manufaktur yang mengambil bahan baku langsung yang langsung berhubungan dengan lingkungan atau alam terbuka, sesuai dengan salah satu variabel yang akan
diteliti yaitu CSR yang berkaitan dengan lingkungan di sekitar perusahaan. Oleh
karena itu, penulis melakukan penelitian skripsi yang berjudul “Pengaruh Corporate Social Responsibility, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan
terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014”.
1.2 Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumya, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah Corporate Social Responsibility CSR berpengaruh secara parsial
terhadap nilai perusahaan ? 2.
Apakah profitabilitas berpengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan?
3. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh secara parsial terhadap nilai
perusahaan ? 4.
Apakah Corporate Social Responsibility CSR, profitabilitas, dan ukuran perusahaan berpengaruh secara simultan terhadap nilai perusahaan ?
Universitas Sumatera Utara
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah, maka penelitian ini dilakukan untuk menganalisis dan mengetahui adanya pengaruh secara parsial maupun simultan
antara Corporate Social Responsibility CSR, profitabilitas, dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pihak berikut :
1. Perusahaan
Memberikan informasi kepada pihak perusahaan agar mengungkapkan laporan seluruh aktivitas operasional yang dilakukan di perusahaan,
termasuk kegiatan tanggung jawab sosial sehingga memiliki laporan keuangan yang berkualitas dan lebih meningkatkan kinerja perusahaan.
2. Investor
Agar investor dapat mengetahui gambaran umum perusahaan mengenai kinerja dan kewajiban apa saja yang telah dijalankan oleh perusahaan
sehingga dapat memberikan pertimbangan dalam melakukan investasi di perusahaan yang akan dituju.
Universitas Sumatera Utara
3. Akademisi
Penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai landasan dan juga digunakan sebagai bahan perbandingan untuk peneliti selanjutnya yang
berkaitan dengan bidang dan kajian yang sama.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori dan Konsep
2.1.1 Teori Legitimasi
Teori Legitimasi memfokuskan pada interaksi antara perusahaan dengan masyarakat Ulman, 1982; dalam Ghozali dan Chariri, 2007. Menurut Ghozali
dan Chariri 2007 hal yang melandasi teori legitimasi adalah kontrak sosial dengan masyarakat dimana perusahaan beroperasi dan menggunakan sumber
ekonomi. Sesuai dengan pendapat Guthrie dan Parker 1990, legitimacy theory adalah organisasi mendasarkan operasi bisnisnya pada lingkungan sosial
perusahaan melalui kontrak sosial yang disetujui dan berbagai keinginan masyarakat sebagai bentuk penghargaan atas persetujuan organisasi dan
keberlanjutan perusahaan. Dengan teori ini, perusahaan harus memperhatikan kepentingan dari berbagai pihak, bukan hanya dari pihak perusahaan saja.
Semakin banyak perusahaan melakukan kegiatan sosial yang memberikan dampak positif bagi pihak lain membuat manfaat dan kemajuan tersendiri bagi pihak
perusahaan.
2.1.2 Teori Stakeholder
Teori stakeholder mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri namun juga harus mampu
memberikan manfaat bagi stakeholdernya. Dengan demikian, keberadaan suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholder
Universitas Sumatera Utara
perusahaan tersebut. Stakeholder pada dasarnya dapat mengendalikan atau memiliki kemampuan untuk mempengaruhi pemakaian sumber-sumber ekonomi
yang digunakan oleh perusahaan. Oleh karena itu, power stakeholder ditentukan oleh besar kecilnya power yang dimiliki stakeholder atas sumber ekonomi
tersebut Ghozali dan Chariri, 2007. Adanya teori stakeholder ini memberikan landasan bahwa suatu perusahaan harus mampu memberikan manfaat bagi
