Kebijakan Luar Negeri Landasan Teori dan Konsep

12

1.5 Landasan Teori dan Konsep

1.5.1 Kebijakan Luar Negeri

Teori merupakan susunan dari berbagai konsep yang saling berhubungan dalam membentuk suatu pernyataan tertentu. Melalui pernyataan tersebut dapat menjelaskan fenomena yang dikaji secara ilmiah. 15 Dengan penjelasan lain, bahwa teori sebagai tempat menjelaskan fenomena yang akan dipelajari. Studi hubungan internasional merupakan studi yang mengkaji fenomena internasional yang meliputi berbagai isu yang menghubungkan interaksi antar Negara di dunia. Interaksi yang terjadi antar Negara tersebut memiliki tujuan yang ingin dicapai oleh setiap Negara berdasarkan kepentingan nasional yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Hubungan internasional dilaksanakan karena setiap Negara memiliki kepentingan nasional dalam mewujudkan kesejahteraan warga negaranya. Untuk mewujudkan kepentingan tersebut, masing-masing Negara mewujudkannya dalam kebijakan luar negeri. Terkait dengan Kebijakan Luar Negeri, Holsti menjelaskan dalam bukunya yang berjudul International Politics, A framework for Analysis, sebagai berikut: “What is foreign policy? How do we make sense of all the phenomena that transcened national borders-sending a diplomatic note, attending a summit meeting, enunciating a doctrine, making an alliance or formulating long-range but vague, objective suc h ass “peace with freedom” or a “new ideas or world order”. They are all aspects of foreign policy: ideas for actions designed by policy makers to solve a problem or promote some change in the policies, attitude, or actions of another state or state , in nonstate actors e.g., terrorist groups”. 16 Holsti pun menjelaskan, 15 Mochtar Mas’oed, Teori dan Metodologi Hubungan Internasional, Yogyakarta : Pustaka Antar Universitas Studi Sosial UGM, 1998, hal. 61. 16 Holsti, K.J, International Politics, A Framework for Analysis, Seventh Editions, London: Prentice Hall, 1995, hal : 83. 13 “A major line of foreign policy is seldom chosen for a single reason or purpose. Governments operate in highly complex external and domestic environments. These contexts offer both opportunities and constraints, and policy makers have to respond to them constantly by making choices, all time trying to protect or advance their nations interests.” 17 Berdasarkan dua penjabaran di atas, Holsti menjelaskan bahwa, kebijakan luar negeri adalah komitmen yang dilaksanakan dengan menggunakan tingkat kompleksitas yang mempertimbangkan unsur-unsur internal dan eksternal dari suatu Negara. Kebijakan luar negeri terlaksanan karena adanya peluang bagi Negara untuk melindungi tujuan nasionalnya dan pembuat keputusan yang berupaya melakukan pencitraan serta analisis kepentingan nasional mereka pada waktu mendatang. Menurut Holsti, kebijakan luar negeri memiliki lingkup yang meliputi keseluruhan tindakan serta aktifitas Negara terhadap lingkungan eksternalnya. Tindakan tersebut merupakan upaya memperoleh keuntungan dari lingkungan tersebut eksternal dan internal, serta merespons akan berbagai kondisi internal yang menopang tindakan tersebut. 18 Sehingga kebijakan luar negeri tersebut dilaksanakan karena dipengaruhi oleh kepentingan nasional Negara pemilik kebijakan luar negeri. Holsti mendefinisikan bahwa,pengaruh influence digunakan sebagai alat-alat untuk menjaga perilaku aktor. Pengaruh tersebut dilihat dari aspek kekuatan power merupakan perangkat untuk mencapai tujuan dalam pemerintahan. Negara tersebut akan mencari pengaruh untuk kepentingan negaranya yang digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan nasional, 17 Ibid, hal : 252. 18 K.J. Holsti, Politik Internasional: Suatu Kerangka Analisis, Bandung : Cipta, 1992. Hal 21, dalam Politik Luar Negeri, oleh Yanyan Mochamad Yani, Drs., MAIR., Ph. D. diakses melalui http:pustaka.unpad.ac.idwp-contentuploads201006politik_luar_negeri.pdf pada tanggal 12 September 2014, pukul 15.27. 14 diantaranya prestice, keutuhan wilayah, semangat nasional, kekayaan alam, keamanan, dan persekutuan. 