.000.000 101.650 32.604.775

24 0,4 31.250.000 137.500 1.000.000 92.000 32.479.500

25 0,4 31.250.000 253.125 1.000.000 89.900 32.593.025

26 0,4 31.250.000 296.875 1.000.000 89.000 32.635.875

27 0,32 31.250.000 171.875 937.500 101.875 32.461.250

28 0,32 31.250.000 158.203 937.500 105.625 32.451.328

29 0,32 31.250.000 158.203 937.500 100.708 32.446.411

30 0,24 34.791.666 197.917 833.333 122.417 35.945.333

Total 11 938.722.718 6.381.634 28.894.444 2.912.361 976.911.159


(2)

Lampiran 18. Total Penerimaan Usahatani Kepiting di Desa Pantai Cermin Kiri PerPeriode

No. Sampel Luas

Tambak (Ha)

Capit Kepiting Kepiting Total

Penerimaan (Rp/Petani)

Total Penerimaan

(Rp/Ha) Produksi

(Kg)

Harga (Rp) Penerimaan (Rp)

Produksi (Rp)

Harga (Rp) Penerimaan (Rp)

1 0,4 36 40.000 1.440.000 118 110.000 12.980.000 14.530.269 36.325.673

2 0,4 36 40.000 1.440.000 113 110.000 12.430.000 13.980.265 34.950.663

3 0,4 38 40.000 1.520.000 113 110.000 12.430.000 14.060.266 35.150.665

4 0,4 35 40.000 1.400.000 115 110.000 12.650.000 14.160.269 35.400.673

5 0,4 35 40.000 1.400.000 112 110.000 12.320.000 13.830.267 34.575.668

6 0,32 30 40.000 1.200.000 95 110.000 10.450.000 11.760.221 36.750.691

7 0,36 33 40.000 1.320.000 110 110.000 12.100.000 13.530.267 37.584.075

8 0,4 38 40.000 1.520.000 114 110.000 12.540.000 14.170.272 35.425.680

9 0,28 27 40.000 1.080.000 85 110.000 9.350.000 10.540.194 37.643.550

10 0,4 37 40.000 1.480.000 115 110.000 12.650.000 14.240.275 35.600.688

11 0,4 35 40.000 1.400.000 112 110.000 12.320.000 13.830.273 34.575.683

12 0,4 36 40.000 1.440.000 113 110.000 12.430.000 13.980.275 34.950.688

13 0,4 38 40.000 1.520.000 115 110.000 12.650.000 14.280.278 35.700.695

14 0,4 38 40.000 1.520.000 115 110.000 12.650.000 14.280.279 35.700.698

15 0,4 34 40.000 1.360.000 113 110.000 12.430.000 13.900.278 34.750.695

16 0,4 33 40.000 1.320.000 115 110.000 12.650.000 14.080.281 35.200.703

17 0,36 33 40.000 1.320.000 110 110.000 12.100.000 13.530.277 37.584.103

18 0,32 28 40.000 1.120.000 95 110.000 10.450.000 11.680.233 36.500.728

19 0,32 28 40.000 1.120.000 95 110.000 10.450.000 11.680.214 36.500.669

20 0,28 28 40.000 1.120.000 85 110.000 9.350.000 10.580.205 37.786.446

21 0,4 38 40.000 1.520.000 112 110.000 12.320.000 13.950.283 34.875.708

22 0,36 32 40.000 1.280.000 108 110.000 11.880.000 13.270.260 36.861.833

23 0,4 36 40.000 1.440.000 117 110.000 12.870.000 14.420.290 36.050.725

24 0,4 37 40.000 1.480.000 112 110.000 12.320.000 13.910.286 34.775.715

25 0,4 37 40.000 1.480.000 115 110.000 12.650.000 14.240.290 35.600.725

26 0,4 38 40.000 1.520.000 112 110.000 12.320.000 13.950.288 34.875.720

27 0,32 29 40.000 1.160.000 88 110.000 9.680.000 10.950.235 34.219.484

28 0,32 28 40.000 1.120.000 93 110.000 10.230.000 11.460.241 35.813.253

29 0,32 28 40.000 1.120.000 90 110.000 9.900.000 11.130.239 34.781.997

30 0,24 28 40.000 1.120.000 80 110.000 8.800.000 10.030.210 41.792.542

Total 11 1007 1.200.000 40.280.000 3185 3.300.000 350.350.000 393.937.791 1.078.306.831 Rata-Rata 0,37 33,57 40.000 1.342.667 106,17 110.000 11.678.333 13.131.260 35.943.561