stakeholdernya. Manfaat tersebut dapat diberikan dengan cara menerapkan program Corporate Social Responsibility CSR. Adanya program tersebut pada
perusahaan diharapkan akan meningkatkan kesejahteraan bagi karyawan, pelanggan, dan masyarakat lokal. Sehingga diharapkan terjalin hubungan yang
baik antara perusahaan dengan lingkungan sekitar Ira, 2013. Dalam program CSR dimungkinkan adanya nilai-nilai yang menjadi
pedoman bagi perusahaan untuk mendapat keuntungan yang berlebih. Disini dapat diartikan nilai-nilai itu adalah perusahaan yang menjunjung tinggi keadilan
kepada semua stakeholder. Kasmir, 2010:8 mengatakan bahwa dalam praktiknya tujuan semua
perusahaan menurut ahli keuangan tidak jauh berbeda satu sama lainnya. Artinya, semua tujuan perusahaan didirikan adalah sama, hanya saja cara untuk mencapai
tujuannya saja yang berbeda. Berikut ini beberapa tujuan perusahaan yang dirangkum dari pendapat beberapa ahli keuangan, yaitu :
1. Memaksimalkan nilai perusahaan
2. Memaksimalisasi laba
3. Menciptakan kesejahteraan bagi stakeholder
Universitas Sumatera Utara
4. Menciptakan citra perusahaan
5. Meningkatkan tanggung jawab perusahaan
Semua tujuan ini lebih banyak dibebankan kepada manajer keuangan dengan dibantu oleh manajer lainnya. Tugas manajer keuangan dalam hal
memaksimalkan nilai perusahaan adalah memaksimalkan nilai saham perusahaan. Tercapai tidaknya tujuan ini dapat dilihat dan diukur dari harga saham perusahaan
yang bersangkutan dari waktu ke waktu. Keuntungan dengan meningkatnya nilai saham perusahaan adalah perusahaan akan memperoleh kepercayaan dari lembaga
keuangan perbankan untuk memperoleh pinjaman dengan persyaratan yang lebih lunak dan kepercayaan dari para supplier. Selanjutnya dalam rangka
menyejahterakan stakeholder, maka manajer keuangan harus mampu
memaksimalisasi laba, dalam dalam hal ini arti maksimalisasi laba adalah memaksimalkan penghasilan perusahaan setelah pajak. Dengan laba yang
maksimal, maka tujuan menyejahterakan para stakeholder akan mudah tercapai. Sedangkan tujuan membangun kesejahteraan para stakeholder adalah
meningkatkan kualitas hidup melalui peningkatan kesejahteraan dan kesehatan kepada pemegang saham, manajemen, pelanggan, kreditor, supplier, dan
masyarakat. Kesejahteraan pemegang saham secara otomatis akan meningkat dengan meningkatnya nilai perusahaan. Artinya dengan meningkatnya nilai
perusahaan berarti akan meningkatkan nilai saham yang dimilikinya baik dari segi harga, maupun perolehan pembagian dividen. Bagi manajemen tentu saja dengan
meningkatnya nilai saham juga akan memperoleh kesejahteraan berupa adanya peningkatan pembagian bonus atau kenaikan penghasilan atau tunjangan lainnya.
Universitas Sumatera Utara
2.1.3 Teori Agensi
Brigham dan Daves, 2002 dalam Ade Fatma dan Adi, 2012:10 dengan terpisahnya pemilik perusahaan pada perusahaan yang Go Public, dalam hal ini
diwakili oleh dewan komisaris para pemegang saham disebut juga dengan Principal, dengan orang yang mengelola perusahaan yaitu manajemen orang
yang digaji oleh pemilik perusahaan disebut dengan Agent. Karena pemisahan tersebut, maka akan terjadi Gap atau konflik kepentingan. Hal tersebut terjadi
karena manajer tidak akan mau bekerja untuk kepentingan perusahaan jika tidak selaras dengan kepentingan mereka. Hubungan keagenan timbul pada saat seorang
atau lebih individu yang disebut sebagai Principal : 1 menggaji individu lain yang disebut sebagai Agent untuk memberikan jasa kepdanya, 2 kemudian
mendelegasikan otoritas pengambilan keputusan kepada Agent tersebut. Di dalam konteks manajemen keuangan, hubungan keagenan tersebut terutama diantara :
1 pemegang saham dengan manajer, 2 manajer dengan debitur yang memberikan hutang dan 3 antara manajer dan para pemegang saham, dan
debitur yang suatu waktu akan menyebabkan distress keuangan financial distress.
