21
3. Manfaat Wakaf Produktif
Hasil pengelolaan dana wakaf produktif dapat dimanfaatkan secara lebih luas dalam rangka kesejahteraan masyarakat banyak. Jika selama ini
aspek kesejahteraan masyarakat kurang atau bahkan tidak tertangani secara memadai oleh pemerintah, dana-dana yang dihasilkan dari pengelolaan wakaf
produktif dapat membantu meringankan tugas-tugas negara, minimal untuk kalangan umat Islam sendiri. Lebih-lebih kondisi riil umat Islam Indonesia
yang menduduki jumlah mayoritas sampai saat ini masih jauh dari sejahtera.
17
Oleh karena itu dana-dana segar yang didapatkan dari hasil pemberdayaan wakaf produktif tersebut tidak hanya untuk kepentingan yang
selalu terkait dengan ibadah secara sempit seperti bangunan masjid, musalla, makam, pondok pesantren dan lain-lain, tapi juga bisa dimanfaatkan untuk
kepentingan sosial yang lebih luas dan menyeluruh. Pemahaman lama yang menempatkan pemanfaatan dari benda wakaf hanya untuk ibadah yang bersifat
formil harus sudah ditinggalkan. Karena aspek kesejahteraan itu sendiri memiliki variable yang sangat luas. Variabel-variabel tersebut meliputi
17
Strategi Pengembangan Wakaf Tunai di Indonesia, Direktorat Pemberdayaan Wakaf Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama RI tahun 2008,
h. 71
22
pendidikan, kesehatan, pelayanan sosial dan pengembangan ekonomi melalui pemberdayaan usaha kecil dan menengah.
Sebagai suatu lembaga keagamaan, di samping berfungsi sebagai ibadah kepada Allah, wakaf juga berfungsi sosial. Dalam fungsinya sebagai
ibadah, wakaf diharapkan menjadi bekal bagi kehidupan wakif pemberi wakaf dihari akhirat karena pahalanya akan terus menerus mengalir selama
harta wakaf itu dimanfaatkan. Adapun dalam fungsi sosialnya, wakaf merupakan aset yang sangat
bernilai dalam pembangunan. Peranannya dalam pemerataan kesejahteraan di kalangan umat dan penanggulangan kemiskinan merupakan salah satu sasaran
wakaf. Dengan demikian, jika wakaf dikelola dengan baik maka akan sangat
menunjang pembangunan, baik di bidang ekonomi, agama, sosial, budaya, politik maupun pertahanan keamanan. Di berbagai negara yang perwakafannya
sudah berkembang dengan baik, wakaf merupakan salah satu pilar ekonomi yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Negara yang sangat berpengalaman dalam mengembangkan wakaf, antara lain Mesir dan Turki. Wakaf di Mesir dikelola oleh Badan Wakaf Mesir
yang berada di bawah Wizaratul Auqaf. Salah satu di antara kemajuan yang telah dicapai oleh Badan Wakaf Mesir adalah berperannya harta wakaf dalam
meningkatkan ekonomi masyarakat. Pengelolaannya dilakukan dengan cara
23
menginvestasikan harta wakaf di bank Islam dan berbagai perusahaan, seperti perusahaan besi dan baja. Dengan dikembangkannya wakaf secara produktif,
wakaf di Mesir dapat dijadikan salah satu lembaga yang diandalkan pemerintah untuk mewujudkan kesejahteraan umat.
Di samping Mesir, masih ada beberapa negara yang mengelola wakaf secara produktif, salah satunya adalah Turki. Di Turki, wakaf dikelola oleh
Direktorat Jenderal Wakaf. Dalam mengembangkan wakaf, pengelola melakukan investasi di berbagai perusahaan, antara lain: Ayvalik and Aydem
Olive Oil Corporation; Tasdelen Healthy Water Corporation; Auqaf Guraba Hospital; Taksim Hotel Sheraton; Turkish Is Bank; Aydin Textile Industry;
Black Sea Copper Industry; Contruction and ExportImport Corporation; Turkish Auqaf Bank.
18
Hasil pengelolaan wakaf itu kemudian dimanfaatkan untuk kepentingan pendidikan, kesehatan, pemberdayaan ekonomi rakyat, dan kepentingan sosial
lainnya. Sementara di Indonesia, saat ini kemiskinan dan pengangguran masih
menjadi masalah yang belum terselesaikan. Walaupun pemerintah telah menerapkan berbagai kebijakan, namun kebijakan pemerintah itu belum
mampu mengentaskan kemiskinan. Kemiskinan merupakan persoalan yang
18
Uswatun Hasanah, Wakaf Untuk Kesejahteraan Umat, http:republika.co.id:8080berita52971wakaf_untuk_kesejahteraan_umat, Diakses Tanggal
10 Agustus 2010
24
menakutkan, yang dapat merajalela dan berpengaruh kepada sistem kehidupan yang lebih makro, sehingga tidak ada jalan lain kecuali harus dilenyapkan.
Kemiskinan yang terjadi dalam masyarakat sebenarnya tidak sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi merupakan
tanggungjawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. Untuk menghadapi masalah kemiskinan tersebut, sebenarnya dalam Islam ada beberapa lembaga
yang potensial untuk dikembangkan untuk mengatasi kemiskinan, salah satu di antaranya adalah wakaf. Untuk menghadapi masalah kemiskinan tersebut,
sebagaimana pengalaman Mesir dan Turki sudah seharusnya kita mengembangkan wakaf produktif.
Sudah selayaknya bangsa Indonesia umumnya dan umat Islam khususnya menyambut baik kehadiran Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004
tentang Wakaf karena Benda wakaf yang diatur dalam undang-undang tentang wakaf ini tidak dibatasi benda tidak bergerak saja, melainkan juga benda-benda
bergerak lainnya yang tidak bertentangan dengan syariat Islam termasuk wakaf uang dan surat berharga.
Ada beberapa hikmah yang dapat diambil dari manfaat wakaf ini, diantaranya: Pertama, harta benda yang diwakafkan dapat tetap terpelihara dan
terjamin kelangsungannya. Tidak perlu khawatir barangnya hilang atau pindah
25
tangan karena secara prinsip barang wakaf tidak tidak boleh ditassarrufkan, apakah itu dalam bentuk menjual, dihibahkan atau diwariskan.
19
Kedua , pahala dan keuntungan bagi si wakif akan tetap mengalir
walaupun suatu ketika ia telah meninggal dunia, selagi benda wakaf itu masih ada dan dimanfaatkan. Ketiga, manfaat wakaf merupakan salah satu sumber
dana yang sangat penting manfaatnya bagi kehidupan agama dan umat. Jadi, manfaat dari hasil wakaf yang dapat dirasakan oleh mauquf alaih
adalah tersedianya berbagai sarana yang dihasilkan dari hasil pengelolaan wakaf, di antaranya adalah pada bidang pendidikan, bidang kesehatan, bidang
pelayanan sosial dan bidang pengembangan usaha kecil dan menengah.
B. Profesionalitas Nazhir Dalam Wakaf Produktif 1. Konsep Nazhir