(3)

Lampiran 19. Pendapatan Perpetani Usahatani Kepiting di Desa Pantai Cermin Kiri PerPeriode

No. Sampel Luas Tambak (Ha) Biaya Produksi (Rp) Penerimaan (Rp) Pendapatan (Rp)

1 0,4 13.034.340 14.530.269 1.507.804

2 0,4 12.918.607 13.980.265 1.069.158

3 0,4 13.061.440 14.060.266 1.013.826

4 0,4 12.968.190 14.160.269 1.203.954

5 0,4 12.998.967 13.830.267 838.800

6 0,32 10.413.175 11.760.221 1.354.546

7 0,36 12.996.075 13.530.267 546.067

8 0,4 13.045.525 14.170.272 1.132.247

9 0,28 8.658.775 10.540.194 1.888.919

10 0,4 13.070.350 14.240.275 1.193.675

11 0,4 13.060.747 13.830.273 784.526

12 0,4 13.131.150 13.980.275 864.125

13 0,4 13.078.550 14.280.278 1.225.478

14 0,4 13.003.815 14.280.279 1.288.339

15 0,4 13.041.640 13.900.278 873.638

16 0,4 12.999.000 14.080.281 1.088.781

17 0,36 13.001.460 13.530.277 540.692

18 0,32 10.396.300 11.680.233 1.295.808

19 0,32 8.814.035 11.680.214 2.878.054

20 0,28 8.650.025 10.580.205 1.937.680

21 0,4 13.002.502 13.950.283 959.656

22 0,36 11.290.115 13.270.260 1.992.020

23 0,4 13.065.660 14.420.290 1.378.380

24 0,4 12.999.300 13.910.286 918.486

25 0,4 13.052.210 14.240.290 1.203.080

26 0,4 13.069.350 13.950.288 895.938

27 0,32 10.395.100 10.950.235 562.635

28 0,32 10.396.300 11.460.241 1.075.816

29 0,32 10.394.727 11.130.239 747.387

30 0,24 8.634.380 10.030.210 1.403.330

Total 11 358.641.808,4 393.937.791 35.662.845


(4)

Lampiran 20. Pendapatan PerHa Usahatani Kepiting di Desa Pantai Cermin Kiri PerPeriode

No. Sampel Luas Tambak (Ha) Biaya Produksi (Rp) Penerimaan (Rp) Pendapatan (Rp)

1 0,4 32.585.850 36.325.673 3.769.510

2 0,4 32.296.517 34.950.663 2.672.896

3 0,4 32.653.600 35.150.665 2.534.565

4 0,4 32.420.475 35.400.673 3.009.885

5 0,4 32.497.417 34.575.668 2.097.001

6 0,32 32.541.172 36.750.691 4.232.957

7 0,36 36.100.208 37.584.075 1.516.853

8 0,4 32.613.813 35.425.680 2.830.617

9 0,28 30.924.197 37.643.550 6.746.139

10 0,4 32.675.875 35.600.688 2.984.188

11 0,4 32.651.867 34.575.683 1.961.316

12 0,4 32.827.875 34.950.688 2.160.313

13 0,4 32.698.250 35.700.695 3.061.820

14 0,4 32.509.538 35.700.698 3.220.848

15 0,4 32.604.100 34.750.695 2.184.095

16 0,4 32.497.500 35.200.703 2.721.953

17 0,36 36.115.166 37.584.103 1.501.923

18 0,32 32.488.438 36.500.728 4.049.400

19 0,32 27.543.859 36.500.669 8.993.919

20 0,28 30.892.947 37.786.446 6.920.285

21 0,4 32.506.255 34.875.708 2.399.141

22 0,36 31.361.430 36.861.833 5.533.389

23 0,4 32.664.150 36.050.725 3.445.950

24 0,4 32.498.250 34.775.715 2.296.215

25 0,4 32.630.525 35.600.725 3.007.700

26 0,4 32.673.375 34.875.720 2.239.845

27 0,32 32.484.688 34.219.484 1.758.234

28 0,32 32.488.438 35.813.253 3.361.925

29 0,32 32.483.521 34.781.997 2.335.586

30 0,24 35.976.583 41.792.542 5.847.209

Total 11 977.905.876 1.078.306.831 101.395.677


(5)