2.1.4 Prinsip – Prinsip CSR
Untuk CSR sendiri, dalam memberikan definisi banyak para ahli yang memiliki definisinya sendiri karena sampai saat ini belum ada definisi yang pasti
mengenai CSR itu sendiri. Berikut ini merupakan beberapa definisi CSR yang
umumnya sering digunakan :
Universitas Sumatera Utara
Menurut Bank Dunia : “CSR is the commitment of business to Contribute to sustainable economic development working with employees and their
respensatives, the local community and society at large to improve quality of life, in ways that are both good for business and good for development”. Dalam bahasa
Indonesia, Yusuf Wibisono 2007:7 mengartikan bahwa : “CSR merupakan suatu komitmen berkelanjutan oleh dunia usaha untuk bertindak etis dan memberikan
kontribusi kepada pengembangan ekonomi dari komunitas setempat ataupun masyarakat luas, bersamaan dengan peningkatan taraf hidup pekerjanya beserta
seluruh keluarganya”. Dalam Jalal 2010 dan Rifeald 2012, CSR menurut ISO 26000
didefinisikan sebagai tanggung jawab dari suatu organisasi untuk dampak-dampak dari
keputusan-keputusan dan aktivitas di masyarakat dan lingkungan melalui transparansi dan perilaku etis yang konsisten dengan perkembangan
berrkelanjutan dan kesejahteraan dari masyarakat, pertimbangan harapan stakeholder, sesuai dengan ketentuan hukum yang bisa diterapkan dan
norma-norma internasional yang konsisten dari perilaku dan terintegrasi sepanjang organisasi.
Walaupun definisi CSR masih memiliki berbagai versi masing-masing menunjukkan prinsip yang tidak jauh berbeda yaitu sebagai tanggung jawab
sosial perusahaan kepada para pemangku kepentingan untuk berlaku etis sekaligus meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif yang
mencakup aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan yang dikenal sebagai tri bottom
Universitas Sumatera Utara
line dalam rangka mencapai tujuan pembangunan secara berkelanjutan Sinulingga, 2010:.
Menurut Bradshaw dalam Harahap, 2012 , ada tiga bentuk tanggung jawab sosial perusahaan yaitu sebagai berikut :
1. Corporate philanthropy, di sini tanggung jawab perusahaan itu berada
sebatas kedermawanan atau kerelaan belum sampai pada tanggung jawabnya. Bentuk tanggung jawab ini bisa merupakan kegiatan amal,
sumbangan, atau kegiatan lain yang mungkin saja tidak langsung berhubungan dengan kegiatan perusahaan.
2. Corporate responsibility, di sini kegiatan pertanggungjawaban itu sudah
merupakan bagian dari tanggung jawab perusahaan bisa karena ketentuan UU atau bagian dari kemauan atau kesediaan perusahaan.
3. Corporate policy, di sini tanggung jawab sosial perusahaan itu sudah
merupakan bagian dari kebijakannya. Prinsip CSR menurut ISO 26000 : 2010 dalam Jalal 2010 dan Rifeald
2012:27 yaitu berkaitan dengan : 1.
Akuntabilitas Membuktikan kepada seluruh pemangku kepentingan bahwa perusahaan
telah melakukan segala sesuatu dengan benar terkait dampak dengan masyarakat dan lingkungan atas seluruh kegiatan operasional yang
dilakukan oleh perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
2. Transparansi
Perusahaan menyatakan secara transparan seluruh keputusan dan aktivitaas yang memiliki dampak kepada masyarakat dan lingkungan. Untuk itu
perusahaan dituntut atas keterbukaan yang clear, accurate, dan completeness atas seluruh kebijakan, keputusan, dan aktivitas yang
dilakukan. 3.
Perilaku etis Perusahaan harus berperilaku secara etis dengan menegakkan kejujuran,
kesetaraan, dan integritas. Perilaku etis dilaksanakan melalui pengembangan struktur tata kelola yang mendorong perilaku etis,
membuat dan mengaplikasikan standar perilaku etis, dan terus meningkatkan standar perilaku etis.
4. Penghormatan kepada keputusan stakeholder
Perusahaan harus menghormati dan menanggapi seluruh kepentingan para stakeholder. Dalam hal ini yang perlu dilakukan oleh perusahaan adalah
mengidentifikasi, menanggapi kebutuhan, mengenali hak-hak legal dan kepentingan yang sah, serta mengenali kepentingan yang lebih luas terkait
dengan pembangunan berkelanjutan. 5.
Kepatuhan terhadap hukum Sebuah organisasi harus menerima bahwa kepatuhan terhadap hukum
merupakan suatu kewajiban, untuk itu yang harus dilakukan oleh perusahaan adalah patuh terhadap semua regulasi yang berlaku,
memastikan bahwa seluruh aktivitasnya sesuai dengan kerangka hukum
Universitas Sumatera Utara
yang relevan, patuh kepada seluruh aturan yang dibuat oleh perusahaan sendiri secara adil dan imparsial, mengetahui perubahan-perubahan dalam
regulas, serta secara periodik memeriksa kepatuhannya. 6.