19 Terkait dengan kebijakan luar negeri, Holsti menjelaskan bahwa kebijakan luar negeri memiliki empat komponen yang meliputi orientasi kebijakan, peran nasional, tujuan nasional, dan tindakan nasional. Dalam komponen tersebut Holsti menjelaskan bahwa orientasi kebijakanyang dimaksudkan Holsti adalah sikap dan komitmen umum suatu Negara terhadap lingkungan eksternal dan strategidasar Negara. Melalui orientasi tersebut karenaadanya sistem internasional dan kebijakan luar negeri yang dikaitka dengan domestik, dan adanya perspektif terhadap ancaman. Holsti menganggap juga bahwa lokasi geografisdan keadaan topografi Negara dikaitkan dengan orientasi. Menurut Holsti, yang berusaha membangun suatu koalisi atau aliansi militer dikarenakan adanya ancaman,hal tersebut merupakan pertimbangan penting dalam orientasi. 20 Holsti menjelaskan dalam kebijakan luar negeri terdapat komponen peran nasional yang merupakan pembela kawasan tertentu yang membantu penyelesaian konflik internasional. Peran nasional memiliki beberapa tipe sebagau berikut: 21 pemimpin regional, pelindung regional, bebasaktif, pendukung kebebasan, agen anti inperialis, pembela keyakinan, mediator intergrator, kolaborator sub sistem regional, pembangun, sekutu setia, bebas, meneladani, Pembangun dalam negeri,dan selain tipeyang disebutkan, termasuk dalam tipe penyeimbang. Ketentuan tipe didasarkan atau diperoleh dari keaktifan suatu Negara dalam keterlibatan penyelesaian masalah internasional. 19 Ibid hal 201 , Holsti, K.J, International Politics, A Framework for Analysis. 20 K.J. Holsti, Politik Internasional : Kerangka Analisa, Pedoman Ilmu Jaya, 1987. Hal. 135- 136 21 Ibid, hal 165- 169, Holsti : Politik Internasional. 15 Holsti menjelaskan juga bahwa dalam keterkaitan dengan kebijakan luar negeri terdapat tujuan dan tindakan nasional dalam pelaksanaan kebijakan luar negeri. Menurut Holsti, tujuan dan tingkah laku politik berhubungan dengan nilai yang menjadi target Negara dalam jangka waktu tertentu. Hal-hal yang dilaksanakan olehpemerintahan terhadap pemerintah lainnya dalam rangka orientasi tertentu, negaradapat memerankan beberapa peran nasional dalam mencapai tujuan. Sehingga kebijakan luar negeri memiliki sekumpulan komitmen yang mengacu pada strategi kepentingan,tujuan, serata sarana untuk mencapainya. 22 Maka bila dijabarkan, menurut Holsti kebijakan luar negeri memiliki substansi pembentuk kebijakan luar negeri yang meliputi tiga pengaruh terciptanya kebijakan luar negeri, yaitu : 23 1. Faktor Eksternal, meliputi sistem politik dan ekonomi ekonomi internasional, tujuan dan kebijakan Negara lain, masalah-masalah global atau regional yang ditimbulkan oleh aktifitas perorangan. 2. Faktor Internal, meliputi berbagai kebutuhan sosio- ekonomi, keamanan, karakter geografis, atributnasional, opini publik, partai politik. 3. Faktor Lain persepsi dan Perilaku, meliputi citra, nilai, doktrin, dan ideologi. Tiga substansi kebijakan luar negeri tersebutdapat digambarkan seperti berikut: 22 Ibid, hal. 88 133.Holsti : Politik Internasional. 23 Ibid. 16 Gambar 1.5.1 Substansi Kebijakan Luar Negeri Substansi tersebut bila digunakan untuk menganalisis kebijakan luar negeri Australia dalam penanganan instabilitas politik di Solomon dipengaruhi oleh faktor geografi Australia yang berada di lingkungan Negara-negara yang memiliki perbedaan fisik dan budaya. Sehingga menimbulkan niat bagi Australia membangun good neighbourhood yang terlihat dari kesediaan Australia membantu Solomon. serta partai politik di Australia yang memiliki perspektif dalam memandang kasus di Solomon perlu ditangani karena masing-masing partai tidak lepas dari kepentingan Negara yaitu menciptakan stabilitas regional. Faktor eksternal dapat terihat dari adanya pengaruh AS dan Inggris bagi Australia dalam menciptakan keamanan kawasan. serta Faktor perilaku politik Australia yang memiliki ideologi bahwa bentuk teroris merupakan pengaruh buruk bagi Foreign Policy Domestik kebutuhan sosio- ekonomi, keamanan, karakter geografis, atribut nasional, opini publik, partai politik External sistem politik ekonomi internasional, kebijakan Negara lain, masalah global regional yang ditimbulkan oleh aktifitas perorangan. Perspective citra, nilai, doktrin, dan ideologi 17 keamanan nasional maupun kawasan. Sedangkan faktor pembuat keputusan dapat dilihat dari adanya kepentingan yang ingin dicapai oleh pembuat keputusan.

1.5.2 Keamanan Nasional