Lampiran 21. Kelayakan R/C Perpetani Usahatani Kepiting

No. Sampel Luas Tambak (Ha) Biaya Produksi (Rp) Penerimaan (Rp) Kelayakan R/C

1 0,4 13.034.340 14.530.269 1,12

2 0,4 12.918.607 13.980.265 1,08

3 0,4 13.061.440 14.060.266 1,08

4 0,4 12.968.190 14.160.269 1,09

5 0,4 12.998.967 13.830.267 1,06

6 0,32 10.413.175 11.760.221 1,13

7 0,36 12.996.075 13.530.267 1,04

8 0,4 13.045.525 14.170.272 1,09

9 0,28 8.658.775 10.540.194 1,22

10 0,4 13.070.350 14.240.275 1,09

11 0,4 13.060.747 13.830.273 1,06

12 0,4 13.131.150 13.980.275 1,07

13 0,4 13.078.550 14.280.278 1,09

14 0,4 13.003.815 14.280.279 1,10

15 0,4 13.041.640 13.900.278 1,07

16 0,4 12.999.000 14.080.281 1,08

17 0,36 13.001.460 13.530.277 1,04

18 0,32 10.396.300 11.680.233 1,12

19 0,32 8.814.035 11.680.214 1,33

20 0,28 8.650.025 10.580.205 1,22

21 0,4 13.002.502 13.950.283 1,07

22 0,36 11.290.115 13.270.260 1,18

23 0,4 13.065.660 14.420.290 1,11

24 0,4 12.999.300 13.910.286 1,07

25 0,4 13.052.210 14.240.290 1,09

26 0,4 13.069.350 13.950.288 1,07

27 0,32 10.395.100 10.950.235 1,05

28 0,32 10.396.300 11.460.241 1,10

29 0,32 10.394.727 11.130.239 1,07

30 0,24 8.634.380 10.030.210 1,16

Total 11 358.641.808,4 393.937.791 33,17


(6)

Lampiran 22. Kelayakan R/C PerHa Usahatani Kepiting

No. Sampel Luas Tambak (Ha) Biaya Produksi (Rp) Penerimaan (Rp) Kelayakan R/C

1 0,4 32.585.850 36.325.673 1,12

2 0,4 32.296.517 34.950.663 1,08

3 0,4 32.653.600 35.150.665 1,08

4 0,4 32.420.475 35.400.673 1,09

5 0,4 32.497.417 34.575.668 1,06

6 0,32 32.541.172 36.750.691 1,13

7 0,36 36.100.208 37.584.075 1,04

8 0,4 32.613.813 35.425.680 1,09

9 0,28 30.924.197 37.643.550 1,22

10 0,4 32.675.875 35.600.688 1,09

11 0,4 32.651.867 34.575.683 1,06

12 0,4 32.827.875 34.950.688 1,07

13 0,4 32.698.250 35.700.695 1,09

14 0,4 32.509.538 35.700.698 1,10

15 0,4 32.604.100 34.750.695 1,07

16 0,4 32.497.500 35.200.703 1,08

17 0,36 36.115.166 37.584.103 1,04

18 0,32 32.488.438 36.500.728 1,12

19 0,32 27.543.859 36.500.669 1,33

20 0,28 30.892.947 37.786.446 1,22

21 0,4 32.506.255 34.875.708 1,07

22 0,36 31.361.430 36.861.833 1,18

23 0,4 32.664.150 36.050.725 1,11

24 0,4 32.498.250 34.775.715 1,07

25 0,4 32.630.525 35.600.725 1,09

26 0,4 32.673.375 34.875.720 1,07

27 0,32 32.484.688 34.219.484 1,05

28 0,32 32.488.438 35.813.253 1,10

29 0,32 32.483.521 34.781.997 1,07

30 0,24 35.976.583 41.792.542 1,16

Total 11 977.905.876 1.078.306.831 33,17