Penghormatan terhadap norma perilaku internasional Di negara-negara dimana hukum nasionalnya atau implementasinya tidak
mencukupi untuk melindungi kondisi lingkungan dan sosialnya, perusahaan harus berusaha mengacu kepada norma perilaku internasional.
7. Penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia HAM
Perusahaan harus menghormati serta mengakui pentingnya hak asasi manusia dan sifatnya yang universal. Dalam hal ini yang harus dilakukan
oleh perusahaan adalah ketika ditemui situasi pelanggaran hak asasi manusia, perusahaan harus melindungi hak asasi manusia tersebut dan
tidak mengambil kesempatan dari situasi tersebut, dan apabila tidak ada regulasi dari hak asasi manusia di tingkat nasional, maka perusahaan harus
mengacu pada standar internasional.
Alyson Warhurst dari University of Bath Inggris dalam Sinulingga, 2010:281-282 juga mengungkapkan prinsip – prinsip CSR yaitu sebagai berikut :
1. Prioritas korporat yaitu mengakui tanggung jawab sosial sebagai
prioritas tertinggi korporat dan penentu utama pembangunan berkelanjutan.
2. Manajemen terpadu yaitu mengintegrasikan kebijakan, program dan
praktek ke dalam setiap kegiatan bisnis sabagai satu unsur manajemen dalam semua fungsi manajemen.
Universitas Sumatera Utara
3. Proses perbaikan yaitu secara berkesinambungan memperbaiki
kebijakan, program dan kinerja sosial korporat berdasarkan temuan riset mutakhir dan memahami kebutuhan sosial secara internasional.
4. Pendidikan karyawan yaitu menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan
serta memotivasi karyawan untuk bekerja lebih produktif. 5.
Pengkajian yaitu melakukan kajian dampak sosial sebelum memulai
kegiatan atau proyek baru dan sebelum menutup satu fasilitas. 6.
Produk dan jasa yaitu mengembangkan produk dan jasa yang tidak
berdampak negatif secara sosial. 7.
Informasi publik yaitu memberi informasi dan bila perlu mendidik
pelanggan, distributor, dan publik tentang penggunaan secara aman transportasi, penyimpanan dan pembuangan produk.
8. Fasilitas dan operasi
yaitu mengembangkan, merancang dan mengoperasikan fasilitas serta menjalankan kegiatan yang
mempertimbangkan temuan kaji berdampak sosial. 9.
Penelitian yaitu melakukan atau mendukung penelitian dampaka sosial
bahan baku, prosuk, proses, emisi, dan limbahnya yang terkait dengan kegiatan usaha penelitian yang menjadi sarana untuk mengurangi limbah.
10. Prinsip pencegahan yaitu memodifikasi manufaktur, pemasaran, atau
penggunaan produkjasa sejalan hasil penelitian mutakhir atau mencegah dampak sosial yang bersifat negatif.
Universitas Sumatera Utara
11. Kontraktor dan pemasok yaitu mendorong penggunaan prinsip-rinsip
tanggung jawab sosial korporat yang dijalankan kalangan kontraktor dan pemasok.
12. Siaga menghadapi darurat yaitu menyusun dan merumuskan rencana
menghadapi keadaan darurat dan bila terjadi keadaan bahaya, bekerjasama dengan layanan gawat darurat, instansi berwenang dan komunitas lokal.
13. Transfer of best practice yaitu berkontribusi pada pengembangan dan
transfer praktek bisnis yang bertanggung jawab secara sosial kepada semua industri dan sektor publik.
14. Memberi sumbangan yaitu sumbangan untuk usaha bersama,
pengembangan kebijakan publik dan bisnis, lembaga pemerintah dan lintas departemen pemerintah serta lembaga pendidikan yang akan
meningkatkan kesadaran tentang tanggung jawab sosial.
15. Keterbukaan yaitu menumbuhkan dan mengembangkan keterbukaan dan
dialog dengan para pekerja dan publik, mengantisipasi dan memberi respon terhadap potencial hazard dan dampak operasi, produk, limbah dan
jasa.
16. Pencapaian dan pelaporan yaitu mengevaluasi kinerja sosial,
melaksanakan audit sosial secara berkala dan mengkaji pencapaian berdasarkan kriteria korporat dan peraturan per undang-undangan serta
menyampaikan informasi tersebut kepada dewan direksi, pemegang
saham, pekerja dan publik.
Universitas Sumatera Utara
2.1.5 Pro-Kontra Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Meskipun pemerintah telah menerbitkan undang-undang yang mengatur tentang kegiatan CSR, namun masih adanya perdebatan tentang seberapa penting
perusahaan harus mempunyai tanggung jawab tersebut. Berikut ini adalah alasan para pendukung agar perusahaan memiliki etika dan tanggung jawab sosial :
1. Keterlibatan sosial merupakan respon terhadap keinginan dan harapan
masyarakat terhadap peranana perusahaan. Dalam jangka panjang, hal ini sangat menguntungkan perusahaan.
2. Keterlibatan sosial mungkin akan mempengaruhi perbaikan lingkungan
masyarakat, yang mungkin akan menurunkan biaya produksi. 3.
Meningkatkan nama baik perusahaan, akan menimbulkan simpati langganan, simpati karyawan, investor, dan lain-lain.
4. Menghindari campur tangan pemerintah dalam melindungi masyarakat.
Campur tangan pemerintah cenderung membatasi peran perusahaan. Sehingga jika perusahaan memiliki tanggung jawab sosial mungkin dapat
menghindari pembatasan kegiatan perusahaan. 5.
Dapat menunjukkan respon positif perusahaan terhadap norma dan nilai yang berlaku dalam masyarakat sehingga mendapat simpati masyarakat.
6. Sesuai dengan keinginan para pemegang saham, dalam hal ini publik.
7. Mengurangi tensi kebencian masyarakat kepada perusahaan yang kadang-
kadang suatu kegiatan yang dibenci masyarakat tidak mungkin dihindari.
Universitas Sumatera Utara
8. Membantu kepentingan nasional, seperti konservasi alam, pemeliharaan
barang seni budaya, peningkatan pendidikan rakyat, lapangan kerja, dan lain-lain.
Di pihak lain, alasan para penantang yang tidak menyetujui konsep tanggung jawab sosial perusahaan ini adalah sebagai berikut :
1. Mengalihkan perhatian perusahaan dari tujuan utamanya dalam mencari
laba. Ini akan menimbulkan pemborosan. 2.
Memungkinkan keterlibatan perusahaan terhadap permainan kekuasaan atau politik secara berlebihan yang sebenarnya bukan lapangannya.
3. Dapat menimbulkan lingkungan bisnis yang monolitik, bukan yang
bersifat pluralistik. 4.
Keterlibatan sosial memerlukan dana dari tenaga yang cukup besar yang tidak dapat dipenuhi oleh dana perusahaan yang terbatas, yang dapat
menimbulkan kebangkrutan atau menurunkan tingkat pertumbuhan perusahaan.
5. Keterlibatan pada kegiatan sosial yang demikian kompleks memerlukan
tenaga dan para ahli yang belum tentu dimiliki oleh perusahaan Ahmed Belkaoui, SEA 1984 dalam Harahap, 2012.
2.1.6 Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan
dari penjualan barang atau jasa yang diproduksinya. Profitabilitas bertujuan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba, baik dalam hubungan dengan penjualan, asset, maupun terhadap modal sendiri. Rasio profitabilitas
Universitas Sumatera Utara
mengukur efektifitas manajemen berdasarkan hasil pengembalian yang diperoleh dari penjualan dan investasi. Profitabilitas juga mempunyai arti penting dalam
usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka panjang, karena profitabilitas menunjukkan apakah badan usaha tersebut mempunyai prospek yang
baik di masa yang akan datang.
2.1.7 Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan biasanya dikaitkan dengan seberapa besar asset yang dimiliki oleh perusahaan dan saham yang dimilikinya. Sebab, jika perusahaan
memiliki asset yang banyak, maka dianggap dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap masyarakat dan memiliki pengembalian modal, asset, dan juga
saham. Ada dugaan bahwa perusahaan kecil akan mengungkapkan lebih rendah kualitasnya dibandingkan perusahaan besar. Hal ini karena ketiadaan sumber daya
dan dana yang cukup besar dalam laporan tahunan. Perusahaan yang berukuran lebih besar cenderung memiliki public demand akan informasi yang lebih besar
dibandingkan dengan perusahaan kecil Waryanti, 2009 dalam Ira, 2013.
2.1.8 Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham. Semakin tinggi
harga saham semakin tinggi pula nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi
menunjukkan kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Kekayaan pemegang
Universitas Sumatera Utara
saham dan perusahaan dipresentasikan oleh harga pasar dari saham yang merupakan cerminan dari keputusan investasi pendanaan financing dan
manajemen asset Susanti, 2010 dalam Alfredo, 2011. Terdapat perbedaan antara meningkatkan nilai perusahaan dengan maksimalisasi laba. Perusahaan
biasanya lebih menekankan pada peningkatan nilai perusahaan daripada peningkatan laba. Perbedaan antara memaksimalkan nilai value perusahaan
dengan memaksimalkan laba profit perusahaan yaitu : 1.
Maksimalisasi nilai perusahaan memperhitungkan tingkat risiko dan arus pendapatan, sedangkan maksimalisasi laba.
2. Untuk memaksimalkan nilai perusahaan kita harus memperhitungkan arus
laba jangka panjang dan nilai waktu daripada uang, hanya saja maksimalisasi laba dalam jangka panjang merugikan perusahaan.
3. Maksimalisasi nilai menghindari masalah perbedaan kualitas pada arus
dana, angka laba lebih bervariasi yang bergantung kepada kebiasaan akuntansi yang digunakan dan mengutamakan pada arus kas atau dana
bukan tergantung pada bentuk pengukuran laba Kasmir, 2010.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Penelitian Terdahulu
Tabel berikut ini merupakan beberapa hasil penelitian terdahulu yang menjadi acuan ataupun perbandingan dalam penelitian skripsi ini :
Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu
NO PENELITI
dan TAHUN
JUDUL VARIABEL
HASIL PENELITIAN
1
Wihardjo 2014
Analisis Faktor- Faktor Yang
Berpengaruh Terhadap Nilai
Perusahaan Studi pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di BEI
Tahun 2009-2011 Variabel
Independen: DER, DPR, ROA, Firm
Size Variabel
Dependen: nilai perusahaan
Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa variabel DER, ROA,
DPR, dan Size berpengaruh
positif signifikan
terhadap Nilai perusahaan.
2
Andi 2013
Pengaruh Karakteristik
Perusahaan Terhadap
Pengungkapan CSR Pada
Perusahaan Perbankan Yang
Tercatat Di Bursa Efek
Indonesia Variabel
Independen : ukuran perusahaan,
umur perusahaan, ROA, ukuran
dewan komisaris, leverage
Variabel Dependen: CSR
Penelitian ini menyimpulkan
size, umur perusahaan,
ROA, ukuran dewan
komisaris, dan leverage
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap CSR
dalam laporan tahunan
perusahaan
3
Alfredo 2011
Pengaruh Kinerja Keuangan
Terhadap Nilai Perusahaan
Kebijakan Dividen Sebagai Variabel
Moderating Pada Perusahaan
Manufaktur Di Variabel
Independen: kinerja keuangan
Variabel Dependen: nilai
perusahaan Hasil penelitian
menunjukkan hanya
profitablitas berpengaruh
positif signifikan
terhadap nilai perusahaan
Universitas Sumatera Utara
Bursa Efek Indonesia
dibandingkan dengan
likuiditas, leverage, dan
kebijakan dividen.
4
Vendi 2010
Pengaruh Struktur Kepemilikan Dan
Ukuran Perusahaan
Terhadap Manajemen Laba
Earnings Management
Dalam Industri Manufaktur Dan
Non Manufaktur Periode 2001-2006
Di Indonesia Variabel
Independen: struktur
kepemilikan dan ukuran perusahaan
Variabel Dependen:
manajemen laba Struktur
kepemilikan perusahaan
berpengaruh negatif terhadap
manajemen laba untuk
perusahaan non manufaktur.
ukuran perusahaan tidak
berpengaruh signifikan
terhadap manajemen
laba pada perusahaan
manufaktur dan non manufaktur.
5
Sembiring 2005
Karakteristik perusahaan dan
pengungkapan tanggung jawab
sosial Variabel
Independen: Size perusahaan, profile,
ukuran dewan komisaris, leverage
profitabilitas. Variabel
Dependen: Pengungkapan
tanggung jawab sosial
size perusahaan, profile dan
ukuran dewan komisaris
berpengaruh positif terhadap
pengungkapan CSR
perusahaan. Sedangkan
tingkat leverage dan
profitabilitas berpengaruh
negatif terhadap pengungkapan
CSR perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
2.3 Kerangka Konseptual